Wednesday, April 23, 2014
Informan dan Baker Street Irregular
By Ftrohx
Sebenarnya sejak pertama kali saya niat bikin novel crime thriller, saya pengen banget menciptakan karakter detektif yang Grande.
Detektif yang kuat, genius, dan memiliki pengaruh yang sangat besar. Detektif yang memecahkan kasus super-rumit yang tak terpecahkan oleh detektif lain.
Saya ingin menciptakan detektif legendaris seperti L. Lawliet dari Death Note, Hercule Poirot dari Agatha Christie, Sherlock Holmes ataupun Arsene Lupin, dan sebagainya.
Sayangnya sampai sekarang saya masih belum punya energi ataupun pengetahuan yang cukup untuk menciptakan detektif yang Grande.
Dan saat itu saya berpikir, bagaimana jika membuat dari yang sederhana terlebih dahulu. Dari karakter kecil tapi terkait dengan sang detektif.
Pas itu saya ingat sebuah buku yang saya baca di rumah teman lama. Judulnya 'Baker Street Irregular' ini tentang bocah-bocah Baker Street yang bekerja sebagai informan untuk Sherlock Holmes, tapi mereka lebih dari sekedar informan yang hanya mengumpulkan informasi, bocah-bocah Baker Street ini juga belajar deduksi dan metode detektif dari Sherlock Holmes, bahkan beberapa dari mereka bisa memecahkan kasus kriminal sendiri tanpa Holmes.
Seperti para Space Monkey yang belajar dan patuh pada Tyler Durden. Bocah-bocah Baker Street bukan sekedar anak-anak freelance yang bekerja untuk Holmes, mereka juga merupakan murid dari Holmes, tepatnya murid yang tidak pernah disebut murid. Yang unik lagi dari bocah-bocah Baker Street, mereka tidak mau disebut detektif meski mereka punya kemampuan detektif. Mereka bilang selama Holmes masih ada atau selama mereka belum melampaui Holmes mereka tidak mau disebut detektif., mereka hanya ingin disebut sebagai The Irregular.
Terinpirasi dari The Irregular inilah saya menciptakan karakter Azra sang Informan dan Jay si Informan.
Azra dan Jay, sama-sama memiliki skill penyelidikan yang tinggi, mereka jago analisis dan deduksi. Tapi mereka berdua tidak mau disebut sebagai detektif, karena mereka merasa belum layak menjadi detektif.
Detektif memiliki tanggung jawab moral untuk menyelesaikan sebuah kasus, apakah mereka mampu atau tidak mampu memecahkannya, sebuah kasus harus tetap mereka pecahkan. Dan ketika sebuah kasus tidak berhasil mereka pecahkan, maka nama mereka akan dikenal di seluruh dunia sebagai pecundang. Ini benaran banyak orang yang sudah kena tulah gelar 'detektif' banyak banget. Kamu bisa mencari dibeberapa kasus pembunuhan di wikipedia. Beberapa detektif yang mencoba mengungkap kasus besar, namun sampai akhir hayat mereka kasus itu tetap tidak pecahkan. Dan nama mereka tercoreng di sana sebagai orang yang tidak kompeten selama-lamanya.
Karena alasan inilah kenapa saya menggunakan karakter informan untuk beberapa projek saya. Informan tanggung jawabnya hanyalah memberikan informasi apa yang dibutuhkan klien, setelah itu masalah analisis dan sebagainya itu urusan klien sendiri. Informan tidak punya tanggung jawab untuk memecahkan kasus namun jika kasus berhasil mereka pecahkan itu adalah bonus tersendiri.
Tapi seperti yang saya bilang di atas, saya juga masih penasaran untuk menciptakan karakter detektif. Satu karakter detektif yang selama beberapa tahun ini menghantui saya, yaitu Ming si detektif bayangan atasan dari Azs sang informan.
. . . .
Tuesday, April 15, 2014
Pertemuan dan Kasus Pertama
By Ftrohx
Banyak kisah bagaimana sebuah cerita detektif di mulai.Tentu saja, kisah tersebut harus memorable, harus tidak mudah terlupakan.
Log lines 1
Seorang pemuda baru kembali lagi ke Kota-nya, dia mencari pekerjaan normal setelah misi-nya yang gagal di luar negeri. Dia mencari sebuah kos-kosan untuk tempat tinggal. Dan dari kenalannya dia menemukan sebuah tempat yang murah tapi bagus.
Awalnya dia memang curiga, kenapa sebuah kamar kos yang luas bersih dan memiliki fasilitas lengkap di sewakan dengan bayaran yang murah.
Lalu setelah bertemu dengan teman satu kosan-nya si pemuda baru tahu alasan kenapa sewa kosan-nya begitu murah. Karena tidak ada yang mau satu kosan di sana bersama dengan seorang psikopat pengangguran yang tiap hari dikejar-kejar polisi.
Log lines 2
Suatu pagi di kantor detektif swasta yang sepi, muncul seorang wanita misterius yang sexy dengan gaun hitam, topi, dan cangkok tembakau yang panjang.
Wanita itu mengaku sebagai seorang janda yang suaminya tewas terbunuh!
Log lines 3
Suatu pagi di kantor detektif swasta yang hampir bangkrut karena terlilit hutang, tiba-tiba muncul seorang wanita cantik dan pintar yang melamar pekerjaan sebagai sekretaris.
Si detektif yang (tentu saja) tidak mampu untuk bayar sewa kantor. Berpura-pura bahwa usaha-nya sukses. Secara ajaib pula ada sesuatu (seperti suara-suara) yang menuntun sang detektif untuk mempekerjakannya.
Dan betul saja, tak lama si sekretaris baru itu bekerja, sang detektif ketiban rezeki nomplok dapat kasus yang melibatkan uang sampai 10 juta poundsterling !
Log lines 4
Seorang Polwan menemukan jasad korban pembunuhan di pinggir Rel kereta api, sang polwan melaporkan kepada atasannya, dan si atasan memerintahkan si polwan untuk menyelidiki kasus tersebut. Si atasan memberikan rekomendasi ahli forensik kepada si Polwan.
Si ahli forensik itu tinggal tidak jauh dari tempat tinggal-nya, di sebuah blok perumahan. Tak disangka si ahli forensik itu tidak tampan, tidak tinggi, dan yang lebih buruk lagi dia tidak bisa buang air sendiri karena si ahli forensik menderita kelumpuhan akibat trauma di tulang belakang.
Si polwan frustasi, bagaimana mungkin orang yang lumpuh ini dapat memecahkan kasus, dia tidak percaya. Namun dalam perjalanannya bukan hanya kasus pembunuhan berantai yang dipecahkan oleh si ahli forensik tapi juga hati polwan yang beku itu kembali hangat.
Log lines 5
Seorang detektif senior yang baru saja pesiun, tiba-tiba di panggil kembali untuk sebuah tugas di lapangan.
Bersama dengan anggota secret service yang cantik, dia menyelidiki penculikan anak seorang pejabat tinggi pemerintah yang terjadi di sebuah sekolah elit.
Log lines 6
Seorang perwira muda polisi yang berprestasi diberikan tugas oleh mentornya untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai terhadap wanita-wanita muda.
Dalam penyelidikannya pelaku pembunuhan berantai itu terkait dengan pelaku pembunuhan sekaligus dokter kejiwaan yang saat ini sedang di penjara.
Si Polwan muda inipun memberanikan diri untuk bertemu dengan tahanan yang merupakan pembunuh paling genius yang ada di Amerika, untuk mencari petunjuk siapa pembunuh berantai yang menanamkan kepompong di dalam mulut korbannya.
Log lines 7
Suatu pagi seorang mahasiswi cantik memberanikan diri untuk pergi ke kosan pria. Dia pergi ke sana atas saran seorang teman, untuk bertemu dengan anak muda yang 'katanya mereka' bisa melihat hantu.
Tak di sangka anak muda itu cukup tampan dan memiliki sorot mata yang tajam.
Si Pemuda sedang bermain judi kartu dengan mahasiwa lain, dan menang,
Namun si mahasiswi cantik tahu bahwa pemuda tampan ini bermain curang dengan trik sulap.
Monday, April 14, 2014
Hujan dan angka yang sempurna
Hujan dan angka yang sempurna
By Ftrohx
Hujan di Jakarta adalah sebuah paradoks
Hujan di Jakarta adalah sebuah kesejukan setelah kamu berhadapan dengan panas macet dan debu.
Hujan adalah obat untuk Jakarta, untuk menghilangkan rasa marah dan frustasi.
Hujan membuat mu bisa terdiam dan merenung sejenak dari segala keterburu-buruan mu.
Aku melangkah keluar dari warnet dan gerimis langsung menyapa ku.
Melirik jam digital di handphone ku sudah pukul satu siang lewat lima.
Betapa beruntungnya aku bisa hidup di kota ini.
Aku bersyukur bisa menikmati hujan gerimis setelah tadi siang benar-benar panas.
Iya, menurut ku hujan di Jakarta adalah hujan terbaik di seluruh dunia.
Berbeda dengan hujan di London, Tokyo, maupun Los Angeles.
Di sini hujan benar-benar sebuah berkah.
Di sini hujan benar-benar indah, seperti sebuah mahakarya.
Kamu tidak pernah tahu kapan hujan itu muncul, namun ketika muncul dia menghapus semua emosi negatif.
Dia memadamkan kemarahan dan menghanyutkan kesedihan.
Aku dengar mereka menyebutnya dengan aroma petrichor, aroma dari percampuran antara bakteri di tanah dan rerumputan dengan air hujan.
Aroma yang membuatmu lebih tenang dan lebih bahagia.
Aku setuju dengan itu.
. . .
Aku pikir Kota ini sangat cocok sekali dengan hujan apalagi dengan kopi panas dan sebuah cerita detektif.
Harusnya Holmes diciptakan di Kota ini dan bukannya London.
Kamu tahu begitu banyak kisah kriminal di kota ini.
Begitu banyak frustasi, begitu banyak rasa sakit
Dan begitu banyak individu merasa takut akan apa yang terjadi di hari esok.
Seandainya saja ada yang bisa mengubahnya menjadi lebih baik seperti sebuah hujan yang membersihkan debu di jalanan.
Hujan memang nyaris sempurna.
Tapi lebih baik lagi jika ada seseorang di Kota ini yang percaya akan keadilan dan kebaikan hati.
Kamu tahu hujan adalah inspirasi
Hujan membuka tirai-Nya yang tertutup.
Hujan membuka rahasia-rahasia yang selama ini tidak kamu ketahui
Hujan terkadang berbisik pada mu dan bilang apa yang sebenarnya terjadi.
Hujan membuat merenung dan menemukan apa yang harus kamu temukan.
Dia membawamu ke sebuah istana dan membanjirimu dengan informasi yang kamu cari.
Hujan selalu membuat kisah menjadi dramatis.
Bahkan hal yang sederhana pun bisa menjadi sangat mengagumkan seperti Perfect Number-nya Keigo Higashino.
"Hei bagaimana kasusnya?" sapa Polwan cantik di hadapanku.
Inspektur Satu Julie, dia berdiri di depan pintu Toyota Yaris warna hitam miliknya.
Dia tidak mengenakan seragam, melainkan setelan biasa seperti karyawan kantor. Blus warna biru gelap dengan kemeja putih dan celana denim.
Dia menggenggam sebuah kopi panas dan memberikannya ke tanganku.
"Pasangan suami istri terbunuh, TKP-nya adalah rumah mereka sendiri, tempat itu di buat berantakan dan mobil korban hilang dari TKP," ucapku.
"Perampokan?"
"Aku rasa tidak,"
"Balas dendam."
"Iya paling mungkin sih itu, pelaku membuat seolah perampokan tapi jelas tidak ada yang benar-benar di rampok."
Aku duduk di kursi di samping kirinya dan dia yang memegang setir.
Hampir lupa aku menjelaskan ciri-nya, dia memiliki kulit putih, hidung mancung, mata agak sipit, dan rambut agak pirang, sangat cantik dan nyaris sempurna.
Huh, aku hanya bisa menarik nafas panjang setiap kali melihat wajahnya.
Rasanya ada yang harus kukatakan, sebelum semuanya terlambat.
"Setelah dari TKP. . . maksud ku setelah kita menyelesaikan kasus ini? Bagaimana jika kita pergi karaoke?"
"Apa?"
"Pergi karaokean maksud ku?"
"Karaokean berdua?" Dia terdiam sesaat sambil matanya menatap lurus ke depan. "Tapi kamu yang bayar?"
"Ok."
Beginilah sebuah kisah dimulai.
Aroma petrichor dari aspal jalan.
Hujan gerimis yang indah, kopi hangat di genggaman, sebuah cerita detektif dan seorang wanita cantik di sampingku.
Benar-benar angka yang sempurna.
. . .
Tuesday, April 8, 2014
Hujan dan Rencana Pembunuhan
By Ftrohx
Nama saya Reza, nama lengkap saya -anda tidak perlu tahu.
Saya yakin cepat atau lambat masalah ini akan tercium. Saya sadar bahwa tak ada kejahatan yang sempurna, selalu ada celah bagi para penyelidik itu mengungkapknya. Sekalipun tidak, sejarah cepat atau lambat akan berbicara.
Situasi saya sangat pelik sekarang,
Bayangkan anda berada di posisi ini, seorang suami yang dikhianati. Kepala rumah tangga yang bekerja keras setiap hari. Anda membeli rumah dan mobil untuk wanita yang anda cintai. Anda menabung untuk masa depan anak-anak anda. Coba bayangkan, anda telah berusaha sekuat tenaga melakukan yang terbaik anda bisa untuk keluarga kecil anda. Lalu suatu ketika anda tahu, ada yang salah dari mata wanita jalang itu.
Anda tahu ada yang coba dia tutupi, anda tahu gelagatnya. Ada orang lain yang coba dia sembunyikan di balik matanya. Ada laki-laki lain di sana, yang dia sebutkan tanpa harus bicara.
Sialnya seorang laki-laki selalu sendirian dalam masalah asmara, bahkan sekalipun dia sudah berkeluarga. Anda tahu sahabat-sahabat dari istri anda mencoba menutupi hal itu atau mereka pura-pura tidak tahu. Mereka berpura-pura semuanya baik-baik saja. Anda sendirian dan tidak bisa berbuat banyak.
Apakah perceraian adalah hal yang terbaik?
Tidak, anda berpikir puluhan kali untuk hal itu, karena anda memilih. Sejak awal anda memilih dirinya dan anda sudah tahu memprediksi segala kemungkinan terburuk.
Tidak, tidak, tidak.
Anda harus menyewa detektif swasta untuk mengawasinya atau anda memonitor dia dengan cara anda sendiri. Anda menelusuri sosial media-nya.
Ada satu nama, satu nama yang anda kenal dan dia juga kenal. Anda sudah menduga kalau pria itu adalah selingkuhan istri anda, tapi anda tidak punya bukti. Anda hanya punya beberapa percakapan mesra-nya di social media. Itu tidak bisa dijadikan bukti. Tapi begitu anda memaparkannya ke muka si istri. Dia marah, dia menyangkal, dia menyalahkan anda, dia berteriak bahwa anda cemburu buta, bahwa anda adalah orang bodoh, lalu dia pergi begitu saja. Permasalahan lain adalah anda tahu siapa pria itu. Pria yang menjadi selingkuhannya lebih pecundang daripada diri anda sendiri.
Saya menemukan namanya, dia adalah Radit, teman SMA dari istri anda. Sungguh, percintaan mereka adalah cinta penuh nafsu dan kecurangan.
Saya tahu itu.
Dengan segala kehancuran di hati, saya pikir baiknya saya bercerai dari si jahanam itu. Namun ketika kata itu terucap, tiba-tiba dia menangis, merengek di lutut saya, dan berkata bahwa dia masih sangat cinta dengan saya.
Lalu dia bilang, Radit ingin bertemu membahas permasalah kami, dan menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi antara saya, istri, dan dia. Sungguh omong-kosong, tapi bodohnya saya, si wanita jalang itu berhasil membuat saya bertemu Radit. Bodohnya lagi, saya menuruti dia, manggut-manggut dengan semua perkataannya.
Setelah pergi dari restoran itu, saya bertanya-tanya sendiri. Apakah cappucino yang saya minum tadi di beri LSD, hingga saya begitu patuh padanya? Atau mungkin ilmu hitam yang dimiliki si jalang itu hingga saya begitu tenang, tak melempat botol kaca ke kepalanya. Saya dibuat takluk, dibuat percaya pada dua makhluk laknat itu.
Malam setelahnya, saya tidak pulang ke rumah -saya memilih menghilang di sudut belakang Bintaro. Dan di sini, semua kebencian, dendam, marah, dan segala keterpurukan saya bercampur aduk. Hujan turun dan inspirasi itu datang.
Saya harus menghabisi si wanita jalang pembohong itu. Dia harus mati, harus dimutilasi, harus dipendam dalam-dalam di tanah, harus dilenyapkan dihapus dari segala catatan yang ada. Dia harus dipotong-potong dulu sebelum dicabut nyawa.
Oh tidak, tidak, tidak.
Itu terlalu mudah.
Tidak itu tidak kreatif, itu terlalu klise, tidak. Masih banyak kenangan indah bersamanya. Tidak harus begini.
Ah, itu dia, saya punya ide yang lebih kreatif. Briliant, hujan, hujan!
Saya buat dia tidak mati, dia tetap hidup, tapi dialah yang menanggung semua hukuman atas kematian pacarnya. Iya, itu dia kreatif, sangat kreatif.
Hujan adalah ide brilliant, hujan bisa menghapus apa saja.
Pembunuhan di kala hujan -adalah pembunuhan yang nyaris sempurna. Saya sangat yakin, jejak-jejak saya tak akan dapat ditemukan. Semua yang tertinggal dalam hukum Locard akan hanyut bersama air yang mengalir. Semua bersih tak ada jejak dan tak ada petunjuk yang mengarah pada saya.
Iya, itulah dia keistimewaan dari hujan.
Dan anda tahu tempat terbaik di kala hujan. Dari ribuan kenangan, semua mengarah pada satu jawaban yang begitu nyata, hujan dan atap sekolah.
Di sanalah begitu banyak kenangan, antara saya, si wanita jalang itu, dan kekasihnya.
Tanpa mereka ketahui, saya sudah mengirim orang untuk menguntit mereka dan selalu mereka kembali ke gedung SMA di mana kami sekolah. Iya, Radit akan berada di sana. Si bangsat itu selalu bertemu si jalang di atap sekolah. Ketika kesempatan itu muncul, saya takkan beri dia ampun. Dia akan mati di sana, di bawah hujan di tempat yang tak terpikir oleh orang lain.
Sembari menunggu waktu, saya menaruh alat penyadap di telepon si jalang, dan tepat saja, tak sampai dua hari panggilan itu datang. Sore itu hujan begitu lebat dan si bangsat sudah menunggu dirinya di sekolah lama.
. . .
Nama saya Reza, nama lengkap saya -anda tidak perlu tahu.
Saya yakin cepat atau lambat masalah ini akan tercium. Saya sadar bahwa tak ada kejahatan yang sempurna, selalu ada celah bagi para penyelidik itu mengungkapknya. Sekalipun tidak, sejarah cepat atau lambat akan berbicara.
Situasi saya sangat pelik sekarang,
Bayangkan anda berada di posisi ini, seorang suami yang dikhianati. Kepala rumah tangga yang bekerja keras setiap hari. Anda membeli rumah dan mobil untuk wanita yang anda cintai. Anda menabung untuk masa depan anak-anak anda. Coba bayangkan, anda telah berusaha sekuat tenaga melakukan yang terbaik anda bisa untuk keluarga kecil anda. Lalu suatu ketika anda tahu, ada yang salah dari mata wanita jalang itu.
Anda tahu ada yang coba dia tutupi, anda tahu gelagatnya. Ada orang lain yang coba dia sembunyikan di balik matanya. Ada laki-laki lain di sana, yang dia sebutkan tanpa harus bicara.
Sialnya seorang laki-laki selalu sendirian dalam masalah asmara, bahkan sekalipun dia sudah berkeluarga. Anda tahu sahabat-sahabat dari istri anda mencoba menutupi hal itu atau mereka pura-pura tidak tahu. Mereka berpura-pura semuanya baik-baik saja. Anda sendirian dan tidak bisa berbuat banyak.
Apakah perceraian adalah hal yang terbaik?
Tidak, anda berpikir puluhan kali untuk hal itu, karena anda memilih. Sejak awal anda memilih dirinya dan anda sudah tahu memprediksi segala kemungkinan terburuk.
Tidak, tidak, tidak.
Anda harus menyewa detektif swasta untuk mengawasinya atau anda memonitor dia dengan cara anda sendiri. Anda menelusuri sosial media-nya.
Ada satu nama, satu nama yang anda kenal dan dia juga kenal. Anda sudah menduga kalau pria itu adalah selingkuhan istri anda, tapi anda tidak punya bukti. Anda hanya punya beberapa percakapan mesra-nya di social media. Itu tidak bisa dijadikan bukti. Tapi begitu anda memaparkannya ke muka si istri. Dia marah, dia menyangkal, dia menyalahkan anda, dia berteriak bahwa anda cemburu buta, bahwa anda adalah orang bodoh, lalu dia pergi begitu saja. Permasalahan lain adalah anda tahu siapa pria itu. Pria yang menjadi selingkuhannya lebih pecundang daripada diri anda sendiri.
Saya menemukan namanya, dia adalah Radit, teman SMA dari istri anda. Sungguh, percintaan mereka adalah cinta penuh nafsu dan kecurangan.
Saya tahu itu.
Dengan segala kehancuran di hati, saya pikir baiknya saya bercerai dari si jahanam itu. Namun ketika kata itu terucap, tiba-tiba dia menangis, merengek di lutut saya, dan berkata bahwa dia masih sangat cinta dengan saya.
Lalu dia bilang, Radit ingin bertemu membahas permasalah kami, dan menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi antara saya, istri, dan dia. Sungguh omong-kosong, tapi bodohnya saya, si wanita jalang itu berhasil membuat saya bertemu Radit. Bodohnya lagi, saya menuruti dia, manggut-manggut dengan semua perkataannya.
Setelah pergi dari restoran itu, saya bertanya-tanya sendiri. Apakah cappucino yang saya minum tadi di beri LSD, hingga saya begitu patuh padanya? Atau mungkin ilmu hitam yang dimiliki si jalang itu hingga saya begitu tenang, tak melempat botol kaca ke kepalanya. Saya dibuat takluk, dibuat percaya pada dua makhluk laknat itu.
Malam setelahnya, saya tidak pulang ke rumah -saya memilih menghilang di sudut belakang Bintaro. Dan di sini, semua kebencian, dendam, marah, dan segala keterpurukan saya bercampur aduk. Hujan turun dan inspirasi itu datang.
Saya harus menghabisi si wanita jalang pembohong itu. Dia harus mati, harus dimutilasi, harus dipendam dalam-dalam di tanah, harus dilenyapkan dihapus dari segala catatan yang ada. Dia harus dipotong-potong dulu sebelum dicabut nyawa.
Oh tidak, tidak, tidak.
Itu terlalu mudah.
Tidak itu tidak kreatif, itu terlalu klise, tidak. Masih banyak kenangan indah bersamanya. Tidak harus begini.
Ah, itu dia, saya punya ide yang lebih kreatif. Briliant, hujan, hujan!
Saya buat dia tidak mati, dia tetap hidup, tapi dialah yang menanggung semua hukuman atas kematian pacarnya. Iya, itu dia kreatif, sangat kreatif.
Hujan adalah ide brilliant, hujan bisa menghapus apa saja.
Pembunuhan di kala hujan -adalah pembunuhan yang nyaris sempurna. Saya sangat yakin, jejak-jejak saya tak akan dapat ditemukan. Semua yang tertinggal dalam hukum Locard akan hanyut bersama air yang mengalir. Semua bersih tak ada jejak dan tak ada petunjuk yang mengarah pada saya.
Iya, itulah dia keistimewaan dari hujan.
Dan anda tahu tempat terbaik di kala hujan. Dari ribuan kenangan, semua mengarah pada satu jawaban yang begitu nyata, hujan dan atap sekolah.
Di sanalah begitu banyak kenangan, antara saya, si wanita jalang itu, dan kekasihnya.
Tanpa mereka ketahui, saya sudah mengirim orang untuk menguntit mereka dan selalu mereka kembali ke gedung SMA di mana kami sekolah. Iya, Radit akan berada di sana. Si bangsat itu selalu bertemu si jalang di atap sekolah. Ketika kesempatan itu muncul, saya takkan beri dia ampun. Dia akan mati di sana, di bawah hujan di tempat yang tak terpikir oleh orang lain.
Sembari menunggu waktu, saya menaruh alat penyadap di telepon si jalang, dan tepat saja, tak sampai dua hari panggilan itu datang. Sore itu hujan begitu lebat dan si bangsat sudah menunggu dirinya di sekolah lama.
. . .
Thursday, April 3, 2014
Pertunjukan Sulap dan Film Action
Pertunjukan Sulap dan Film Action
By Ftrohx
"You don't really want to know. Cause you want to be fooled." - Mr. Cutter , The Prestige.
Terjadi pada kita semua.
Kamu mencari jawaban atas sebuah rahasia, namun kamu tidak menemukannya, karena kamu tidak benar-benar mencari, karena kamu sebenarnya tidak ingin mengetahuinya, karena dalam alam bawah sadar kamu, kamu ingin ditipu agar bisa keluar dari rutinitas.
Seperti kata Robert Angier 'Dunia itu simple, sangat simple yaitu menyedihkan dalam segala aspek, semua seperti tembok dengan jalab buntu.' Tapi ketika kamu bisa menipunya, ketika kamu bisa berimajinasi menembus tembok itu, walau hanya untuk satu detik, maka kamu dapati rona bahagia di wajah mereka.
Itulah yang sangat berharga.
Iya inilah yang terjadi, baik itu pada pertunjukan sulap ataupun pemutaran film di bioskop.
Kita ingin ditipu tapi dengan cara yang berkualitas.
Namun masalah kualitas setiap orang memiliki standarnya sendiri.
Orang yang biasa menonton pertunjukan sulap, orang biasa melihat trik sulap dan apa yang terjadi di baliknya.
Aku berbeda dengan orang yang tidak pernah menonton trik sulap.
Standarnya individu berbeda, dan kualitas yang dirasakan pun akan berbeda oleh masing-masing orang.
Mungkin karena saya biasa menonton pertunjukan sulap yang spekta sehingga kadang kalau saya lihat pertunjukan sulap yang biasa-biasa saja.
Saya melihatnya seperti iklan sabun cuci di televisi, kurang begitu penting untuk saya.
Sama juga dengan film, sejak kecil sampai sekarang saya selalu disuguhi film action.
Baik itu adegan pertarungan yang sadis, balap-balapan mobil, tembak-tembakan, adegan akrobatis, dan lain sebagainya.
Saya sudah menonton nya dari beragam genre action, mulai dari film silat atau kungfu Hongkong hingga action crime ala detektif dunia barat.
Dan karena sudah terbiasa dengan film-film yang spekta, di saat saya menonton film yang biasa saja, saya sulit untuk mencerna-nya.
Pembicaraan panjang lebar ini sebenarnya saya hanya ingin membahas tentang Raid 2 Berandal.
Secara logika banyak saya sadari, scene ataupun babak dalam film ini yang tidak masuk akal.
Saya sadari itu dan mungkin begitupula dengan anda.
Mulai dari bagian awal di mana seorang kepala Polisi yang merekrut Rama sebagai intel ke dalam tubuh mafia.
Dari perbincangan awal di ruang interogasi itu memang mengejutkan bagaimana dia mengambil keputusan tapi jelas itu tidak logis menurut saya.
Mungkin memang harus diambil keputusan yang ekstrem tapi dari sudut pandang saya masih banyak alternatif lain selain itu.
Saya tahu kehidupan nyata itu membosankan, hukum dan perundang-undangan memang sangat penting tapi kita tahu karena begitu nyata - maka mereka begitu membosankan.
Begitupula dengan procedural polisi, cara-cara penyelidikan detektif adalah permainan logika, dan logika itu membosankan - sama membosankannya dengan pelajaran matematik di kelas 2 SMA.
Iya mungkin itu yang ada dibenak para produser film.
Film action thriller adalah film yang penuh aksi - harus penuh dengan kesadisan, dan harus penuh dengan kejutan.
Saya sendiri suka dengan kejutan, saya suka dengan pengalaman-pengalaman baru, saya suka dengan pengetahuan baru.
Film ini memang penuh kejutan, sayangnya kejutannya adalah sang protagonis masuk ke dalam ruangan lalu langsung menggorok leher seseorang, masuk ke tempat lain dan sebuah kepala di ledakan, dan sebagainya-sebagainya.
Kejutannya adalah kesadisan, kejutannya adalah darah yang muncrat ke mana-mana.
Aksinya memang terlihat Riil.
Tapi pada akhirnya saya memakai quote dari Mr Cutter di The Prestige "You don't really want to know. Cause you want to be fooled."
Iya saya tahu semua itu hanya lah kebohongan tapi saya berharap, mereka berbohong - berakting dengan lebih Riil lagi.
Saya suka dengan Rama (Iko Uwais), saya suka dengan Prakoso (Yayan Ruhian), dan saya suka dengan Kang Cecep Arif Rahman dia juga begitu Riil.
Tapi begitu masuk dengan karakter lain, para Boss mafia itu.
Mereka tidak begitu pintar dan mereka jauh dari karakter mafia, saya tidak bisa berkomentar lebih banyak lagi.
Seperti menonton sebuah pertunjukan sulap.
Sayangnya pertunjukan itu sudah jelas terbaca semua trik-triknya, sehingga ketika saya melangkah keluar dari bioskop tidak ada lagi misteri yang perlu saya renungkan.
Saya berharap lain kali ada film baru asli Indonesia yang memberi saya pengetahuan baru untuk saya renungkan.
. . .
By Ftrohx
"You don't really want to know. Cause you want to be fooled." - Mr. Cutter , The Prestige.
Terjadi pada kita semua.
Kamu mencari jawaban atas sebuah rahasia, namun kamu tidak menemukannya, karena kamu tidak benar-benar mencari, karena kamu sebenarnya tidak ingin mengetahuinya, karena dalam alam bawah sadar kamu, kamu ingin ditipu agar bisa keluar dari rutinitas.
Seperti kata Robert Angier 'Dunia itu simple, sangat simple yaitu menyedihkan dalam segala aspek, semua seperti tembok dengan jalab buntu.' Tapi ketika kamu bisa menipunya, ketika kamu bisa berimajinasi menembus tembok itu, walau hanya untuk satu detik, maka kamu dapati rona bahagia di wajah mereka.
Itulah yang sangat berharga.
Iya inilah yang terjadi, baik itu pada pertunjukan sulap ataupun pemutaran film di bioskop.
Kita ingin ditipu tapi dengan cara yang berkualitas.
Namun masalah kualitas setiap orang memiliki standarnya sendiri.
Orang yang biasa menonton pertunjukan sulap, orang biasa melihat trik sulap dan apa yang terjadi di baliknya.
Aku berbeda dengan orang yang tidak pernah menonton trik sulap.
Standarnya individu berbeda, dan kualitas yang dirasakan pun akan berbeda oleh masing-masing orang.
Mungkin karena saya biasa menonton pertunjukan sulap yang spekta sehingga kadang kalau saya lihat pertunjukan sulap yang biasa-biasa saja.
Saya melihatnya seperti iklan sabun cuci di televisi, kurang begitu penting untuk saya.
Sama juga dengan film, sejak kecil sampai sekarang saya selalu disuguhi film action.
Baik itu adegan pertarungan yang sadis, balap-balapan mobil, tembak-tembakan, adegan akrobatis, dan lain sebagainya.
Saya sudah menonton nya dari beragam genre action, mulai dari film silat atau kungfu Hongkong hingga action crime ala detektif dunia barat.
Dan karena sudah terbiasa dengan film-film yang spekta, di saat saya menonton film yang biasa saja, saya sulit untuk mencerna-nya.
Pembicaraan panjang lebar ini sebenarnya saya hanya ingin membahas tentang Raid 2 Berandal.
Secara logika banyak saya sadari, scene ataupun babak dalam film ini yang tidak masuk akal.
Saya sadari itu dan mungkin begitupula dengan anda.
Mulai dari bagian awal di mana seorang kepala Polisi yang merekrut Rama sebagai intel ke dalam tubuh mafia.
Dari perbincangan awal di ruang interogasi itu memang mengejutkan bagaimana dia mengambil keputusan tapi jelas itu tidak logis menurut saya.
Mungkin memang harus diambil keputusan yang ekstrem tapi dari sudut pandang saya masih banyak alternatif lain selain itu.
Saya tahu kehidupan nyata itu membosankan, hukum dan perundang-undangan memang sangat penting tapi kita tahu karena begitu nyata - maka mereka begitu membosankan.
Begitupula dengan procedural polisi, cara-cara penyelidikan detektif adalah permainan logika, dan logika itu membosankan - sama membosankannya dengan pelajaran matematik di kelas 2 SMA.
Iya mungkin itu yang ada dibenak para produser film.
Film action thriller adalah film yang penuh aksi - harus penuh dengan kesadisan, dan harus penuh dengan kejutan.
Saya sendiri suka dengan kejutan, saya suka dengan pengalaman-pengalaman baru, saya suka dengan pengetahuan baru.
Film ini memang penuh kejutan, sayangnya kejutannya adalah sang protagonis masuk ke dalam ruangan lalu langsung menggorok leher seseorang, masuk ke tempat lain dan sebuah kepala di ledakan, dan sebagainya-sebagainya.
Kejutannya adalah kesadisan, kejutannya adalah darah yang muncrat ke mana-mana.
Aksinya memang terlihat Riil.
Tapi pada akhirnya saya memakai quote dari Mr Cutter di The Prestige "You don't really want to know. Cause you want to be fooled."
Iya saya tahu semua itu hanya lah kebohongan tapi saya berharap, mereka berbohong - berakting dengan lebih Riil lagi.
Saya suka dengan Rama (Iko Uwais), saya suka dengan Prakoso (Yayan Ruhian), dan saya suka dengan Kang Cecep Arif Rahman dia juga begitu Riil.
Tapi begitu masuk dengan karakter lain, para Boss mafia itu.
Mereka tidak begitu pintar dan mereka jauh dari karakter mafia, saya tidak bisa berkomentar lebih banyak lagi.
Seperti menonton sebuah pertunjukan sulap.
Sayangnya pertunjukan itu sudah jelas terbaca semua trik-triknya, sehingga ketika saya melangkah keluar dari bioskop tidak ada lagi misteri yang perlu saya renungkan.
Saya berharap lain kali ada film baru asli Indonesia yang memberi saya pengetahuan baru untuk saya renungkan.
. . .
Subscribe to:
Posts (Atom)