Monday, April 14, 2014

Hujan dan angka yang sempurna



Hujan dan angka yang sempurna
By Ftrohx



Hujan di Jakarta adalah sebuah paradoks

Hujan di Jakarta adalah sebuah kesejukan setelah kamu berhadapan dengan panas macet dan debu.

Hujan adalah obat untuk Jakarta, untuk menghilangkan rasa marah dan frustasi.

Hujan membuat mu bisa terdiam dan merenung sejenak dari segala keterburu-buruan mu.

Aku melangkah keluar dari warnet dan gerimis langsung menyapa ku.

Melirik jam digital di handphone ku sudah pukul satu siang lewat lima.

Betapa beruntungnya aku bisa hidup di kota ini.

Aku bersyukur bisa menikmati hujan gerimis setelah tadi siang benar-benar panas.

Iya, menurut ku hujan di Jakarta adalah hujan terbaik di seluruh dunia.

Berbeda dengan hujan di London, Tokyo, maupun Los Angeles.

Di sini hujan benar-benar sebuah berkah.

Di sini hujan benar-benar indah, seperti sebuah mahakarya.

Kamu tidak pernah tahu kapan hujan itu muncul, namun ketika muncul dia menghapus semua emosi negatif.

Dia memadamkan kemarahan dan menghanyutkan kesedihan.

Aku dengar mereka menyebutnya dengan aroma petrichor, aroma dari percampuran antara bakteri di tanah dan rerumputan dengan air hujan.

Aroma yang membuatmu lebih tenang dan lebih bahagia.

Aku setuju dengan itu.
.  .  .





Aku pikir Kota ini sangat cocok sekali dengan hujan apalagi dengan kopi panas dan sebuah cerita detektif.

Harusnya Holmes diciptakan di Kota ini dan bukannya London.

Kamu tahu begitu banyak kisah kriminal di kota ini.

Begitu banyak frustasi, begitu banyak rasa sakit

Dan begitu banyak individu merasa takut akan apa yang terjadi di hari esok.

Seandainya saja ada yang bisa mengubahnya menjadi lebih baik seperti sebuah hujan yang membersihkan debu di jalanan.

Hujan memang nyaris sempurna.

Tapi lebih baik lagi jika ada seseorang di Kota ini yang percaya akan keadilan dan kebaikan hati.

Kamu tahu hujan adalah inspirasi

Hujan membuka tirai-Nya yang tertutup.

Hujan membuka rahasia-rahasia yang selama ini tidak kamu ketahui

Hujan terkadang berbisik pada mu dan bilang apa yang sebenarnya terjadi.

Hujan membuat merenung dan menemukan apa yang harus kamu temukan.

Dia membawamu ke sebuah istana dan membanjirimu dengan informasi yang kamu cari.

Hujan selalu membuat kisah menjadi dramatis.

Bahkan hal yang sederhana pun bisa menjadi sangat mengagumkan seperti Perfect Number-nya Keigo Higashino.

"Hei bagaimana kasusnya?" sapa Polwan cantik di hadapanku.

Inspektur Satu Julie, dia berdiri di depan pintu Toyota Yaris warna hitam miliknya.

Dia tidak mengenakan seragam, melainkan setelan biasa seperti karyawan kantor. Blus warna biru gelap dengan kemeja putih dan celana denim.

Dia menggenggam sebuah kopi panas dan memberikannya ke tanganku.

"Pasangan suami istri terbunuh, TKP-nya adalah rumah mereka sendiri, tempat itu di buat berantakan dan mobil korban hilang dari TKP," ucapku.

"Perampokan?"

"Aku rasa tidak,"

"Balas dendam."

"Iya paling mungkin sih itu, pelaku membuat seolah perampokan tapi jelas tidak ada yang benar-benar di rampok."

Aku duduk di kursi di samping kirinya dan dia yang memegang setir.

Hampir lupa aku menjelaskan ciri-nya, dia memiliki kulit putih, hidung mancung, mata agak sipit, dan rambut agak pirang, sangat cantik dan nyaris sempurna.

Huh, aku hanya bisa menarik nafas panjang setiap kali melihat wajahnya. 

Rasanya ada yang harus kukatakan, sebelum semuanya terlambat. 

"Setelah dari TKP. . . maksud ku setelah kita menyelesaikan kasus ini? Bagaimana jika kita pergi karaoke?"

"Apa?"

"Pergi karaokean maksud ku?"

"Karaokean berdua?" Dia terdiam sesaat sambil matanya menatap lurus ke depan.  "Tapi kamu yang bayar?"

"Ok."

Beginilah sebuah kisah dimulai.

Aroma petrichor dari aspal jalan.

Hujan gerimis yang indah, kopi hangat di genggaman, sebuah cerita detektif dan seorang wanita cantik di sampingku.

Benar-benar angka yang sempurna.

.  .  .

No comments:

Post a Comment