Perenungan saya tentang tahun 2014
By Ftrohx
"Apakah gw telat jadi detektif??" atau lebih tepat "Apakah gw telat untuk menjadi penulis cerita detektif?"
Itulah dua pertanyaan yang berputar di benak gw sejak nonton Marmut Merah Jambu kemarin. Raditya Dika, dia punya pengalaman, dia sudah mendirikan klub detektif sewaktu dia SMA.
Sedangkan gw? kisah apa yang gw punya di SMA?
… …
… …
Maka jadilah semua tentang kehidupan gw selalu terlambat.
Terlambat nonton film di bioskop, terlambat jalan sama cewek cantik, terlambat makam bareng cewek cantik, dan semua daftar panjang terlambat lainnya.
Tapi menurut para orang bijak. "Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik,"
Raymond Chadler saja baru memulai debut menulis novel detektif-nya di usia 40 tahun.
Sesuatu yang sangat telat, tapi ketika dia memulainya dia pantang mundur dan sekarang dia menjadi legenda dalam fiksi detektif dunia dengan karya-nya Noir Detective 'The Big Sleep"
. . .
Ok gw nggak ingin bergalau-galau lagi.
Menulis catatan ini, gw mencoba mengingat apa saja fiksi detektif yang sudah gw lalui selama setahun belakangan ini.
Tahun 2014 ini kebanyakan justru gw membaca karya-karya detektif muda Indonesia, seperti serial Detektif Adam Yafrizal karya Fandi Sido dan novel Project X karya anak-anak NDI. Gw suka karya-karya Fandi Sido, di seperti Hercule Poirot-nya Indonesia, keren. Sedangkan anak-anak NDI dengan Project X –nya mereka seperti Detektif Conan versi Indonesia! Hahaha… cukup seru.
Untuk luar, sesekali gw membuka file Sherlock Holmes, itupun kebanyakan justru gw menikmati film-nya terutama Game of Shadows yang diperankan oleh Robert Downey Jr. Gw juga menonton Sherlock versi Benedict Cumberbatch di pertengahan bulan maret.
Setelah itu bulan Mei hingga Juni, gw membaca Secret Agent (1907) karya Joseph Conrad. Salah satu buku legendaris yang menjadi fondasi bagi dunia spionase modern, buku yang pertama kali memperkenalkan dunia tentang Protokol Hantu, jauh sebelum John Le Carre. Oh iya, gw juga menikmati film John le Carre tahun ini, dengan menonton Thinker Tailor Soldier and Spy versi Gary Oldman, sebuah karya yang luar biasa. Sayangnya gw belum sempat nge-review film ini, mungkin nanti di 2015 akan gw tulis reviewnya di blog.
Selain itu gw juga menikmati The Most Wanted Man (2014) film terakhir dari almarhum Phillip Seymour Hoffman, yang ini untuk projek tulisan gw yang masih dalam bentuk draft. Hihihii…
Untuk film mandarin yang gw tonton ada tahun ini Police Story 2013 dan Dragon Wu Xia film-nya Donny Yen.
Police Story memang bagus tapi gw jauh lebih terkesan sama Dragon Wu Xia, film yang menggabungkan antara aksi kungfu dengan cerita detektif. Gw suka dengan Takeshi Kaneshiro yang menjadi detektif seperti Holmes. Visualisasi dari deduksi-nya benar-benar keren dan puncak pertarungannya apalagi. Donny Yen versus Sang Ketua, Mereka membuat jurus kebal menjadi masuk akal dengan teknik Qigong.
Setelah itu bulan Agustus dan September. Gw membaca tiga bukunya Agatha Christie yaitu Orient Express, And Then There Were None, dan The Curtain. Kemudian di lanjutkan bulan Oktober dan November, gw membaca novel Inferno dari Dan Brown, meski cukup mengecewakan. Tapi ada beberapa pelajaran yang bisa diambil.
Sedangkan untuk komik, gw menikmati Bleach yang sudah memasuki babak-babak penting invasi ke Soul Kings Palace. Selain itu gw juga membaca Yugo The Negotiator kasus Philippines Oda. Gw juga membeli komik Psychic Detective Yakumo vol. 10 yang isinya ternyata mengecewakan gw. Dan terakhir gw membeli kumpulan kasus dari Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Hanya sekedar kasus-kasus ringan untuk menambah pengetahuan gw.
Oh iya September lalu gw juga membaca After Dark karya Haruki Murakami, kisah tentang sepasang anakmuda yang begadang dan berkeliaran di kota Tokyo untuk memecahkan misteri yang sulit dijelaskan. Hampir lupa September itu gw juga nonton film Walk Among The Tombstone-nya Liam Neeson. Film ini asik, bisa dibilang detektif klasik era 90-an gw suka visualisasinya yang dingin dan kesederhanaan ceritanya, mengingatkan gw dengan Perfect Number-nya Keigo Higashino.
Selain film, komik, dan novel. Gw juga suka baca beberapa artikel detektif dari internet.
Situs favorit gw diantarannya adalah Silent Detective, Indonesian Private, dan Near Sensei.
SilentDetective.blogspot adalah blog yang menyajikan artikel tentang kode-kode detektif, dasar-dasar ilmu kriptografi dan semacamnya. Mereka menyajikan dengan singkat dan sederhana. Sedangkan IPIA atau IndonesianPrivate.com adalah website detektif swasta terkenal di Jakarta. Di website ini gw suka membaca artikel mereka yang disebut Letter From Detective, sajian artikel ringan tentang tips dan trik bagaimana menjadi seorang investigator di lapangan, juga cerita-cerita sang detektif mengenai suka dukanya menjadi investigator di Jakarta. Lalu near_sensei, Ini adalah akun twitter yang menyajikan tips and trik dunia detektif, mereka juga merupakan semacam group detektif amatir yang cukup advance selain Net Detective Indonesia.
Dan terakhir, gw menutup petualangan gw dengan menonton 'Marmut Merah Jambu' film yang di atas itu. Cerita detektif sekolah tiga sekawan, yang terlalu dudul untuk dibilang sebagai detektif! Hahaha... tapi gw suka film ini, menginspirasi. Mungkin nanti kalau anak laki gw menginjak SMP atau SMA, gw meminta dia untuk mendirikan klub detektif di sekolahnya ! Hahaha...
. . .
Keren kisahnya gan.. film taken nya Liam neeson itu termasuk detektif bukan y? oia ad rekomen film yg menggabungkan film hororr dg detektif??
ReplyDeletekangen aksi takeshi kaneshiro lg, ane jd pnggmar beratnya sejak Returner & red cliff..
sdkit crita, dlu ane jg prnh ngalami masa gandrung jd detektif, SMA kepengaruh Tantei Gakuen Q DDS, awal kuliah lg seneng jd L, smpe cara duduk n pakaianny ane sama2 in..
@ Gogo, hahaha...
ReplyDeleteGak tulisan di atas ini cuma perenungan aja, gara-gara nonton Marmut Merah Jambu -Raditya Dika, haha...
Mereka bikin klub detektif sejak SMA, sementara saya baru niat itu setelah dua tahun keluar dari kampus, haha...