Review by Ftrohx
Ah, ini dia komik detektif lokal yang menggebrak di tahun 2017 dan masih berjalan sampai sekarang. Vigilante alias Petualangan Detektif Rena. Meski, komiknya masih on going sih, tapi saya coba review dari chapter-chapter yang sudah keluar.
Sinopsis
Di sebuah SMA elit, entah di Jakarta atau bukan. Terdapat Rena, seorang siswa cantik, sexy, nan jenius (waduh lengkap). Hahaha, izinkan saya terbahak-bahak sebentar.
Entah, kenapa mengingat Rena si tokoh utama ini saya jadi ingat dengan Sherlock Holmes Benedict Cumberbatch dengan segala kehebohannya di tahun 2012-2013.Cumberbatch yang mengubah sejarah cerita detektif populer di dunia. Dia tinggi, tampan, dan sexy 0dipuja banyak wanita. Sherlock Cumberbatch yang bikin kehebohan di internet. Jika ingin lihat contoh kehebohan high function sociopath ini, kamu bisa mampir ke blognya mbak Swastika Nohara.
Bukannya, saya nggak suka Sherlock Cumberbatch, saya suka kok, di blog ini juga ada review filmnya. Cuma kita tahu -terutama anak cowok- mengkritik bahwa Sherlock Cumberbatch banyak fan servicenya.
Nah, Ringgo melakukan persis seperti itu, cuma sebaliknya. Bagaimana jika kita bikin detektif seperti Sherlock (Cumberbatch) yang tampan dan mempesona. Yang bikin heboh para pembaca, yang punya banyak fan service. Yang jenius dan juga sexy. Dan bagaimana jika kita lakukan itu dengan karakter cewek.Lebih gila lagi, dia adalah anak SMA. Dan itulah Rena sang detektif sekolah yang jenius seperti Sherlock dan fan service seperti Cumberbatch (hanya saja dalam wujud cewek). Hahaha.
Bab pertama, dibuka dengan adegan seorang pemuda tampan -yang bekalangan diketahui bernama Candra. Dia ingin berangkat ke sekolah, namun dia melihat kebohongan dari seorang tukang sayur dan Ibu-Ibu yang menawar sayuran. Dia benci dunia yang penuh dengan kebohongan, tapi dia tidak bisa berbuat banyak.
Lalu adegan berpindah ke dua cewek SMA yang bertemu di jalan, dia adalah Rena dan sahabatnya, Nia.Rena melihat sepatu si Nia dan dia langsung memaparkan deduksi ala Sherlock Holmes, huhuhu. Dia bilang begini dan begitu, sampai kemudian dia menyimpulkan bahwa sepatu yang dikenakan si sahabat adalah sepatu baru.
Berlanjut ke bab selanjutnya. Cerita tentang seorang siswa yang kehilangan laptopnya di kelas. Dia meminta bantuan Rena si detektif sekolah. Dan dari sinilah cerita panjang itu dimulai. Saya nggak ingin banyak spoiler, jadi baiknya kamu langsung mampir aja ke Ciayo Comic dan cari judul Vigilante, hihihi.
Review plus kritik
Rena dia terlalu, apa ya istilahnya kaku seperti mesin pengungkap kebohongan, tapi juga masochist. Huhuhu, gambar yang disampaikan oleh Ringgo. Sungguh berbeda dengan apa yang keluar dari mulut Rena yang pedas, analitik, dan to the point itu.
Saya sempat kepikiran –berkhayal tepatnya. Apa jangan-jangan, Rena ini adalah anaknya Diva Anastasia? Kamu tahu si Diva kampret Supernova yang heboh di tahun 2001 itu. Dia adalah cewek sexy, supermodel, sekaligus jablay dengan intelijensia tingkat tinggi. Saya membayangkan suatu ketika di tahun 2001 Diva melakukan one night stand, entah dengan Gio atau mungkin Ferre, dan 8 bulan kemudian, lahirlah si Rena ini, huhuhu. Makanya Rena seperti itu, dia rada kaku seperti Ferre, jenius seperti Diva, dan kadang rada-rada jablay juga dengan pose-pose menggodanya di akhir chapter, hahaha, haduh.
Dari gaya bahasa dan cara berpikir Rena, jelas dia melampaui batasan anak SMA. Dia seolah sudah memiliki begitu banyak pengalaman hidup, bahkan lebih dari mereka yang sudah lulus S1.Itu bagus sesungguhnya untuk jadi tonjokkan untuk para pembaca. Namun di sisi lain, Ringgo menggambarkan Rena terlalu sexy untuk ukuran anak SMA, tepatnya banyak foto sexy Rena yang bertebaran di tiap chapter. Saya membaca komentar pembaca yang lain tentang ini, mereka bilang bahwa Ringgo terlalu banyak fan service. Entah, saya tidak tahu apakah ini karena tuntutan dari penerbit atau mungkin inisiatif Ringgo sendiri.
Sedangkan untuk kasus-kasus detektif yang disajikan. Sederhana, namun dengan penyajian yang brutal. Rena ini beraliran Sherlockian murni, sudah lama saya nggak melihat karya penulis lokal yang seperti ini, setelah terakhir Irfan Nurhadi dengan Detektif Alfa-nya. Dia melihat suatu kasus dengan mata dan tangannya. Dia mengamati dan menemukan informasi yang tidak dilihat oleh orang lain. Dan kemudian dia memaparkannya secara sempurna.
Beda dengan detektif lain yang mengandalkan pengetahuan forensik atau permainan psikologi dan logika. Rena, benar-benar pure analitik. Dia memaparkan apa yang dia lihat, bukan dari pengetahuan lain ataupun imajinatif. Bahkan untuk sebuah kasus yang sebenarnya sepele, seperti mencari laptop yang hilang. Meski, iya masih ada satu-dua lubang dalam pemaparan deduksi.
Tokoh lainnya yang juga mengambil panggung adalah Nia. Si Watson dalam komik ini. Nia menjadi side kick dari Rena, sekaligus tukang fotonya Rena. Lebih gila lagi, Nia membuat akun instagram untuk Rena. Asli, saya teringat di season-season awal Sherlock BBC One, di mana John Watson sibuk membuat blog tentang Sherlock Cumberbatch, hahaha. Jika Rena adalah sosok yang kaku dan bergerak seperti mesin, maka Nia dia tipikal gadis pirang yang ceria.
Lalu ada Arya, cowok culun berkacamata yang common ala-ala anime sekolahan. Dan Ferra si cewek anak orang kaya yang pulang sekolah dijemput supir berbadan besar. Lalu yang lebih parah lagi, adalah Candra si detektif sekolah. Melihat Candra dengan iris matanya yang merah itu, saya langsung teringat dengan Detektif Yakumo. Namun sikapnya Candra yang cool mengingat saya dengan Light Yagami, hahaha. Satu orang macam Rena saja sudah jadi bencana di sekolah, apalagi dua, huhuhu.
Setelah kasus hilangnya laptop dan pertemuan dengan Candra. Kasus yang terbaru adalah cerita dari Ferra, di mana laptopnya ada, namun pemilik laptopnya yang nggak ada. Jujur, sampai saat ini saya masih menduga-duga arah cerita komik ini mau ke mana. Apakah akan jadi sebuah master piece atau komik lokal biasa. Dan saya dapat bocoran dari si penulis bahwa nanti, anak-anak muda ini akan menangani sebuah kasus pembunuhan.
Konklusi
Untuk gambar komik ini saya kasih poin A, kasus yang dihadapai, plot, dan pemaparan deduksi adalah B+. Hanya saja, untuk penokohan terutama tuk Rena B-. menurut saya.
Nb: Sebenarnya, saya sudah menunggu sejak sangat lama muncul penulis komik lokal seperti Ringgo yang bikin sebuah komik detektif eksentrik. Rena dalam hal ini adalah tokoh yang eksentrik, namun seperti kritik dari teman-teman gaya Rena terlalu mencoba untuk jadi seperti Sherlock Holmes. Kami berharap, mungkin akan ada perbaikan terhadap Rena di bab-bab selanjutnya. Membuat Rena menjadi lebih alami, lebih lues, dan mungkin rapuh pada titik tertentu.
. . .