By Ftrohx
Bicara tentang DC Extended Universe vs Marvel Cinematic Universe, saya jadi ingat kisah lama antara Apple Computer dengan IBM PC di era 80an. Alkisah Steve Jobs dan Wozniak melihat Altair yaitu komputer personal pertama di dunia. Lalu gara-gara itu mereka terinspirasi menciptakan PC mereka sendiri.
Intinya sederhana, siapa yang mengambil langkah duluan maka dialah pemenangnya. Dan Apple Computer mengambil peluang itu. Mereka menciptakan Machitosh yang menjadi komputer personal pertama yang populer di dunia, terutama dengan tampilan desktop dan mouse-nya. Sedangkan si pesaing, IBM bekerja sama dengan Microsoft menciptakan komputer personal dengan DOS, di mana kamu harus mengetik banyak perintah yang rumit agar komputer itu berjalan. Jelas, Apple Machitosh jauh lebih superior dibanding IBM PC pada masa itu. Tapi kemudian IBM PC dan Microsoft berkembang maju, dan di era 90an mereka menguasai pangsa pasar komputer rumahan.
Ok, kembali ke DCEU dan MCU. DC kita tahu, mereka menguasai pasar komik Amerika jauh lebih dulu dibanding Marvel. Tapi untuk urusan film, saya melihat Marvel Cinematic Universe mengambil langkah penting lebih dahulu, terutama dengan Ironman Robert Downey Jr-nya.
Saya mengingat Ironman yang pertama, awal saya pesimis dengan manusia besi macam ini.
Kebetulan masa itu, saya lagi ngefans-ngefansnya dengan Batmannya Christian Bale n Christopher Nolan. Mereka brilliant, punya cerita yang mind-bending dan visual yang keren (pada saat itu). Hingga kemudian muncul, The Dark Knight Rises dengan pertarungan yang kacrut itu antara Batman vs Bane. Disini saya mulai berpikir ulang tentang Batman DC Christopher Nolan. Hayolah, orang Indonesia aja bisa bikin koreografi pertarungan yang lebih bagus dari itu (seperti The Raid contohnya)
Bicara tentang Ironman, saya mulai excited dengan dia ketika masuk di Ironman 2, lalu Robert Downey Jr. juga bermain di film Sherlock. Wah, orang ini luar biasa.
Sedangkan DC meluncurkan Man of Steel sebagai pembuka dari DC Extended Universe. Henry Cavill aktor Inggris dari film Immortal tiba-tiba masuk di sana sebagai Superman. Cavill sungguh aktor sangat keren, apalagi ada Christopher Nolan di jajaran produser-nya. FIlm ini sejak trailer pertamanya muncul, membuat saya berekspektasi tinggi. Sayangnya, harapan saya tidak sampai di sana saat menontonnya di bioskop.
Ceritanya bagus, bagaimana mereka memulai cerita Superman kembali dari awal.
Sayangnya, terlalu banyak yang ingin mereka masukan dalam film berdurasi pendek itu. Rasanya terlalu cepat Clark Kenti sampai di posisi di mana dia adalah seorang Superman, dan satu lagi masalah flash back di planet Krypton, rasanya itu sangat tidak perlu. Yang saya harapkan adalah sebuah petualangan, tapi yang saya dapatkan dari Man of Steel adalah film Dragon Ball (tepatnya Son Goku) versi Hollywood.
Seandainya bisa diedit, seandainya saya punya KUASA. Harusnya cerita Man of Steel lebih fokus pada misteri siapa sebenarnya Clark Kent dan pencarian jati dirinya, dan bukan langsung jadi manusia super. Apalagi ada Jenderal Zod langsung muncul di sana. Jujur saya lebih suka cerita Superman versi Earth One di mana Jenderal Zod justru jadi musuh utama di volume ketiga.
Lanjut ke Batman vs Superman: Dawn of Justice. Film ini KEREN. Jujur saya menikmatinya. Tapi apa mau dikata, secara rating di rotten tomatos dia hancur.
Ok, sebenarnya saya punya solusi. Ah, seandainya masa lalu bisa diedit, Batman vs Superman, harusnya dipecah jadi tiga film. Pertama sequel dari Man of Steel dulu, yang harusnya di Man of Steel dia berhadapan dengan Jenderal Zod. Kedua film Batman itu sendiri, pemanasan sebelum masuk ke Dawn of Justice. Dan ketiga, baru masuk Dawn of Justice di mana si Batman n Superman bertemu dengan Wonder Woman.
Sayangnya, Zack Synder memaksakan diri mengumpulkan tiga film itu dalam satu film yaitu BvS: Dawn of Justice. Di versi film bioskop, banyak orang yang mengkritik, ini kok banyak plot hole-nya ya? Kok mendadak karakter pindah ke sini dan ke situ tanpa cerita yang jelas. Sedangkan yang versi DVD orang-orang mengkritiknya, durasinya kepanjangan 3 jam. Huhuhu. Asli, saya turut merasakan beban yang dipanggul Om Zack dengan segala macam kritik itu. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur.
Dan bagian terberat menjadi Batman adalah dibandingkan dengan versi sebelumnya karya Christopher Nolan. Jelas versi sebelum punya cerita yang sangat kompleks, plus dengan eksekusi yang begitu mulus. Meski Christian Bale bukan Batman yang sempurna, tapi dia punya cerita yang lebih greget daripada Batman di BvS: Dawn of Justice (dan penonton menikmati itu)
Ok, beban terbesarnya mungkin karena mereka mengejar target.
Selisih dua bulan sebelum BvS keluar MCU mengeluarkan Captain America Civil, dan sebelumnya mereka juga telah mengeluarkan Avengers: Age of Ultron. Jelas MCU melangkah lebih jauh. Seandainya saja DCEU bertindak lebih cepat, atau setidaknya membuat satu film Superman (lagi) atau satu film Batman dahulu sebelum masuk ke BvS: Dawn of Justice, saya yakin mereka mengimbangi MCU dan Avengers-nya.
Selanjutnya muncul Suicide Squad, awalnya saya excited dengan film ini. Trailernya, iklannya, wah keren ini. Banyak karakter-karakter baru dari DC Universe yang belum pernah dibuat versi live-action muncul di sini. Ada Dead Shot, Harley Quiin, Enchartes, dll.
Di sini ada Joker baru yang diperankan oleh Jared Leto.
Si Joker dengan gigi palsu, dan tubuh yang penuh dengan tato. Oh iya, sebelumnya saya ingat Jared Leto bermain di Fight Club, menjadi si Angel Face yang dihajar habis-habisan oleh Tyler Durden. Mungkin Joker Leto adalah versi evolve dari Angel Face di Fight Club begitu pikir saya.
Hingga kejutan itu datang yaitu Batman Affleck yang juga muncul di sini.
Sungguh sial, Batfleck menurut saya nggak cocok untuk ditandingkan dengan Joker Leto ini. Batfleck adalah monster penghancur, sedangkan Leto cuma seorang boss mafia dengan ribuan tato dan cewek sexy di sampingnya. Leto lebih cocok jadi minion Joker daripada memegang tahta King of Clown itu sendiri. Meski begitu Suicide Squad mendapat banyak penonton, namun dari segi review kamu tahu sendiri mereka anjlok.
Di sinilah semuanya berantakan.
Saya sangat berharap Suicide Squad berada di Universe yang berbeda dengan BvS: Dawn of Justice, tapi sayangnya mereka buat film itu di satu Universe, DCEU. Lebih buruk lagi, ada Batman Ben Affleck sebagai cameo di sana. Huhuhu. Asli, saya lebih suka plot Mandarin palsu di Ironman 03 daripada melihat Joker Leto dan Batman Affleck saling berhadapan. Tambahan: dengan kesuksesaan, Suicide Squad, kita mendapati kabar bahwa DC akan membuat sequelnya, Suicide Squad vol 02. Lalu katanya, mereka juga bikin spin off kisah Joker dan Harley Quiin, huh luar biasa.
Kemudian disinilah puncaknya, Wonder Woman 2017. Dan chaos itu makin bertambah jadi.
Sungguh saya suka Gal Gadot, dia supercantik dan punya tubuh yang sangat sexy. Pokoknya dia superkeren di film ini, seolah dia mamang sudah ditakdirkan untuk jadi Wonder Woman sejak dari lahir, hahaha. Saya melihat ide dari film Wonder Woman sendiri bukan sesuatu yang baru. Seperti menggabungkan dua film sekaligus, Captain America First Avengers yang bersetting perang di masa lampau, dan cerita mitologi Dewa yang menjadi superhero, Thor si Putra Odin. Gabungkan keduanya, dan buat versi perempuan, jadilah Diana the Godkiller, Daugther of Zeus.
Filmnya mendapat rating bagus di rotten tomatos dan Imdb. Tapi media terus membesar-besarkannya. Dan dari sini, kita mendengar kabar bahwa saat ini mereka bersiap untuk melakukan produksi Wonder Woman jilid 2. Asli, melihat situasi yang terjadi Wonder Woman menjadi pukulan telat untuk film THE BATMAN-nya Ben Affleck yang bahkan belum diproduksi, huhuhu.
Dari media-media kita tahu situasinya, Febuari lalu Ben Affleck bilang bahwa dia akan membuat film THE BATMAN dimana dia adalah penulis, sutradara, sekaligus bintang utamanya. Tentu para fans Dark Knight (termasuk saya) sangat excited dengan kabar ini. Terlebih di film BvS: Dawn of Justice, Batman Affleck menunjukan sajian yang bagus yang tidak saya dapati di Batman-nya Om Nolan. Si Batman baru ini punya aksi-aksi yang brutal dan koreografi yang handal, beginilah seharusnya aksi sang Dark Knight dibuat.
Lalu kemudian pada bulan maret, kita mendapati kabar, Ben Affeck nggak jadi sutradara, dia cuma jadi pemeran aja di film The Batman. Terus saat film Wonder Woman keluar dan begitu hive, kita mendapatkan kabar lagi, film The Batman nggak jadi diproduksi.
Lalu juni kemarin, kita mendapati kabar. Film The Batman jadi diproduksi, hanya saja di luar dari DC Extended Universe. Lalu kita dikejutkan dengan kabar. “Hei Martin Scorsese pengen bikin film JOKER Origin yang di luar DC Extended Universe dengan pemeran Joker baru (bukan Jared Leto).” Ckckck… Benar-benar sinting maksud saya. Dan ada Joker baru, "lalu apa artinya Joker jika tanpa Batman?" Apakah akan ada Batman baru di filmnya Martin Scorsese? I don't know, kita tunggu aja info lebih lanjut dari mereka.
Kembali ke Batman Affleck, dua hari yang lalu sang sutrada Matt Revees, nulis di laman twitternya. Film The Batman tentang jadi loh, dia masuk di DC Universe hanya saja dia stand alone, sendiri tanpa ada cameo dari karakter lain di film DC sebelumnya. What the fcxk.
Jujur, saya sebagai orang awam penuh dengan tanya, apa sih yang sebenarnya terjadi di DC Extended Universe saat ini? Kok begitu banyak kontradiksi? Begitu banyak pernyataan dan begitu banyak ralat dari mereka sendiri. Dibanding dengan superhero DC Universe yang lain, seperti Wonder Woman, Aquaman, The Flash, dan Cyborg, Mereka sudah punya jadwal produksi mereka sendiri. Tapi The Batman ini yang nggak jelas, padahal The Batman menurut saya sangat layak untuk diciptakan versi filmnya. Terserah mau yang versi Ben Affleck n Matt Revees, atau versi Martin Scorsese n Todd Phillips.
Melihat situasi yang rentan pada saat ini.
Harapan saya, Justice League 2017 bisa jadi turn-back bagi mereka. Sungguh tuk saya, film ini bukan sekedar pertaruhan hidup-mati Batman melawan Steppenwolf, tapi juga Ben Affleck melawan jumlah penonton (dan tuntutan para direksi). Jika Justice League sukses kemungkinan besar The Batman akan segera dibuat. Tapi jika Justice League gagal seperti Batman vs Superman: Dawn of Justice… Maka, kemungkinan besar The Batman tidak akan dibuat. Sungguh, walaupun saya cuma seorang fans yang ada di ujung dunia, saya juga dag dig dug menanti masa depan film itu.
. . .
Kali ini jalur DC emang sedikit ngelag ketimbang rival nya.
ReplyDeleteDari segudang superhero DC, hanya Batman yang memiliki aura magnetis tersendiri. Mau di bikin oleh siapapun tetap saja menarik, berbeda dengan si S yg kadang sudah melekat pada sosok tertentu.
Suatu film adaptasi superhero saya rasa wajib didahului dengan prinsip Hero to Zero, bagaimana proses perjuangan calon superhero menjadi superhero sesungguhnya.
Di dunia Anime, Kisah Naruto adalah contoh terbaiknya.. dan di dunia Live Movie baru Batman Begins, Ironman, Captain Amrik,Spiderman (sam raimi) dan Xmen First Class yg membekas di hati saya.
Sebuah Proses Perjuangan adalah kenikmatan yg membuat kisah semakin menawan..
Mereka terlalu buru-buru, sehingga fondasinya kurang kuat, huhuhu.
Delete