Wednesday, May 25, 2016

Mencoba Memahami Blogger

By Ftrohx


Kelemahan terbesar gw adalah gw hanya menulis sesuatu yang gw antusias.

Gw punya banyak materi tulisan sebenarnya, namun gak semuanya membuat saya antusias. Beberapa novel atau film misalnya. Gw sudah nonton lama atau sudah baca lama, dan aneh baru gw review kemarin.

Masalah lainnya adalah mood-moodan, kadang ada waktu dimana kita benar-benar ingin menulis dan menyelesaikan sesuatu. Namun kadang ada waktu dimana kita rasanya males banget melihat layar komputer apalagi mengetik sebuah tulisan.

Itu kenapa blog ini agak lambat berkembang. Ckckck…

Tapi tetap gw berusaha menulis meski sempat beberapa bulan hiatus.

Melihat ke dalam, dapur saya -maksudnya bagian dalam blog, bagian page viewers sering membuat saya terkejut. Ada beberapa artikel di sini yang gw buat dengan harapan akan ada banyak viewers atau sekedar dapet viewers aja. Tapi aneh, beberapa judul yang nggak gw prediksi justru mereka yang mengambil sangat banyak viewers. Malah beberapa judul lain yang gw harapkan banyak viewers justru viewersnya sedikit. Seperti beberapa film keren yang gw review. Gw berharap mereka punya viewers yang banyak, namun ternyata standar aja.


Ok, gw mencoba mempelajari ini.

Beberapa artikel yang gw buat yang viewers nya banyak adalah artikel yang memiliki judul unik sekaligus fungsional. Dalam hal ini kumpulan informasi seperti artikel 'Penulis Novel Detektif di Indonesia', artikel 'Dracula dan Para Raja Vampir' dan artikel 'Penulis Crime Thriller di Indonesia'. Mereka punya banyak viewers

Namun terdapat juga anomali, misalnya pada artikel 'Plot Twist: Bagus vs Maksa'. Gw nggak nyangka artikel ini bisa punya banyak viewer. Dan review film Rurouni Kenshin: Legend End. Itu juga nggak kepikiran sama gw, kok bisa dapet banyak viewers? Belakangan gw nulis artikel-artikel review film tapi nggak ada yang semeledak artikel Rurouni Kenshin Legend End.

Sama seperti kemarin, gw nulis Captain America, namun ternyata gak sesignifikan itu.

Aneh gw masih mencoba memahami lagi kenapa?


Kemudian melihat ke blog dua teman gw. Irfan Nurhadi (BlacknWhite Detective) dan Sofwan Erwanda (Silent Detective). Blog mereka sudah ratusan ribu viewers. Gw mencoba memahami apa yang membuat blog mereka memiliki banyak viewers.

Dan tadi sore gw baru dapet pencerahan. Tentu saja blog mereka banyak viewers-nya. Karena artikel mereka kebanyakan adalah artikel bertema teka-teki. Terutama blog-nya Irfan. Selain Fandi Sido, tentu saja Irfan adalah penulis cerita detektif yang paling sering muncul di pencarian google. Artikel-artikelnya cukup rumit karena itu kebanyakan pengunjung web-nya (terutama orang awam) harus membaca berkali-kali artikelnya agar bisa paham apa yang disampaikan Irfan dalam hal ini kasus-kasusnya. Tentu saja, itu kenapa dia bisa mendapat banyak viewers. 

Namun beda lagi untuk kasusnya Sofwan Erwanda. Gw melihat dia menulis artikel-artikel yang jauh lebih sederhana. Dan jauh lebih singkat daripada blogger yang lain. Di sini laman blognya kebanyakan diisi oleh tips-tips membuat kode dan dasar-dasar ilmu kriptografi. Tapi di sini gw menemukan hal lain yang tidak ada di blog lain. Di sini jelas dia memiliki sesuatu yang lain yang blogger mediocre tidak miliki. Sesuatu yang tepat berada di depan mata gw yaitu judul blognya sendiri 'Silent Detective'.

Tentu saja, dengan judul Silent Detective. Dia bisa mendapat viewers yang sangat banyak. Karena judulnya ditulis dalam bahasa Inggris yang berarti menjangkau target pembaca luar negeri. Kebanyakan orang luar negeri lebih suka membaca (tentunya) daripada orang Indonesia. Dan itulah adalah keuntungan tersendiri ketika kamu menyasar pasar pembaca luar. Atau kebetulan kamu menulis judul dengan bahasa Inggris. Selain itu, “Silent Detective” juga merupakan paduan kata yang keren menurut saya untuk mesin pencari seperti google.


Masuk ke kesimpulan

Ada dua kunci kenapa dua teman saya ini memiliki viewers yang sangat banyak. Pertama artikelnya, judul yang unik beserta dengan konten yang enak untuk dibaca berkali-kali. Dan Kedua headline atau nama blognya. Ketika kamu punya nama blog yang bagus. Blog kamu akan berada paling atas di mesin pencarian google.

Ok segitu dulu analisa saya dan bisa jadi analisa saya masih kurang tepat. And mungkin teman-teman punya tambahan atau pendapat lain? Bisa ditulis di kolom komen, Hihihi… []
.  .  .

Tuesday, May 24, 2016

Cerita Lain dari Ricki

Cerpen by Ftrohx


Dari Shanker aku menemukan alamatnya, dia tinggal di pinggiran Brixton dengan bangunan-bangunan era industrialis yang sudah jadi kafe-kafe modern. Tapi meski begitu kesan dingin di kota masih terasa seolah kamu masuk ke setting film Hardboiled Detective.

Mengetuk pintunya, aku mendapati seorang wanita tua. Aku bertanya tentang Ricki dan dia memanggil si kakek tua itu. Ricki Tarr sekarang sudah keriput dengan rambut yang berwarna abu-abu. Namun dibalik itu ketampanan dan kegarangannya masih terlihat layaknya Ray Sahetapi di negeriku. Tapi tentu saja Ricki jauh lebih tua dari si aktor itu. Dia lahir di zaman perang dunia kedua dan tumbuh dewasa di zaman perang dingin.


Ricki sangat terkejut melihatku.

Seorang Asia, apalagi ketika aku bilang aku dari Jakarta, Indonesia. Dia lebih terkejut lagi. Dia tidak pernah menyangka akan ada orang negeri yang jauh itu mengunjungi dirinya. Tapi dia dengan mengetahui negeri tempatku berasal, dia langsung menerka apa yang kucari.

"Kamu pasti ingin bertanya tentang masa itu? Masa perang 65?" ucapnya dengan layaknya nada pendongeng yang siap menyampaikan cerita horor.

Ricki adalah scaplhunter, pemburu sekaligus pelaksana eksekusi bagi Badan Intelijen Inggris. Namun dia bekerja diluar struktur, layaknya informan jalanan yang tidak pernah memiliki kantor.  Ricki tidak punya kartu nama, tidak ada lisensi, tidak ada sertifikat atau apapun yang mengaitkannya dengan Badan pemerintah. Dan berbeda dengan khayalan banyak orang tentang agen rahasia yang keren yang glamor dan banyak aksi serta berani melakukan apapun. Ricki tidak seperti itu. Dia hanya orang biasa yang bekerja di bidang yang tidak biasa.

Ricki berpakaian seperti orang kebanyakan bahkan dia tidak pernah memiliki mobil sewaktu masih aktif sebagai scalphunter. Tidak ada Wealther PPK E. Yang ada hanya pisau lipat. Satu-satunya senjata yang dia gunakan untuk mengeksekusi target.

Ricki bercerita panjang.

Ayahnya berasal dari Bradford seorang agen rahasia yang ditugaskan di pos Asia Tenggara, sedangkan Ibunya adalah orang Melayu keturunan Padang yang tinggal di Malaysia. Umur sepuluh tahun bakat RIcki ditemukan oleh Steve Mackelvore kenalan Ayahnya, yang kemudian membawanya ke Sarratt, London. Dia dilatih di sana selama 4 tahun kemudian di usia 14 dia kembali lagi ke Asia Tenggara, tepatnya Jakarta di post yang dipegang oleh Mackelvore. Tempat itu adalah gudang untuk sebuah perusahaan ekspedisi. Di sana dia berpura-pura menjadi pekerja biasa yang tiap hari menulis resi untuk barang-barang yang akan di kirim ke Eropa Barat. Itu tahun 1960. Tahun yang sangat panas untuk Asia Tenggara. Semua orang di Intelijen cemas akan terjadi sesuatu, mungkin lebih berbahaya daripada Perang Dunia Kedua. Namun semua berusaha setenang mungkin.

"Jakarta adalah medan pertempuran," ucapnya sembari wajahnya mendekat ke arahku. "Kamu tahu 7 dari 10 ekspatriat yang tinggal di Jakarta saat itu. Mereka adalah agen rahasia."

Tangannya membuka ke samping. "Begitu banyak, bukan hanya Amerika, Inggris, dan Rusia. Tapi juga yang lainnya Belanda, German, Prancis, hingga orang China yang ada di sana. Semuanya agen rahasia."

"Nggak mungkin Paman!" sergahku.

Dia kembali mendekat, matanya menatapku dengan begitu tajam. "Apa aku kelihatannya bercanda." Dia kemudian mundur lalu kembali menghisap rokoknya. "Jakarta tahun 65 adalah medan pertempuran. Itu bukan perang antar kampung tapi itu adalah perang sesungguhnya. Kamu pernah melihat insiden 98 di televisi. Apa yang terjadi di tahun 65 lebih parah dari itu. Hanya saja pada zaman itu tidak ada video ataupun televisi yang merekamnya. Jalanan dipenuhi oleh para demonstran yang bertarung dengan pasukan militer. Mayat-mayat bergelimpangan dimana-mana. Sementara kami para ekspatriat hanya berdiam di dalam hotel menunggu pertempuran reda.”

“Minggu demi minggu berlalu. Disaat warga pribumi saling membunuh, kamipun juga saling membunuh. Saat itu usia 19 dan aku ditugasi untuk membunuh seorang Jerman. George Bossku dia tidak memberikanku pistol, hanya sebuah pisau lipat, dan dia memintaku menghabisi si target seolah membuatnya tewas karena dirampok orang. Aku sangat ingat hari dan jamnya, aku juga masih bisa merasakan udara sore di waktu itu. Langit mendung dengan hujan gerimis. Aku dengan bantuan seorang pribumi berhasil menarik dia keluar dari hotel. Kami berada di gang sempit, aku bilang ke dia bahwa aku ingin membelot dari Inggris dan beralih menjual informasi ke Jerman. Lalu di saat dia lengah aku menusukan pisau tepat di dada sebelah kirinya. Aku yakin tusukan itu sangat dalam hingga merobek jantungnya, lalu kemudian kutambahkan lagi satu tusukan ke uluhatinya sembari tangan kiriku mendekap mulutnya. Mata itu terus membelalak keluar. Mata itu penuh dengan rasa sakit dan kemarahan karena kukhianati. Aku terus dihantui oleh mata itu hingga belasan minggu. Hingga sekarang pun aku bisa melihat begitu dekat mata itu.” Dia terdiam agak lama beru kemudian melanjutkan kata-katanya. “Tapi bukan itu ingin kamu dengar bukan?"

"Iya paman, anda benar," ucapku sambil menyilangkan tangan di lutut. "Saya dengar anda tahu tentang dunia bawah Jakarta. Anda pernah memasuki tempat-tempat yang tidak dimasuk orang lain. Klub-klub rahasia, kamar-kamar eksklusif...."

"Aku tahu maksud kamu, kamu ingin dengar cerita seperti James Bond, tentang kisah para informan dan pelacur,” dia lalu menggeleng. “Tidak hidupku tidak seglamor itu. Tapi aku tahu nama-nama mereka yang berada di dunia bawah sana.”

"Iya itu maksud saya, pertanyaannya anda pernah mendengar nama Beauty is Wound?"

Mata si Lelaki pun membulat. "Oh dia, aku tahu tentang itu, dia legenda."

"Apa dia benar-benar nyata?"

"Iya, dia memang nyata, seorang wanita prostitusi keturunan Belanda yang sangat cantik. Orang-orang pribumi menyebutnya Mahadewi, sedangkan kami ekspatriat menyebutnya Aphrodite. Banyak kisah tentangnya petualangan-petualangan liarnya, eksplorasi seksual, dan tindakan-tindakan gila di Jakarta. Tapi yang paling terkenal adalah kisah tentang ketiga menantunya. Seorang tentara, orang partai, dan seorang preman. Ketiganya pernah tidur dengan si Aphrodite dan ketiganya saling membunuh satu sama lain."

Aku mengangguk hidmat. "Itu yang ingin saya tahu. Dan dari info yang saya dapat anda mengenal salah satu menantunya itu."

Lelaki tua itu tersenyum. "Iya, saya mengenal salah satunya."

"Yang mana Paman?" tanyaku penasaran.

"Yang orang partai itu," ucapnya dengan hidung yang naik.

Kali aku yang terkejut, prediksiku salah, tadinya kupikir teman si laki-laki tua ini adalah si tentara.

"Kenapa? Kaget?" lanjutnya.

"Bagaimana mungkin,” tanganku naik ke atas. “Dia kan berada di aliran kiri sedangkan anda…"

"Justru itu,” potongnya. “Tugasku berada di Jakarta adalah untuk mendekati dan berteman dengannya. Kebetulan pula si Kamred ini selain menjadi orang partai dia adalah pedagang kain, dia punya importir di luar negeri dan karena itu dia selalu menggunakan jasa ekspedisi kami untuk mengangkut barangnya. Itu kenapa aku bisa dekat dan mengenalnya."

Aku mengangguk.

Semua menjadi jelas. Kenapa mereka mengirim agen rahasia menjadi pegawai di perusahaan ekspedisi.

"Jadi apa yang ingin kamu tanyakan?" kembali dia mengembang senyum.

"Mereka bilang bahwa seluruh garis keturunan dari si Aphrodite telah mati. Tapi saya tidak percaya itu, karena itu saya datang ke sini. Saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi? Apa benar si Kamred itu masih hidup?"

Si Ricki tua tertawa. "Hahaha... Apa yang dimiliki laki-laki itu hingga kamu jauh-jauh datang ke Brixton?"

"Saya ingin mengambil beberapa barang penting yang dia miliki."

"Di tahun 66 aku meninggalkan Jakarta dan mendapat tugas Brazil. Bertahun-tahun lamanya aku tidak kembali ke sana hingga tahun 76. Dan di waktu itu dengan sangat-sangat tidak kuduga kamred masih hidup. Dia selamat dari pembantai itu. Konon dia selamatkan oleh kakak iparnya, si tentara itu melakukan atas permintaan si istri yang merupakan mantan kekasih kamred. Perjanjiannya dia akan mendapatkan anak jika Kamred tidak mati. Dan benar saja mereka memiliki anak. Kamred sendiri selama 10 tahun di kirim ke Pulau Buru dan pada 75 dia baru kembali ke Jakarta.”

"Iya, saya pernah dengar cerita yang itu, tapi beberapa tahun setelahnya dia ditemukan mati gantung diri. Apakah itu benar? Jika benar saya hanya ingin menemukan alamat rumah dimana dia ditemukan meninggal?"

"Tentu saja," dia mengangguk-angguk lalu menantapku lurus. "Tentu saja dia tidak meninggal. Kematian itu hanya pura-pura untuk menghilangkan jejak, sebab meski sudah dibebaskan dari Buru. Orang-orang pemerintah masih mengawasinya dengan sangat ketat. Mereka berniat untuk menghabisinya dengan sangat bersih. Karena itu dia memilih mati lebih dahulu sebelum mati yang sesungguhnya."

"Jadi dimana dia?"

"Apa yang bisa kamu tukar untuk informasi ini?"

Tentu saja agen rahasia, selalu memperdagangkan informasi. "Seperti kata boss anda, Tuan George, selalu ada yang bisa diperdagangkan," ucapku dengan percaya diri.

Ricki sendiri tersenyum meremehkanku. "Apa yang kamu punya?"

"Saya punya informasi tentang anak anda yang ada di Jakarta!"

Mata itu membelalak begitu lebar.

Tentu saja, kali ini giliranku yang bermain di atas tumpukan kartu. []
.  .  .

Virli dan Sophia

By Ftrohx


Virli Carmilla

Adalah gadis cantik yang tercipta dari hasil kecelakaan.

Ibunya adalah seorang pelayan di sebuah klub malam di Bali dan Ayahnya adalah seorang programmer jenius asal Silicon Valley yang sedang berlibur.

Setelah lahir, Ibunya meninggalkan Virli di depan pintu sebuah Villa mewah yang dimiliki sepasang warga Australia yang sedang tinggal di Ubud. Beruntung, sepasang suami-istri itu adalah orang baik. Mereka pun mengadopsi Virli kecil dan membesarkannya seperti anak sendiri. Hingga saat usianya 10 tahun secara kebetulan Virli menemukan fakta yang sebenarnya. Saat itu dia memutuskan untuk keluar dari rumah dan memilih pindah sekolah ke Jakarta.

Dari segi fisik, Virli memiliki wajah mirip Famke Jansen saat bermain di film X-Men yang pertama. Tinggi 175 cm dengan tubuh yang sangat proposional. Satu ciri khas dari penampilan Virli adalah poni lempar sampingnya yang menutupi dahi sebelah kiri.

Dimana pada dahi itu terdapat bekas luka yang menyilang.

Pakaian yang sering dia kenakan adalah blus warna putih dibalut dengan kardigan biru gelap. Layaknya pakaian sekretaris di perusahaan multinasional. Virli juga biasa mengenakan kacamata frame tipis dan membawa Ipad kemana-mana yang membuat dia terkesan cantik sekaligus nerd.

Dalam bidang investigasi, spesialisasi Virli adalah interogasi.

Dia sangat ahli dalam menguak informasi dari para tersangka. Sangat memahami ilmu kinesik dan tahu kapan serta bagaimana seseorang berbohong dari gerak tubuhnya. Selain dunia investigasi, Virli bekerja sebagai Arsitektur untuk sebuah firma Arsitek yang berkantor di Wijaya Satu. Keahlian utamanya di sini adalah desain interior.

Di luar pekerjaan Virli suka kegiatan fisik. Dia kadang menghabiskan waktu untuk berlari 10 km di atas tredmil. Dia juga rajin berlatih Kendo dan kadang dia juga ikut latihan menembak di Senayan.

Dibanding teman-teman yang lain. Virli sebenarnya memiliki otak yang paling berbahaya. Bahkan lebih berbahaya dari Azra (Haduh, spoiler)

Dari segi finansial Virli sangat mapan. Dia memiliki sebuah BMW silver terbaru. Dua buah motor Ducati. Sebuah apartemen di Kemayoran dan flat mewah di daerah Permata Hijau. Dari semua kelebihannya, Virli memiliki satu kekurangan yaitu dia tidak memiliki pacar. Tentu saja dia terlalu hebat untuk punya pacar manusia biasa, hahaha...



Sophia Aulia Sahab

Kekasih dari Azra ini ada cewek keturunan Arab yang super-cantik yang memiliki wajah mirip dengan Susan Coffey. Huh, luar biasa. Hidung mancung, mata bulat besar, kulit putih, dan yang menjadi ciri khasnya rambut berwarna merah darah. Sophia memiliki tinggi 171 cm dengan tubuh yang proposional.

Untuk pakaian kerja dia bisa mengenakan kemeja putih dibalut dengan kardigan abu-abu gelap. Sedangkan untuk sehari-hari dia mengenakan kaos putih bergambar anime random yang biasa dipadu dengan jaket atau sweater warna merah. Bawahan selalu celana jeans biru dan sepatu kets. Tidak pernah ada rok untuk Sophia kecuali acara Lebaran.

Keluarga Sophia adalah pendiri dan pemilik sebuah perusahaan parfum terkenal di Jakarta. Terlahir dari keluarga yang sangat mapan, sejak kecil Sophia selalu mendapatkan apapun yang dia mau. Itulah yang membuat dia tumbuh menjadi cewek galak, arogan, dan selalu ingin menang sendiri.

Di masa SMA, Sophia pernah menjadi juara cover majalah remaja. Kemudian setelah lulus dia memilih kuliah jurusan teknik Kimia di Universitas Keio. Saat kuliah di Jepang dia pernah menjadi model iklan untuk Uniqlo. Kemudian selepas kuliah dia sempat bekerja di perusahaan keluarga sebelum akhirnya dia keluar dan bekerja sendiri di sebuah perusahaan telekomunikasi swasta.

Di bidang penyelidikan, keahlian utama Sophia adalah analisa zat kimia (termasuk menganalisa darah) dan pelacak bukti mikro. Dia juga memahami berbagai jenis racun populer dan zat-zat kimia berbahaya, serta sedikit ilmu kedokteran.

Bicara tentang kepribadian, sebagai gadis yang terlahir super-cantik. Sophia adalah sosok yang paradoks. Dia apatis dan sangat malas dalam melakukan penyelidikan. Bahkan sebisa mungkin dia tidak ingin terlibat dalam penyelidikan kriminal (terutama yang dikerjakan kekasihnya) apalagi sampai jatuh dalam aksi-aksi menantang maut.

Tapi jikalaupun dia terjebak bersama penjahat, jikalaupun dia diculik ataupun dihajar orang. Berbeda dengan gadis-gadis lain, Sophia tidak akan pernah menangis. []
.  .  .

Sunday, May 22, 2016

Trailer Film

By Ftrohx


Soundtrack 'Seperti Kemarin' by Noah


Terlihat dari jarak yang sangat jauh seorang pemuda jatuh melayang dari gedung yang sangat tinggi. Kamera menyorotnya lebih dekat terlihat dia jatuh dengan gerak lambat yang dramatis.

Sebuah layar komputer, dengan cepat layar itu berganti, potongan-potongan gambar,

Sebuah kafe, sebuah buku, sebuah kopi, seorang pria yang sedang memberi tanda tangan, lalu foto seorang pria tampan yang berjalan bergandeng tangan dengan seorang wanita cantik.


Seperti kemarin kau berpaling meninggalkanku

Tak kusimpan sisa dendam

Lihat nanti kita buktikan siapa aku.


Kamera menyorot pemuda tampan dan seorang gadis yang berjalan berlawanan arah, mereka berada di trotoar Mall dengan dinding-dinding putih dan kaca etalase.

Menyorot wajah si gadis cantik, dia tersenyum sinis seperti penjahat dengan rencana licik. Sementara di balik punggungnya, si pemuda terlihat menahan amarah, seolah dia berkata bisa membalas semuanya dan menjadi pemenang.


Seperti mencair beban itu

Mengakuinya cinta kita telah usai

Tapi lihat yang terakhir tertawa


Terlihat sepatu pantofel hitam, menyorot ke atas dia adalah seorang lelaki dengan jas hitam yang sangat rapih, dia berdiri tepat berada di tepian gedung, dia mengembangkan tangannya seperti sayap burung yang ingin terbang.

Berpindah ke tempat lain, seorang pria menyorot jauh dengan satu teropongnya yang terpasang di atas snifer rifle, dia memandang siap mengeksekusi targetnya.

Berpindah ke sebuah tembok penuh dengan kliping koran, foto-foto, dan note tempel. Sebuah tangan menarik garis merah. Kamera mundur ke belakangan, terlihat punggung seorang pria yang sedang fokus dengan dinding tersebut.


Aku tanpamu langkah kakiku siap berlari

Terbang mengudara tak bisa kau menahan.


Gambar berpindah, menyorot sebuah kaki di tepian gedung, kamera terus naik ke atas terlihat wajah seorang lelaki tampan.

Dia terlihat berdiri menatap cakrawala, sangat tangguh meski ada darah yang menetes di tangannya. Kemudian si lelaki membalik badan dan melompat ke belakang, dia jatuh dengan senyum puas diwajah seolah dia adalah malaikat yang bahagia dengan sayapnya.


Lain dengan kemarin

Ini bukan aku bayangkan

Esok yang membebaskan

Dengan lantangku teriakan


Di sebuah ruangan yang besar namun agak gelap dua orang laki-laki terlihat bertarung, mereka saling mengunci tangan lawannya sementara sebuah pistol terarah ke wajah yang lain.

Gambar berpindah ke keramaian perempatan jalan, berdiri seorang gadis berrambut bondol. Wajahnya mengisyarakan kesepian, keputusasaan, sekaligus kemarahan. Ada banyak asap di sekelilingnya, lalu dia menghilang ke dalam kerumunan orang.

Kamera berpindah ke seorang gadis kecil di ruangan gelap, di duduk mendekap kaki di pojok ruangan, dia menangis. Lalu tangannya bergerak ke depan seperti ingin menyentuh penonton di balik layar.


Aku tanpamu langkah kaki siap berlari

Terbang mengudara tak bisa kau menahan


Kembali wajah si gadis cantik yang muncul pertama. Dia memegang pistol dan mengarahkannya lurus ke kamera. Terlihat dia seperti berteriak. Kamera lalu berpindah ke luar terlihat sebuah halte, dan terlihat sebuah ledakan.Terlihat wajah si pemuda yang pertama, dia berlari dengan kencang di antara mobil-mobil yang stag di tengah kemacetan Jakarta.

Kamera dengan cepat berpindah ke sebuah baku tembak, senapan mesin, pistol, peluru, dan orang-orang berjas hitam yang jatuh satu per satu.


Seperti kemarin kau berpaling

Menyesali keputusanmu

Tak kusimpan sisa dendam

Kubuktikan aku lain dengan kemarin


Di tempat lain seorang pemuda berkacamata sedang fokus pada layar komputernya, dia melihat banyak tulisan bahasa pemprograman. Tulisan di layar hitam itu bergerak cepat ke bawah seperti laju kereta api, dan tangan si pemuda dengan cepat mengetik keyboard dengan wajahnya yang berubah sangat panik.

Kamera berpindah ke wajah pria paruh baya, dia terlihat sangat tangguh dan dia berbicara dengan sangat emosional di hadapan beberapa orang tua yang mengenakan seragam resmi militer. Terlihat kilatan blitz, banyak wartawan dengan foto-foto dan keriuhan. Kemudian terlihat seorang pria yang tersenyum dengan latar sebuah spanduk bergambar naga dan ikan koi.

Kamera menyorot bangku-bangku yang diisi gadis-gadis cantik yang memegang buku yang bergambar sama dengan spanduk tersebut.


Ini bukan aku bayangkan

Esok yang membebaskan

Dengan lantang kuteriakan


Kamera menyorot dari atas ketinggian kepetak perumahan padat penduduk. Terlihat beberapa orang yang mengenakan jas hitam berlari.

Menyorot dari sudut pandang berbeda terlihat si pemuda yang pertama tadi berlari melewati tikungan demi tikungan. Gambar berganti dengan cepat sebuah tendangan berputar menghajar wajah seorang pria, pemilik tendangan tersebut adalah gadis yang sama yang tersenyum sinis pertama.

Berganti ke sebuah ambulance melaju, kemudian berganti menyorot sebuah Toyota Camry yang sedang nge-drift, kemudian berganti ke pemuda tadi yang sekarang berlari menelusuri lorong tangga yang gelap. Dia terus berlari ke atas. Dia berlari semakin cepat dan cepat.


Aku tanpamu langkah kaki siap berlari

Terbang mengudara tiada yang menahan


Di atas seseorang laki-laki dengan latar belakang matahari telah menyabutnya. Tiba-tiba terjadi pertarungan. Si pemuda itu terus terjatuh dan terjatuh. Namun si pemuda terus bangkit lagi.Dia menabrak tubuh lawannya. Lalu adegan berganti, di atas atap telah berdiri dua orang lain dan satu orang wanita. Mereka mengelilingi si laki-laki dengan bayangan matahari. Si lelaki itupun sudah berdiri di tepian atap, tangannya mengembang dan dia pun melompat.


Aku tanpamu langkah kaki siap berlari

Terbang mengudara tak bisa kau menahan.

.  .  .

Saturday, May 21, 2016

Lincoln Rhyme: Broken Window

Review by Ftrohx

Ada pepatah klasik. "Karena nila setitik, rusak susu sebelangan."

Kasus ini sering terjadi pada novel-novel yang gw baca. Banyak novel bagus namun karena endingnya jelek novel tersebut dicap sebagai novel yang jelek. Gw sebenarnya kurang setuju, novel jelek ataupun bagus tetap kita bisa mengambil pelajaran dari situ.

Dan untuk kasus novel Broken Window (2008) dia nggak jelek-jelek amat kok. Medium menurut gw. Ok, ini nggak seperti review gw biasanya. Untuk penilaian selalu gw taruh dibagian konklusi, tapi kali ini dibagian pembuka. Langsung aja: openingnya bagus, karakternya bagus, plotnya keren, cuma endingnya ancur. Point yang bisa gw kasih 79 + 83 + 77 + 39 = 278 dibagi 4 masih 69,5 | Iya, lumayanlah.


Sinopsis

Kasus dimulai dengan sebuah pembunuhan. Lalu kemudian, ditemukan fakta-fakta si pelaku mencuri identitas orang lain untuk melakukan aksinya. Gilanya adalah si pelaku mencuri identitas orang lain melalui internet. Dan lebih ngeselinnya lagi, orang yang identitasnya diambil adalah sepupu dari Lincoln Rhyme. Ini jadi sesuatu yang personal. Sepupunya ditahan untuk kasus pembunuhan yang tidak pernah dia lakukan.


Kemudian muncul lagi kasus yang sama. Sebuah pembunuhan dengan pelaku yang setelah ditemukan ternyata mengaku tidak bersalah. Identitasnya dicuri oleh seorang Unsub yang kemudian digunakan untuk melakukan tindak kejahatan. Rhyme pun melacak di penjahat yang dia sebut Unsub 522.

Hingga kemudian dia sampai ke sebuah perusahaan IT raksasa bernama SSD (Strategic System Datacorp) dengan logonya yaitu Broken Window, Beuh. Entah dia ingin menyindir Microsoft atau semacamnya. Tapi yang gw temukan bahwa perusahaan ini lebih mirip Google dengan fokus pada pengumpulan data-data penting. Namun mereka mengelola dan menyajikan data-data tersebut layaknya Oracle -perusahaan yang mengakuisisi SUN Java. Dan tentu saja, mereka punya boss yang eksentrik yang sangat tertarik dengan dunia kriminal yaitu Andrew Sterling (Red Herring di novel ini). Asli gw suka karakter-karakter kayak begini, sejenis Lex Luthor versi modern. Dan satu lagi yang gw suka SSD mereka punya super-komputer berbahaya seperti TRANSLTR di Digital Fortress-nya Dan Brown.

Selain itu yang awesome dari novel ini dua sudut pandang-nya. Satu dari sang detektif Lincoln Rhyme dan timnya, dan kedua dari sudut pandang si penjahatnya. Si detektif menggunakan PoV 3, sedangkan untuk si penjahat Deaver menggunakan PoV 1. Jarang gw baca novel yang kayak begini, menggabungkan PoV 3 dan PoV 1Selain Broken Window yang gw baca seperti ini adalah Lost Symbol dari Dan Brown. Sayangnya dia hanya sedikit menggambarkan apa yang dia lihat, selebihnya adalah cerita masa lalu. Broken Window gw bilang juga agak mirip dengan Cold Moon, namun dia jauh lebih baik.


Tentang si Penjahat

Unsub 522 memiliki latar belakang yang bagus, motivasinya menjadi penjahat yang anonim hingga mencuri identitas orang lain. Keahliannya juga ditulis dengan detail, pengetahuan tentang komputer serta penyakit kejiwaan yaitu OCD dan hoardingnya itu mantap banget menurut gw. Dan gara-gara dia, gw mempelajari buku Abnormal Pyschology. Hahaha… Kemudian emosinya, kepanikan, kemarahan, dan arogansi si penjahat. Semua begitu terasa nyata. Bahkan menurut gw jauh lebih baik daripada Mal'akh-nya Dan Brown. Sayangnya, yang sangat disayangkan endingnya doank yang kacrut.

Banyak hal yang gw suka dari Unsub 522.

Dia melihat dunia dengan cara pandang yang berbeda. Dia tidak menyebut nama orang dengan nama. Melainkan angka-angka. Dia menyebut manusia sebagai "sixteens digit" Menurutnya angka-angka lebih mudah diingat daripada nama-nama. Nama terlalu kabur. "Names lead to mistakes. Mistakes are noise. Noise is contamination. Contamination must be eliminated." - quote gila yang selalu dia ulang sepanjang novel.

Asli kampret.

Juga bahasa saat dia ngamuk-ngamuk ketika Tim kepolisian nyaris menangkapnya.

"They know about knowledge service providers at this point. About predicting how sixteens will act, based on past behavior and the behavior of others. This concept has been a part of my life for a long, long time. It should be part of everyone’s. How will your next-door neighbor react if you do X? How will he react if you do Y? How will a woman behave when you’re accompanying her to a car while you’re laughing? When you’re silent and fishing in your pocket for something?"

Keangkuhannya, kesombongannya, gw suka karakter ini. Dia nggak berfilosofi seperti Dewa-Dewa kuno dengan bahasa filsafat. Dia blak-blakan dan dia menciptakan versi modern dari Dewanya sendiri.

Di sisi yang lain, gw melihat Broken Window seperti ajang balas dendam Deaver.

Dia membalas kekalahannya sewaktu bikin novel hack-hackingannya pertamanya yaitu The Blue Nowhere (thn 98an) yang tidak berakhir sukses. Deaver tahu kelemahannya, meski dia belajar IT tapi tetap dia bukan anak IT.

Deaver adalah sarjana hukum dan dia nggak bisa bahasa pemprograman, sesuatu yang membuat dia mengambil ranah yang berbeda. Lebih fokus pada plot kriminal. Dan di sini kita bisa melihat dia lebih berhasil daripada projek yang sebelumnya itu.


Konklusi

Dari novel-novel sebelumnya, gw mempelajari bahwa ada dua kelemahan dari serial Lincoln Rhyme. Pertama tentu saja whodunnit. Lincoln Rhyme terlalu terfokus pada siapa pembunuhnya? Dia membuatnya seperti permainan tebak-tebakan, namun tebak-tebakan yang berada di luar lingkaran. Beda dengan kasus-kasus detektif golden age dimana pelaku berada di dalam lingkaran. Whodunnit-nya Rhyme cukup buruk karena menggunakan orang diluar lingkaran si detektif, kecuali di novel Bone Collector. Seandainya saja dia bermain dengan cara yang berbeda, misalkan howdunnit atau inverted detective story. Gw yakin novel ini akan jadi sesuatu yang grande.

Kedua, tentu saja metode Lincoln Rhyme yang superior itu. Menemukan lokasi si penjahat dengan melacak jejak mikro-nya (debu, zat-zat kimia, dan seterusnya). Di dunia nyata metode ini memang banyak dilakukan ahli forensik namun tidak se-efektif itu.

Apalagi hingga bisa menangkap penjahat kurang dari 3 hari, itu sangat mustahil. Metode Rhyme di sini lebih seperti science fiction. Karena nggak mungkin kita bisa meramal satu debu tepat berada di satu lokasi. Layaknya, satu tetes air bisa berasal darimanapun, entah Niagara ataupun Samudera Pasifik. Karena satu debu bisa jadi berasal darimanapun, dan paradoksnya seperti yang dia ketahui, bukti fisik bisa ditanam untuk mengalihkan perhatian para penyelidik. Kelemahan terbesar Rhyme, syukur ada Kathryn Dance di Cold Moon bisa mengimbangi ketidakmasukakalan Lincoln Rhyme.

Dan di sini (aduh gw spoiler) pemecahan kasusnya tidak menggunakan metode ajaib Lincoln Rhyme, menggunakan mesin super-komputer milik SSD. Dan tentu saja, berakhir dengan plot twist yang buruk.

Terakhir gw ingat ending salah satu anime favorit gw.

Si tokoh utama bertanya-tanya “Apakah si Penjahat memang benar-benar kalah ataukah dia menyerah meletakkan pedangnya dan membiarkan dirinya kalah?” Bagaimana jika kekuatan itu sudah ada di sana. Bagaimana jika memang dia berniat untuk kalah. Membuat dirinya sendiri gagal. Gw sempat berpikir, Deaver sudah pergi sejauh ini dan membuat novel sebagus ini. Masa dia menghancurkan novelnya sendiri? Apa itu mungkin?

Gw yakin Deaver bisa membuat lebih baik dari ini. Seandainya dia tidak fokus pada whodunnit. Seandainya dia tidak memaksakan diri membuat twist yang maksa. Harusnya dia bisa, tapi apa mungkin dia sengaja. Itu yang jadi pertanyaan gw. Apa mungkin dia ingin memberi kesempatan pada (penulis) yang lain. untuk menulis plot yang lebih baik daripada yang dia buat. Entahlah?
.  .  .

Azra dan Lufin

By Ftrohx


Azra Lazuardi

Dari segi fisik, Azra memiliki wajah mirip Jesse Eisenberg pemeran Lex Luthor di Batman vs Superman.
Hanya saja dengan mata yang lebih kecil dan hidung yang tidak begitu mancung.
Dia memiliki tinggi 176cm dengan tubuh yang kekar berotot karena latihan fisik setiap hari.
Azra juga memiliki bekas luka panjang di lengan sebelah kanannya.

Untuk pakaian dia memilih kemeja warna biru yang kadang dibalut jaket ataupun jas.
Celana selalu jeans warna gelap dan sepatu kets. Memang terlihat umum,
namun Azra memiliki ciri khas dia hanya memiliki tiga warna, biru, hitam, dan putih.
tidak ada merah, kuning ataupun yang lain.

Secara finansial, Azra adalah pemuda yang sangat mapan.
Memiliki dua buah mobil, dua motor sport, sebuah ruko, dan sebuah rumah minimalis. 
Tentang usaha di luar dunia investigasi dia punya:
Dua buah (franchise) Minimarket dan sebuah restoran Chinese Food di BSD yang dikelola bersama adiknya.

Sewaktu SMA, Azra pernah jadi atlet Pencak Silat yang mewakili DKI Jakarta.
Lalu selulus SMA dia kuliah jurusan IT, meski putus ditengah jalan
tapi Azra cukup mahir dalam bahasa peprograman Java dan SQL Server.
Itupula yang membawa menjadi seorang penjual informasi-informasi rahasia.

Azra memiliki banyak keahlian,
Namun ada satu kelemahan yang paling dia sesali yaitu dia tidak bisa bermain musik.
Kelemahan yang membuat dia suka menghantam kepalanya sendiri ke tembok
tiap kali menemukan profesional (di bidang apapun) yang bisa bermain musik. Karena dia sangat iri akan hal itu.


Ikhsanul Arifin aka. Lufin

Secara fisik Lufin memiliki kulit putih pucat, mukanya mirip Kenichi Matsuyama sewaktu masih kurus. Hahaha...
Rambut gondrong dan wajah seperti orang yang nggak tidur selama seminggu. Itupula yang membuat dia dipanggil si Muka Zombie.
Lufin memiliki tinggi 181cm dengan tubuh yang ceking, tentunya.

Untuk pakaian Lufin cuma punya satu jenis pakaian, kaos putih lengan panjang.
Dia punya 12 setel pakaian seperti itu di dalam lemarinya. Sedangkan bagian bawah celana jeans dan sepatu kets.

Secara finansial,  berbeda dengan Azra, Lufin hidup dengan ekonomi yang pas-pasan.
Dia tidak memiliki pekerjaan lain selain menjadi penyelidik kriminal. Lufin pernah buka toko online yang sayangnya tidak sukses.

Meski tidak jago dalam ilmu forensik, namun Lufin punya kelebihan sebagai penyelidik yang memiliki empati dan intuisinya yang sangat kuat.
Sekarang dia tinggal di lantai 2 sebuah Auditorium di daerah Cipulir. Punya satu buah skuter matic dan laptop warna putih.
Pernah kuliah S1 jurusan Sastra Inggris dan memiliki pacar bernama Amelia yang kerja di PN Jakarta Selatan.

Satu keunggulan Lufin dibanding Azra adalah, 
Lufin merupakan ex-guitaris band rock indies di kampusnya. Itu yang membuat Lufin memiliki banyak pengetahuan tentang musik dan membuat Azra sangat iri.
Sebaliknya Lufin juga iri dengan Azra, karena dia nggak bisa berantem kecuali nendang orang dari belakang. []

Monday, May 16, 2016

Cantik itu Luka -Eka Kurniawan

Review by Ftrohx


Banyak yang bilang (di Goodreads) bahwa novel Cantik itu Luka bercerita tentang Dewi Ayu atau Ayu Dewi (temannya Raffi Ahmad) atau Sandra Dewi atau Dewi Sandra. Iya, whatever lah siapa itu.

Menurut gw bukan itu.


Novel ini bukan tentang Ayu Dewi atau Dewi Ayu atau siapalah dia namanya. Novel ini tentang CEWEK CANTIK. Dan para laki-laki jelas secara naluriah mengincar cewek cantik. Masalahnya terkadang ada kasus dimana seorang cewek begitu cantik sampai-sampai kecantikannya itu membahayakan. Kecantikannya membuat orang-orang terluka dan lebih dari itu kecantikan melukai hatinya sendiri. Inilah premis utama novel ini bahwa "Cantik menimbulkan banyak Luka"

Asli saat membaca novel ini gw langsung ingat dengan satu novel kriminal Jepang yang gw baca yaitu Grotesque dari Natsuo Kirino. Gw ingat dengan karakter utama di sana yaitu Yuriko, gadis blasteran Jepang-Switzerland yang sangat cantik. Saking cantiknya sampai-sampai orang-orang menyebutnya "Cantik seperti Monster" cantik yang tak tertandingi, bahkan para wanita yang melihatnya pun bisa jatuh hati.

Sayangnya, dibalik paras dan tubuhnya yang super-cantik dia terlahir dengan kebinalan seorang pelacur alami. Hingga kemudian diakhir cerita, kecantikan melukai hatinya sendiri atau lebih tepat membuatnya kehilangan nyawa dengan sangat tragis.

Ok, bagian ini spoiler.

Banyak yang bilang bahwa novel ini bercerita tentang Dewi Ayu. Tapi menurut gw Dewi Ayu cuma sedikit perannya di novel ini. Hanya di bab-bab awal dan di dua bab akhir. Selebihnya novel ini bicara tentang ketiga menantunya Dewi Ayu dan kisah tragis ketiga cucunya.

Atau jika gw buat part, ada 5 part dari novel ini:

Pertama kisah Dewi Ayu dan seluruh kisah masalalunya. Kedua tentang Sang Sandocho -Komandan Tentara si menantu pertama. Ketiga tentang Kamerad Kliwon -Ketua Partai (komunis) menantu kedua. Keempat tentang Maman Gendeng -Boss Preman menantu ketiga. Dan kelima tentang romansa anak SMA: Rengganis, Krisan, dan Nur Aini yang berakhir tragis yang merupakan cucu-cucu dari Dewi Ayu.

Bicara tentang ketiga menantunya, ini akan jadi cerita yang sangat panjang. Jadi baiknya gw langsung skip aja.

Yang paling gw suka adalah bagian kelima, menurut gw ini adalah puncaknya. Kisah tentang Rengganis, Krisan, dan Nur Aini. Disinilah cerita sebenarnya dari Cantik itu Luka berada. Gw membayangkan jika dibuat film yang bermain sebagai mereka ntuh: Adipati Dolkien, Kimberly Ryder, dan Estelle Linden. Aaaaaaaaa...

Andai saja Eka Kurniawan bukan penggemar Gabriel Garcia Marquez, atau andai saja gw adalah Eka Kurniawan mungkin semuanya bisa di-CUT dan gw akan fokus pada bagian kelimanya aja. Karena disinilah CANTIK ITU LUKA. Kecantikan yang berakhir dengan saling menyakiti dan menghancurkan satu sama lain. Ok, gw gak ingin bicara lebih lanjut tentang Krisan dan kedua cewek cantik yang ada dilingkarannya. Memang ini kisah romansa melankolis anak SMA. Tapi yang bikin gw greget jelas CRIME THRILLER-nya.

Sering gw bilang, kebanyakan penulis TOP dunia (apapun genrenya.) Biasanya memiliki basic yang kuat dalam menulis cerita kriminal. Contoh J K Rowling, gw sudah duga kalau dia sangat kuat dalam nulis cerita detektif jauh sebelum dia menulis Cormoran Strike. Gw melihat itu saat film Harry Potter and Chamber of Secret. "Ah, sudah gw duga nih," pasti basic kepenulisannya adalah cerita detektif. Coz kuat banget unsur detektif fiksinya di cerita itu, meski Harry Potter adalah fiksi Fantasi.

Dan begitupula yang terjadi di sini di Cantik itu Luka. Selain roman fantasi, Eka Kurniawan punya basic yang cukup kuat juga dalam menulis cerita kriminal. Terbukti dari kumpulan cerpennya yang gw baca "Perempuan yang menemukan cintanya melalui mimpi" ada beberapa cerita kriminal di sana. Dan dari catatannya di blognya di artikel PiLIH INI ATAU ITU. Eka bilang "Gw lebih pilih Arthur Conan Doyle daripada Agatha Christie, coz Holmes memiliki selera humor yang lebih baik daripada Poirot." Hahaha...

Catatan lain, tentang unsur-unsur mistis dan klenik.

Ok, gw setuju dengan beberapa reviewer di goodreads bahwa jika unsur-unsur itu dihilangkan novel ini akan jauh lebih bagus. Banyak yang mengkritik, unsur-unsur mistisnya berlebihan, tentu cerita hantu dicampur dengan cerita sejarah bla bla bla... Agak aneh memang. Tapi untuk gw cerita mistisnya di sini rada komikal atau gw bisa menyebut seperti serial anime.

Ah, di sini spoiler abis.

Terutama bagian akhir Dewi Ayu n Kinkin versus Roh Jahat. Ngetwist-nya itu kayak komik-komik yang gw baca seperti Bleach dan Death Note. Kinkin si Occult Detective, Dewi Ayu si Shinigami, dan Mak Gedik si Hollow. Legenda tentang Hantu yang berubah menjadi kupu-kupu setelah melakukan tugasnya, jelas sebagai penggemar anime modern itu, Bleach banget. Apa jangan-jangan pada suatu masa Om Eka pernah bertemu dengan Tite Kubo? Mungkin... Hahaha...
.  .  .

Saturday, May 7, 2016

Captain America: Civil War

Sebuah review oleh Ftrohx


Terlalu banyak iklan untuk film ini di internet, televisi dan seterusnya yang membuat gw sangat bosan. Sampai-sampai gw berpikir untuk "Ah, gak usahlah nonton film ini." Tapi kemudian gw nonton juga. Sama seperti saat gw nonton Batman vs Superman: Dawn of Justice. Gw masuk ke bioskop, duduk santai di bangku, dan menatap layar tanpa ekspektasi lebih. Kalau bagus iya Alhamdulillah, kalau gak bagus iya gw tonton aja. Ternyata, syukurnya film ini lumayan bagus. (Peringatan: tulisan dibawah ini mengandung banyak spoiler)

Pertama-tama, gw ingin bilang bahwa gw bukan penggemarnya Captain America. Orang itu terlalu  ah Womenizer! Dan seperti yang kalian amati di blog ini jelas gw fans berat Robert Downey Jr. aka. Tim Ironman. Hahaha...


Sayangnya, ekspektasi gw nggak tinggi untuk hal itu. "Ah, paling Ironman cuma jadi cameo, paling banter jadi karakter antagonis." Ternyata gw salah. Di sini peran Iroman sangat penting. Aaaaaaaaa... Gw berusaha untuk gak bahas kenapa Civil War menjadi sesuatu yang penting terjadi antara Captain America dan Ironman. Kembali lagi gw nggak bisa menutupi bahwa hal yang terkuat di film ini adalah masalah MOTIF.

Secara plot film ini jauh lebih rapih dari Batman vs Superman, ibarat mengendari mobil mulai dari jalur lambat kemudian ke jalan raya, lalu puncaknya ngebut di jalan tol. Seperti itulah plot yang ada di Civil War. Kalau diadu dari keseluruhan cerita (awal hingga akhir) Civil War memang menang. Tapi untuk beberapa point yang lain gw masih berpihak pada Batman vs Superman. Wkwkwk..

Di bagian awal gw nggak terlalu yakin. Apakah perang benar-benar akan terjadi? Kalau motifnya cuma perbedaan pendapat aja tentang Sokovia Agreement harusnya bisa dimusyawarahkan bukan? Namun makin ke tengah perkembangan motifnya makin memanas.

Sebelum nulis review ini, semalam gw habis nonton The Avengers yang pertama. Dr. Banner berkata bahwa mereka bukan tim, mereka adalah bom waktu yang siap meledak. Sifat-sifat mereka sangat bertolak belakang terutama Captain America dan Ironman. Dan ego mereka pun juga sama kuat alias dablek keras kepala. Aaaaaaa... Kalau gw nulis dengan cara seperti ini lama-lama bisa bocor seluruh ceritanya.


Tim Captain

Sejak pertama kali Captain America muncul, di film yang pertama. Gw bertanya-tanya apa sih kelebihan Captain America selain bertarung dan menggunakan perisai Vibranium? Rasanya gak ada dah? Hahaha... (Nulis begini gw bisa diserang sama Team Captain)

Kalau sekedar bertarung dan agilitas, gw lebih suka sama Iko Uwais di The Raid. Atau jika aksi spionase jelas gw lebih suka nonton Tom Cruise di Mission Impossible. Sedangkan jika bicara manusia dengan kekuatan super, jelas Superman jauh lebih ekstrim kemana-mana.

Nah, inilah yang jadi pertanyaan. Gimana caranya lo membuat sebuah pertempuran epik dari dua super-hero yang kekuatannya gak super-super amat? Di sini elo sebagai penulis harus memutar otak habis-habisan untuk membuat sesuatu yang tidak begitu istimewa menjadi istimewa. Dan jalan keluarnya jelas elo harus membuat cerita / MOTIF yang bagus tentang bagaimana perang itu bisa terjadi?

Perjanjian Sokovia rasanya gak begitu kuat untuk memicu sebuah peperangan. Huh, gw pesimis film ini akan jadi film yang bagus. Namun mereka mengejutkan gw dengan begitu BANGSAT-nya. Aaaaaaaaaa...

Di film ini, peran Captain America semakin jelas. Berbeda dengan beberapa film sebelumnya yang buat gw. "Ini karakter fungsinya apa sih? Masih banyak kok yang lebih kuat dari dia? Masalah leader menurut gw yang lebih layak mimpin Avengers ntuh Ironman karena dia yang paling pintar. Namun di sini si Captain menunjukan bahwa dia punya sisi kharismatik yang membuat dirinya layak bertarung dengan Ironman.

Haduh gw makin banyak cerita.

Ada enam orang superhero dalam TIm Captain: Hawk Eyes, Scarlet Witch, Falcon, Bucky, Antman, dan sang pemimpin Captain America sendiri. Tiap karakter punya cerita, dan seperti yang dibilang oleh teman gw. Bahkan karakter yang minor pun punya bangku tersendiri yang membuat dia terlihat jelas dibawah sorot lampu. Seperti duet Hawk Eyes dan Scarlet Witch. Falcon dan Captain serta Captain dan Bucky. Semua adegan dan dialognya terjalin dengan apik menurut gw.


Tim Ironman

Sekalipun judulnya Captain America: Civil War. Tapi gw yakin bayaran termahal di film ini tetap jatuh ke Tony Stark aka. Robert Downey Jr. Hahaha... Dari Ironman satu, dua, tiga, dan Avengers satu dan dua. Kita bisa melihat bahwa terdapat perubahan emosi dari Ironman aka. Tony Stark. Kadang dia menjadi sangat kuat dan kadang dia menjadi begitu melodrama.

Tapi terdapat satu kesamaan. Bahwa Ironman bukan orang yang menganggap serius sebuah pertarungan. Dia melihat sebuah pertarungan sebagai sebuah pertarungan dan dia selalu berusaha untuk tidak melibatkan emosi dalam setiap pertarungannya. Tidak ada yang personal selama ini. Bahkan ketika Paper Pot diculik di Ironman 3. Gw masih melihat Ironman yang stabil. Sosok yang bertarung secara serius tanpa membawa api kemarahan. Namun BANGSAT-nya di sini untuk pertama kali, gw melihat Ironman aka. Tony Stark bertarung dengan melibatkan kemarahan. Aaaaaaaaa... Ini spoiler parah ini.

Gw nggak ingin bicara lebih lanjut tentang hal itu.

Tapi ada satu adegan yang gw suka. Adegan yang memorable dari Tony Stark. Sebuah adegan di dalam ruangan rumah yang hangat dengan Ibunya yang bermain piano dan Ayahnya yang mengomel masalah kuliahnya. Egh, adegan itu sangat menginspirasi. Dan adegan itu menjawab pertanyaan gw. Bagaimana membuat sebuah pembukaan certa yang sangat bagus? Iya, lo harus membuat satu adegan penting di awal cerita yang secara laten akan meledak di puncak cerita. Ah, F#ck!!

Selain itu yang gw salut adalah apa yang terjadi pada Tony Stark, keputusan yang dia ambil di Civil War adalah hasil dari reaksi berantai dari apa saja yang telah terjadi di film-film sebelumnya. Ini sangat bagus karena nggak semua film superhero ada yang bisa mainin emosi sampai sejauh ini. 

Ok, gw nggak ingin bicara lebih lanjut, langsung aja Tim Ironman adalah Vision, War Machine, Black Panther, Spiderman, Black Widow, dan Ironman sendiri. Jelas dari komposisi pasukan Tim Ironman adalah yang terkuat (haduh spoiler.) Tapi ada titik dimana nanti dia harus bertarung sendiri.


Karakter Antagonis dan Pendukung

Untuk karakter antagonis, kita punya Hans Zemo. Seorang mantan tentara dari negeri Sovokia yang menjadi teroris dan membalas dendam pada dunia atas apa yang terjadi pada keluarganya. Zemo membuat plot dan menurut gw dia cukup hebat karena bisa mengambil keputusan yang sangat strategis yang berhasil menghancurkan The Avengers. Peran Hans Zemo di sini bisa dibilang sangat mirip dengan peran Lex Luthor di Batman vs Superman. Hanya saja, Hans jauh lebih keren karena dia berani bermain kotor terjun langsung ke medan pertempuran dan mengambil tindakan ekstrim dengan tangannya sendiri.

Selain itu karakter pendukungnya terdapat Jenderal siapa itu dari Hulk dan agen Shield yang pirang nan cantik yang merupakan keponakan dari Agen Carter mantan pacarnya si Captain America. Meski mereka dapat porsi kecil di layar namun peran mereka dalam chaos Civil War ini sangat penting.


Konklusi

Untuk Cinematografi gw kasih nilai 75 point, sedangkan adegan aksi standarlah 75 point, dan segi pengembangan cerita termasuk plot 89 point. Cinematografinya standar film action Hollywood, dengan langit yang cerah dan aksi yang jelas terlihat serta pindah-pindah negara. Gw sempat berpikir ini Marvel mau bikin Mission Impossible ya pakai si Chris Evan. Namun dari segi cerita dan pembangunan plot di sana senjatanya, benar-benar BANGSAT plot-nya.
.  .  .

Batman vs Superman: Dawn of Justice

Sebuah review oleh Ftrohx


Wow, sudah lama banget gw nggak update tulisan di blog ini.

Ok, langsung saja, gw coba mereviewnya dengan cara yang berbeda. Di sini gw akan bahas film ini dari per-karakter mulai Dari Batman sampai dengan Lex Luthor. (Peringatan: tulisan di bawah ini mengandung banyak spoiler)


Superman



Syukurnya, gw menonton film ini tanpa ekspektasi tinggi. Jadi, iya gw memahami Superman. Dia berada dalam sebuah krisis tersendiri. Dia dipuja sekaligus dibenci banyak orang. Dia manusia (atau lebih tepatnya alien) dengan kekuatan tak tertandingi, tidak di dunia manapun. Kita tahu Avengers berkumpul sekalipun bukan tandingan bagi Superman, bahkan kita tahu Tim X-Men sebenarnya hanyalah pecahan dari kekuatan Superman. Kita tahu Cyclops dan mata lasernya terinspirasi dari mata laser Superman. Begitupula dengan otak super, badan super, kaki super dan seterusnya. Sedangkan Superman, dia punya semua kekuatan grande itu dalam satu tubuh. Menurut gw, nggak ada superhero seantero Hollywood yang bisa mengalahkan Superman kecuali Doctor Manhattan dari Watchman atau Neo dari The Matrix, Wahaha... gw berharap bisa melihat mereka bertarung.

Lanjut ke topik utama.

Seperti yang ditulis di tag line dalam trailernya. "Isn't really suprising me, that the most powerful men on the world should be a figure of controversy." Superman layaknya Dewa yang turun ke bumi, dia dengan mudah dan selalu mudah menyelamatkan siapapun yang membutuhkan pertolongannya. Media pun membesar-besarkan namanya. Dia menjadi sosok yang kontroversial dan diperdebatkan banyak orang. Ada yang pro, namun lebih banyak yang kontra. Dan hingga satu titik ada satu orang Mastermind yang berhasil menjebaknya dan menjadi dirinya sebuah kontra, sosok Tirani yang bertindak semena-mena. Ok, gw nggak ingin lebih banyak ber-spoiler tapi si Mastermind ini, dia berhasil menjebak Superman. Dia bahkan menurut gw membuat plot yang jauh lebih pintar daripada Ozymandias menjebak Doctor Manhattan.

Tentang hubungan.

Kelihatannya Lois Lane dan Clark Kent semakin intim. Asli gw suka, chemistry dari kedua pemainnya, Henry Cavill dan Rachel McAdams. Mereka makin kesini makin baik memerankannya. Sekarang mereka tinggal satu apartemen. Dan jelas Lois selalu berada dalam bahaya karena berada di dekat Clark Kent. Karena kita semua tahu Superman nggak pakai topeng dan dengan mudah para penjahat bisa menemukan identitas asli serta lingkungan sosialnya. Mungkin itu kebodohan sekaligus keangkuhannya, Sang Superman.

Apalagi ya, sebenarnya nggak banyak yang bisa gw cerita tentang Superman di film ini. Mungkin itu kelemahannya karena mereka kurang mengeksplor MOTIF dari sisi Superman untuk bertarung dengan Batman.


Batman



Jujur, gw bukan penggemarnya Ben Affleck. Dari film-film sebelumnya, menurut gw si Affleck ini ada pemain Hollywood pas-pasan. Jika diibaratkan dia itu Chico Jerico-nya seseorang yang tak diantisipasi menjadi bintang. Gara-gara si Affleck ini gw menonton Batman vs Superman tanpa ekspektasi tinggi. "Ah, paling cuma film mediocre." Ternyata gw salah mereka memberi lebih atau bisa gw bilang "Well Crafted" untuk Batman-nya. Semua terlihat baru. Kisah yang baru, backstory yang baru, kastil baru, Batmobile dan pesawat yang baru. Ini seperti Batman Begin hanya saja versi Affleck dan Synder.

Adegan dimulai dengan dingin, suram, dan agak gelap. Mungkin karena AC di dalam teater. Tapi rasa itu benar-benar tepat. Sajian yang dingin dengan back sound yang bikin merinding.

Sebuah tragedi tentang seorang bocah yang melihat kedua orangtuanya mati terbunuh. Lalu kemudian memori membawanya ke acara pemakaman. Emosi bercampur aduk, kemarahan, kesedihan, dendam, dan ketakukan. Beuh, bocah itu berlari menerobos hutan. Tadinya gw pikir dia akan langsung jatuh ke dalam sumur gelap penuh kalelawar. Ternyata tidak, perjalanannya masih panjang dan si bocah terus berlari dan berlari. Dia menebos semak-semak lalu ke hutan melewati pohon-pohon besar lalu naik ke bukit lalu menuruninya. Terus berjalan jauh hingga dia sampai ke sebuah jalur kereta lama dan terjatuh di sana. Sumur itu begitu dalam dan dia terjatuh dalam kegelapan.

Anehnya, di sini si bocah begitu berani, dia mencoba bangkit dan bersamaan dengan itu di goa yang gelap kalelawar besar menghantam wajahnya. Begitu banyak kelelawar namun si bocah tidak takut. Ratusan kelelawar mengelilingi tubuhnya mereka berputar cepat layaknya angin puyuh dan si bocah yang tidak takut itu perlahan terangkat dari tanah. Dia terus naik ke atas layaknya seorang Santa yang terberkahi oleh Tuhan. Dia terus naik hingga keluar dari sumur tua itu. Begitu ajaib, entah itu hanya mimpi dari Bruce Wayne ataukah itu kisah nyata dari masalalunya. Tapi, asli mereka berhasil menaklukan gw dengan kisah yang satu itu.

Satu catatan lagi, tadinya gw berekspektasi bahwa Batman versi ini rada-rada mirip Ironman, coz melihat dari versi trailernya dimana Batman yang mengenakan jubah besi saat bertarung dengan Superman. Namun gw salah, Batman jelas lebih dari itu. Batman adalah Batman seorang ksatria yang bertarung lebih daripada sekedar mengenakan gadget canggih. Nilai plus adalah spiritual. Snyder memberi peran ini kepada Batman sebuah peran yang tidak dimiliki oleh Superman atau Wonderwomen di film ini. Dia merobek batasan antara manusia, teknologi, dan spiritualisme. Ini sangat langka, kebanyakan ketika kita membicarakan teknologi kita harus memusnahkan unsur spiritual. Tapi Synder menggabungkannya menjadi satu pada Batman.

Gw merasakannya sejak awal, tapi gw baru ngeh tentang ide ini saat Bruce Wayne bermimpi tentang masalalunya. Si Wayne kecil berjalan ke kuburan kedua orangtuanya. Suasana horor tentu saja, layaknya mimpi buruk. Dia melihat nama kedua orangtuanya dia atas batu nisan yang tebal dan hitam. Kemudian ada retakan di sana. Ada darah merah yang mengalir dan "Bukkk" monster kalelawar raksasa menerkam wajah Wayne kecil. Bruce Wayne pun terbangun, dia berada di rumah mewah minimalis di tepi danau. Bersama dengan seorang cewek entah siapa. Hahaha... Gw suka rumah danaunya.

Kisah berlanjut dan Bruce Wayne berada di masa depan di dunia Post-Apocalyps.

Tidak ada rumput hijau atau pohon. Yang ada hanya debu dan padang pasir serta merah panas dari gunung api yang meletus di tengah reruntuhan kota metropolitan. Dunia mimpi buruk. Bruce Wayne dengan kostum Batman versi pemberontak di Timur-Tengah bertemu dengan seseorang di tengah gurun. Mereka telah sepakat untuk mengambil barang dari dalam kontainer, yang bisa saya duga adalah batu Kripton untuk mengalahkan Superman.Namun ketika kotak itu dibuka, tidak ada apa-apa di sana. Sebaliknya, para pria yang bertundung melepaskan mantelnya, dan mereka adalah para tentara berbaju hitam dengan lambang "S" dibahunya. Pertempuran terjadi namun Batman kalah jumlah dan akhirnya ditangkap.

Gambar berganti dan mereka sudah berada di ruang bawah tanah. Lalu Sang Superman muncul dengan tanpa basa-basi dia langsung memotong anak buah dari si Batman. Lalu membuka penutup kepala dan Bruce Wayne. "Bukkk" pukulan sangat keras menghantam wajahnya dan Wayne terbangun dari mimpi. Dia masih berada di ruang kerjanya di Batcave. Itu semua cuma mimpi.

Dunia masih tetap dunia yang sama. Tidak ada dimensi lain seperti di Batman vs Superman: Injustice Gods Among Us, dan dia  tidak pergi ke masa depan seperti Back To The Future. Wayne kembali ke layar komputernya, namun kejutan lain muncul. Aaaaaaaaa... BAGIAN yang ini sangat spoiler. Muncul bayangan seseorang dia bicara ke Wayne. "Apa aku datang terlalu cepat?" dia bicara dengan terburu-buru seolah waktunya cuma sedetik dan tidak ada kesempatan lain lagi untuk bicara. "Lois Lane dia adalah kuncinya, selamatkan Lois Lane." Lalu BAAMMM!! Orang itu menghilang dan Wayne kembali terbangun lagi dari mimpinya.

Ok, dari sini kita tahu sebuah fakta, bahwa Dawn of Justice itu cuma ronde pertama dari pertarungan Batman vs Superman. Superman di sini tidak benar-benar jadi penjahat. Dan makhluk bayangan dari masa depan itu, dia memang datang terlalu cepat. Faktanya Lois Lane memang dalam bahaya, namun tidak benar-benar dalam bahaya. Akan ada episode lain dimana Lois Lane akan benar-benar mati dan Superman berubah menjadi seorang penjahat. Intinya film ini adalah sebuah pembuka untuk sebuah skenario yang lebih besar. Konklusi, Jika Avangers memiliki Captain America sebagai tokoh kunci, maka Justice League punya Batman di sana.


WonderWomen

Ini bagian panas yang sangat-sangat ingin gw bahas. Aaaaaaaaa... Gal Gadot. Ok, saat gw nulis ini tadi pagi gw habis nonton film Avengers Confidential: Black Widow & Punisher. Sebuah film tentang Avengers tapi buatan orang Jepang. #Damn, Black Widow-nya sangat merah dan sexy di sini. Beginilah seharusnya Black Widow: asli sexy, tinggi, langsing, bohay, dan panas.

Nggak kayak versi Scarlet Johansson, gw ngelihat Scarlet itu kayak Nikita Willy versi Hollywood.

Gw bicara begini karena banyak orang yang suka mengadu/membanding-bandingkan antara WonderWomen dengan Black Widow diluar sana. Jika dibanding-bandingkan, iya jelas Gal Gadot berhasil menggiling Nikita Willy aka Scarlet Johanson itu. Gw bicara begini karena gw adalah fans-nya kali ya, hahaha...

Di sini WonderWomen jadi karakter yang "Talk Less Do More." Sedikit bicara namun banyak aksi.

Dia dibuat misterius, tidak ada latar belakang, minim interaksi dengan karakter lain, namun bertarung brutal tanpa basa-basi. Iya, Gal Gadot layaknya karakter anime yang berubah jadi wujud nyata. Dia bertarung melawan monster raksasa tanpa berkeringat dan tanpa merusak tatanan rambut hitam smooth-nya. Dan juga koleksi gaun sexy yang ditampilkan sepanjang film. Beuh, fans service banget.

WonderWomen adalah Demi-Gods atau di sini mereka menyebutnya Meta-Human. Dia berumur panjang konon sudah ribuan tahun dan dia berpakaian tempur layaknya Xena The Warrior Princess. Jauh lebih baik daripada WonderWomen versi kartun yang kita lihat berbaju merah biru dengan rok bintang-bintang seperti bendera Amerika. Memang seperti ini layaknya, mereka harus move on dari warna nge-Jreng itu atau Superman dengan celana dalam di luar. Hahaha...

Bicara kekuatan, WonderWomen punya kemampuan Infiltrasi setara Black Widow, kekuatan fisik setara Colosus yang membuatnya anti-peluru, dan agilitas bertarung setara dengan Captain America.  Plus senjata ala Dewa yang setara dengan palu kramat milik Thor. Intinya, dia adalah Meta-Human dengan kekuatan yang paling mendekati Superman di dunia DC Comics.

Oh iya, hampir lupa. Satu lagi yang gw suka dari WonderWomen ini adalah soundtrack-nya. Tiapkali dia muncul, baik itu flashback ataupun hadir secara langsung soundtrack khasnya itu benar-benar menancap ke otak gw. Layaknya orkestra dari lagu peperangan jaman dahulu yang kembali diangkat dengan instrumen baru. Atau layaknya lagu jreng-jrengnya Star Wars itulah yang langsung terukir dibenak elo.


Lex Luthor

Kita sudah punya para jagoan di atas. Kini kita bicara tentang Sang Antagonis yaitu Lex Luthor.

Huh, banyak yang mengkritik dan gak setuju kalau Jesse Eisenberg menjadi Luthor. Mereka bilang, itu cowok terlalu cemen untuk jadi Luthor. Tapi menurut gw Snyder mengambil pilihan yang tepat. Seperti yang kita tahu, di sini Lex Luthor adalah versi jahat dari Mark Zuckerberg yang ingin menguasai dunia. Huh, damn. Tapi di sini kerennya.

Menurut gw Lex Luthor yang ini adalah Lex Luthor yang paling kreatif dibanding dengan Lex yang lain. Kalau kata iklan di televisi "Dia muda dan berbahaya!" Atau kata wikipedia "Eccentric prodigy who has gathered highly extensive information about emerging meta-humans." Atau definisi versi gw dia adalah gabungan dari keeksentrikan L. Lawliet dengan kekejaman dari Light Yagami. Laki-laki dengan seribu skenario 'jika'. Dia tahu setiap tindakan memiliki konsekuensi dan dia selalu membuat antisipasi demi antisipasi dari apa yang akan dia lakukan.

Lex begitu cerdas dan begitu banyak memiliki pengetahuan. Dia orang sangat penasaran dengan hal-hal baru.Itupula yang membuat dia meneliti Metahumans. Orang-orang dengan kekuatan super yang tersebar di seluruh dunia. Sayangnya, ada lubang di plot Luthor dan para metahumans ini. Seolah diakhir cerita Luthor gak mengantisipasi kemunculan mereka dan hanya fokus pada Superman. Mungkin seperti perdebatan gw dan teman gw, yang menurut dia bahwa film ini adalah sebuah omnibus yang dipaksakan menjadi satu plot film utuh. Yang tentu saja menyisakan banyak lubang dimana-mana.

Gw sendiri berpikir bahwa terlalu banyak yang ingin diceritakan oleh Synder namun karena durasi film yang pas-pasan hanya dua jam lebih. Dengan sangat terpaksa dia memotong banyak hal dari plot utuhnya. Atau entahlah gw salah mungkin memang seperti ini adanya film tersebut.

Bicara tentang kelemahan, Lex Luthor kurang dalam segi kharismatik. Ini juga yang gw perdebatkan dengan teman-teman gw, siapa sih yang harusnya jadi Lex Luthor. Apakah si botak Vin Diesel? Tentu saja gak mungkin, wkwkwk... Atau Ryan Gosling? What siapa, lebih gak mungkin lagi. Tapi seperti yang gw bilang di atas Jesse Eisenberg tetap pemeran Lex Luthor terbaik yang pernah gw lihat dari seluruh serial/film Superman sebelumnya. Bicara masalah monster berkharisma aka Lady Killer, di film ini sudah ada Clark Kent dan Bruce Wayne. Jika dimasukkan satu lagi karakter seperti itu, tentu saja film ini akan jadi garing menurut gw. Hahaha...


Konklusi

Untuk Cinematografi gw kasih 82 point, sedangkan adegan aksi standarlah 78 point, dan segi pengembangan cerita termasuk plot 78 point. Hebat tapi tidak sehebat yang gw harapkan. Mungkin gw sudah berharap lebih sejak awal nonton trailernya. Tapi ya sudahlah dinikmati aja.
.  .  .