By Ftrohx
Gelar "World Greatest Detective" ibarat sebuah tropi dari pertandingan tinju kelas berat. Dia tidak hanya milik satu orang, tapi oleh beberapa. Dan kadang gelar itu berpindah dari satu ke yang lainnya.
Ok, langsung saja, di bawah ini adalah karakter yang punya julukan sebagai World Greatest Detective.
01. Sherlock Holmes
"Well, I have a trade of my own. I suppose I am the only one in the world. I'm a consulting detective, if you can understand what that is." - Sherlock Holmes, Study in Scarlet
Holmes, memang bukan detektif fiksi pertama, tapi dengan lahirnya dia, kata detektif menjadi begitu populer. Lebih dari itu, bahkan sekarang nama 'Sherlock' sendiri sering menjadi kata ganti untuk 'detektif' atau 'jenius' (selain Einstein).
Sherlock Holmes lahir di akhir abad 19, di mana Eropa sedang begitu gencar-gencarnya melakukan ekspansi ke Asia, ilmuwan tumbuh subur di era itu dan begitu banyak penemuan-penemuan baru yang mencengangkan yang menjadi headline di media. Begitu juga dengan berita-berita sensasional, penny dreadful yang mengisi halaman-halaman majalah.
Lalu Holmes muncul di sana di Baker street 221B, di mana datang seorang dokter veteran bernama John Watson yang juga sedang butuh tempat tinggal sementara. Holmes memperkenalkan diri, bahwa dia adalah konsultan detektif. Satu-satunya yang terbaik yang ada di dunia. Dia mengaku sebagai penemu di bidang metodologi pengungkapan kasus kejahatan. Dia menemukan metode deduksi yang tidak pernah dimiliki oleh penyelidik lain.
Baginya, semua orang begitu lambat dan tak berilmu. Semua begitu bodoh dalam memecahkan kasus yang jelas solusi begitu nyata di bawah hidungnya. Begitu angkuh, sombong, dan arogan itu Holmes. Dan itulah yang membuat kita begitu menyukainya, dia begitu komikal. Begitu percaya diri namun kadang bikin kesalahan juga.
Memang Holmes versi Conan Doyle tidak begitu menunjukan bahwa sang detektif adalah yang terbaik di seluruh dunia. Namun di versi-versi modernnya, seperti yang diperankan Robert Downey Jr. dan Benedict Cumberbatch, dengan kasus-kasus super-berat yang nyaris mustahil dipecahkan oleh orang lain. Holmes menunjukan bahwa dirinya lebih dari sekedar penyelidik swasta, dia the greatest detective in the world.
02. Hercule Poirot
"My name is Hercule Poirot, and I'm probably the greatest detective in the world." - Hercule Poirot, Murder in the Orient Express.
Jika diibaratkan, Sherlock Holmes dan Hercule Poirot adalah Mike Tyson dan Holyfield. Mereka petinju kelas berat dan sama-sama memegang gelar juara dunia. Meski -seperti yang saya bilang di atas- gelar itu berpindah-pindah.
Hercule Poirot menunjukkan kelasnya di debut novel Mysterious Affair at Style karya Agatha Christie. Jujur, novel itu adalah salah satu favorit saya. Di saat pembunuh lain memikirkan cara membunuh yang efektif, di novel ini sang pembunuh fokus pada strategi lolos dari hukum sebelum dia melakukan aksi pembunuhan. Gilanya, dengan plot yang berlapis-lapis Hercule Poirot tetap bisa membongkar si penjahat dengan bukti-bukti yang signifikan.
Lalu masterpiece lainnya adalah Murder in the Orient Express. Ini kasus pembunuhan yang nyaris sempurna. Ada banyak saksi sekaligus terduga pelaku pembunuhan. Dan yang lebih brilliant, masing-masing dari saksi mata yang ditanya melemparkan kecurigaan pembunuh ke yang lain dan yang lain membeli alibi pada tiap mereka yang ada di sana. Seperti mozaik rumit yang saling menyilang antara satu dengan yang lain. Kasus super-rumit yang mustahil dipecahkan, namun Poirot sang detektif bisa memecahkan apa yang detektif lain tidak bisa pecahkan. Jelas, kasus yang dia tangani setara dengan gelar yang disematkan kepadanya, world greatest detective.
Sejujurnya, jikalau kita menengok ke masa lalu, ke era golden age. Menurut penulis, tingkat kerumitan dan kedalaman kasus, apa yang ditulis Agatha Christie dalam kisah-kisah Poirot jauh lebih dalam daripada Sherlock karya Arthur Conan Doyle. Dan dari kesulitan-kesulitan yang dia hadapi, Poirot sangat layak menyandang gelar world greatest detective.
03. Bruce Wayne
"Batman is regarded as one of the world's greatest detectives, if not the world's greatest crime solver." - Mike Conray, 500 Great Comic Book Heroes.
Dari empat film Batman sebelumnya, versi Micheal Keaton, Val Kilmer, dan George Clooney. Saya melihat dia cuma sebagai orang kaya yang freak yang hobi menghajar para penjahat yang juga berpenampilan aneh. Sungguh, dia jauh dari seorang penyelidik legendaris macam Holmes.
Sampai kemudian hadir, Batman versi Christopher Nolan. Di sinilah evolusi itu terjadi. Cerita jauh lebih dalam, dengan musuh yang lebih filosofis dan very sophisticated.
Cerita Batman dimulai dari awal lagi, bagaimana seorang Bruce Wayne bertumbuh dan bertransformasi menjadi sosok Batman, apa latar belakangnya dan siapa sang guru sebenarnya? Lebih besar lagi, mereka memulainya dengan Ras’ Al Ghul. Bagian pertama memang hebat, tapi yang kedua dia jauh lebih hebat lagi. Masuk ke Dark Knight, muncullah sang Joker Heath Ledger, di sini saya melihat Batman lebih dari karakter-karakter Batman yang ada sebelumnya. Dia bukan sekedar pria bertopeng yang gebukin penjahat di malam hari, dia adalah detektif super. Kasus yang ditanganinya berada di level ikan paus dengan plot dibalik plot dibalik plot, penuh dengan kejutan. Gilanya, Batman bisa meng-counter apa yang terjadi selanjutnya. Itu kenapa menurut saya dia layak disebut world greatest detective.
Dan seperti yang saya bilang ditulisan sebelumnya, gelar itu jadi beban tersendiri untuk film-film Batman selanjutnya. Bahkan naskah Batman versi Ben Affleck pun ditolak. Asli, saya bisa membayangkan semakin ke sini semakin tinggi standar cerita untuk The Caped Crusader ini.
04. L. Lawliet
"For him, this case was just one of many parallel investigations. How else could he maintain his reputation as the world’s greatest detective?" - Mello, Los Angeles BB Murder
Sejujurnya, L. lah detektif yang pertama yang benar-benar saya kenal. Saya membaca komik Death Note dari bab pertama sampai yang terakhir, jauh sebelum saya baca novel Sherlock Holmes ataupun kisah Hercule Poirot. Di saat teman-teman yang lain belajar fiksi detektif dari Conan Edogawa, justru saya belajar dari si kurus berwajah vokalis band emo ini.
L. awalnya seperti Batman, dia adalah sosok rahasia, seorang jenius yang bersembunyi dibalik bayangan. Dia yang hanya dikenal melalui simbol huruf L. besar dengan font. Old English MT. Dari narasi Tsugumi Ohba, L. adalah legenda, dia adalah detektif bayangan yang sering membantu ICPO (Interpol) untuk memecahkan kasus-kasus kejahatan besar yang tak terpecahkan. Namun kemudian L. yang selama ini berada di dalam bayangan, tiba-tiba muncul di permukaan saat dia berhadapan dengan Kira (si pembunuh berantai) dengan Death Note-nya.
L. memiliki seluruh keahlian yang harus dimiliki detektif super, dia ahli dalam mengamati perilaku dan juga ahli merangkai plot. Namun L. diikat oleh aturan, dia harus bisa menemukan bukti pembunuhan yang dilakukan Kira. Bukti yang jelas nyaris tidak ada karena dengan Death Note, Kira bisa membunuh orang dari jauh tanpa jejak dan seolah tanpa sebab yang nyata. Bagi detektif lain yang terikat police procedural, jelas nyaris memustahil memecahkan kasus sebesar itu, namun L. terus membuat analisa logis tentang apa yang terjadi, termasuk juga alat pembunuh yaitu buku yang bisa mengambil nyawa orang dari nama yang ditulis di atas kertasnya.
Dari novel prequel-nya yaitu Los Angeles BB Murder, L. dibuat lebih besar lagi. Si narator mendeskripsikannya sebagai otak paling brilliant yang ada di dunia pada saat itu. Apa yang L. kerjakan sendirian, setara dengan apa yang dikerjakan Kepolisian, Departemen Keamanan, dan Badan Intelijen sekaligus. Asli, si narator mendeskripsikannya dengan sangat berlebihan. Dengan segala kemampuannya itu, si narator menjuluki L. the world greatest detective.
Sialnya, L. versi komik tidak cukup pintar menghadapi Kira, dan berakhir dengan kematian yang begitu mudah. Syukurnya, di versi film mereka memperbaiki itu dan membuat L. menang atas Kira. Huhuhu. Tetap saja, di luar itu, Tsugumi Ohba tidak punya cerita L. yang cukup signifikan untuk membuatnya menjadi the greatest detective.
05. Robert Langdon
Aslinya, Langdon bukan seorang detektif, dia adalah ilmuwan sekaligus dosen simbologi di Harvard.
Dia adalah ahlinya mengungkap sejarah dan simbol-simbol kuno, sekaligus pakar dalam mengungkap teori-teori konspirasi. Dia begitu ahli di bidang ini, sampai-sampai tak ada yang menandinginya memecahkan plot historical dan ancient mystery –sampai saat ini– yang bahkan membuat William Baskerville dan Alan Grant menjadi produk antik di hadapannya
Sebagai protagonis utama, fungsi Robert Langdon bukan sebagai dosen atau konsultan yang didatangi polisi dan dimintai bantuan keahliannya, bukan. Dia ibarat Indiana Jones si pemburu harta karun yang dikawinkan dengan Sherlock Holmes si pemecah puzzle di The Dancing Men. Langdon berada di jalanan dan bertaruh nyawa di tiap liku plot yang dia lalui.
Secara garis besar, Langdon memulai debut di novel Angels and Demons, lalu The Da Vinci Code, kemudian The Lost Symbol, dan Inferno. Tahun ini dia juga akan muncul di novel terbaru Dan Brown yaitu The Origin (yang saya belum tahu premisnya seperti apa).
Kenapa Robert Langdon saya masukan di list world greatest detective?
Sebab dalam novel-novelnya, dia masuk dalam petualangan memecahkan misteri yang nyaris mustahil dipecahkan oleh manusia biasa.
Tiap novel Langdon adalah sebuah petualangan panjang, ratusan halaman, namun dengan timeline yang sangat ketat. Dari 500 halaman, biasanya itu merupakan petualangan sangat pelik Langdon yang dia hadapi dalam waktu satu hari. Bahkan novel Angels and Demon yang lebih dari 500 halaman itu, merupakan kisah petualangan Robert Langdon selama satu malam di Vatican City.
Kejeniusan dari Dan Brown adalah bagaimana dia bisa meliukan waktu yang begitu panjang (plus dengan kasus yang begitu pelik) menjadi sebuah kisah yang dilalui Langdon hanya dalam satu malam.
. . .
Beban berat gelar world greatest detective.
Saat ini kebanyakan pembaca sudah pintar dan mereka bisa dengan mudah mengetahui yang mana yang berkualitas dan yang mana yang kurang berkualitas. Kita nggak bisa menipu pembaca hanya dengan menyematkan gelar world greatest detective di depan karakter kita, karena gelar dan julukan saja nggak cukup.
Pembaca butuh bukti, mereka ingin melihat si tokoh struggling dengan hidupnya. Mereka ingin lihat si tokoh menghadapi kasus, menghadapi sesuatu yang mustahil untuk dipecahkan. Mereka butuh cerita petualgan, mereka ingin melihat drama-nya, kematian dan keputusasaan. Mereka butuh gagasan besar, konflik yang world class dan musuh yang layak disebut grande.
Singkatnya, dibutuhkan dedikasi, kontinuitas, banyaknya canon, dan berbagai versi adaptasi untuk membuat seorang tokoh detektif, layak disematkan gelar world greatest detective.
Dan menurut saya ada tiga tokoh kuat yang cukup stabil memegang gelar itu, mereka adalah Sherlock Holmes, Hercule Poirot, dan Bruce Wayne. Nama mereka terus muncul, terus dibicarakan orang, dan saya yakin akan terus dibuat versi baru dan barunya lagi di masa depan.
Di bawahnya yang akan menyusul –menurut saya– ada Rorschach dari Watchmen, Robert Langdon dari Dan Brown, dan L. Lawliet dari Death Note. Tapi kandidat yang paling kuat menurut saya adalah Langdon, karena originalitasnya dan specialisasi misteri yang dia pecahkan.
L. lawliet juga saya rasa akan menyusul, sebab dia nerd young detective yang khas milenial banget. Saya yakin akan dibuat versi adaptasi lagi, dan mungkin versi turunannya, hacker-detective atau semacamnya. Sedangkan Rorschach, dia legenda dari Watchmen versi Zack Synder, dan rumor bahwa mereka akan membuat versi baru dari Watchmen, namanya tetap akan dibicarakan banyak orang.
. . .
Wow,
ReplyDeleteKeren juga analisanya Bang.
Wah, ada Fariz Edgar di sini.
DeleteThanks ya sudah mampir, hehehe.
World Greates Detective..
ReplyDeleteDaftar diatas memang layak sebagai para nominator dan jawara..
dr dunia anime manga, selain L, ada lagi jenius dlm bidang kedetektifan.. siapa dia, Minato Namikaze..
Minato Namikaze, wahaha.
DeleteDiakan Hokage keempat?