Monday, December 29, 2014

Telat Jadi Detektif?


Perenungan saya tentang tahun 2014
By Ftrohx



"Apakah gw telat jadi detektif??" atau lebih tepat "Apakah gw telat untuk menjadi penulis cerita detektif?"

Itulah dua pertanyaan yang berputar di benak gw sejak nonton Marmut Merah Jambu kemarin. Raditya Dika, dia punya pengalaman, dia sudah mendirikan klub detektif sewaktu dia SMA.

Sedangkan gw? kisah apa yang gw punya di SMA?

… …

… …

Maka jadilah semua tentang kehidupan gw selalu terlambat.

Terlambat nonton film di bioskop, terlambat jalan sama cewek cantik, terlambat makam bareng cewek cantik, dan semua daftar panjang terlambat lainnya.

Tapi menurut para orang bijak. "Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik,"

Raymond Chadler saja baru memulai debut menulis novel detektif-nya di usia 40 tahun.

Sesuatu yang sangat telat, tapi ketika dia memulainya dia pantang mundur dan sekarang dia menjadi legenda dalam fiksi detektif dunia dengan karya-nya Noir Detective 'The Big Sleep"
.  .  .


Ok gw nggak ingin bergalau-galau lagi.

Menulis catatan ini, gw mencoba mengingat apa saja fiksi detektif yang sudah gw lalui selama setahun belakangan ini.



Tahun 2014 ini kebanyakan justru gw membaca karya-karya detektif muda Indonesia, seperti serial Detektif Adam Yafrizal karya Fandi Sido dan novel Project X karya anak-anak NDI. Gw suka karya-karya Fandi Sido, di seperti Hercule Poirot-nya Indonesia, keren. Sedangkan anak-anak NDI dengan Project X –nya mereka seperti Detektif Conan versi Indonesia! Hahaha… cukup seru.

Untuk luar, sesekali gw membuka file Sherlock Holmes, itupun kebanyakan justru gw menikmati film-nya terutama Game of Shadows yang diperankan oleh Robert Downey Jr. Gw juga menonton Sherlock versi Benedict Cumberbatch di pertengahan bulan maret.

Setelah itu bulan Mei hingga Juni, gw membaca Secret Agent (1907) karya Joseph Conrad. Salah satu buku legendaris yang menjadi fondasi bagi dunia spionase modern, buku yang pertama kali memperkenalkan dunia tentang Protokol Hantu, jauh sebelum John Le Carre. Oh iya, gw juga menikmati film John le Carre tahun ini, dengan menonton Thinker Tailor Soldier and Spy versi Gary Oldman, sebuah karya yang luar biasa. Sayangnya gw belum sempat nge-review film ini, mungkin nanti di 2015 akan gw tulis reviewnya di blog.

Selain itu gw juga menikmati The Most Wanted Man (2014) film terakhir dari almarhum Phillip Seymour Hoffman, yang ini untuk projek tulisan gw yang masih dalam bentuk draft. Hihihii…

Untuk film mandarin yang gw tonton ada tahun ini Police Story 2013 dan Dragon Wu Xia film-nya Donny Yen.

Police Story memang bagus tapi gw jauh lebih terkesan sama Dragon Wu Xia, film yang menggabungkan antara aksi kungfu dengan cerita detektif. Gw suka dengan Takeshi Kaneshiro yang menjadi detektif seperti Holmes. Visualisasi dari deduksi-nya benar-benar keren dan puncak pertarungannya apalagi. Donny Yen versus Sang Ketua, Mereka membuat jurus kebal menjadi masuk akal dengan teknik Qigong.

Setelah itu bulan Agustus dan September. Gw membaca tiga bukunya Agatha Christie yaitu Orient Express, And Then There Were None, dan The Curtain. Kemudian di lanjutkan bulan Oktober dan November, gw membaca novel Inferno dari Dan Brown, meski cukup mengecewakan. Tapi ada beberapa pelajaran yang bisa diambil.

Sedangkan untuk komik, gw menikmati Bleach yang sudah memasuki babak-babak penting invasi ke Soul Kings Palace. Selain itu gw juga membaca Yugo The Negotiator kasus Philippines Oda. Gw juga membeli komik Psychic Detective Yakumo vol. 10 yang isinya ternyata mengecewakan gw. Dan terakhir gw membeli kumpulan kasus dari Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Hanya sekedar kasus-kasus ringan untuk menambah pengetahuan gw.

Oh iya September lalu gw juga membaca After Dark karya Haruki Murakami, kisah tentang sepasang anakmuda yang begadang dan berkeliaran di kota Tokyo untuk memecahkan misteri yang sulit dijelaskan. Hampir lupa September itu gw juga nonton film Walk Among The Tombstone-nya Liam Neeson. Film ini asik, bisa dibilang detektif klasik era 90-an gw suka visualisasinya yang dingin dan kesederhanaan ceritanya, mengingatkan gw dengan Perfect Number-nya Keigo Higashino.

Selain film, komik, dan novel. Gw juga suka baca beberapa artikel detektif dari internet.

Situs favorit gw diantarannya adalah Silent Detective, Indonesian Private, dan Near Sensei.

SilentDetective.blogspot adalah blog yang menyajikan artikel tentang kode-kode detektif, dasar-dasar ilmu kriptografi dan semacamnya. Mereka menyajikan dengan singkat dan sederhana. Sedangkan IPIA atau IndonesianPrivate.com adalah website detektif swasta terkenal di Jakarta. Di website ini gw suka membaca artikel mereka yang disebut  Letter From Detective, sajian artikel ringan tentang tips dan trik bagaimana menjadi seorang investigator di lapangan, juga cerita-cerita sang detektif mengenai suka dukanya menjadi investigator di Jakarta. Lalu near_sensei, Ini adalah akun twitter yang menyajikan tips and trik dunia detektif, mereka juga merupakan semacam group detektif amatir yang cukup advance selain Net Detective Indonesia.

Dan terakhir, gw menutup petualangan gw dengan menonton 'Marmut Merah Jambu' film yang di atas itu. Cerita detektif sekolah tiga sekawan, yang terlalu dudul untuk dibilang sebagai detektif! Hahaha... tapi gw suka film ini, menginspirasi. Mungkin nanti kalau anak laki gw menginjak SMP atau SMA, gw meminta dia untuk mendirikan klub detektif di sekolahnya ! Hahaha...

.  .  .

Saturday, December 27, 2014

Saint Seiya (2014)

Legend of Sanctuary
Review by Ftrohx


Lagi-lagi untuk ke sekian kalinya, sebuah trailer di youtube berhasil menipu gw.

Trailer-nya benar-benar keren dan Saint Seiya memang sangat legendaris. Selain Dragon Ball dan Ninja Bayangan Merah, Saint Seiya adalah Raja-nya anime di Indonesia era-90'an. Serial ini bukan hanya hebat secara komersil, tapi juga menginspirasi banyak orang untuk menciptakan anime serupa, pertarungan antara manusia dengan para Dewa. Terutama Tite Kubo yang membuat Gotei 13 di komik Bleach karena terinspirasi oleh 12 Gold Saint pelindung Athena. Bahkan karakter antagonisnya yaitu Aizen Sosuke sangat terrinspirasi dari Saint Gemini yang merupakan karakter penjahat bermuka dua.



Melihat sejarah panjang Saint Seiya, gw sangat berharap ini menjadi film yang Grande, apalagi dengan Arsitektur Sanctuary yang luar biasa itu. Nggak kalah dari dunia di serial Final Fantasy. Dan sebelumnya gw juga sudah nonton adaptasi dari anime Rurouni Kenshin yang memang keren. Gw berharap Saint Seiya juga keren apalagi di gembar-gemborkan banyak orang di social media.

Maka gw pun memutuskan untuk nonton.

Pertunjukan dimulai, ada tiga orang yang melintasi luar angkasa tanpa pesawat. Mereka terbang melesat seperti komet, melewati bintang-bintang, awan putih, dan istana yang mengambang. Mereka membuat cerita para Dewa, dan para Gold Saint adalah para pengawalnya. Gw ngerti mereka ingin membuat ini menjadi jauh lebih Grande daripada Thor dan dunia Asgard di Marvel Hollywood.

Lebih dari itu orang-orang Jepang ini ingin menunjukan bahwa jubah Ironman itu sudah kuno. Jubah Pegasus itu baru keren.

Gw suka cara Seiya mengenakan jubahnya.

Dia melempar pin dari kalungnya, lalu pin itu membuka semacam portal gaib, dari portail gaib itu keluar peti, dan peti tersebut bertransformasi seperti Autobot di Transformers menjadi bentuk kuda Pegasus, lalu Pegasus merah metalik itu meledak dan pecahannya membungkus tubuh Seiya yang sedang berada di udara.

Tentang karakter Seiya sendiri juga tidak ada yang istimewa, standar protagonis dari Shounen Jump, yaitu anak muda usia SMA yang punya semangat pantang menyerah dan tenaga dalam super yang selalu bangkit tiap kali dia dijatuhkan oleh lawannya. Begitupula dengan teman-temannya, Diamond Dust Cygnus, Shiryu si Naga Hijau, dan Shun si rantai Andromeda (hanya saja di sini karakter Shun yang merupakan laki-laki yang berkostum seperti perempuan.) Kemudian tentang Nona Saori yang jadi reinkarnasi Athena, di sini dia adalah gadis muda kaya yang belum genap 16 tahun. Beda dengan versi anime di mana Athena sudah jauh lebih dewasa dan tahu apa yang dia lakukan. Di sini Nona Saori begitu polos dan tidak punya wibawa sebagai seorang Dewi. Saori hanya seorang gadis biasa yang secara kebetulan terjebak dalam situasi yang luar biasa. Banyak yang mengincar nyawa Saori, termasuk Gold Saint Leo yang tak dapat dihentikan.

Gw suka dengan karakter Aiolia Leo.

Beda dengan versi anime di mana Leo punya pukulan penghancur ombak, di sini Leo menggunakan jurus tinju petir. Pukulan yang untuk versi anime dimiliki oleh Saint Gemini. Dan adaptasi jurus tinju petir di versi CGI ini benar-benar keren menurut gw. Gold Saint Leo membantai seluruh tim Seiya, tapi dari situ dia menemukan Saori yang bangkit dengan kekuatan Cosmo-nya. Cosmo yang hanya dimiliki oleh mereka yang merupakan reinkarnasi dari para Dewa. Dari situ, Leo Ailius kembali ke Sanctuary, menyatakan bahwa Saori memang Athena yang asli. Namun sang penguasa di sana Pope of Sanctuary, justru menyerang Leo dan mengubah pikirannya dengan kekuatan kegelapan.

Ceritanya sederhana, Saint Seiya dan kawan-kawan pergi ke Sanctuary, mereka berniat menembus ke istana Pope Sanctuary dan mengalahkannya. Kemudian merestorasi Saori Kudo sebagai Dewi Athena yang sebenarnya. Simple, tapi film ini dibuat lebih simple lagi. Terlalu pendek malah.

Beberapa pertarungan berlangsung, sangat cepat hingga nggak bisa disebut duel. Mungkin mereka mengejar durasi waktu yang hanya 90menit putaran film. Harusnya sih bisa di kompres ke full pertarungan namun mereka tidak melakukannya.

Langsung saja, mereka pergi Sanctuary.

Tempat ini seperti Negeri Langit, Negeri yang berada di planet lain namun terhubung secara parallel dengan dimensi Bumi. Sanctuary benar-benar Grande, sebuah kota modern dengan istana raksasa mengambang di pusatnya. Istana raksasa tersebut di keliling oleh istana-istana lain. Ada 12 istana yang mengelilinginya yang disebut dengan kuil 12 Zodiac, yang merupakan pos pertahanan dari 12 Gold Saint.

Gw paham, kenapa cerita mereka terlalu singkat, karena orang-orang dibalik layar ini lebih memfokuskan energi mereka untuk membangun visual dari Sanctuary dan desain para Saint daripada plot pertarungan Seiya-nya sendiri.

Tentang pertarungan, rasanya gw nggak ingin membahasnya di sini karena kebanyakan mengecewakan.

Berhadapan dengan Aries dan Taurus, itu tidak bisa disebut pertarungan karena begitu singkat. Sedangkan pertarungan antara Shiryu dan Gold Saint Cancer. Cancer tidak punya kekuatan apa-apa selain mengirim orang ke dimensi lain. Begitupula dengan Gold Saint Aquarius, visual dari kuil Aquarius memang sangat keren, tapi hanya dengan dua kali Diamond Dust pertarungan pun selesai. Itu juga seolah tanpa drama untuk Saint Cygnus.

Pertarungan terbaik menurut gw hanya saat Seiya bertarung dengan Gold Saint Leo, Meteor Pegasus versus Lightning Prisma. Dramanya dapet dan visualnya juga dapet, sayangnya pertarungan itu terlalu singkat juga.
.  .  .


Sebelum ke klimaks cerita gw ingin membahas sedikit tentang kostum dari para Saint.

Bicara tentang kostum, para Saint ini memiliki kostum yang nggak pernah gw bayangkan sebelumnya. Kostum para Saint bukan hanya memiliki helm pelindung, tapi juga topeng. Bentuk mereka jadi seperti Ninja Slider (musuh utamanya Kura-Kura Ninja)Bahkan kostum Gold Saint Aquarius justru mengingatkan gw dengan karakter Sub-Zero dari Mortal Combat. Sedangkan Gold Saint Capricorn mirip dengan kostumnya Loki di Thor Avengers. Lalu Gold Saint Scorpio mirip dengan pasukan Predator di AVP, hanya saja dibuat lebih ramping.

Para Saint pelindung Athena sendiri memiliki kostum yang eksentrik.

Gw suka kostum Pegasus dengan garis merahnya yang menyala ketika dia menggunakan Cosmo, seperti di film Tron Legacy.

Begitupula dengan Shiryu, Cygnus, dan Andromeda. Oh iya hanya Andromeda Shun yang kostum-nya paling mirip dengan yang versi original anime-nya, hanya saja ditambah dengan topeng pelindung. Sedangkan Ikki Phoenix dia mirip dengan gabungan antara Alien versus Predator dengan Tron Legacy, pencahayaan di kostumnya benar-benar mirip dengan Tron.

Lalu Gold Saint Sagitarius dengan sayap malaikatnya dan Gold Saint Gemini dengan mahkota ganda-nya nggak jauh beda dari yang versi original.
.  .  .


Dan pertarungan klimaks terjadi begitu saja setelah para Saint sampai di kuil Sagitarius.

Mereka menemukan prasasti emas yang ditinggalkan oleh Aiolos, prasasti yang menyatakan bahwa Saori adalah Athena yang sebenarnya, bahwa Pope Sanctuary adalah penjahat yang sesungguhnya.

Semua berlangsung cepat dengan banyak ledakan.

Pope Sanctuary mengamuk dan men-summon patung Anubis Raksasa untuk menghancurkan istana para Gold Saint. Sedangkan dia sendiri Pope sendiri mengeluarkan jurus bola api raksasa seperti yang dilakukan monster iblis Buu untuk membantai umat manusia. Dia membakar permukaan Sanctuary dengan begitu mudahnya.

Lalu topeng Pope pun terbuka dan muncul lah Gemini no Saga.

Sang Gemini, menurut gw dan beberapa teman-teman justru mirip dengan Sephiroth yang dikawinkan dengan Madara Uchiha, iya stereotype karakter super antagonis di weekly shounen jump.

Di saat Gemini nyaris mengeksekusi Saori, tiba-tiba cahaya merah meluncur dan menghajarnya. Dialah Saint Seiya yang bangkit kembali. Terjadilah duel tonjok-tonjokan, walaupun Cuma 3 menit tapi ini adalah duel paling lama yang terjadi di film ini. 

Seiya pun digulung oleh Gemini dengan jurus pamungkasnya yaitu Galaxy Explosion, tapi kekuatan dari dalam jiwa Seiya bangkit, dia mengeluarkan pukulan di level yang berbeda yang disebut Seven Sense atau Indra ketujuh, dan berhasil mengalahkan Gemini no Saga.

Tapi itu bukan akhir, Gemini bangkit dengan menyatuhkan dirinya dengan puing-puing istana Sanctuary.Dia berubah menjadi monster batu raksasa dengan wujud Anubis dicampur dengan Chimera.

Langit negeri Sanctuary berubah gelap seolah dihisap oleh Lubang Hitam Gargantua. Dan monster raksasa tersebut menghancurkan segala yang ada di hadapannya dengan ledakan cahaya.

Mereka nyaris melenyapkan Athena dan para Saintnya.

Namun Seiya bangkit dengan cahaya merahnya dan menghajar si monster Raksasa. Secara ajaib jubah emas Sagitarius menyatuh dengan tubuh Seiya. Dia pun menjadi Pegasus emas dengan sayap-sayap Kristal.

Seiya menyelamatkan Saori Athena, membawanya terbang dan bertarung dengan Sang Monster Raksasa. Mereka meluncurkan panah emas dan menghancurkan Gemini no Saga. Pertarungan berakhir dengan ledakan yang membelah langit, dan semua kembali menjadi cerah. Film pun berakhir tidak sampai 90 menit.
.  .  .


Kesimpulan tidak ada yang istimewa dari film ini kecuali visualisasi dari negeri di atas langit yaitu Sanctuary. Selebihnya yang ada hanya pertarungan biasa yang berakhir kurang dari satu menit.
Penilaian gw untuk film ini 71 skala 100

Tuesday, December 16, 2014

Bleach dan Plot Twist


By Ftrohx


Bagaimana ketika lo menonton Dragon Ball dan tiba-tiba lo mendapatkan sebuah ide. "Seandainya Dragon Ball dibuat tanpa Bola Naga?"

Ide tentang pertarungan-pertarungan Son Goku melawan monster-monster seperti Freezer, Cell, Iblis Buu, dan lain sebagainya itu sudah cukup bagus. Dan Bola Naga sudah tidak berfungsi di sana, malah lebih bagus jika dihilangkan jadi lebih bersih.

Terus lo melihat cerita Son Goku yang pergi ke akhirat dan bertemu Kaiyoshin atau Soul Emperor. Son Goku si manusia paling sakti se-jagat raya benar-benar beruntung dilatih oleh seorang Dewa.

Lo berpikir bahwa lo bisa juga mengembangkan cerita seperti ini.

Terdapat pertarungan demi pertarungan serta kekuatan sang tokoh utama berhubungan dengan dunia supranatural. Tapi ketika lo lihat sekeliling di zaman lo, "Oh ternyata sudah ada yang seperti ini, ada Yuyu Hakusho, Flame of Recca, serta Samurai Deeper Kyo."

Lo mesti buat sesuatu yang beda. Gw suka musik rock, tapi gw juga cerita Samurai. Jagoan kita mesti punya Katana, dia adalah gabungan dari Son Goku, Hanamichi Sakuragi, dan Kenshi Himura. Dia juga harus punya style anak muda.



Ok, gw dapat namanya, dia adalah Ichigo Kurosaki.

Dan serial Bleach adalah kisah petualangan panjangnya.

Jika dilihat secara luas, Bleach mirip dengan Dragon Ball muncul musuh baru dan musuh baru yang jauh lebih kuat. Tapi bedanya Bleach nggak pakai basa-basi ala Dragon Ball, dia nggak pakai cerita Son Goku mati lalu berlatih bersama Dewa, dia tidak pakai itu.

Dia langsung membawa garis merah sejak awal. Dia membuat sang karakter protagonis sebagai Shinigami (Dewa kematian) sejak bab pertama.

Tugas Ichigo sebagai subtitude Shinigami aalah menjaga bumi dari roh-roh jahat yang mengganggu atau yang disebut dengan Hollow, dan makin lama para Hollow ini semakin kuat sampai-sampai bisa menghancurkan gedung bahkan gunung.

Membaca Bleach dari awal sampai beberapa chapter terakhir, gw melihat bahwa sang penulis Tite Kubo adalah orang yang sistematis.

Dia tahu dimana dan harus bagaimana menempatkan karakter, dia punya banyak ide-ide kreatif dengan karakternya, dia menciptakan jurus-jurus keren dengan penamaan yang keren.

Untuk para shinigami, dia menggunakan bahasa Jepang untuk setiap jurus-jurus mereka. Sedangkan untuk para Hollow dan Arrancar dia menggunakan bahasa Spanyol untuk jurus-jurusnya, lalu untuk bangsa Quincy dia menggunakan bahasa Jerman, sedangkan untuk penamaan judul tiap bab-nya dia menggunakan bahasa Inggirs. Ini orang benar-benar sinting, dia ingin segalanya benar-benar terlihat sempurna.

Gw nggak pernah nemuin penulis komik semacam ini sewaktu gw kecil.
.  .  .

Ok, sebenarnya gw sudah merasa aneh dengan Bleach sejak chapter-chapter awal.

Kok dunia setelah kematian begini? Kok nggak ada Dewa-nya? Kok yang jaga cuma pasukan Shinigami yang dipimpin oleh Genryusai? Terus kenapa hukum di Soul Society dilakukan oleh pengadilan dewan? Kenapa tidak ada penguasa atau Raja di Soul Society? Yang ada hanya pasukan pelindung Gotei 13.

Dan gw mendapati nama Soul Emperor justru di akhir pertarungan dari Aizen, sebelum dia disegel dia berkata. "Urahara kenapa elo bekerjasama dengan Soul Emperor? Kenapa orang sehebat elo tidak melakukan semuanya sendiri?"

Nah, di situ gw baru ngeh kalau ada yang namanya Soul Emperor.

Sebelumnya, Aizen juga menyatakan hal yang hampir sama. Dia ingin mengorbankan seluruh warga Karakura Town untuk menciptakan kunci menuju istana Soul Emperor. Namun sebelum semua itu dilakukan, Aizen telah kalah oleh Ichigo dan kawan-kawan.

Nah di sinilah kelebihan Tite Kubo, dia memiliki kekuatan untuk membuat penundaan, untuk menahan misteri selama mungkin.

Kita benar-benar nggak punya bayangan atas apa itu Kings Key atau Kunci Langit, kita nggak punya bayangan tentang Zero Division, apalagi Soul Emperor.

Beda dengan Naruto, apa yang akan terjadi semua sudah dikasih petunjuk demi petunjuk. Misteri Pain Akatsuki, misteri siapa dibalik topeng Tobi, terus tentang Madara Uchiha, dan Rikkudo Sennin. Semua bisa dibayangkan karena memang ada petunjuk-petunjuk kecil. Para pembaca bisa berimajinasi, membuat hipotesis ataupun spoilernya sendiri yang bisa mendekati fakta.

Namun untuk Bleach nyaris tidak ada petunjuk sama sekali, terutama tentang Soul Emperor.

Kita hanya bisa menggunakan data-data masalalu dari eksternal yaitu komik yang sejenis dengannya. Membandingkannya dengan Saint Seiya, Dragon Ball, Yuyu Hakusho, Flame of Recca, dan sebagainya. Hanya data-data itu saja yang dapat kita gunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.
.  .  .

Bicara tentang plot twist,

Gw suka dengan cara Tite Kubo menghadirkan plot twist bagi para karakter antagonisnya.

Terutama tiga penjahat paling berbahaya yaitu Aizen Sosuke, Ginjo Kuugo, dan Juha Bach. Mereka muncul dengan cara-cara yang luarbiasa, nyaris tidak terduga sama gw. Atau istilah kerennya, Kubo-sensei menggunakan teknik anagnorisis yaitu teknik plot twist dimana karakter yang kelihatannya baik dan dekat dengan protagonis, tiba-tiba di klimaks atau akhir cerita mengungkapkan jati dirinya sebagai penjahat yang sebenarnya. 

Anagnorisis berlaku untuk tiga karakter penjahat utama ini.



Ok, pertama dimulai dari Aizen Sosuke, dia adalah salah satu kapten Shinigami.

Dia adalah orang baik yang punya banyak sahabat. Dia punya wakil yaitu cewek polos bernama Hinamori yang diam-diam begitu mencintainya. Lalu suatu ketika saat Ichigo pertama kali menyentuhkan kaki di Soul Society, secara tiba-tiba Aizen tewas terbunuh di markasnya sendiri.

Semua orang menyaksikan jasad Aizen yang menjadi korban pembunuhan, semua orang percaya akan hal itu, termasuk saya sendiri.

Lalu cerita mengalir seperti novel detektif. Para kapten shinigami saling curiga satu sama lain, kemudian ada pula beberapa karakter yang diarahkan sang penulis menjadi red herrings.

Di sinilah kelebihan Kubo sensei dalam menciptakan plot, kemampuannya membuat lubang dalam cerita kemudian membuat menjadi bahan pertanyaan para pembaca.

Kami pun bertanya-tanya siapa pelaku pembunuhannya, terus ada dua karakter yang sangat mencurigakan yaitu GIn Ichimaru dan Kaname si pedang buta. Gw sempat berpikir pasti GIn Ichimaru pelakunya, atau mungkin ada orang di belakang GIn, yang terpikirkan oleh gw adalah Kyoraku.

Kemudian di saat-saat menuju klimaks yaitu eksekusi Rukia, tiba-tiba semuanya diungkap bahwa Aizen ternyata masih hidup, bahwa sesungguhnya Aizen merencanakan konspirasi untuk memecahkan belah para kapten Gotei 13 untuk saling membunuh.

Damn, sang penjahat yang mengatur kejahatan justru orang yang selama ini berpura-pura mati menjadi korban. Trik plot twist kayak begini, mengingatkan gw dengan kasus Norwood di Return of Sherlock Holmes.

Skenarionya bagus, sayangnya eksekusinya tidak sesuai rencana, sehingga Aizen memutuskan kabur ke Hueco Mundo. Plot selanjutnya memang rada kekanak-kanakan sampai Aizen dikalahkan oleh Ichigo. Tapi kembali gw suka plot mereka saat pertama kali masuk ke Soul Society, plot Aizen yang memalsukan sendiri kematiannya dengan membuat ilusi pada para kapten Gotei 13 yang berkumpul di markasnya.



Setelah Aizen, plot ala detektif ini berlanjut di kisah Fullbring, jaraknya cukup lama dan kronik Soul Society.

Ichigo Kurosaki yang kehilangan kekuatan bertemu dengan pria misterius bernama Ginjo Kuugo.

Karakter baru ini adalah seorang Fullbring yaitu orang yang sejak lahir memiliki kekuatan supranatural untuk mengendalikan reishi.

Jika di kisah Aizen, red herrings nya adalah Gin Ichimaru, maka di cerita Ginjo red herrings nya adalah Tsukishima.

Harusnya gw tahu pola ini lebih dahulu, pola yang versi sama dengan kasus Aizen saat di Soul Society. Bahwa orang yang paling dicurigai sebagai penjahat hanyalah kaki tangan dari penjahat yang sebenarnya. Lalu penjahat sebenarnya justru adalah orang yang selama ini dikenal baik dan dekat dengan sang protagonis.

Di kasus sebelumnya, Aizen si orang yang baik, dia dekat dengan para kapten yang lain, dan dia punya wakil yang begitu mencintainya yaitu Hinamori. Sedangkan di kasus Ginjo, dia menjadi mentor bagi Ichigo untuk memperoleh kekuatannya kembali, seseorang yang dihormati oleh Ichigo, seseorang yang dia percaya sama halnya dia percaya dengan Urahara Kisuke ataupun Ayahnya. Tapi kemudian dibalik itu ternyata Ginjo punya rencana lain yaitu menghancurkan Soul Society dengan kekuatan yang dia ekstrak dari tubuh Ichigo.

Selain itu Ginjo mengungkap fakta bahwa sebenarnya dia bukanlah orang jahat, justru Soul Society dan Gotei 13 lah para penjahatnya mereka mengendalikan manusia, mereka mengawasi manusia dan segala potensinya termasuk memberikan medali yang justru merupakan alat pelacak untuk mengawasi para Shinigami. Beda dengan kasus Aizen, di sini Ichigo harus membuat pilihan yang jauh lebih sulit. Ikut bersama Ginjo menghancurkan Soul Society atau bertarung melawannya. Dan meskipun mengetahui fakta-fakta itu Ichigo justru memilih mengalahkan Ginjo daripada menghancurkan Soul Society. Dia tahu itu bukan pilihan yang benar, tapi itu pilihan terbaik untuk melindungi orang-orang yang dia cintai.

Gw suka plot twistnya, sesuatu yang selama ini dianggap sebagai kebenaran ternyata hanya sebuah kebohongan, sebuah masalah ditutupi untuk alasan melindungi orang banyak. Iya, hal-hal semacam itu.



Lalu babak final pun dimulai dengan munculnya musuh terakhir, sang Quincy pertama yaitu Juha Bach.

Sama seperti dua penjahat di atas, Juha Bach juga merupakan produk dari anagnorisis.

Cerita sebenarnya sudah dimulai lama, di chapter-chapter awal.

Saat Uryuu Ishida bilang bahwa dia adalah Quincy terakhir, lalu Urahara Kisuke bercerita bahwa dahulu kala terjadi perang antara Shinigami dan Quincy.

Perang terjadi dengan alasan untuk menciptakan keseimbangan antara dunia manusia dengan dunia arwah. Karena secara teori ketika Quincy menyerang hollow dengan panahnya, maka dia menghancurkan selalu jiwa dari hollow tersebut. Sehingga jiwa asli dari manusia yang menjadi hollow ikut hilang dan merusak keseimbangan antara dunia orang hidup dan dunia orang mati. Karena itulah para Shinigami membantai para manusia yang memiliki kekuatan Quincy.

Kemudian setelah berratus tahun lamanya, Quincy terdiam dalam kegelapan akhir mereka melakukan balas dendam terhadap Shinigami. Bukan hanya Soul Society dan Gotei 13 yang menjadi sasaran tapi juga Soul Palace.

Kemudian, saat Ichigo Kurosaki bertatapan langsung dengan Juha Bach, dia melihat seolah sosok yang sudah lama dia kenal. Gw sebagai pembaca Bleach juga merasakan hal yang sama. Secara fisik dan penampilan Juha Bach mirip dengan Zangetsu yaitu jiwa pedang milik Ichigo. Jiwa pedang yang selama ini menolong Ichigo dalam keadaan-keadaan paling kritis.

Dan benar saja, saat penempaan kembali pedang Ichigo yang patah, Zangetsu si lelaki tua berjubah hitam yang selama ini muncul di alam bawah sadar Ichigo mengaku sebagai wujud Juha Bach seribu tahun yang lalu. Semuanya pun menjadi jelas, bahwa Ichigo memiliki darah campuran Shinigami dan Quincy, dan lelaki tua itu adalah penampakan jiwa Quincy Juha Bach yang berada di dalam darah Ichigo.

Selama si lelaki tua berjubah hitam itu justru menekan kekuatan asli Zangetsu yang dimiliki Ichigo yaitu si Hollow putih.
.  .  .


Bukan cuma plot twist dengan teknik anagnorisis aja yang gw suka dari Bleach.

Cara Tite Kubo, menyimpan dan mengembangkan cerita juga menurut gw cukup keren. Memang ada beberapa hal yang agak maksa seperti membuat Ichigo punya darah Quincy, tapi nggak ada cara lain selain melakukan itu untuk membuat hubungan antara Zangetsu yang selama ini berada di dalam tubuh Ichigo dengan Juha Bach.

Menyimpan dan mengembangkan cerita, gw pengen banget bisa seperti Kubo-sensei.

Dia begitu kuat menjaga jalan cerita dan rahasia-rahasianya, terutama sebuah misteri yang dari chapter-chapter awal sampai sekarang (yang sudah mencapai chapter enam ratusan) masih belum terbongkar yaitu misteri tentang Soul Emperor.

Soul Emperor adalah penguasa di atas Soul Society, dia yang mengatur segalanya, dia bersemayam di langit yang berlapis-lapis.

Dia tak tersentuh bahkan bayangannya sekalipun tidak pernah terlihat di Bleach sampai perang besar Quincy kemarin. Dia adalah rumor yang dibicarakan oleh banyak orang, dia adalah nama yang terakhir kali disebut sebelum Aizen disegel oleh Kidou-nya Urahara Kisuke. Dia adalah apa yang berada dibalik Ouken (kunci langit) Dan bahkan para pengawalnya pun setara dengan Genryusai komandan dari Gotei 13

Ini adalah cerita yang grande tentunya, gw tahu dia ingin membuat sesuatu yang lebih spektakuler daripada serial-serial Shounen Jump yang sudah tamat sebelumnya.

Aaaaaaaaa... gw pengen banget seperti Kubo-sensei, sayangnya kelebihan dia adalah kelemahan terbesar gw, gw nggak bisa lama-lama menahan rahasia. Gw suka nggak tahan dan ingin segera mengeluarkannya.

Ok, kembali lagi bicara tentang Soul Emperor.

Sampai saat ini gw belum punya satu pun petunjuk seperti apa Soul Emperor. Berbeda dengan misteri Shounen Jump lain, seperti Tobi adalah Obito yang bisa gw pecahkan karena banyak petunjuk. Soul Emperor gw benar-benar blank. Mungkin ada beberapa petunjuk dari Zero Division ataupun Urahara Kisuke, namun sampai sekarang gw belum bisa mengolahnya menjadi hipotesis.

.  .  .

Ilustrasi, sumber bleach wikia.com

Tuesday, December 9, 2014

15 Pertanyaan Tentang Crime Thriller dan Fiksi Detektif

By Ftrohx


Di bawah ini ada beberapa pertanyaan mengenai dunia crime thriller dan fiksi detektif, anda bisa memilih dan menuliskan alasannya.


1. Tokoh utama, pihak berwenang/pemerintahan atau detektif swasta?

Detektif swasta, mereka keren, mereka enterprenuer.

Dan siapa yang gak mau jadi enterprenuer, punya usaha sendiri, tidak ada tuntutan dari atasan, dan bisa melakukan hal-hal ajaib dengan begitu bebas.


2. Pilih kasus dengan teori konspirasi yang grande atau kasus pembunuhan sederhana?

Gw rada kecewa dengan buku Inferno-nya Dan Brown yang kemarin itu. Teori-nya memang bagus, tapi eksekusinya kacrut maksa.

Yah, belakangan ini gw lebih suka kasus pembunuhan yang sederhana. Motif cinta juga gak apapa, asal kayak Perfect Number-nya Om Keigo Higashino. Kasus pembunuhan yang sederhana namun dengan eksekusi yang brilliant. 


3. Kasus tunggal atau pembunuhan berantai?

Tentu saja, pembunuhan berantai.

Beberapa buku dengan kasus pembunuhan tunggal ntuh membuat gw boring, termasuk Cuckoo's Calling yang kemarin itu. Mereka selalu bertele-tele, mereka menuliskan apa yang tidak perlu, mewawancari para saksi satu per satu, tumpukan informasi yang tidak penting, kenapa gak langsung aja masuk deduksi.

Dan jujur, gw lebih suka Metropolis Sindikat 12 daripada Cuckoo's Calling, secara keseluruhan kasus Metropolis itu lebih asik daripada kasus kematian seorang model catwalk.


4. Pelaku tunggal atau kejahatan dengan berkomplot (gangster)?

Gw lebih suka pelaku tunggal, mereka cool mereka keren mereka mengerjakan hal yang orang lain tidak bisa lakukan.

Karena itu gw suka karakter seperti Mal'akh di Lost Symbol dan Beyond Birthday di LA BB Murder.


5. Apa motif pembunuhannya? Uang, kekuasaan, balas dendam, atau masalah cinta?

Seperti Aoyama Gosho, gw lebih suka pembunuhan karena masalah personal balas dendam, baik itu sakit hati karena kematian orang terdekat atau karena masalah cinta yang ditolak.


6. Pembunuhan di tempat umum/ruang terbuka atau pilih misteri kematian dalam ruang tertutup?

Aslinya gw adalah penggemar aksi laga, baru belakangan ini aja gw menikmati dunia fiksi detektif.

Pembunuhan di tempat umum itu keren terutama jika masuk ke genre action, sedangkan pembunuhan ruang tertutup, ini hal yang wajib dipelajari bagi penulis novel detektif.

Tapi untuk saat ini gw pilihan gw ke misteri ruang tertutup.


7. Tentang misteri ruang tertutup, menggunakan trik mekanik atau trik psikologis?

Gw nggak terlalu suka trik mekanik, agak susah dipraktekkan dan dijabarkan dengan tulisan, plus gw juga nggak bisa gambar.

Jadi pilihan gw adalah trik psikologi ruang tertutup.


8. Bagaimana cara korban terbunuh? Yang mana yang jadi favorit anda; tewas diracun, pukulan benda tumpul, benda tajam, atau ditembak dari jarak jauh, dan sebagainya?

Dari dulu, entah kenapa gw nggak suka kasus pembunuhan dengan racun. Rasanya kurang fair aja, racun rasanya bukan untuk gw. Sedangkan pistol, gw suka kasus Empty House-nya Sherlock Holmes.

Namun yang jadi favorit gw adalah kasus pembunuhan dengan benda tajam, mungkin karena gw nge-fans dengan Kenshi Himura ! Hahaha...


9. Tentang sang detektif, apakah dia punya keahlian khusus (batasan) atau bisa segalanya?

Gw suka detektif yang punya keahlian khusus, terutama detektif yang fokus pada satu bidang seperti Dr. Carl Lightman dan Detektif Galileo.

Mereka fokus pada bidangnya dan itu jauh lebih menyentuh pembaca daripada Superhero seperti Sherlock Holmes.


10. Tentang sang detektif, pilih asisten cewek atau cowok?

Gw lebih prefer cewek sih untuk jadi asisten, apalagi cewek cantik! Hahaha...


11. Tentang pelaku; pilih penjahat dengan karakter psikopat murni (era 90'an) atau karakter anti-hero (era 2000'an)?

Sebenarnya gw suka karakter anti-hero kayak Light Yagami, sayangnya setelah Death Note banyak orang yang menirunya, karakter penjahat anti-hero dan sampai thn 2010'an karakter seperti ini sudah jadi mainstream.

Dan rasanya gw pengen balik ke era 80'an - 90'an dengan penjahat yang murni psikopat, yang membunuh bukan karena prinsip atau filosofi, melainkan karena membunuh dan memakan orang memang kesenangannya.


12. Tentang pelaku; meninggalkan jejak simbol (gambar, dsb.) atau kode cipher (permainan sandi mengacak huruf dan angka)?

Gw lebih suka teka-teki simbol (gambar, dsb.) daripada kode cipher,

Teka-teki simbol itu asik, biasanya satu gambar satu kode bisa punya banyak arti, banyak makna, dan sang detektif mesti menemukan makna yang benar dari simbol tersebut.

Sedangkan teka-teki kode cipher (mengacak huruf dan angka) sampai sekarang gw masih belum mengerti ilmu kriptografi begituan! wkwkwkk...


13. Untuk kasus non-pembunuhan, lebih suka pencurian berlian atau kasus penipuan korporasi?

Gw lebih suka kasus penipuan korporasi, apalagi kalau filmnya dibuat kayak Wolf of the wallstreet atau Social Network.


14. Tentang klimaks, apakah perlu flashback atau tanpa flashback? Apakah berada dalam kondisi ekstrem di tempat ekstrem atau di rumah biasa?

Ciri khas dari fiksi detektif adalah klimaks dengan flashback, tapi gw lebih suka flashback seminim mungkin.

Gw juga lebih pilih pemecahan kasus dalam kondisi ekstrem di tempat yang ekstrem seperti di cerita Sherlock Holmes, Final Problem dimana sang detektif bertemu langsung dengan sang penjahat di air terjun raksasa. Itu benar-benar klimaks yang keren.


15. Kasus berakhir dengan sang penjahat mati, ditangkap polisi, atau cliff hanger?

Gw lebih suka ending dengan sang penjahat tewas, terutama ending-nya Death Note versi anime, ntuh termasuk brilliant buat gw.

.  .  .

Thursday, November 27, 2014

Review Interstellar (2014)



Kembalinya Christopher Nolan
By Ftrohx


Malam ini pulang dari bioskop banyak hal yang saya pikirkan, diri saya sendiri, keluarga, teman-sahabat, orang di sekitar saya, dan dunia ini. Apa yang akan terjadi selanjutnya? seperti apa masa depan? Apa yang bisa kita lakukan? Apa masih ada harapan di ujung sana?

Menonton ini justru kepala saya makin banyak pertanyaan menumpuk? Apa saja yang belum saya selesaikan? Apa itu Cinta? Apa itu Takdir? Dan apa itu kebahagian? Mereka bahwa cinta bisa menembus batasan ruang dan waktu, mereka bilang bahwa dengan cinta seseorang bisa menempuh yang jauh, bukan hanya jarak tapi melampaui batasan hidupnya. Cinta menggerakan manusia untuk menjadi sosok yang lebih baik, Cinta membuat manusia terus berjuang meskipun tak ada harapan.

Dan seperti Syair lagu Dewa 19 "Cinta kan membawamu kembali di sini menuai rindu membasuh perih,"



Gw sudah lama nggak merasakan hal seperti ini sejak nonton 5 centimeter-nya Makoto Shinkai, sebuah drama, tentang kenangan masa lalu dan impian di masa depan, tentang cinta. Tapi Interstellar menyajikannya dengan lebih Grande lagi, bahwa Cinta bisa membawa manusia jauh pergi ke masa depan, dan dengan Cinta juga manusia bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu yang salah.

Entah, mungkin gara-gara Eka Kurniawan, belakangan ini gw berusaha untuk percaya bahwa gw bisa mengubah masa lalu, bahwa manusia bisa memilih masa lalunya, bisa memilih sejarah hidupnya. Memang terdengar mustahil, tapi semua terjadi kesulitan dan kesengsaraan semua hanya ada di dalam pikiran manusia. Jika manusia bisa mengendalikannya, dia bisa melakukan apapun yang mustahil.

.  .  .

Ok, langsung saja.

Cerita dimulai di sebuah lahan pertanian, dunia mengalami krisis global di mana tanaman satu per satu punuh. Gandum dan Kentang sudah tidak bisa ditanam lagi, yang tersisa hanya jagung. Krisis pangan dan jumlah manusia yang terus bertambah banyak.

Pemerintah sudah tidak bisa melakukan banyak hal, sistempun diubah. Pendidikan tinggi hanya menciptakan para petani, sedangkan insinyur dihilangkan. Manusia difokuskan pada pertanian dan bukan pada teknologi luar angkasa. Tidak ada inovasi, tidak ada penemuan teknologi baru.

Kamera menyorot wilayah pertanian di Amerika, sebuah kota kecil. Sebuah rumah yang sederhana di tengah ladang jagung.

Di sini gw melihat sejak awal, Nolan dan TIm-nya mencoba untuk menarik empati penonton. Keluarga biasa, keluarga yang hidup sederhana menjadi tokoh sentral dalam sebuah film yang Grande.

Meski hidup sederhana di sebuah pemukiman terpencil, tapi terlihat jelas Cooper dan Murph melek teknologi. Mereka menggunakan robot untuk menggerakan traktor-traktor, dan Murph punya perpustakaan mini di kamarnya. Ah, dari dulu gw pengen banget punya perpustakaan mini di rumah.

Dan perjalanan panjang dimulai, saat Cooper dan Murph menemukan bahwa hantu di kamar mereka mencoba berkomunikasi dengan bahasa Biner. Mereka mendapat sebuah koordinat misterius, dan ternyata koordinat yang diberikan hantu  itu adalah markas rahasia NASA.

Di sana Cooper bertemu dengan kenalannya Prof. Brand si ahli Fisika.

Prof. Brand menjelaskannya semuanya, bahwa Planet Bumi sedang sekarat dan Murph bisa jadi adalah generasi terakhir dari umat manusia. Seseorang harus pergi ke sana, keluar angkasa menemukan planet yang bisa dihuni dan menjadikanya tempat tinggal baru bagi umat manusia. Cooper lalu berkata. "Itu mustahil tidak ada tempat yang bisa dihuni di Tata Surya ini, dan untuk keluar dari Galaksi dibutuhkan ribuan tahun,"

Prof. Brand tersenyum dan diapun memberi sebuah kejutan. Semua sudah direncanakan sejak puluhan tahun sebelumnya. Mereka telah menemukan Wormhole yaitu sebuah portal yang bisa membawa manusia ke tempat-tempat terjauh di luar angkasa dalam sekejab.

Wormhole itu memiliki 12 kemungkinan galaksi, dan dari 12 itu terdapat 3 kemungkinan jalur aman. Sepuluh tahun yang lalu mereka mengirim tiga kapal masuk ke dalam Wormhole itu. Ketiganya berhasil menemukan planet baru tapi tidak dapat kembali pulang ke bumi.

Dan kali ini mereka menyiapkan Tim untuk mengamati ketiga planet yang telah ditemukan itu. Mengamati dan mengobservasi apakah ketiga planet itu bisa dihuni manusia atau tidak.

Prof. Brand memilih Cooper sebagai pilot yang memimpin ekspedisi Endurance. 

Ada dua rencana; A mereka mengobservasi ketiga planet tersebut apakah cukup aman untuk dihuni manusia, sementara Prof. Brand mengembangkan rumusan gravitasi untuk menciptakan station luar angkasa yang dapat mengangkut banyak manusia. Jika rencana A tidak berhasil, maka mereka masuk ke rencana B yaitu kru Endurance yang mencapai planet yang dihuni menciptakan koloni baru bagi manusia. Mereka telah menyiapkan sel-sel hidup yang dia angkut dalam kapal Endurance.


Satu hal yang gw salut dari si tokoh utama Cooper alias Matthew McConaughey, adalah dia awet muda, kok bisa dia menjadi orang nyaris sama seperti di film Contact bersama dengan Jodie Foster

Tentu bicara tentang Interstellar, kita nggak boleh melewatkan The Contact

Film yang bercerita tentang seorang fisikawan wanita yang terobsesi dengan gelombang dari luar angkasa. Dia ingin menemukan suara dari surga, dia ingin bisa berkomunikasi dengan suara itu, dia ingin tahu apa yang akan terjadi pada manusia selanjutnya, kemana jiwa manusia pergi, dan yang paling terpenting dia ingin bertemu kembali dengan Ayahnya, meski dia tahu Ayahnya sudah meninggal.

Meski film lama, tapi gw suka The Contact, Beberapa kali gw menonton ulang film itu di O-Channel.

Setelah bertahun-tahun dia berjuang, akhirnya secara kebetulan di gurun Meksiko dia mendapatkan signal itu. Suara dari surga, suara yang menjadi jawaban bahwa ada kehidupan lain di luar angkasa, bahwa manusia tidak sendirian di alam semesta yang begitu luas ini.

Signal itu ternyata bukan sekedar kontak, melainkan sebuah data terenkripsi yang dikirim oleh Alien sebagai petunjuk bagi manusia untuk menciptakan mesin Wormhole. Mesin yang bisa membawa manusia pergi melintasi galaksi dalam sekejab.


Menonton Interstellar, gw merasa film ini adalah Sequel dari The Contact, bukan cuma Matthew McCaugney tapi juga ada Lynda Obst dan ahli fisika Kip Throne, bedanya cuma Jodie Foster sudah pindah ke Elysium.

Atau mungkin Mc Caugney diselamatkan oleh koloni Elysium yang sedang berpatroli di Saturnus, karena bentuk station luar angkasanya sama bukan? Elysium dan Murph, sama-sama sebuah Kota yang digulung seperti astor.

Setidaknya mereka menyapa.  "Hai gimana masih jadi pendeta?"

Matthew: Kamu masih mencari suara dari surga?

Jodie: Oh tidak, saya sekarang sibuk dengan urusan administrasi, saya mengelola koloni ini.

Oh iya, Matt Damon kan dari Elysium, harusnya Om Christopher Nolan juga mengajak Jodie Foster di sini.


Sorry, agak sedikit ngelantur. Ok, kembali ke Interstellar.

Kru Endurance berangkat ke Saturnus; dua pria, satu wanita, dan satu robot. Si robot punya program Artificial Inteligence yang beda dari robot-robot luar angkasa lain. Dia punya program lelucon. Baru sampai Stratosphere aja dia sudah nge-lawak. Endurance menuju Exosphere membawa tiga budak manusia untuk koloni robot.

Cooper langsung melotot. "Apa yang dia bicarakan?"

"Dia memang begitu, dia punya program lelucon," ucap Doyle.

Para penonton yang pintar pasti ketawa. Gw jadi ingat film Red Planet, film tentang misi ke Mars itu. Mereka juga membawa robot untuk membantu kru di bawah sana, tapi kemudian robot itu mengalami kerusakan sirkut dan malah membantai para kru pesawat.

Apakah ini bisa juga terjadi pada awak Endurace, syukurnya TARS diciptakan dengan bentuk seperti mesin ATM berjalan. Desain-nya memang minimalis cubic fungsional, dia bisa berubah dari bentuk mesin ATM ke bentuk gear sepeda. Bentuknya tetap kaku, tapi fungsi dan efisiensinya bagus, memang tidak se-canggih robot Transformers, tapi dia lebih pintar daripada Bumble Bee. 

Robot berbentuk manusia biasanya selalu menyeramkan, robot di A.I. -nya Steve Spielberg, robot di Prometheus, atau Terminator. Meski bentuk fisiknya manusia tapi mereka membawa unsur horror, dan gak ramah untuk makhluk hidup organik. Tapi TARS gw suka dia, lebih baik muka seperti kaleng kerupuk namun dalamnya baik, daripada muka ganteng tapi jiwa-nya zombie Frankestein.


Perjalanan dua tahun akhirnya mereka sampai ke Saturnus.

Di sana Doyle menjelaskan tentang Wormhole, jarak paling dekat antara titik A ke titik B bukanlah garis lurus, melainkan sebuah titik. DIa melipat kertasnya, Ok ini bukan film pertama luar angkasa yang mengambil tema Wormhole, sebelumnya ada Event Horizon, film Horor Science Fiction itu dimana ujung dari lubang hitam adalah neraka. Jadi siapa yang masuk ke sana dan berhasil keluar, maka dia membawa keluar makhluk terkutuk dari sana.

Ok, Event Horizon aslinya memang sangat menyeramkan.

Tapi, tidak di film ini. Wormhole bukan berbentuk lubang atau portal, melainkan berbentuk seperti bola gelembung udara. Doyle menjelaskan. "Bentuk titik dalam tiga dimensi, tentu saja sebuah bola,"

Dan mereka masuk ke sana. "BOOOM!!" seperti Warp yang dipakai J J Adams.

Mereka langsung tersedot dalam Jet Coster yang penuh dengan jutaan bintang, seperti review di New Yorker mereka jauh lebih baik daripada portal di Star Trek juga jauh lebih baik daripada film The Contact.

Dan sampai di ujung lorong pemandangan sebuah lubang hitam terlihat, bentuknya seperti Bohlam Raksasa yang ditarik hingga melengkung, beda dengan film-film science fiction sebelumnya di Black Hole seperti pusaran air atau tornado yang sangat hitam gelap. Di sini Black Hole seperti bola matahari raksasa yang menghitam, agak susah mendefinisikannya, yang pasti itu sesuatu yang sangat besar.

Di dekat Black Hole terdapat sebuah planet yang mengirim signal ke Endurance, planet yang didatangi kru sebelumnya. Sebuah planet putih dengan air dan oksigen, mereka mendarat di sana. Menemukan daratannya dipenuhi oleh air.

Mengingat keadaan bumi sekarang yang tidak pernah turun hujan selama berpuluh-puluh tahun. Amelia Brand berasumsi bahwa ini adalah planet yang tepat sebagai rumah baru umat manusia.

Namun tiba-tiba gelombang besar setinggi gunung datang dengan tiba-tiba, semua panik mereka berlari menuju kapal, dan Amelia terjatuh. Syukurnya dengan sigap robot TARS berubah bentuk dan menyelamatkan Amelia. Sayangnya, Doyle tertinggal di depan pintu masuk kapal sehingga tubuhnya langsung terhempas oleh ombak raksasa.

Gw suka visual efeknya di sini, sangat dramatis, begitupula dengan emosi Matthew dan Anne Hartaway. YA ALLOH itu Anne cantik banget, gw benar-benar nggak bergerak dari bangku penonton.

Kembali ke Endurance, dua jam di permukaan planet mereka telah kehilangan waktu 20 tahun.

Banyak hal yang sudah terlewati Cooper dan Amelia. Sekarang di Bumi, Murph telah dewasa dan menjadi peneliti untuk NASA. Begitupula dengan Prof. Brand dia telah sangat tua dan sekarat.

Di sini banyak tangis, banyak emosi, dan terasa banyak keputusasaan.

Dengan bahan bakar yang sangat menipis mereka harus memutuskan, untuk pergi ke satu planet lagi, lalu pulang ke Bumi. Melewati perdebatan yang alot, mereka memutuskan untuk pergi ke satu planet dimana Dr. Mann (Matt Damon) berada.

Mereka turun ke planet yang berselimut awan putih, ternyata itu bukan sekedar awan, itu awan beku yang sama kerasnya dengan bongkahan es kutub utara. Mereka menemukan Dr. Mann yang tertidur dalam peti Cryo, semua anggota timnya telah tewas, bahkan robot yang menemaninya pun sudah jadi rongsokan.

Dr. Mann bangun dan menjelaskan detail tentang planet, dan apa yang bisa dilakukan di planet tersebut.

Planet ini cukup aman, ungkapnya. Cukup untuk membangun koloni.

Di saat mereka berada di bawah pesan masuk datang dari Endurance, Prof. Brand telah meninggal dan Murph sekarang mengambil alih pimpinan. DIa menjerit putusasa, bahwa tugas Endurance bukanlah untuk menemukan planet baru bagi umat manusia melainkan untuk menyelamatkan manusia dengan membangun koloni manusia yang baru di planet yang baru.

Dr. Mann pun membenarkan hal itu.

Bagian ini penuh dengan emosional, Sang Pilot Cooper tidak bisa melanjutkan misi, dia harus kembali ke bumi untuk bertemu dengan anak-anaknya, sementara Amelia, di bumi dia sudah tidak punya siapa-siapa jadi keputusan meninggalkan bumi bersama milyaran manusia yang sekarat adalah keputusan yang tepat demi menyelamatkan species.
 
Dalam persiapan kembali, Dr Mann mengajakan Cooper untuk mengenal planet baru mereka, dia berkata di bawah sana terdapat tanah dan air yang bisa kehidupan manusia. Mereka berjalan jauh menelusuri awan beku, dan tiba-tiba dari belakang Dr. Mann menjatuhkan Cooper.

Sang pilot pun sadar bahwa planet itu tidak memiliki dasar, planet itu hanya kumparan dari gas amonia yang membeku, tidak ada tanah atau air di bawah sana. Dr. Mann menipu mereka dengan mengirimkan data palsu, dia ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari planet yang berbahaya.

Di tempat lain, Romily mencoba memperbaiki robot milik Dr. Mann dan dia pun menyadari bahwa datanya sudah dipalsukan, namun sebelum sempat keluar memberitahu yang lain, tenda itu sudah meledak.

Tersisa hanya dua kru Endurance yaitu Cooper dan Amelia, sementara Dr. Mann nekad untuk mengambil alih Endurance.

Setiap film box office butuh karakter antagonis dan di sini Dr. Mann adalah antagonisnya, dia adalah ilmuwan, astronot, sekaligus seorang tentara yang patuh pada peraturan. Dia memiliki kode etik dan disiplin, namun dia juga manusia yang bisa frustasi. Dr. Mann putusasa dengan segalanya, hidupnya, pekerjaannya, umat manusia, dan tanggungjawabnya. Yang dia yakini saat ini hanyalah dia harus bertahan hidup apapun caranya, tak peduli apakah dia harus membunuh manusia yang lain, karena jika dia hidup maka species manusia akan terselamatkan. 

Selanjutnya bagian paling epic dalam Interstellar, yaitu kembali ke Endurance.

Mereka mengejar pesawat Dr. Mann. Berkali-kali Cooper berteriak di radio supaya Dr. Mann membatalkan pendaratannya di Endurance, namun dia memaksa dan terjadi "BOOOM!!" Ledakan. Bagian ini bertubi-tubi penuh ketegangan, ditambah lagi dengan back sound dari composer Hans Zimmer, benar-benar dramatis.

Endurance berrotasi dengan sangat cepat.

Satu masalah selesai masalah lain muncul, mereka harus menyesuaikan kecepatan dengan putaran endurance, atau sederhana kapal mereka harus berputar seperti Bay Blade dan menyamakan kecepatan dengan station Endurance, untuk bisa melakukan kontak palka.

Seperti kata Ian Oniel, adegan ini jauh lebih ribet dan menegangkan daripada pembajakan di Truk di serial Fast and Furious.  Dengan musik yang dramatis, dengan emosi para pemain, plus visual efek, adegan ini cukup berharga untuk di tonton di kursi bioskop.

"Klik," mereka berhasil menyamakan palka dan masuk kembali ke dalam Endurance.

Sekarang kru hanya tersisa dua manusia dan satu robot. Plus bahan bakar yang menipis dan lubang hitam yang jaraknya cuma lima menit dari mereka. Satu-satunya solusi adalah melewati lubang hitam, dan sampai ke planet aman berikutnya, planet dimana Edmund mengirimkan signal positif.

Banyak orang yang mengkritik dua bagian akhir ini tidak sesuai dengan science yang sebenarnya.

Ok, gw setuju.

Sebenarnya pesawat Star Trek yang besar dan punya teknologi Warp-pun belum tentu bisa lolos dari batas Event Horizon apalagi pesawat kecil seperti Endurance. Bayangkan saja, gelombang cahaya sekalipun disedot oleh Gravitasi super dari Lubang Hitam, apalagi kapal biasa. Setiap partikel dari material harusnya rontok oleh Lubang hitam. Seperti kata Ian Oniel di majalah Rolling Stone. "Ok namanya juga film Science Fiction."

Dengan dramatis mereka melalui samudera awan jingga yang merupakan tepian dari Gargantua.

Mereka berhasil terbang melewati Event Horizon dengan rumusan Newton tentang daya gerak kinetik, yaitu dengan melepaskan kapal satu per satu dari Endurance. Dan Cooper mengorbankan dirinya untuk membuat Amelia keluar dari zona Gargantua.

"Bluung!!" Kapal milik Cooper masuk ke dalam Lubang Hitam ke dalam kegelapan terdalam alam semesta, di bawah sana terdapat banyak percikan api. Pertama hanya sedikit namun lama kelamaan percikan itu menjadi badai api. Pesawat pun rontok dan Cooper menekan tombol eject.

DIa keluar dari pesawat dan melayang di lubang hitam.

Ok seperti yang gw bilang di atas lubang hitam memiliki gravitasi yang bisa untuk merontokkan setiap partikel, gravitasinya begitu kuat sampai-sampai menghancurkan ruang dan waktu. Tapi karena jagoan kita mesti tetap hidup, dibuatlah dunia alternatif dibalik Lubang Hitam.

Mereka menyebutnya Tesseract, tempat ini seperti gabungan antara dunia The Matrix dengan mimpi dari Ariadne. Seperti perpustakaan dengan labirin tanpa batas, oh iya hampir lupa Om Nolan kan ngefans dengan Jorge Lois Borges, karena itulah dia membuat film rumit seperti Inception.

Sang astronot kembali ke rumahnya, ke kamar anak gadisnya. Dia menjadi hantu. Tentu saja, elo masuk Lubang Hitam, tentu saja lo jadi HANTU!! Seluruh partikel ditubuh lo hancur tanpa sisa karena tekanan gravitasi yang sangat kuat yang bahkan melenyapkan matahari.

Penjelasan yang paling masuk akal adalah Cooper memang tewas di sana dan menjadi hantu, lalu secara ajaib bisa pergi ke masa lalu. Tapi yang anehnya kenapa robot TARS juga menjadi hantu?? Dia kan robot? Kenapa robot bisa jadi hantu??

Ok gw nggak bisa memecahkan puzzle yang ini, biarkan penulis lain yang memecahkannya?

Bukan hanya visual efek, emosi dari Matthew Mc Caugney juga luar biasa. Dia sangat merindukan anaknya, dia menangis terharu, sekaligus marah dengan keadaan. Dia tidak bisa berbuat banyak di Tesseract. Dia tidak bisa menyentuh anaknya tapi dia bisa menyentuh lemari buku dan dinding rumah tersebut.

Dia pun menjatuhkan buku-buku tersebut, membuat urutan jatuh buku itu menjadi kode morse. Lalu dia membuat debu yang bergerak menjadi sandi biner. Dan terakhir, dengan data dari TARS mengenai Lubang Hitam dan Tesseract, dia mengirim data tersebut ke dalam gerak jam tangan yang dia tinggal untuk Murph.

Murph pun menyadari gerak jam tangannya, merupakan kode dari hantu Ayahnya, kode yang bisa dia gunakan untuk memecahkan rumusan teori gravitasi yang sudah lama dikerjakan oleh Prof. Brand. Akhirnya dengan rumusan tersebut, Murph berhasil menyelamatkan umat manusia dengan membuat koloni luar angkasa.

Sebenarnya bagi gw sendiri cerita di masuk Lubang Hitam terus ke Tesseract dan menjadi hantu masa lalu memang tidak masuk akal. Tapi mau bagaimana lagi, sebuah cerita butuh solusi. Meski tidak masuk akal, tapi mereka berhasil menyajikan ide dengan sangat bagus. Gw suka konsepnya, tentang "Cinta kan membawamu kembali di sini, menuai rindu menghapus perih."

Dan secara ajaib, Cooper keluar dari lubang hitam, dia muncul di dekat Saturnus dan diselamatkan oleh orang-orang Koloni. Ternyata dia sudah pergi selama 120 tahun, dan bumi sudah ditinggalkan, sekarang orang-orang tinggal di station luar angkasa yang seperti Elysium.

Cooper bertemu kembali dengan Murph yang sudah tua. Dari Murph, Cooper menyadari akan satu hal yang belum selesai, yaitu planet Edmuds dimana Amelia Brand berada. Dan layar kembali menampakkan wajah Anne Hartaway, dia berada di sebuah gurun yang mirip dengan lingkungan Amerika.

.  .  .

Konklusi

IMDB ngasih point 91 skala 100 untuk film ini, gw sendiri untuk film gw kasih 84 skala 100.

Yang pasti gw masih lebih suka Rurouni Kenshin: Legend Ends-nya Takeru Satoh ! Hahahaha...

Friday, November 21, 2014

Sepuluh Film


Tidak seperti yang gw pikirkan
By Ftrohx


"Sebagai penonton film: izinkan pula saya masuk bioskop tanpa tiket dan menonton, kalau kemudian saya suka, saya bayar tiketnya, jika tidak, saya ngeloyor saja pulang. Tentu saja tuntutan pembaca semacam itu tidak sehat untuk bisnis." - Eka Kurniawan.



Sebelum ke bioskop, selalu gw menonton trailer-nya di youtube atau membaca sinopsisnya di IMDB dan wikipedia.



Sering juga gw mendapat rekomendasi dari teman bahwa film ini bagus, film itu bagus, dan seterusnya. Mungkin gw membuat kesalahan karena selera mereka bisa jadi beda dengan selera gw. Tiap orang punya ukuran-nya masing-masing akan apa yang disebut bagus dan tidak. Sialnya gw selalu mengulang kesalahan, gw berekspektasi lebih pada sebuah film karena menonton trailernya. Namun, ketika gw menonton di bioskop, gw merasa kecewa, beberapa film bahkan membuat sangat kecewa.

Ok, dibawah ini adalah 10 film yang tidak sesuai ekspektasi gw.


1. Skyline

Kita mulai dari yang buruk; Skyline. Gw benar-benar tertipu sama film ini, tertipu dalam artian negatif.

Gw memilih nonton film ini karena trailer-nya memang bagus. "Suatu malam di sebuah rumah, tiba-tiba ada cahaya putih kebiruan menyusup dari jendela, lalu ada jeritan seorang wanita, dan dia menghilang."

Trailernya benar-benar dramatis. Tapi hal yang gw lewatkan adalah siapa-siapa aktornya. Ini benar-benar gw lupa, karena saking fokus dengan adegan kemunculan cahaya misterius itu, gw gak lihat nama-nama aktornya. Sialnya gw baru sadar kalau gw salah nonton pada 5 menit pertama di kursi bioskop. "Kok nggak ada yang gw kenal aktornya? Ini pemain film apa? Kok ceritanya di apartemen?" Dan banyak pertanyaan lain. Lalu gw sadar, bangke gw KETIPU sama trailernya.

Ternyata film-nya orang-orang yang terjebak di sebuah apartemen yang dikelilingi Alien dengan UFO raksasa. Alien-alien itupun mengambil tema klasik. "Memakan otak manusia" sebagai bahan bakar. Meski UFO-nya super canggih film ini minus adegan aksi, kecuali adegan serangan balik para pasukan udara Amerika terhadap UFO raksasa itupun hanya berlangsung selama 5 menit! ckckckck... #kecewa saya


2. Prometheus

Setelah Skyline, gw udah nggak mau berekspektasi lebih untuk film-film bertema luar angkasa. Jujur gw masih trauma nonton film alien jelek kayak Skyline.

Huh, tapi gw membuat kesalahan lagi untuk kedua kalinya dengan Prometheus! ckckck... Sama seperti Skyline, untuk Prometheus gw juga tertipu sama trailernya. Sorry, bukan hanya trailernya tapi sinopsisnya juga. Gw terlalu percaya sama wikipedia sampai-sampai ketipu.

Laman wikipedia Prometheus begitu detail, begitu menarik, banyak kata, banyak paragraf, banyak komentar bla bla bla... aktornya si ini si itu, desainer pesawatnya si ini si itu, pengambilan gambarnya di kota ini dan kota itu, dan seterusnya. Plus gw juga dapat rekomendasi dari beberapa teman di social media.

Semua itu berhasil membuat gw percaya kalau film ini bagus. Di benak gw (sebelum nonton). "Wah, pasti keren ini film?"

Pasti ada pertarungan tembak-tembakan pesawat tempur dengan alien seperti di Star Wars. Pasti ada penjelajan ke dunia baru, dari satu planet ke planet lain, dari satu gunung ke gunung, menelusuri hutan, goa-goa, mungkin mereka bertemu dengan ras-ras alien yang baru, mungkin akan ada konfrontasi dengan koreografi yang bagus, dan sebagainya.

Ternyata gw salah TOTAL.

Film ini cuma bercerita tentang sekumpulan orang yang pergi ke planet asing, mereka masuk ke dalam sebuah kuil kuno, menjelajah gua-nya lalu salah satu dari mereka terinfeksi oleh parasit alien, dan seterusnya dan seterusnya. Tidak ada yang signifikan di sini kecuali desain interior kuilnya yang cukup keren, dan ternyata di bawah kuil itu merupakan pesawat alien yang memiliki misi untuk menghancurkan bumi dengan senjata biologis. Ok, idenya cukup bagus pertanyaan gw di mana adegan aksinya?

Ternyata apa yang udah gw tonton di trailer filmnya di youtube adalah adegan puncaknya. Pesawat Prometheus menabrakan diri untuk menghentikan pesawat alien, lalu pesawat alien jatuh menimpa dua kru terakhir Prometheus. Endingnya alien pun muncul dari perut si manusia botak raksasa.


3. Battleship

Lagi-lagi, film bertema Alien mengecewakan gw.

Sebenarnya film ini bagus, adegan aksi dan tempurnya asik, efek-efeknya keren, tapi gw nonton ini bukan kagum melainkan banyak ketawanya.

Meski film ini bertema serius, tapi kalau dipikir-pikir dengan logika yang benar, banyak adegan, cerita, narasi di film ini yang terasa sangat lucu! Hahaha... Ok, jika diibarat kedua film ini seperti penduduk kampung di tahun 1901 berperang melawan Patlabor dengan bambu runcing. Tapi pada akhirnya para penduduk kampung lah yang menang.

Battleship bercerita tentang pasukan marinir Amerika dan Jepang yang melakukan latihan militer bersama di kepulauan Hawai, tiba-tiba pesawat alien jatuh ke bumi dan mulai melakukan invasi.

Skenario para alien, mereka mengirim signal kembali ke planetnya untuk menambah pasukan penginvasi, cara mengirim signal tersebut ke planet asalnya menggunakan parabola dan satelit milik pemerintah Amerika yang kebentulan sistem pengendalinya berada di Hawai.

Manusia dengan teknologi kapal laut perang yang standar bertempur dengan pesawat alien yang menggunakan laser dan perisai pelindung elektromagnetik. Tentu teknologinya tidak sebanding, dan pembantai terjadi di awal sampai tengah film. Dengan mudah para alien menghancurkan kapal-kapal Amerika dan Jepang semudah memecahkan kerupuk kaleng.

Tapi dari tengah film ke akhir, secara ajaib hanya dengan satu kapal perang mereka berhasil memukul mundur para alien, bahkan berhasil menjatuhkan beberapa pesawatnya.

Aneh banget, dimana logikanya? Kok bisa mereka menang? Terus kemana perisai pelindung elektromagnetiknya? dan itu alien kenapa dengan mudah mereka kalah hanya karena matahari terbit? Lah bukan mereka penjelajah luar angkasa harusnya mereka punya teknologi untuk mengantisipasi cahaya matahari?

Dan yang paling-paling aneh. "Kok BISA dengan snifer rifle biasa, mereka menembus kaca dari pesawat alien?" Mereka pakai peluru apa? Adamantium atau Baja dari Asgard?? Harusnya dengan kecanggihan teknologi dan pengalaman tempur ribuan tahun di luar angkasa mereka pastinya bisa donk menciptakan kaca anti peluru. Harusnya pesawat mereka tidak mempan oleh ledakan apalagi cuma peluru dari campuran besi dan titanium.


4. Star Trek 2 Into Darkness

Kalau yang ini kasusnya sama dengan Prometheus, gw tertipu sama trailernya di youtube.

Trailernya benar-benar spektakuler, pesawat Star Trek bertemu dengan pesawat yang lain serupa dengannya namun dengan ukuran yang 5 kali lebih besar.

Dan terjadi pertempuran. "Bang-bang, boom-boom, bang-bang!!" Pesawat Star Trek hancur, gosong dan penuh lubang di mana-mana. Pesawat itu jatuh ke bumi, semua orang yang di dalamnya panik, berteriak-teriak, menjerit dramatis, dan si kapten meminta maaf pada para kru-nya. Star Trek jatuh menabrak daerah perkotaan, gedung-gedung hancur dan seterusnya.

Kemudian muncul sebuah harapan, mereka mencoba bangun kembali, dan kapal Star Trek pun bangkit secara dramatis dari dasar lautan.

Tapi apa yang terjadi di trailer bukanlah jalan cerita yang sebenarnya. Sekali lagi, ternyata saya tertipu oleh trailer.

Film yang sebenarnya, plotnya jauh lebih lambat. Cerita dimulai dari Kru Star Trek yang pergi ke sebuah planet dengan misi observasi, lalu mereka melanggar peraturan dan kembali ke bumi dengan hukuman. Lalu ada cara A, B, C, D, dan seterusnya dari para atasan. Namun, di bumi terjadi sebuah aksi teror bom terhadap Star Fleet, markas rahasia mereka di London diserang oleh Khan. Misi mereka kemudian menemukan Khan, tapi sebelum rapat selesai tiba-tiba kantor tersebut diserang. Pimpinan Star Fleet tewas di sana. Misi pencarian Khan pun menjadi lebih personal bagi kapten Kirk.

Petualangan luar angkasa kembali dimulai, seterusnya dan seterusnya.

Langsung ke adegan klimaks, tidak seperti yang gw harapkan, ternyata tidak ada pertempuran mati-matian antara Star Trek dengan Kapal luar angkasa Khan. Pertempurannya begitu singkat, kurang dari 5 menit. Awak Star Fleet menang cuma gara-gara mengirim torpedo melalui teleportasi ke dalam Kapal milik Khan, lalu Torpedo itu meledak secara otomatis. Udah begitu doank, setelah ceramah panjang dan teori konspirasi yang keren yang dibahas sebelumnya, kapal raksasa besar itu jatuh begitu saja ke Bumi. Adegan yang paling epic cuma pas Kapal raksasa itu jatuh dan menghantam perkotaan. Setelah itu film selesai dengan ditangkapnya Khan setelah tonjok-tonjokan dengan Spock.


5. Matrix Revolution

Ide dari serial The Matrix itu begitu kuat tertanam dibenak gw.

FIlm ini keren sejak pertama kemunculannya, Baik yang pertama ataupun yang kedua.

Gw suka yang pertama karena ini perjalanan bagaimana seorang Neo menjadi seorang The One yang menyelamatkan umat manusia. Menjadi petarung terhebat sejagat fiksi Hollywood di zaman itu.

Gw suka adegan pertarungan Neo versus Agen Smith di station Kereta bawah tanah, dan yang paling memorable tentu adegan menghindari peluru yang terkenal sepanjang masa itu.

Sedangkan yang kedua gw suka dengan Matrix karena adegan actionnya, pertarungannya, koreografinya tidak terpikirkan oleh gw.

Dan jelas keren, mulai dari adegan pertarungan Neo versus ratusan agen Smith, sampai aksi pertarungan di jalan Tol melawan duo manusia bayangan dan para agen, terutama adegan Trinity dengan motor Ducatinya itu sangat memorable.

Tapi untuk yang ketiga, sayang sekali ide-ide kreatif seperti itu sudah nggak muncul lagi.

Ada sih beberapa adegan yang keren, terutama pertempuran para pasukan Zion melawan jutaan Sentinel.

Terutama pas adegan ribuan Sentinel itu menyatu seperti pusaran angin puyuh dan menghantam Sang Komandan. Itu bagian yang paling Epic di The Matrix 3.

Sayangnya untuk Neo vs Agent Smith sendiri, gw nggak melihat ada perkembangan berarti. Tetap sama saja seperti The Matrix yang pertama, beda mereka bertarung di udara seperti Son Goku vs Bezita.

Sebenarnya, gw berkhayal lebih untuk ending dari Trilogy ini.

Gw berharap Neo masuk ke dalam Mainframe dari The Matrix, tempat yang selama ini tak tersentuh, tempat dimana para agen dan program tercipta.

Gw juga pengen lihat seperti apa wujud dari Kaisar Machine, gw ingin melihat Neo bertarung melawannya, logikanya dengan menghancurkan sang Kaisar maka manusia akan terbebas dari perbudakan bangsa Machine.

Tapi adegan akhir yang gw lihat Neo bertemu makhluk seperti ikan buntal berukuran raksasa dibungkus warna perak. "Masa Kaisar Machine-nya seperti ini?" Padahal gw berkhayal seandainya puncak pertarungannya seperti Bt X vs Raphaelo, monster dari segala monster bangsa Machine. Atau minimal Neo bertarung dengan induk dari para Sentinel gituh.

Kembali lagi, rasanya pertarungan akhir Neo dengan Agen Smith ada yang kurang dah. Dan akhir ceritanya, dimana hadir harapan bagi manusia? Gw masih bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, namun tetap tidak ada jawaban karena endingnya ngambang.


6. Man of Steel

Jujur gw suka trailer pertama dari Man of Steel

Benar-benar murni seorang Man of Steel, gw berpikir ini pasti bakal jadi kisah super-hero yang berbeda, dari semua super-hero Hollywood yang pernah ada.

Gw percaya terutama karena tagline-nya. "The world wasn't ready!" seolah dia meyakinkan gw bahwa dunia memang siap dengan berbagai cerita super-hero, kecuali satu super hero yaitu Superman.

Melihat dua trailer pertamanya gw percaya bahwa film ini akan jauh lebih keren daripada film-film super-hero yang gw tonton sebelumnya, apalagi ditambah dua nama besar Zack Synder dan Christopher Nolan dibelakangnya. Ini bakal spektakuler. 

Ternyata gw salah, trailer ketiga muncul bersama dengan Jenderal Zod, mereka menghancurkan mimpi-mimpi gw.

Harusnya Zod nggak muncul di sini, atau harusnya ada aktor lain yang memerankan Zod. Si Jenderal ini lebih mirip pimpinan cowboy penjahat daripada Alien penakluk jagat raya. Beda dengan Ras AlGhul yang diperankan Liam Neeson, malah jauh lebih bagus Ras AlGhul. Harusnya bukan Zod yang muncul, harusnya ceritanya tidak seperti ini.

Yang gw inginkan ntuh From Zero to Hero-nya seorang Man of Steel.

Dia tidak perlu menyelamatkan dunia dari serangan Alien, cukup dia dari seorang yang bukan siapa-siapa menjadi seorang pahlawan. Gw ingin Man of Steel seperti minimal seperti Neo di The Matrix atau sebuah perjalanan spritual seperti Prince of Persian atau Kenshin Himura.

Gw sudah jatuh hati di trailer pertama Man of Steel. Gw membayangkan petualangan seorang Clark Kent hingga mendapatkan kekuatan sebagai Superman. Dia berjalan sendirian menelusuri perbatasan Kanada hingga ke Kutub Utara, dia mencari jati dirinya, mencari tahu siapa sebenarnya dirinya dan apa yang bisa dia perbuat untuk umat manusia.

Sialnya tidak seperti yang gw harapkan.


7. Dark Knight Rise

Kalau DKR ini kasusnya sama seperti Matrix Revolution, gw suka dua film sebelumnya.

Gw percaya dan berharap lebih pada film ini.

Batman Begins, luar biasa. Nolan mengubah Batman yang tadinya super-hero cemen menjadi suatu karakter yang keren. Cerita latar belakang Bruce Wayne sampai menjadi seorang Dark Knight benar-benar bagus, beginilah harusnya kisah super-hero ditulis.

Dark Knight juga keren, Joker menjadi penjahat psikopat yang nyaris sempurna untuk ukuran Hollywood. Gw suka plot yang penuh kejutan, gw suka adegan-adegan aksinya, koreo-nya, cinematografinya, aktor-aktornya, semua layak dapat nilai A.

Tapi untuk di DKR, Ok aktor-aktornya memang level A, cinematografinya juga bagus, tapi adegan aksinya terutama adegan pertarungannya terlalu biasa. Seperti adegan pertarungan dalam FTV.

Ok, BANE memang terlalu gemuk hingga gerak tubuhnya lambat. Tapi di sini, Batman juga tidak memiliki adegan aksi yang keren, tidak ada pertarungan melawan Tim SWAT, dan pertarung dengan para pasukan Bane juga jelas banget (ketahuan) bohongnya.

Satu lagi jalan ceritanya, rencana Bane dan Thalia AlGhul untuk menghancurkan kota Gotham adalah rencana yang klise. Mereka menghancurkan jalan-jalan untuk keluar dari Gotham lalu mereka mengancam meledakan kota dengan Bom Nuklir. Tindakan yang dilakukan Bane itu seolah hanya meneruskan rencana dari The Joker dan Ras AlGhul.

Sebenarnya jalan ceritanya lumayan bagus, mungkin yang membuat gw jadi kurang sreg hanyalah adegan aksinya yang kurang. Gw ingin Batman lebih dari sekedar pahlawan bertopeng, gw ingin dia menjadi seorang petarung / pendekar yang punya trik-trik beladiri yang keren. Hahaha... Mungkin gw terlalu jauh berkhayal, menginginkan Dark Knight bisa adegan aksi seperti Kenshin! Hahaha...


8. Sky Fall

Seperti sebelum-sebelumnya, ini masalah film sequel, bahwa cerita lanjutan tidak sebagus cerita sebelumnya. 

Gw suka dua film James Band sebelumnya, Casino Royale dan Quantum Solace. Ceritanya bagus, view-nya bagus, dan aktor-aktornya lumayan. Tapi untuk yang ketiga ini rasanya mereka terlalu terburu-buru.

Gw penasaran sebenarnya dengan bocoran di film sebelumnya Quantum Solace, bahwa ada organisasi international yang mempengaruhi segala kebijakan pemerintah di dunia. Tiba-tiba di Sky Fall, organisasi itu tidak disinggung. Cerita benar-benar berjalan ke arah yang berbeda. Seolah James Bond dimulai dari awal lagi.

Kemana para penjahat-penjahat sebelumnya seperti Mr. White dan kawan-kawan, lalu bagaimana masalah korupsi di pemerintahan Inggirs? Itu tidak disinggung lagi, dan MI6 malah menangani permasalah internal tentang kebocoran data para agen rahasianya yang tersebar di internet. 

Dari judul dan sinopsisnya, gw sempat berkhayal ini menjadi film yang grande. Sky Fall atau Langit Runtuh, seolah berkata yang besar sedang terjadi.

Mungkin mereka menghancurkan MI6, mungkin ada pengkhianatan, mungkin ada tekanan dari orang-orang pemerintah, ada konspirasi, ada orang-orang Quantum Solace di dalam pemerintahan dan James Bond memburunya, M sang pimpinan diculik, dan seterusnya.

Gw membayangkan sesuatu yang keren, namun ternyata jauh dari panggangan.

Sky Fall ternyata cuma sebuah pondok di pinggiran Skotlandia. Sebuah tempat terpencil dimana Bond dibesarkan, tapi film tidak bercerita masa lalu Bond ataupun masa depannya, film ini terlalu mediocre.


9. Ghost Protocol

Nggak jauh beda dari Sky Fall, film ini juga sama-sama mengecewakan gw.

Gw suka tiga film sebelum, Mission Impossible sudah jadi konsumsi gw sejak SMP.

Gw suka yang pertama,itu rasanya kayak kopi yang original digiling langsung dari bijinya. Itu benar-benar rasa asli spionase.

Yang kedua, agak mengecewakan karena mencoba ala-ala The Matrix, tapi ceritanya lumayan bagus tentang senjata biologis.

Yang ketiga, asik gw suka Phillip Seymour Hoffman. Skenarionya juga bagus penulis misteri ala Alice in The Wonderland dan Rabbit Foot menjadi mitologi tersendiri.

Sayangnya, yang keempat ini gw nggak tahu apa yang ingin mereka jual? Persenjataan nuklir terus hacking satellite dan sebagainya.

Kok skenarionya mengingatkan gw dengan film lama Jackie Chan? Aduh gw lupa apa itu judulnya tentang persenjataan Nuklir? Dan gw juga ingat dengan Bloody Monday, Takeru Sato itu juga tentang nuklir dan satelite Hacking. Kok rasanya klise ya? Nggak ada hal baru di film ini.

Mungkin yang baru hanya lokasi syutingnya di Burj al Arabi, Dubai. Tapi Body of Lies-nya Leonardo DiCaprio juga ngambil lokasi Dubai, lah apa kerennya? Oh adegan klimaksnya keren kali? Mereka berantem di parkiran mobil otomatis, belum ada loh film yang ngambil adegan fighting di tempat itu.

Tapi tetap saja, buat gw rasanya mediocre.


10. Sucker Punch

Nah, ini puncaknya. Film yang paling-paling menipu gw dengar trailernya

Film yang banyak dikritik orang di internet, film yang banyak membuat orang keluar dari bioskop dan marah-marah, Sucker Punch.

Harusnya gw mengikuti saran Eka Kurniawan. "Izinkan pula saya masuk bioskop tanpa tiket dan menonton, kalau kemudian saya suka, saya bayar tiketnya, jika tidak, saya ngeloyor saja pulang!" harusnya saya seperti itu, masuk gak bayar, gak suka filmnya terus ngeloyor pulang, atau harusnya saya nonton di televisi saja. 

Sucker Punch ntuh trailernya keren, atau bisa gw bilang spektakuler. Poster-posternya juga bagus. Gw sampai berpikir. "Wah, kelihatannya film gokil nih, menggabungkan budaya anime Jepang dengan action Hollywood."

Karakter utamanya si cewek imut berambut pirang itu, gw lupa namanya siapa? Berpakaian seperti karakter anime, mengenakan seragam sekolah ala Jepang dengan rok pendeknya plus Katana di genggaman tangannya. Wajah si heroine ini angkuh dan songong namun secara skenario dia harus berperan layak cewek cantik yang sering disakiti di sinetron.

Ceritanya lebih absurd lagi, dia mencoba seperti Inception dengan multilayer, mimpi di dalam mimpi, tapi setiap orang tentu memiliki mimpi yang berbeda, seorang arsitek mimpinya pasti keren membayangkan gedung-gedung megah dan modern art, tapi seorang anak band penggemar MTV pasti mimpinya adalah masuk ke dalam video klip - video klip. Misalkan melompat dari video klip Beyonce masuk ke video klip J-lo, iya film ini sempat mengingatkan gw dengan filmnya J-lo The Red Cell, plus rumah sakit jiwa kayak Shutter Island, bersama dengan cewek-cewek sexy ala AKB48 yang jago beladiri kayak Dante di Devil May Cry. Bingungkan lo? Gw juga susah mendefinisikannya.

Kembali lagi, ini adalah masalah eksekusi. Ide GILA jika dieksekusi dengan benar akan jadi karya yang KEREN, tapi ide GILA jika dieksekusi dengan salah maka akan jadi... corat-coret tembok di rel KRL yang tidak semua orang melihatnya.

Harusnya ntuh nggak begini.

Melihat trailernya gw berkhayal, ini film akan seperti Saia di Blood+ the movie, seorang gadis SMA yang bertarung dengan Katana untuk menyelamatkan kotanya dari serangan monster. Mungkin jauh lebih baik daripada Blood+ karena dari trailernya gw melihat si gadis bertarung dengan monster Samurai raksasa, pertarungan yang sangat epic.

Ternyata, tidak sesuai dengan yang gw khayalkan. Jauh dari harapan.

Harusnya Zack Synder bisa melakukan sesuatu dengan bersih, dia sudah punya segalanya untuk film ini. Dana tanpa batas, artis-artis yang cantik, dan tim CGI yang sangat keren. Masalahnya cuma diCERITA aja! Seandainya jalan ceritanya dibuat sederhana, dan adegan aksi fantasy-nya dibuat dengan porsi yang benar, pasti semua akan baik-baik saja.

Plus, MUSIK-nya gw nggak suka, sangat mengganggu banget. Lo seperti pergi ke Club Striptis dengan musik DJ yang memekakan telinga, terlalu banyak hingar-bingar sehingga lo gak tahu harus berbuat apa. Bahkan minumanpun justru bikin lo malah tambah stress. Situasi yang sangat tidak cocok buat gw. 

.  .  .

Tuesday, November 18, 2014

Tujuh Ratus Chapter


Thanks To Masashi Kishimoto
By Ftrohx


Tujuh ratus chapter, begitu banyak hal yang datang dan pergi, begitu banyak kenangan antara gw dan Naruto dan semuanya.



Begitu banyak kisah, begitu banyak pelajaran gw ambil, begitu banyak hal yang gw lalui bersamaannya. Bisa dibilang Naruto adalah komik diurutan pertama dalam list gw. Setiap minggu seolah ada kewajiban bagi gw untuk mengupdate komik Naruto.

Begitu banyak hal, namun gw coba ringkas tujuh pembelajaran dari kisah Naruto


1. Rivalitas

Hal yang membuat Naruto menjadi beda dari karakter-karakter komik Jepang sebelumnya adalah masalah rivalitas.

Memang, ada beberapa komik yang mengambil tema rivalitas; Kenshin Himura vs Enichi Yoshihiro, Hanamichi Sakuragi vs Kaede Rukawa, SonGoku vs Bezita, Gon vs Kilua, dan sebagainya.

Tapi mereka adalah rivalitas yang seimbang, berbeda dengan Naruto dan Sasuke.

Naruto adalah karakter yang idiot, dia cowok pecundang di sekolahan. Dia selalu sendirian karena nggak punya apa-apa, namun dia suka berbuat onar untuk menarik perhatian orang banyak kepadanya. Sedangkan Sasuke kembalikannya, si tampan Cool, pintar, genius, dan punya segalanya (kecuali keluarga) Semua cewek suka dengan Sasuke, sementara cowok di sekolah iri pada Sasuke. Naruto vs Sasuke, menjadi rivalitas yang ekstrem yang rasanya belum pernah ada dalam sejarah fiksi manapun.

Bicara tentang Sasuke Uchiha, dalam komik ini dia benar-benar menjadi simbol akan rivalitas. Sesuatu yang sangat sulit digapai, sesuatu yang mustahil digapai, bahkan Kishimoto sendiri bilang bahwa Sasuke adalah karakter paling sulit yang dia buat. Baik itu dari segi penggambaran sketsa maupun pemikiran filosofi-nya.

Rivalitas di komik ini beda dengan yang lain. Disini rivalitas bukan sekedar saling menghancurkan, tapi bagaimana menggapai mimpi. Seseorang yang lemah (Naruto) menetapkan targetnya untuk melawan orang yang jauh diatasnya (Sasuke) Rivalitas disini lebih dari sekedar kompetisi, melainkan pertarungan untuk mempelajari diri masing-masing. Mereka bertarung dan mereka melihat cerminan dari jiwa mereka sendiri, dan mereka mencoba saling memahami akan hal itu.

Selain Sasuke, rival yang paling terkenal dalam komik ini adalah Neji Hyuga yang menjadi lawan dari Rock Lee, terus Kakashi Hatake yang selalu unggul dari Obito Uchiha, dan Madara yang menjadi lawan dari Hashirama. Kishimoto mengambil tema rivalitas bukan hanya pada dua karakter utama, melainkan banyak karakter. Ini pula yang menjadi kunci kenapa serial Naruto bisa begitu panjang sampai 700 chapter.


2. Semangat Pantang Menyerah

Bagaimana jika kamu tidak pernah punya prestasi di sekolah, bagaimana jika kamu selalu di bully, kamu tidak pernah percaya diri.

Bukan hanya Naruto yang mengalami itu. Temannya yang lain juga, terutama Choji Akamichi. Si gendut yang kurang pede dengan fisiknya dan kemampuan bertarungnya.

Choji tidak punya kecepatan, dia juga tidak punya jurus ninja, dia tidak menguasai chakra element, apalagi genjutsu dia tidak bisa hal seperti itu. Taijutsu pun pas-pasan, dia tidak punya kecepatan seperti Lee ataupun Agilitas seperti Neji.

Melihat Naruto, melihat Choji, gw melihat cerminan diri gw sendiri. DI sekolah gw bukan orang hebat, gw nggak punya prestasi, apalagi terkenal. Gw cuma bisa iri melihat orang lain yang terlahir kaya dan tampan. Itupula yang dialami dan dirasakan oleh Choji.

Tapi Choji adalah karakter yang ajaib, seperti halnya semua ninja, dia punya senjata rahasia, jurus yang membuat menjadi sangat kuat. Jurus rahasia Clan Akamichi yang mengubah lemak ditubuh menjadi ledakan cakra., jurus yang mengubahnya dari seorang bocah gedung menjadi ksatria dengan sayap kupu-kupu.

Jurus yang melampaui kehebatan Taijutsu dari Clan Hyuga. Bisa dibilang pertarungan Choji adalah salah satu pertarungan favorit gw dalam komik ini.


3. Kerja Keras versus Genius

Ini tema yang jarang gw dapat dari komik-komik lain, bahkan cerita-cerita fiksi baik itu dari dunia barat ataupun timur; kerja keras vs darah genius

Tapi ini adalah fakta yang kita hadapi di dunia nyata, terutama jika bicara tentang kesuksesan seseorang. Ada dua faktor yang selalu bisa kita lihat langsung. Orang yang sukses karena warisan, dan orang yang sukses karena kerja keras.

Warisan disini, bukan hanya dari harta tapi juga DNA. Kamu bisa melihatkan, seseorang yang terlahir cantik atau tampan secara otomatis mereka mendapatkan kepopuleran. Bukannya fisik, warisan genetika juga berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Anak yang terlahir dari Ibu dan Bapak yang pintar, biasa dia akan menjadi anak yang juga pintar (dan sangat beruntung) tentunya.

Di sisi lain, lebih banyak orang yang terlahir tanpa apa-apa. Dia tidak punya rangkaian genetika yang bagus, dia tidak punya harta warisan, dia tidak punya wajah cantik atau tampan, dan begitu banyak keterbatasan di sana-sini. Dia tidak punya otak pintar sehingga dia harus belajar 50 kali atau 100 kali atau 1000 kali untuk bisa sama dengan orang lain yang beruntung secara genetika.

Orang-orang yang bekerja keras ini, yang pantang menyarah dan melakukan latihan sampai ribuan kali, disimbolkan dengan karakter Rock Lee. Sementara yang genius disimbolkan dengan Clan Hyuga, Clan Uchiha, dan lain sebagainya.

Ini menarik, seperti kata George Orwell bahwa di dunia ini hanya 2% saja manusia yang beruntung memiliki kekayaan, memiliki genetika yang bagus, sisanya 98% terlahir sebagai golongan menengah ke bawah. Perbedaan kasta, perbedaan Clan menjadi isu yang krusial dalam cerita Naruto. Antara orang yang hebat sejak lahir dan orang yang harus bekerja keras untuk menjadi hebat.

Rock Lee, dia tidak bisa Ninjitsu ataupun penggunaan tenaga dalam, satu-satunya yang dia miliki hanyalah tubuh (tulang, daging, otot, dan sistem syaraf) selain itu dia tidak punya apa-apalagi. Sedangkan Neji, dia terlahir dengan kekuatan untuk mengendalikan tenaga dalamnya, dia memiliki kenkai genkai yaitu mata Clan Hyuga yang dapat melihat jauh bahkan menembus dinding.

Lee bukan hanya sekedar bertarung, dia mencoba untuk keluar dari batasan dirinya, dia mencoba untuk dari kukungan takdir begitu pula dengan Hyuga dia punya cerita sendiri dimana hidupnya sudah tersegel sebagai keluarga bawah, yang harus mengorbankan diri untuk melindungi keluarga atas.

Kishimoto benar-benar luar biasa, gw merasakan emosi mereka yang begitu dalam, gw memberikan empati untuk mereka.


4. Mimpi buruk itu KEREN

Pain Akatsuki adalah sebuah mimpi buruk, dia penjahat paling hebat yang pernah gw lihat selain Light Yagami.

Pertama kali kemunculannya sekitar tahun 2007an benar-benar langsung menarik perhatian gw. Terutama karena dia membuat ninja level-S Konoha yaitu Jiraya-Sensei kalangkabut bahkan tewas. Luar biasa, bagaimana mungkin seorang Naruto bisa mengalahkan monster se-KUAT Pain Akatsuki? Atau pertanyaan mendasar gw, bagaimana mengalahkannya, dia punya enam tubuh? Yang mana tubuhnya aslinya?

Saat kekalahan Jiraya, gw membuat hipotesa bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan Pain adalah dengan menyegel keenam Pain itu sekaligus. Tapi cara itu tentu nyaris mustahil, menyegel satu tubuh Pain saja susahnya minta ampun apalagi menyegel semuanya sekaligus.

Pelajaran yang gw dapat dari sini adalah semakin kuat musuhnya, semakin buruk situasinya, semakin tertekan karakter jagoannya, maka semakin KEREN ceritanya.

Bukan hanya Pain, Madara Uchiha juga sama bangsatnya.

Sama seperti Pain Akatsuki, Madara juga punya mata Rinnegan, dan dari semua jutsu yang ada dalam serial Naruto, jutsu yang paling gw benci adalah Rinnegan, dengan jutsu ini elo nyaris bisa melakukan apapun. Lo menjadi sosok Omnipoten, menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, dan sebaliknya elo juga bisa melenyapkan apapun yang telah ada.

Dengan Rinnegan Pain Akatsuki bisa menyerap Super-Rasengan nya Jiraya (adegan paling ngeselin dalam sejarah serial ini), dan Madara Uchiha mengulang adegan itu saat bertarung melawan Naruto. Dia menggunakan Rinnegan dan jurus Sage Six Path untuk menyerap jurus Futon-Rasengan.

Sialnya, itu belum masuk ke mimpi buruk, karena Madara bisa men-summon Meteor.

Tentu Madara bukanlah yang pertama men-summon Meteor dalam fiksi Jepang. Sephiroth, dia sudah menggunakan jurus itu di film Final Fantasy VII Advent Child (2005), sedangkan Madara baru mengeluarkan jurus itu tahun kemarin. Tapi tetap Madara adalah mimpi buruk, 5 Kage bersatu namun tetap tidak ada apa-apanya dibanding Madara dengan jurus Ultimate Susano-nya, dia bisa membelah gunung hanya dengan sekali kibasan pedang. Bahkan Son Goku pun bisa cengok lihat jurus semacam itu. Dan yang lebih GILA lagi, dia bisa menghidupkan dirinya sendiri yang sudah mati? Jika Bisma yang Agung di Mahabarata bisa memilih kapan kematiannya sendiri, Madara dia bisa memilih (sesuka hati) kapan dia bangkit dari kematian. Bangsat, ada penjahat kayak begitu.

Kishi-sensei benar-benar ingin membuat para pembaca putusasa dan kehilangan harapan pada para jagoannya.


5. Analisa jurus dan deduksi

Dalam sebuah catatan Kishi-sensei bilang bahwa dia tidak suka karakter yang terlalu pintar, namun tetap saja dalam perjalanan ceritanya dibutuhkan karakter yang pintar.

Seseorang yang pandai melakukan analisa, dialah Shikamaru Nara.

Shikamaru hanya ninja biasa, dia tidak punya kesaktian cakra seperti Naruto, dia tidak punya Sharingan dan jurus-jurus hebat seperti Sasuke, ataupun teknik Taijutsu seperti Lee dan Neji. Dia tidak punya hal itu. Satu-satunya senjata yang diandalkan Shikamaru selain jurus pengikat bayangan adalah otaknya, dengan otaknya dia melakukan analisa, dia mencari kelemahan dari jurus-jurus lawannya.

Ujian Chunin saat Shikmaru bertarung dengan Temari, menurut saya menjadi titik balik bagi jalan cerita Naruto.

Seandainya Kishi-sensei tidak membuat hal itu, tidak membuat Shikamaru menjadi karakter analist jutsu mungkin serial Naruto akan jauh lebih sederhana, dan lebih banyak ke arah pertarungan ala Dragon Ball. 

Dan dengan Shikamaru, Kishi-sensei mengukuhkan dirinya bukan hanya bisa menciptakan jurus keren, tapi pemecahannya.

Dia ingin memperlihatkan semua jurus hebat itu punya kelemahan, hanya saja tidak semua orang bisa melihat kelemahan itu, dan dengan Shikamaru dia menunjukan celah-celah dari jurus yang paling berbahaya.

Saya suka analisa dan saya belajar banyak dari Kishi-sensei. Bukan hanya Shikamaru, Jiraya juga mempraktekan hal itu.

DIa menganalisa dengan cepat ditengah pertempurannya melawan Pain Akatsuki. Pertempuran yang memorable karena bukan hanya jurus tapi juga otak. Pain punya jurus-jurus yang tidak terduga, tapi Jiraya dengan segala keterbatasannya masih mampu menganalisa dan melakukan serangan balik. Meski akhirnya dia mengorbankan nyawa namun warisan pengetahuannya menjadi senjata bagi Naruto untuk mengalahkan Pain.

Sama halnya dengan Jiraya, Kakashi Hateke juga karakter genius dalam menganalisa jurus, dia mencari kelemahan dari Kamui-nya Tobi Akatsuki.

Bukan hanya tentang jurus, Shikamaru juga melakukan deduksi ala Sherlock Holmes tentang strategi apa yang disiapkan lawan. Dari hanya sedikit informasi, Shikamaru sampai pada kesimpulan bahwa Tobi Akatsuki mengumpulkan semua Bijuu ke dalam GedoMazo.

Inilah luar biasanya serial Naruto, bertarung secara fisik sambil melakukan analisa terhadap jurus lawan, mencari kelemahan dari tiap serangan, dan tidak boleh ada satupun serangan yang salah. Tiap pertarungan ibarat bermain catur sambil main Russian Rollet dengan revolver.


6. Cinta, Benci, dan Tragedi

Latar belakang Naruto dan Sasuke itu memang cukup dramatis, mereka berdua sama-sama kehilangan kedua orang tuanya.

Mereka berdua layak sama-sama mendapatkan empati. Namun menelisik ke belakang, hampir semua karakter penting, para pendekar hebat itu memiliki masa lalu yang begitu mirip. Terutama masalalu-nya Obito.

Gw melihat Obito seperti Naruto versi hitamnya atau Naruto versi keturunan Uchiha.

Bukan hanya dari segi penampilannya, tapi juga karakternya dan cerita hidupnya. Jujur, mungkin satu-satunya anggota keluarga yang gw suka hanyalah Obito Uchiha ! Hahaha... Dia adalah keturunan Uchiha yang tidak mirip dengan Clan Uchiha.

Sejak zaman-nya Hashirama, Uchiha itu selalu COOL tapi aneh kenapa Obito begitu berbeda.

Gw pernah membuat teori bahwa Obito sebenarnya tidak murni Uchiha melainkan berdarah campuran, memang tidak ada keterangan siapa orang tuanya, tapi menurut gw ada kemungkinan Obito memiliki darah Senju yang membuatnya menjadi rada konyol.

Bicara tentang kesamaan lain antara Naruto dan Obito adalah kisah cinta. Naruto begitu menyukai Sakura, namun Sakura cinta mati sama Sasuke Uchiha. Sedangkan Obito cinta mati sama Rin, namun Rin lebih menyukai Kakashi Hateke.

Haduh, kisah cinta bertepuk sebelah tangan.

Tapi cerita cinta selalu membawa kisah yang panjang, dia tidak pernah berakhir dalam satu episode (kecuali di FTV) Sebuah kejadian di masa lalu, tragedi yang sengaja disimpan oleh Kishi-sensei, tragedi yang menjadi titik balik kenapa Obito menjadi monster.

Kita semua sudah tahu kisah masa lalunya, namun tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah Obito bertemu Madara. Perang dunia ninja terjadi terus menerus hingga merenggut banyak nyawa. Dalam situasi yang kacau balau itu Rin ditangkap oleh ninja dari hidden mist, mereka menyegel monster Bijuu di dalam tubuh Rin, dan sengaja mengirim Rin untuk kembali ke Konoha, namun ditengah jalan Kakashi datang menyelamatkan, sayangnya jumlah musuh jauh lebih banyak.

Sebenarnya ini adalah jebakan bukan untuk Rin atau Kakashi, bukanpula untuk Konoha, melainkan untuk Obito sendiri. Zetsu memberi kabar ke Obito bahwa Rin dan Kakashi diserang sementara Yellow Flash sedang dalam misi yang lain.

Obito adalah satu-satunya harapan, namun sesampainya di lokasi, semua sudah terlambat. Dengan sangat mengejutkan Obito melihat Kakashi menusuk tubuh Rin dengan Chidori. Tragedi, tewas ditangan orang yang kamu cintai.

Obito sangat marah, dia mengamuk, dia menggila, dan ingin menghancurkan segalanya. Kemarahannya dan rasa sakit di hati membangkitkan Mangekyou Sharingan-nya. Obito membantai semua orang yang ada di pantai itu, dia membantainya tanpa ampun dengan jurus sangat kuat yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Obito pun menjadi reinkarnasi dari Madara, Obito menjadi Tobi Akatsuki.

Belakangan tirai pun diungkap, rahasia dibalik apa itu kekuatan Sharingan.

Menurut Hokage Kedua, justru Clan Uchiha adalah Clan yang menjunjung cinta diatas segalanya.

Mereka memiliki rasa cinta yang sangat kuat, jauh lebih kuat daripada manusia manapun. Namun sebaliknya, ketika rasa cinta yang begitu kuat itu hilang atau seseorang yang sangat mereka cintai tewas didepan mata, maka keputusasaan dan kegelapanlah yang menguasai mereka.

Rasa cinta yang sangat kuat, menciptakan rasa benci juga yang sangat kuat. Kebencian yang sangat kuat itupun menjadi energi yang memproduksi cakra khusus di sistem syaraf Clan Uchiha. Simpton atas bangkitnya cakra khusus itu adalah mata merah dengan stigmata yang disebut Sharingan.

Ok, cerita yang luar biasa.

Tapi jangan salah, ini juga bukan yang pertama dalam sejarah fiksi Jepang. Jauh sebelum Kishi-sensei, Nobuhiro Watsuki sudah punya ide ini duluan dengan karakter Enichi Yukishiro.

Sistem syaraf Enichi berkembang karena energi dari kebencian pada Kenshi Himura, dia menjadi monster dengan urat syaraf yang abnormal karena selama ini dia memupuk dendam yang sangat kuat akan kematian kakaknya. Dan iya, Clan Hyuga juga memiliki urat syaraf yang mirip dengan Enichi.


7. From Zero to Hero

Dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang, Itulah kisah Naruto.

Beda dengan fiksi-fiksi mediocre, Naruto itu sejak awal dia sudah menetapkan tujuan "Kemana arah hidupnya" Meski idiot-nya minta ampun dan tidak berbakat, tapi dia menetapkan target "Suatu saat gw akan jadi Hokage,"

Ini adalah pelajaran penting, bahwa "Elo mesti menentapkan tujuan karakter lo sejak awal?" Apa cita-citanya? Apa mimpinya? Kemana dia akan berjalan? Bagaimana cara dia menggapainya? Apa saja penghalangnya dan bagaimana dia mengatasi rintangan-rintangan tersebut?

Cita-cita Naruto itu menarik, sederhana namun keren. Dia nggak muluk-muluk menjadi Raja Bajak Laut seperti Luffy, dia juga tidak melakukan perjalanan aneh seperti Gon di HXH, atau melakukan pencarian makna spritual seperti Kenshi Himura (yang terlalu filosofis dan sampai sekarang gw nggak ngerti) Apalagi Son Goku yang dari kecil sampai sekarang gw nggak tahu cita-cita apa??

Banyak orang menetapkan cita-cita namun dalam perjalanannya impian itupun berubah-ubah. Namun Naruto beda, dia karakter yang penuh dengan konsistensi. Dia punya prinsipnya sendiri, jalan ninja-nya sendiri. Ini yang membuat gw sangat suka dengan serial ini. Menggapai mimpi dengan pantang menyerah.

Banyak yang tidak percaya dengan Naruto, banyak yang menganggap remeh dirinya, banyak orang yang membenci dia tanpa alasan. Dia magnet bagi segala yang berbau konyol dan pecundang. Tapi sedikit demi sedikit dia mengubahnya "Turning sadness into kindness, uniqeness into streght,"

Gw ingat satu hal yang paling memorable dari kisah Naruto. Saat dia berhasil mengalahkan Pain Akatsuki dan kembali ke desanya. Gw nangis saat membaca scene itu, semua orang sudah berkumpul, ratusan orang Konoha. Mereka menyambut Naruto sebagai pahlawan. Mereka menghargai Naruto jauh daripada apa yang dia sendiri bayangkan.

Hal lain yang nggak bisa gw lupakan dari Naruto adalah keberaniannya, saat ujian Chunin, saat masuk ruangan dan dia berteriak. "Gw akan jadi PEMENANGNYA!!"Nggak ada karakter lain yang melakukan hal senekad itu, dia tidak tahu siapa yang dia hadapi tapi dia sangat optimis sangat percaya bahwa dia bisa. Bahkan Sasuke pun tidak bisa melakukan hal itu.

Kishi-sensei memang luar biasa dalam membangun karakter. Dia berhasil membangun mereka semua, dari yang bukan siapa-siapa menjadi tokoh yang keren. Bukan hanya Naruto, Tapi juga Kakashi Hateke, Sakura Haruno, dan Sasuke Uchiha.

Tentang Kakashi, dulu waktu pertama kali nonton Naruto sampai ke ujian Chunin. Seperti halnya Dragon Ball ada orang-orang baru yang menggantikan Jin Kura-kura sebagai gurunya Son Goku. Gw berpikir pasti Kakashi akan digantikan, ternyata gw salah. Kakashi tetap berada dipuncaknya bahkan sampai dua chapter terakhir 699 dan 700.

Selain Tim 7, satu karakter yang gw suka perkembangannya dari zero to hero adalah Obito Uchiha. Kishi-sensei benar-benar membangun dengan kuat karakter ini. Saat dia flash back ke masa lalu, saat Obito ujian Chunin, susah-susahnya begitu mirip dengan Naruto. Sampai tragedi Rin yang membuatnya menjadi Tobi Akatsuki dan rencana menghancurkan Konoha dengan Kyubi. Obito benar-benar dari yang bukan siapa-siapa menjadi ninja Level-S yang berhasil mengalahkan gurunya sendiri Yellow Flash Hokage.

Dan kemarin membaca chapter 700, akhirnya si bodoh itu jadi Hokage juga, gw nggak pernah merasakan bahagia dan bangga seperti ini setelah melihat Mashiro Moritaka di Bakuman mencapai mimpinya dan melamar Azuki! Hahaha...

Apalagi ya? Gw kehabisan kata-kata untuk saat ini. Selain thanks to Masashi Kishimoto-sensei yang membuat karya panjang selama 15 tahun, gw ingin mengucapkan selamat untuk Uzumaki Naruto yang telah jadi Hokage ketujuh Konoha Gakure.

.  .  .

Ilustrasi, sumber naruto wikia.com