Thursday, November 27, 2014

Review Interstellar (2014)



Kembalinya Christopher Nolan
By Ftrohx


Malam ini pulang dari bioskop banyak hal yang saya pikirkan, diri saya sendiri, keluarga, teman-sahabat, orang di sekitar saya, dan dunia ini. Apa yang akan terjadi selanjutnya? seperti apa masa depan? Apa yang bisa kita lakukan? Apa masih ada harapan di ujung sana?

Menonton ini justru kepala saya makin banyak pertanyaan menumpuk? Apa saja yang belum saya selesaikan? Apa itu Cinta? Apa itu Takdir? Dan apa itu kebahagian? Mereka bahwa cinta bisa menembus batasan ruang dan waktu, mereka bilang bahwa dengan cinta seseorang bisa menempuh yang jauh, bukan hanya jarak tapi melampaui batasan hidupnya. Cinta menggerakan manusia untuk menjadi sosok yang lebih baik, Cinta membuat manusia terus berjuang meskipun tak ada harapan.

Dan seperti Syair lagu Dewa 19 "Cinta kan membawamu kembali di sini menuai rindu membasuh perih,"



Gw sudah lama nggak merasakan hal seperti ini sejak nonton 5 centimeter-nya Makoto Shinkai, sebuah drama, tentang kenangan masa lalu dan impian di masa depan, tentang cinta. Tapi Interstellar menyajikannya dengan lebih Grande lagi, bahwa Cinta bisa membawa manusia jauh pergi ke masa depan, dan dengan Cinta juga manusia bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki sesuatu yang salah.

Entah, mungkin gara-gara Eka Kurniawan, belakangan ini gw berusaha untuk percaya bahwa gw bisa mengubah masa lalu, bahwa manusia bisa memilih masa lalunya, bisa memilih sejarah hidupnya. Memang terdengar mustahil, tapi semua terjadi kesulitan dan kesengsaraan semua hanya ada di dalam pikiran manusia. Jika manusia bisa mengendalikannya, dia bisa melakukan apapun yang mustahil.

.  .  .

Ok, langsung saja.

Cerita dimulai di sebuah lahan pertanian, dunia mengalami krisis global di mana tanaman satu per satu punuh. Gandum dan Kentang sudah tidak bisa ditanam lagi, yang tersisa hanya jagung. Krisis pangan dan jumlah manusia yang terus bertambah banyak.

Pemerintah sudah tidak bisa melakukan banyak hal, sistempun diubah. Pendidikan tinggi hanya menciptakan para petani, sedangkan insinyur dihilangkan. Manusia difokuskan pada pertanian dan bukan pada teknologi luar angkasa. Tidak ada inovasi, tidak ada penemuan teknologi baru.

Kamera menyorot wilayah pertanian di Amerika, sebuah kota kecil. Sebuah rumah yang sederhana di tengah ladang jagung.

Di sini gw melihat sejak awal, Nolan dan TIm-nya mencoba untuk menarik empati penonton. Keluarga biasa, keluarga yang hidup sederhana menjadi tokoh sentral dalam sebuah film yang Grande.

Meski hidup sederhana di sebuah pemukiman terpencil, tapi terlihat jelas Cooper dan Murph melek teknologi. Mereka menggunakan robot untuk menggerakan traktor-traktor, dan Murph punya perpustakaan mini di kamarnya. Ah, dari dulu gw pengen banget punya perpustakaan mini di rumah.

Dan perjalanan panjang dimulai, saat Cooper dan Murph menemukan bahwa hantu di kamar mereka mencoba berkomunikasi dengan bahasa Biner. Mereka mendapat sebuah koordinat misterius, dan ternyata koordinat yang diberikan hantu  itu adalah markas rahasia NASA.

Di sana Cooper bertemu dengan kenalannya Prof. Brand si ahli Fisika.

Prof. Brand menjelaskannya semuanya, bahwa Planet Bumi sedang sekarat dan Murph bisa jadi adalah generasi terakhir dari umat manusia. Seseorang harus pergi ke sana, keluar angkasa menemukan planet yang bisa dihuni dan menjadikanya tempat tinggal baru bagi umat manusia. Cooper lalu berkata. "Itu mustahil tidak ada tempat yang bisa dihuni di Tata Surya ini, dan untuk keluar dari Galaksi dibutuhkan ribuan tahun,"

Prof. Brand tersenyum dan diapun memberi sebuah kejutan. Semua sudah direncanakan sejak puluhan tahun sebelumnya. Mereka telah menemukan Wormhole yaitu sebuah portal yang bisa membawa manusia ke tempat-tempat terjauh di luar angkasa dalam sekejab.

Wormhole itu memiliki 12 kemungkinan galaksi, dan dari 12 itu terdapat 3 kemungkinan jalur aman. Sepuluh tahun yang lalu mereka mengirim tiga kapal masuk ke dalam Wormhole itu. Ketiganya berhasil menemukan planet baru tapi tidak dapat kembali pulang ke bumi.

Dan kali ini mereka menyiapkan Tim untuk mengamati ketiga planet yang telah ditemukan itu. Mengamati dan mengobservasi apakah ketiga planet itu bisa dihuni manusia atau tidak.

Prof. Brand memilih Cooper sebagai pilot yang memimpin ekspedisi Endurance. 

Ada dua rencana; A mereka mengobservasi ketiga planet tersebut apakah cukup aman untuk dihuni manusia, sementara Prof. Brand mengembangkan rumusan gravitasi untuk menciptakan station luar angkasa yang dapat mengangkut banyak manusia. Jika rencana A tidak berhasil, maka mereka masuk ke rencana B yaitu kru Endurance yang mencapai planet yang dihuni menciptakan koloni baru bagi manusia. Mereka telah menyiapkan sel-sel hidup yang dia angkut dalam kapal Endurance.


Satu hal yang gw salut dari si tokoh utama Cooper alias Matthew McConaughey, adalah dia awet muda, kok bisa dia menjadi orang nyaris sama seperti di film Contact bersama dengan Jodie Foster

Tentu bicara tentang Interstellar, kita nggak boleh melewatkan The Contact

Film yang bercerita tentang seorang fisikawan wanita yang terobsesi dengan gelombang dari luar angkasa. Dia ingin menemukan suara dari surga, dia ingin bisa berkomunikasi dengan suara itu, dia ingin tahu apa yang akan terjadi pada manusia selanjutnya, kemana jiwa manusia pergi, dan yang paling terpenting dia ingin bertemu kembali dengan Ayahnya, meski dia tahu Ayahnya sudah meninggal.

Meski film lama, tapi gw suka The Contact, Beberapa kali gw menonton ulang film itu di O-Channel.

Setelah bertahun-tahun dia berjuang, akhirnya secara kebetulan di gurun Meksiko dia mendapatkan signal itu. Suara dari surga, suara yang menjadi jawaban bahwa ada kehidupan lain di luar angkasa, bahwa manusia tidak sendirian di alam semesta yang begitu luas ini.

Signal itu ternyata bukan sekedar kontak, melainkan sebuah data terenkripsi yang dikirim oleh Alien sebagai petunjuk bagi manusia untuk menciptakan mesin Wormhole. Mesin yang bisa membawa manusia pergi melintasi galaksi dalam sekejab.


Menonton Interstellar, gw merasa film ini adalah Sequel dari The Contact, bukan cuma Matthew McCaugney tapi juga ada Lynda Obst dan ahli fisika Kip Throne, bedanya cuma Jodie Foster sudah pindah ke Elysium.

Atau mungkin Mc Caugney diselamatkan oleh koloni Elysium yang sedang berpatroli di Saturnus, karena bentuk station luar angkasanya sama bukan? Elysium dan Murph, sama-sama sebuah Kota yang digulung seperti astor.

Setidaknya mereka menyapa.  "Hai gimana masih jadi pendeta?"

Matthew: Kamu masih mencari suara dari surga?

Jodie: Oh tidak, saya sekarang sibuk dengan urusan administrasi, saya mengelola koloni ini.

Oh iya, Matt Damon kan dari Elysium, harusnya Om Christopher Nolan juga mengajak Jodie Foster di sini.


Sorry, agak sedikit ngelantur. Ok, kembali ke Interstellar.

Kru Endurance berangkat ke Saturnus; dua pria, satu wanita, dan satu robot. Si robot punya program Artificial Inteligence yang beda dari robot-robot luar angkasa lain. Dia punya program lelucon. Baru sampai Stratosphere aja dia sudah nge-lawak. Endurance menuju Exosphere membawa tiga budak manusia untuk koloni robot.

Cooper langsung melotot. "Apa yang dia bicarakan?"

"Dia memang begitu, dia punya program lelucon," ucap Doyle.

Para penonton yang pintar pasti ketawa. Gw jadi ingat film Red Planet, film tentang misi ke Mars itu. Mereka juga membawa robot untuk membantu kru di bawah sana, tapi kemudian robot itu mengalami kerusakan sirkut dan malah membantai para kru pesawat.

Apakah ini bisa juga terjadi pada awak Endurace, syukurnya TARS diciptakan dengan bentuk seperti mesin ATM berjalan. Desain-nya memang minimalis cubic fungsional, dia bisa berubah dari bentuk mesin ATM ke bentuk gear sepeda. Bentuknya tetap kaku, tapi fungsi dan efisiensinya bagus, memang tidak se-canggih robot Transformers, tapi dia lebih pintar daripada Bumble Bee. 

Robot berbentuk manusia biasanya selalu menyeramkan, robot di A.I. -nya Steve Spielberg, robot di Prometheus, atau Terminator. Meski bentuk fisiknya manusia tapi mereka membawa unsur horror, dan gak ramah untuk makhluk hidup organik. Tapi TARS gw suka dia, lebih baik muka seperti kaleng kerupuk namun dalamnya baik, daripada muka ganteng tapi jiwa-nya zombie Frankestein.


Perjalanan dua tahun akhirnya mereka sampai ke Saturnus.

Di sana Doyle menjelaskan tentang Wormhole, jarak paling dekat antara titik A ke titik B bukanlah garis lurus, melainkan sebuah titik. DIa melipat kertasnya, Ok ini bukan film pertama luar angkasa yang mengambil tema Wormhole, sebelumnya ada Event Horizon, film Horor Science Fiction itu dimana ujung dari lubang hitam adalah neraka. Jadi siapa yang masuk ke sana dan berhasil keluar, maka dia membawa keluar makhluk terkutuk dari sana.

Ok, Event Horizon aslinya memang sangat menyeramkan.

Tapi, tidak di film ini. Wormhole bukan berbentuk lubang atau portal, melainkan berbentuk seperti bola gelembung udara. Doyle menjelaskan. "Bentuk titik dalam tiga dimensi, tentu saja sebuah bola,"

Dan mereka masuk ke sana. "BOOOM!!" seperti Warp yang dipakai J J Adams.

Mereka langsung tersedot dalam Jet Coster yang penuh dengan jutaan bintang, seperti review di New Yorker mereka jauh lebih baik daripada portal di Star Trek juga jauh lebih baik daripada film The Contact.

Dan sampai di ujung lorong pemandangan sebuah lubang hitam terlihat, bentuknya seperti Bohlam Raksasa yang ditarik hingga melengkung, beda dengan film-film science fiction sebelumnya di Black Hole seperti pusaran air atau tornado yang sangat hitam gelap. Di sini Black Hole seperti bola matahari raksasa yang menghitam, agak susah mendefinisikannya, yang pasti itu sesuatu yang sangat besar.

Di dekat Black Hole terdapat sebuah planet yang mengirim signal ke Endurance, planet yang didatangi kru sebelumnya. Sebuah planet putih dengan air dan oksigen, mereka mendarat di sana. Menemukan daratannya dipenuhi oleh air.

Mengingat keadaan bumi sekarang yang tidak pernah turun hujan selama berpuluh-puluh tahun. Amelia Brand berasumsi bahwa ini adalah planet yang tepat sebagai rumah baru umat manusia.

Namun tiba-tiba gelombang besar setinggi gunung datang dengan tiba-tiba, semua panik mereka berlari menuju kapal, dan Amelia terjatuh. Syukurnya dengan sigap robot TARS berubah bentuk dan menyelamatkan Amelia. Sayangnya, Doyle tertinggal di depan pintu masuk kapal sehingga tubuhnya langsung terhempas oleh ombak raksasa.

Gw suka visual efeknya di sini, sangat dramatis, begitupula dengan emosi Matthew dan Anne Hartaway. YA ALLOH itu Anne cantik banget, gw benar-benar nggak bergerak dari bangku penonton.

Kembali ke Endurance, dua jam di permukaan planet mereka telah kehilangan waktu 20 tahun.

Banyak hal yang sudah terlewati Cooper dan Amelia. Sekarang di Bumi, Murph telah dewasa dan menjadi peneliti untuk NASA. Begitupula dengan Prof. Brand dia telah sangat tua dan sekarat.

Di sini banyak tangis, banyak emosi, dan terasa banyak keputusasaan.

Dengan bahan bakar yang sangat menipis mereka harus memutuskan, untuk pergi ke satu planet lagi, lalu pulang ke Bumi. Melewati perdebatan yang alot, mereka memutuskan untuk pergi ke satu planet dimana Dr. Mann (Matt Damon) berada.

Mereka turun ke planet yang berselimut awan putih, ternyata itu bukan sekedar awan, itu awan beku yang sama kerasnya dengan bongkahan es kutub utara. Mereka menemukan Dr. Mann yang tertidur dalam peti Cryo, semua anggota timnya telah tewas, bahkan robot yang menemaninya pun sudah jadi rongsokan.

Dr. Mann bangun dan menjelaskan detail tentang planet, dan apa yang bisa dilakukan di planet tersebut.

Planet ini cukup aman, ungkapnya. Cukup untuk membangun koloni.

Di saat mereka berada di bawah pesan masuk datang dari Endurance, Prof. Brand telah meninggal dan Murph sekarang mengambil alih pimpinan. DIa menjerit putusasa, bahwa tugas Endurance bukanlah untuk menemukan planet baru bagi umat manusia melainkan untuk menyelamatkan manusia dengan membangun koloni manusia yang baru di planet yang baru.

Dr. Mann pun membenarkan hal itu.

Bagian ini penuh dengan emosional, Sang Pilot Cooper tidak bisa melanjutkan misi, dia harus kembali ke bumi untuk bertemu dengan anak-anaknya, sementara Amelia, di bumi dia sudah tidak punya siapa-siapa jadi keputusan meninggalkan bumi bersama milyaran manusia yang sekarat adalah keputusan yang tepat demi menyelamatkan species.
 
Dalam persiapan kembali, Dr Mann mengajakan Cooper untuk mengenal planet baru mereka, dia berkata di bawah sana terdapat tanah dan air yang bisa kehidupan manusia. Mereka berjalan jauh menelusuri awan beku, dan tiba-tiba dari belakang Dr. Mann menjatuhkan Cooper.

Sang pilot pun sadar bahwa planet itu tidak memiliki dasar, planet itu hanya kumparan dari gas amonia yang membeku, tidak ada tanah atau air di bawah sana. Dr. Mann menipu mereka dengan mengirimkan data palsu, dia ingin menyelamatkan dirinya sendiri dari planet yang berbahaya.

Di tempat lain, Romily mencoba memperbaiki robot milik Dr. Mann dan dia pun menyadari bahwa datanya sudah dipalsukan, namun sebelum sempat keluar memberitahu yang lain, tenda itu sudah meledak.

Tersisa hanya dua kru Endurance yaitu Cooper dan Amelia, sementara Dr. Mann nekad untuk mengambil alih Endurance.

Setiap film box office butuh karakter antagonis dan di sini Dr. Mann adalah antagonisnya, dia adalah ilmuwan, astronot, sekaligus seorang tentara yang patuh pada peraturan. Dia memiliki kode etik dan disiplin, namun dia juga manusia yang bisa frustasi. Dr. Mann putusasa dengan segalanya, hidupnya, pekerjaannya, umat manusia, dan tanggungjawabnya. Yang dia yakini saat ini hanyalah dia harus bertahan hidup apapun caranya, tak peduli apakah dia harus membunuh manusia yang lain, karena jika dia hidup maka species manusia akan terselamatkan. 

Selanjutnya bagian paling epic dalam Interstellar, yaitu kembali ke Endurance.

Mereka mengejar pesawat Dr. Mann. Berkali-kali Cooper berteriak di radio supaya Dr. Mann membatalkan pendaratannya di Endurance, namun dia memaksa dan terjadi "BOOOM!!" Ledakan. Bagian ini bertubi-tubi penuh ketegangan, ditambah lagi dengan back sound dari composer Hans Zimmer, benar-benar dramatis.

Endurance berrotasi dengan sangat cepat.

Satu masalah selesai masalah lain muncul, mereka harus menyesuaikan kecepatan dengan putaran endurance, atau sederhana kapal mereka harus berputar seperti Bay Blade dan menyamakan kecepatan dengan station Endurance, untuk bisa melakukan kontak palka.

Seperti kata Ian Oniel, adegan ini jauh lebih ribet dan menegangkan daripada pembajakan di Truk di serial Fast and Furious.  Dengan musik yang dramatis, dengan emosi para pemain, plus visual efek, adegan ini cukup berharga untuk di tonton di kursi bioskop.

"Klik," mereka berhasil menyamakan palka dan masuk kembali ke dalam Endurance.

Sekarang kru hanya tersisa dua manusia dan satu robot. Plus bahan bakar yang menipis dan lubang hitam yang jaraknya cuma lima menit dari mereka. Satu-satunya solusi adalah melewati lubang hitam, dan sampai ke planet aman berikutnya, planet dimana Edmund mengirimkan signal positif.

Banyak orang yang mengkritik dua bagian akhir ini tidak sesuai dengan science yang sebenarnya.

Ok, gw setuju.

Sebenarnya pesawat Star Trek yang besar dan punya teknologi Warp-pun belum tentu bisa lolos dari batas Event Horizon apalagi pesawat kecil seperti Endurance. Bayangkan saja, gelombang cahaya sekalipun disedot oleh Gravitasi super dari Lubang Hitam, apalagi kapal biasa. Setiap partikel dari material harusnya rontok oleh Lubang hitam. Seperti kata Ian Oniel di majalah Rolling Stone. "Ok namanya juga film Science Fiction."

Dengan dramatis mereka melalui samudera awan jingga yang merupakan tepian dari Gargantua.

Mereka berhasil terbang melewati Event Horizon dengan rumusan Newton tentang daya gerak kinetik, yaitu dengan melepaskan kapal satu per satu dari Endurance. Dan Cooper mengorbankan dirinya untuk membuat Amelia keluar dari zona Gargantua.

"Bluung!!" Kapal milik Cooper masuk ke dalam Lubang Hitam ke dalam kegelapan terdalam alam semesta, di bawah sana terdapat banyak percikan api. Pertama hanya sedikit namun lama kelamaan percikan itu menjadi badai api. Pesawat pun rontok dan Cooper menekan tombol eject.

DIa keluar dari pesawat dan melayang di lubang hitam.

Ok seperti yang gw bilang di atas lubang hitam memiliki gravitasi yang bisa untuk merontokkan setiap partikel, gravitasinya begitu kuat sampai-sampai menghancurkan ruang dan waktu. Tapi karena jagoan kita mesti tetap hidup, dibuatlah dunia alternatif dibalik Lubang Hitam.

Mereka menyebutnya Tesseract, tempat ini seperti gabungan antara dunia The Matrix dengan mimpi dari Ariadne. Seperti perpustakaan dengan labirin tanpa batas, oh iya hampir lupa Om Nolan kan ngefans dengan Jorge Lois Borges, karena itulah dia membuat film rumit seperti Inception.

Sang astronot kembali ke rumahnya, ke kamar anak gadisnya. Dia menjadi hantu. Tentu saja, elo masuk Lubang Hitam, tentu saja lo jadi HANTU!! Seluruh partikel ditubuh lo hancur tanpa sisa karena tekanan gravitasi yang sangat kuat yang bahkan melenyapkan matahari.

Penjelasan yang paling masuk akal adalah Cooper memang tewas di sana dan menjadi hantu, lalu secara ajaib bisa pergi ke masa lalu. Tapi yang anehnya kenapa robot TARS juga menjadi hantu?? Dia kan robot? Kenapa robot bisa jadi hantu??

Ok gw nggak bisa memecahkan puzzle yang ini, biarkan penulis lain yang memecahkannya?

Bukan hanya visual efek, emosi dari Matthew Mc Caugney juga luar biasa. Dia sangat merindukan anaknya, dia menangis terharu, sekaligus marah dengan keadaan. Dia tidak bisa berbuat banyak di Tesseract. Dia tidak bisa menyentuh anaknya tapi dia bisa menyentuh lemari buku dan dinding rumah tersebut.

Dia pun menjatuhkan buku-buku tersebut, membuat urutan jatuh buku itu menjadi kode morse. Lalu dia membuat debu yang bergerak menjadi sandi biner. Dan terakhir, dengan data dari TARS mengenai Lubang Hitam dan Tesseract, dia mengirim data tersebut ke dalam gerak jam tangan yang dia tinggal untuk Murph.

Murph pun menyadari gerak jam tangannya, merupakan kode dari hantu Ayahnya, kode yang bisa dia gunakan untuk memecahkan rumusan teori gravitasi yang sudah lama dikerjakan oleh Prof. Brand. Akhirnya dengan rumusan tersebut, Murph berhasil menyelamatkan umat manusia dengan membuat koloni luar angkasa.

Sebenarnya bagi gw sendiri cerita di masuk Lubang Hitam terus ke Tesseract dan menjadi hantu masa lalu memang tidak masuk akal. Tapi mau bagaimana lagi, sebuah cerita butuh solusi. Meski tidak masuk akal, tapi mereka berhasil menyajikan ide dengan sangat bagus. Gw suka konsepnya, tentang "Cinta kan membawamu kembali di sini, menuai rindu menghapus perih."

Dan secara ajaib, Cooper keluar dari lubang hitam, dia muncul di dekat Saturnus dan diselamatkan oleh orang-orang Koloni. Ternyata dia sudah pergi selama 120 tahun, dan bumi sudah ditinggalkan, sekarang orang-orang tinggal di station luar angkasa yang seperti Elysium.

Cooper bertemu kembali dengan Murph yang sudah tua. Dari Murph, Cooper menyadari akan satu hal yang belum selesai, yaitu planet Edmuds dimana Amelia Brand berada. Dan layar kembali menampakkan wajah Anne Hartaway, dia berada di sebuah gurun yang mirip dengan lingkungan Amerika.

.  .  .

Konklusi

IMDB ngasih point 91 skala 100 untuk film ini, gw sendiri untuk film gw kasih 84 skala 100.

Yang pasti gw masih lebih suka Rurouni Kenshin: Legend Ends-nya Takeru Satoh ! Hahahaha...

Friday, November 21, 2014

Sepuluh Film


Tidak seperti yang gw pikirkan
By Ftrohx


"Sebagai penonton film: izinkan pula saya masuk bioskop tanpa tiket dan menonton, kalau kemudian saya suka, saya bayar tiketnya, jika tidak, saya ngeloyor saja pulang. Tentu saja tuntutan pembaca semacam itu tidak sehat untuk bisnis." - Eka Kurniawan.



Sebelum ke bioskop, selalu gw menonton trailer-nya di youtube atau membaca sinopsisnya di IMDB dan wikipedia.



Sering juga gw mendapat rekomendasi dari teman bahwa film ini bagus, film itu bagus, dan seterusnya. Mungkin gw membuat kesalahan karena selera mereka bisa jadi beda dengan selera gw. Tiap orang punya ukuran-nya masing-masing akan apa yang disebut bagus dan tidak. Sialnya gw selalu mengulang kesalahan, gw berekspektasi lebih pada sebuah film karena menonton trailernya. Namun, ketika gw menonton di bioskop, gw merasa kecewa, beberapa film bahkan membuat sangat kecewa.

Ok, dibawah ini adalah 10 film yang tidak sesuai ekspektasi gw.


1. Skyline

Kita mulai dari yang buruk; Skyline. Gw benar-benar tertipu sama film ini, tertipu dalam artian negatif.

Gw memilih nonton film ini karena trailer-nya memang bagus. "Suatu malam di sebuah rumah, tiba-tiba ada cahaya putih kebiruan menyusup dari jendela, lalu ada jeritan seorang wanita, dan dia menghilang."

Trailernya benar-benar dramatis. Tapi hal yang gw lewatkan adalah siapa-siapa aktornya. Ini benar-benar gw lupa, karena saking fokus dengan adegan kemunculan cahaya misterius itu, gw gak lihat nama-nama aktornya. Sialnya gw baru sadar kalau gw salah nonton pada 5 menit pertama di kursi bioskop. "Kok nggak ada yang gw kenal aktornya? Ini pemain film apa? Kok ceritanya di apartemen?" Dan banyak pertanyaan lain. Lalu gw sadar, bangke gw KETIPU sama trailernya.

Ternyata film-nya orang-orang yang terjebak di sebuah apartemen yang dikelilingi Alien dengan UFO raksasa. Alien-alien itupun mengambil tema klasik. "Memakan otak manusia" sebagai bahan bakar. Meski UFO-nya super canggih film ini minus adegan aksi, kecuali adegan serangan balik para pasukan udara Amerika terhadap UFO raksasa itupun hanya berlangsung selama 5 menit! ckckckck... #kecewa saya


2. Prometheus

Setelah Skyline, gw udah nggak mau berekspektasi lebih untuk film-film bertema luar angkasa. Jujur gw masih trauma nonton film alien jelek kayak Skyline.

Huh, tapi gw membuat kesalahan lagi untuk kedua kalinya dengan Prometheus! ckckck... Sama seperti Skyline, untuk Prometheus gw juga tertipu sama trailernya. Sorry, bukan hanya trailernya tapi sinopsisnya juga. Gw terlalu percaya sama wikipedia sampai-sampai ketipu.

Laman wikipedia Prometheus begitu detail, begitu menarik, banyak kata, banyak paragraf, banyak komentar bla bla bla... aktornya si ini si itu, desainer pesawatnya si ini si itu, pengambilan gambarnya di kota ini dan kota itu, dan seterusnya. Plus gw juga dapat rekomendasi dari beberapa teman di social media.

Semua itu berhasil membuat gw percaya kalau film ini bagus. Di benak gw (sebelum nonton). "Wah, pasti keren ini film?"

Pasti ada pertarungan tembak-tembakan pesawat tempur dengan alien seperti di Star Wars. Pasti ada penjelajan ke dunia baru, dari satu planet ke planet lain, dari satu gunung ke gunung, menelusuri hutan, goa-goa, mungkin mereka bertemu dengan ras-ras alien yang baru, mungkin akan ada konfrontasi dengan koreografi yang bagus, dan sebagainya.

Ternyata gw salah TOTAL.

Film ini cuma bercerita tentang sekumpulan orang yang pergi ke planet asing, mereka masuk ke dalam sebuah kuil kuno, menjelajah gua-nya lalu salah satu dari mereka terinfeksi oleh parasit alien, dan seterusnya dan seterusnya. Tidak ada yang signifikan di sini kecuali desain interior kuilnya yang cukup keren, dan ternyata di bawah kuil itu merupakan pesawat alien yang memiliki misi untuk menghancurkan bumi dengan senjata biologis. Ok, idenya cukup bagus pertanyaan gw di mana adegan aksinya?

Ternyata apa yang udah gw tonton di trailer filmnya di youtube adalah adegan puncaknya. Pesawat Prometheus menabrakan diri untuk menghentikan pesawat alien, lalu pesawat alien jatuh menimpa dua kru terakhir Prometheus. Endingnya alien pun muncul dari perut si manusia botak raksasa.


3. Battleship

Lagi-lagi, film bertema Alien mengecewakan gw.

Sebenarnya film ini bagus, adegan aksi dan tempurnya asik, efek-efeknya keren, tapi gw nonton ini bukan kagum melainkan banyak ketawanya.

Meski film ini bertema serius, tapi kalau dipikir-pikir dengan logika yang benar, banyak adegan, cerita, narasi di film ini yang terasa sangat lucu! Hahaha... Ok, jika diibarat kedua film ini seperti penduduk kampung di tahun 1901 berperang melawan Patlabor dengan bambu runcing. Tapi pada akhirnya para penduduk kampung lah yang menang.

Battleship bercerita tentang pasukan marinir Amerika dan Jepang yang melakukan latihan militer bersama di kepulauan Hawai, tiba-tiba pesawat alien jatuh ke bumi dan mulai melakukan invasi.

Skenario para alien, mereka mengirim signal kembali ke planetnya untuk menambah pasukan penginvasi, cara mengirim signal tersebut ke planet asalnya menggunakan parabola dan satelit milik pemerintah Amerika yang kebentulan sistem pengendalinya berada di Hawai.

Manusia dengan teknologi kapal laut perang yang standar bertempur dengan pesawat alien yang menggunakan laser dan perisai pelindung elektromagnetik. Tentu teknologinya tidak sebanding, dan pembantai terjadi di awal sampai tengah film. Dengan mudah para alien menghancurkan kapal-kapal Amerika dan Jepang semudah memecahkan kerupuk kaleng.

Tapi dari tengah film ke akhir, secara ajaib hanya dengan satu kapal perang mereka berhasil memukul mundur para alien, bahkan berhasil menjatuhkan beberapa pesawatnya.

Aneh banget, dimana logikanya? Kok bisa mereka menang? Terus kemana perisai pelindung elektromagnetiknya? dan itu alien kenapa dengan mudah mereka kalah hanya karena matahari terbit? Lah bukan mereka penjelajah luar angkasa harusnya mereka punya teknologi untuk mengantisipasi cahaya matahari?

Dan yang paling-paling aneh. "Kok BISA dengan snifer rifle biasa, mereka menembus kaca dari pesawat alien?" Mereka pakai peluru apa? Adamantium atau Baja dari Asgard?? Harusnya dengan kecanggihan teknologi dan pengalaman tempur ribuan tahun di luar angkasa mereka pastinya bisa donk menciptakan kaca anti peluru. Harusnya pesawat mereka tidak mempan oleh ledakan apalagi cuma peluru dari campuran besi dan titanium.


4. Star Trek 2 Into Darkness

Kalau yang ini kasusnya sama dengan Prometheus, gw tertipu sama trailernya di youtube.

Trailernya benar-benar spektakuler, pesawat Star Trek bertemu dengan pesawat yang lain serupa dengannya namun dengan ukuran yang 5 kali lebih besar.

Dan terjadi pertempuran. "Bang-bang, boom-boom, bang-bang!!" Pesawat Star Trek hancur, gosong dan penuh lubang di mana-mana. Pesawat itu jatuh ke bumi, semua orang yang di dalamnya panik, berteriak-teriak, menjerit dramatis, dan si kapten meminta maaf pada para kru-nya. Star Trek jatuh menabrak daerah perkotaan, gedung-gedung hancur dan seterusnya.

Kemudian muncul sebuah harapan, mereka mencoba bangun kembali, dan kapal Star Trek pun bangkit secara dramatis dari dasar lautan.

Tapi apa yang terjadi di trailer bukanlah jalan cerita yang sebenarnya. Sekali lagi, ternyata saya tertipu oleh trailer.

Film yang sebenarnya, plotnya jauh lebih lambat. Cerita dimulai dari Kru Star Trek yang pergi ke sebuah planet dengan misi observasi, lalu mereka melanggar peraturan dan kembali ke bumi dengan hukuman. Lalu ada cara A, B, C, D, dan seterusnya dari para atasan. Namun, di bumi terjadi sebuah aksi teror bom terhadap Star Fleet, markas rahasia mereka di London diserang oleh Khan. Misi mereka kemudian menemukan Khan, tapi sebelum rapat selesai tiba-tiba kantor tersebut diserang. Pimpinan Star Fleet tewas di sana. Misi pencarian Khan pun menjadi lebih personal bagi kapten Kirk.

Petualangan luar angkasa kembali dimulai, seterusnya dan seterusnya.

Langsung ke adegan klimaks, tidak seperti yang gw harapkan, ternyata tidak ada pertempuran mati-matian antara Star Trek dengan Kapal luar angkasa Khan. Pertempurannya begitu singkat, kurang dari 5 menit. Awak Star Fleet menang cuma gara-gara mengirim torpedo melalui teleportasi ke dalam Kapal milik Khan, lalu Torpedo itu meledak secara otomatis. Udah begitu doank, setelah ceramah panjang dan teori konspirasi yang keren yang dibahas sebelumnya, kapal raksasa besar itu jatuh begitu saja ke Bumi. Adegan yang paling epic cuma pas Kapal raksasa itu jatuh dan menghantam perkotaan. Setelah itu film selesai dengan ditangkapnya Khan setelah tonjok-tonjokan dengan Spock.


5. Matrix Revolution

Ide dari serial The Matrix itu begitu kuat tertanam dibenak gw.

FIlm ini keren sejak pertama kemunculannya, Baik yang pertama ataupun yang kedua.

Gw suka yang pertama karena ini perjalanan bagaimana seorang Neo menjadi seorang The One yang menyelamatkan umat manusia. Menjadi petarung terhebat sejagat fiksi Hollywood di zaman itu.

Gw suka adegan pertarungan Neo versus Agen Smith di station Kereta bawah tanah, dan yang paling memorable tentu adegan menghindari peluru yang terkenal sepanjang masa itu.

Sedangkan yang kedua gw suka dengan Matrix karena adegan actionnya, pertarungannya, koreografinya tidak terpikirkan oleh gw.

Dan jelas keren, mulai dari adegan pertarungan Neo versus ratusan agen Smith, sampai aksi pertarungan di jalan Tol melawan duo manusia bayangan dan para agen, terutama adegan Trinity dengan motor Ducatinya itu sangat memorable.

Tapi untuk yang ketiga, sayang sekali ide-ide kreatif seperti itu sudah nggak muncul lagi.

Ada sih beberapa adegan yang keren, terutama pertempuran para pasukan Zion melawan jutaan Sentinel.

Terutama pas adegan ribuan Sentinel itu menyatu seperti pusaran angin puyuh dan menghantam Sang Komandan. Itu bagian yang paling Epic di The Matrix 3.

Sayangnya untuk Neo vs Agent Smith sendiri, gw nggak melihat ada perkembangan berarti. Tetap sama saja seperti The Matrix yang pertama, beda mereka bertarung di udara seperti Son Goku vs Bezita.

Sebenarnya, gw berkhayal lebih untuk ending dari Trilogy ini.

Gw berharap Neo masuk ke dalam Mainframe dari The Matrix, tempat yang selama ini tak tersentuh, tempat dimana para agen dan program tercipta.

Gw juga pengen lihat seperti apa wujud dari Kaisar Machine, gw ingin melihat Neo bertarung melawannya, logikanya dengan menghancurkan sang Kaisar maka manusia akan terbebas dari perbudakan bangsa Machine.

Tapi adegan akhir yang gw lihat Neo bertemu makhluk seperti ikan buntal berukuran raksasa dibungkus warna perak. "Masa Kaisar Machine-nya seperti ini?" Padahal gw berkhayal seandainya puncak pertarungannya seperti Bt X vs Raphaelo, monster dari segala monster bangsa Machine. Atau minimal Neo bertarung dengan induk dari para Sentinel gituh.

Kembali lagi, rasanya pertarungan akhir Neo dengan Agen Smith ada yang kurang dah. Dan akhir ceritanya, dimana hadir harapan bagi manusia? Gw masih bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, namun tetap tidak ada jawaban karena endingnya ngambang.


6. Man of Steel

Jujur gw suka trailer pertama dari Man of Steel

Benar-benar murni seorang Man of Steel, gw berpikir ini pasti bakal jadi kisah super-hero yang berbeda, dari semua super-hero Hollywood yang pernah ada.

Gw percaya terutama karena tagline-nya. "The world wasn't ready!" seolah dia meyakinkan gw bahwa dunia memang siap dengan berbagai cerita super-hero, kecuali satu super hero yaitu Superman.

Melihat dua trailer pertamanya gw percaya bahwa film ini akan jauh lebih keren daripada film-film super-hero yang gw tonton sebelumnya, apalagi ditambah dua nama besar Zack Synder dan Christopher Nolan dibelakangnya. Ini bakal spektakuler. 

Ternyata gw salah, trailer ketiga muncul bersama dengan Jenderal Zod, mereka menghancurkan mimpi-mimpi gw.

Harusnya Zod nggak muncul di sini, atau harusnya ada aktor lain yang memerankan Zod. Si Jenderal ini lebih mirip pimpinan cowboy penjahat daripada Alien penakluk jagat raya. Beda dengan Ras AlGhul yang diperankan Liam Neeson, malah jauh lebih bagus Ras AlGhul. Harusnya bukan Zod yang muncul, harusnya ceritanya tidak seperti ini.

Yang gw inginkan ntuh From Zero to Hero-nya seorang Man of Steel.

Dia tidak perlu menyelamatkan dunia dari serangan Alien, cukup dia dari seorang yang bukan siapa-siapa menjadi seorang pahlawan. Gw ingin Man of Steel seperti minimal seperti Neo di The Matrix atau sebuah perjalanan spritual seperti Prince of Persian atau Kenshin Himura.

Gw sudah jatuh hati di trailer pertama Man of Steel. Gw membayangkan petualangan seorang Clark Kent hingga mendapatkan kekuatan sebagai Superman. Dia berjalan sendirian menelusuri perbatasan Kanada hingga ke Kutub Utara, dia mencari jati dirinya, mencari tahu siapa sebenarnya dirinya dan apa yang bisa dia perbuat untuk umat manusia.

Sialnya tidak seperti yang gw harapkan.


7. Dark Knight Rise

Kalau DKR ini kasusnya sama seperti Matrix Revolution, gw suka dua film sebelumnya.

Gw percaya dan berharap lebih pada film ini.

Batman Begins, luar biasa. Nolan mengubah Batman yang tadinya super-hero cemen menjadi suatu karakter yang keren. Cerita latar belakang Bruce Wayne sampai menjadi seorang Dark Knight benar-benar bagus, beginilah harusnya kisah super-hero ditulis.

Dark Knight juga keren, Joker menjadi penjahat psikopat yang nyaris sempurna untuk ukuran Hollywood. Gw suka plot yang penuh kejutan, gw suka adegan-adegan aksinya, koreo-nya, cinematografinya, aktor-aktornya, semua layak dapat nilai A.

Tapi untuk di DKR, Ok aktor-aktornya memang level A, cinematografinya juga bagus, tapi adegan aksinya terutama adegan pertarungannya terlalu biasa. Seperti adegan pertarungan dalam FTV.

Ok, BANE memang terlalu gemuk hingga gerak tubuhnya lambat. Tapi di sini, Batman juga tidak memiliki adegan aksi yang keren, tidak ada pertarungan melawan Tim SWAT, dan pertarung dengan para pasukan Bane juga jelas banget (ketahuan) bohongnya.

Satu lagi jalan ceritanya, rencana Bane dan Thalia AlGhul untuk menghancurkan kota Gotham adalah rencana yang klise. Mereka menghancurkan jalan-jalan untuk keluar dari Gotham lalu mereka mengancam meledakan kota dengan Bom Nuklir. Tindakan yang dilakukan Bane itu seolah hanya meneruskan rencana dari The Joker dan Ras AlGhul.

Sebenarnya jalan ceritanya lumayan bagus, mungkin yang membuat gw jadi kurang sreg hanyalah adegan aksinya yang kurang. Gw ingin Batman lebih dari sekedar pahlawan bertopeng, gw ingin dia menjadi seorang petarung / pendekar yang punya trik-trik beladiri yang keren. Hahaha... Mungkin gw terlalu jauh berkhayal, menginginkan Dark Knight bisa adegan aksi seperti Kenshin! Hahaha...


8. Sky Fall

Seperti sebelum-sebelumnya, ini masalah film sequel, bahwa cerita lanjutan tidak sebagus cerita sebelumnya. 

Gw suka dua film James Band sebelumnya, Casino Royale dan Quantum Solace. Ceritanya bagus, view-nya bagus, dan aktor-aktornya lumayan. Tapi untuk yang ketiga ini rasanya mereka terlalu terburu-buru.

Gw penasaran sebenarnya dengan bocoran di film sebelumnya Quantum Solace, bahwa ada organisasi international yang mempengaruhi segala kebijakan pemerintah di dunia. Tiba-tiba di Sky Fall, organisasi itu tidak disinggung. Cerita benar-benar berjalan ke arah yang berbeda. Seolah James Bond dimulai dari awal lagi.

Kemana para penjahat-penjahat sebelumnya seperti Mr. White dan kawan-kawan, lalu bagaimana masalah korupsi di pemerintahan Inggirs? Itu tidak disinggung lagi, dan MI6 malah menangani permasalah internal tentang kebocoran data para agen rahasianya yang tersebar di internet. 

Dari judul dan sinopsisnya, gw sempat berkhayal ini menjadi film yang grande. Sky Fall atau Langit Runtuh, seolah berkata yang besar sedang terjadi.

Mungkin mereka menghancurkan MI6, mungkin ada pengkhianatan, mungkin ada tekanan dari orang-orang pemerintah, ada konspirasi, ada orang-orang Quantum Solace di dalam pemerintahan dan James Bond memburunya, M sang pimpinan diculik, dan seterusnya.

Gw membayangkan sesuatu yang keren, namun ternyata jauh dari panggangan.

Sky Fall ternyata cuma sebuah pondok di pinggiran Skotlandia. Sebuah tempat terpencil dimana Bond dibesarkan, tapi film tidak bercerita masa lalu Bond ataupun masa depannya, film ini terlalu mediocre.


9. Ghost Protocol

Nggak jauh beda dari Sky Fall, film ini juga sama-sama mengecewakan gw.

Gw suka tiga film sebelum, Mission Impossible sudah jadi konsumsi gw sejak SMP.

Gw suka yang pertama,itu rasanya kayak kopi yang original digiling langsung dari bijinya. Itu benar-benar rasa asli spionase.

Yang kedua, agak mengecewakan karena mencoba ala-ala The Matrix, tapi ceritanya lumayan bagus tentang senjata biologis.

Yang ketiga, asik gw suka Phillip Seymour Hoffman. Skenarionya juga bagus penulis misteri ala Alice in The Wonderland dan Rabbit Foot menjadi mitologi tersendiri.

Sayangnya, yang keempat ini gw nggak tahu apa yang ingin mereka jual? Persenjataan nuklir terus hacking satellite dan sebagainya.

Kok skenarionya mengingatkan gw dengan film lama Jackie Chan? Aduh gw lupa apa itu judulnya tentang persenjataan Nuklir? Dan gw juga ingat dengan Bloody Monday, Takeru Sato itu juga tentang nuklir dan satelite Hacking. Kok rasanya klise ya? Nggak ada hal baru di film ini.

Mungkin yang baru hanya lokasi syutingnya di Burj al Arabi, Dubai. Tapi Body of Lies-nya Leonardo DiCaprio juga ngambil lokasi Dubai, lah apa kerennya? Oh adegan klimaksnya keren kali? Mereka berantem di parkiran mobil otomatis, belum ada loh film yang ngambil adegan fighting di tempat itu.

Tapi tetap saja, buat gw rasanya mediocre.


10. Sucker Punch

Nah, ini puncaknya. Film yang paling-paling menipu gw dengar trailernya

Film yang banyak dikritik orang di internet, film yang banyak membuat orang keluar dari bioskop dan marah-marah, Sucker Punch.

Harusnya gw mengikuti saran Eka Kurniawan. "Izinkan pula saya masuk bioskop tanpa tiket dan menonton, kalau kemudian saya suka, saya bayar tiketnya, jika tidak, saya ngeloyor saja pulang!" harusnya saya seperti itu, masuk gak bayar, gak suka filmnya terus ngeloyor pulang, atau harusnya saya nonton di televisi saja. 

Sucker Punch ntuh trailernya keren, atau bisa gw bilang spektakuler. Poster-posternya juga bagus. Gw sampai berpikir. "Wah, kelihatannya film gokil nih, menggabungkan budaya anime Jepang dengan action Hollywood."

Karakter utamanya si cewek imut berambut pirang itu, gw lupa namanya siapa? Berpakaian seperti karakter anime, mengenakan seragam sekolah ala Jepang dengan rok pendeknya plus Katana di genggaman tangannya. Wajah si heroine ini angkuh dan songong namun secara skenario dia harus berperan layak cewek cantik yang sering disakiti di sinetron.

Ceritanya lebih absurd lagi, dia mencoba seperti Inception dengan multilayer, mimpi di dalam mimpi, tapi setiap orang tentu memiliki mimpi yang berbeda, seorang arsitek mimpinya pasti keren membayangkan gedung-gedung megah dan modern art, tapi seorang anak band penggemar MTV pasti mimpinya adalah masuk ke dalam video klip - video klip. Misalkan melompat dari video klip Beyonce masuk ke video klip J-lo, iya film ini sempat mengingatkan gw dengan filmnya J-lo The Red Cell, plus rumah sakit jiwa kayak Shutter Island, bersama dengan cewek-cewek sexy ala AKB48 yang jago beladiri kayak Dante di Devil May Cry. Bingungkan lo? Gw juga susah mendefinisikannya.

Kembali lagi, ini adalah masalah eksekusi. Ide GILA jika dieksekusi dengan benar akan jadi karya yang KEREN, tapi ide GILA jika dieksekusi dengan salah maka akan jadi... corat-coret tembok di rel KRL yang tidak semua orang melihatnya.

Harusnya ntuh nggak begini.

Melihat trailernya gw berkhayal, ini film akan seperti Saia di Blood+ the movie, seorang gadis SMA yang bertarung dengan Katana untuk menyelamatkan kotanya dari serangan monster. Mungkin jauh lebih baik daripada Blood+ karena dari trailernya gw melihat si gadis bertarung dengan monster Samurai raksasa, pertarungan yang sangat epic.

Ternyata, tidak sesuai dengan yang gw khayalkan. Jauh dari harapan.

Harusnya Zack Synder bisa melakukan sesuatu dengan bersih, dia sudah punya segalanya untuk film ini. Dana tanpa batas, artis-artis yang cantik, dan tim CGI yang sangat keren. Masalahnya cuma diCERITA aja! Seandainya jalan ceritanya dibuat sederhana, dan adegan aksi fantasy-nya dibuat dengan porsi yang benar, pasti semua akan baik-baik saja.

Plus, MUSIK-nya gw nggak suka, sangat mengganggu banget. Lo seperti pergi ke Club Striptis dengan musik DJ yang memekakan telinga, terlalu banyak hingar-bingar sehingga lo gak tahu harus berbuat apa. Bahkan minumanpun justru bikin lo malah tambah stress. Situasi yang sangat tidak cocok buat gw. 

.  .  .

Tuesday, November 18, 2014

Tujuh Ratus Chapter


Thanks To Masashi Kishimoto
By Ftrohx


Tujuh ratus chapter, begitu banyak hal yang datang dan pergi, begitu banyak kenangan antara gw dan Naruto dan semuanya.



Begitu banyak kisah, begitu banyak pelajaran gw ambil, begitu banyak hal yang gw lalui bersamaannya. Bisa dibilang Naruto adalah komik diurutan pertama dalam list gw. Setiap minggu seolah ada kewajiban bagi gw untuk mengupdate komik Naruto.

Begitu banyak hal, namun gw coba ringkas tujuh pembelajaran dari kisah Naruto


1. Rivalitas

Hal yang membuat Naruto menjadi beda dari karakter-karakter komik Jepang sebelumnya adalah masalah rivalitas.

Memang, ada beberapa komik yang mengambil tema rivalitas; Kenshin Himura vs Enichi Yoshihiro, Hanamichi Sakuragi vs Kaede Rukawa, SonGoku vs Bezita, Gon vs Kilua, dan sebagainya.

Tapi mereka adalah rivalitas yang seimbang, berbeda dengan Naruto dan Sasuke.

Naruto adalah karakter yang idiot, dia cowok pecundang di sekolahan. Dia selalu sendirian karena nggak punya apa-apa, namun dia suka berbuat onar untuk menarik perhatian orang banyak kepadanya. Sedangkan Sasuke kembalikannya, si tampan Cool, pintar, genius, dan punya segalanya (kecuali keluarga) Semua cewek suka dengan Sasuke, sementara cowok di sekolah iri pada Sasuke. Naruto vs Sasuke, menjadi rivalitas yang ekstrem yang rasanya belum pernah ada dalam sejarah fiksi manapun.

Bicara tentang Sasuke Uchiha, dalam komik ini dia benar-benar menjadi simbol akan rivalitas. Sesuatu yang sangat sulit digapai, sesuatu yang mustahil digapai, bahkan Kishimoto sendiri bilang bahwa Sasuke adalah karakter paling sulit yang dia buat. Baik itu dari segi penggambaran sketsa maupun pemikiran filosofi-nya.

Rivalitas di komik ini beda dengan yang lain. Disini rivalitas bukan sekedar saling menghancurkan, tapi bagaimana menggapai mimpi. Seseorang yang lemah (Naruto) menetapkan targetnya untuk melawan orang yang jauh diatasnya (Sasuke) Rivalitas disini lebih dari sekedar kompetisi, melainkan pertarungan untuk mempelajari diri masing-masing. Mereka bertarung dan mereka melihat cerminan dari jiwa mereka sendiri, dan mereka mencoba saling memahami akan hal itu.

Selain Sasuke, rival yang paling terkenal dalam komik ini adalah Neji Hyuga yang menjadi lawan dari Rock Lee, terus Kakashi Hatake yang selalu unggul dari Obito Uchiha, dan Madara yang menjadi lawan dari Hashirama. Kishimoto mengambil tema rivalitas bukan hanya pada dua karakter utama, melainkan banyak karakter. Ini pula yang menjadi kunci kenapa serial Naruto bisa begitu panjang sampai 700 chapter.


2. Semangat Pantang Menyerah

Bagaimana jika kamu tidak pernah punya prestasi di sekolah, bagaimana jika kamu selalu di bully, kamu tidak pernah percaya diri.

Bukan hanya Naruto yang mengalami itu. Temannya yang lain juga, terutama Choji Akamichi. Si gendut yang kurang pede dengan fisiknya dan kemampuan bertarungnya.

Choji tidak punya kecepatan, dia juga tidak punya jurus ninja, dia tidak menguasai chakra element, apalagi genjutsu dia tidak bisa hal seperti itu. Taijutsu pun pas-pasan, dia tidak punya kecepatan seperti Lee ataupun Agilitas seperti Neji.

Melihat Naruto, melihat Choji, gw melihat cerminan diri gw sendiri. DI sekolah gw bukan orang hebat, gw nggak punya prestasi, apalagi terkenal. Gw cuma bisa iri melihat orang lain yang terlahir kaya dan tampan. Itupula yang dialami dan dirasakan oleh Choji.

Tapi Choji adalah karakter yang ajaib, seperti halnya semua ninja, dia punya senjata rahasia, jurus yang membuat menjadi sangat kuat. Jurus rahasia Clan Akamichi yang mengubah lemak ditubuh menjadi ledakan cakra., jurus yang mengubahnya dari seorang bocah gedung menjadi ksatria dengan sayap kupu-kupu.

Jurus yang melampaui kehebatan Taijutsu dari Clan Hyuga. Bisa dibilang pertarungan Choji adalah salah satu pertarungan favorit gw dalam komik ini.


3. Kerja Keras versus Genius

Ini tema yang jarang gw dapat dari komik-komik lain, bahkan cerita-cerita fiksi baik itu dari dunia barat ataupun timur; kerja keras vs darah genius

Tapi ini adalah fakta yang kita hadapi di dunia nyata, terutama jika bicara tentang kesuksesan seseorang. Ada dua faktor yang selalu bisa kita lihat langsung. Orang yang sukses karena warisan, dan orang yang sukses karena kerja keras.

Warisan disini, bukan hanya dari harta tapi juga DNA. Kamu bisa melihatkan, seseorang yang terlahir cantik atau tampan secara otomatis mereka mendapatkan kepopuleran. Bukannya fisik, warisan genetika juga berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Anak yang terlahir dari Ibu dan Bapak yang pintar, biasa dia akan menjadi anak yang juga pintar (dan sangat beruntung) tentunya.

Di sisi lain, lebih banyak orang yang terlahir tanpa apa-apa. Dia tidak punya rangkaian genetika yang bagus, dia tidak punya harta warisan, dia tidak punya wajah cantik atau tampan, dan begitu banyak keterbatasan di sana-sini. Dia tidak punya otak pintar sehingga dia harus belajar 50 kali atau 100 kali atau 1000 kali untuk bisa sama dengan orang lain yang beruntung secara genetika.

Orang-orang yang bekerja keras ini, yang pantang menyarah dan melakukan latihan sampai ribuan kali, disimbolkan dengan karakter Rock Lee. Sementara yang genius disimbolkan dengan Clan Hyuga, Clan Uchiha, dan lain sebagainya.

Ini menarik, seperti kata George Orwell bahwa di dunia ini hanya 2% saja manusia yang beruntung memiliki kekayaan, memiliki genetika yang bagus, sisanya 98% terlahir sebagai golongan menengah ke bawah. Perbedaan kasta, perbedaan Clan menjadi isu yang krusial dalam cerita Naruto. Antara orang yang hebat sejak lahir dan orang yang harus bekerja keras untuk menjadi hebat.

Rock Lee, dia tidak bisa Ninjitsu ataupun penggunaan tenaga dalam, satu-satunya yang dia miliki hanyalah tubuh (tulang, daging, otot, dan sistem syaraf) selain itu dia tidak punya apa-apalagi. Sedangkan Neji, dia terlahir dengan kekuatan untuk mengendalikan tenaga dalamnya, dia memiliki kenkai genkai yaitu mata Clan Hyuga yang dapat melihat jauh bahkan menembus dinding.

Lee bukan hanya sekedar bertarung, dia mencoba untuk keluar dari batasan dirinya, dia mencoba untuk dari kukungan takdir begitu pula dengan Hyuga dia punya cerita sendiri dimana hidupnya sudah tersegel sebagai keluarga bawah, yang harus mengorbankan diri untuk melindungi keluarga atas.

Kishimoto benar-benar luar biasa, gw merasakan emosi mereka yang begitu dalam, gw memberikan empati untuk mereka.


4. Mimpi buruk itu KEREN

Pain Akatsuki adalah sebuah mimpi buruk, dia penjahat paling hebat yang pernah gw lihat selain Light Yagami.

Pertama kali kemunculannya sekitar tahun 2007an benar-benar langsung menarik perhatian gw. Terutama karena dia membuat ninja level-S Konoha yaitu Jiraya-Sensei kalangkabut bahkan tewas. Luar biasa, bagaimana mungkin seorang Naruto bisa mengalahkan monster se-KUAT Pain Akatsuki? Atau pertanyaan mendasar gw, bagaimana mengalahkannya, dia punya enam tubuh? Yang mana tubuhnya aslinya?

Saat kekalahan Jiraya, gw membuat hipotesa bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan Pain adalah dengan menyegel keenam Pain itu sekaligus. Tapi cara itu tentu nyaris mustahil, menyegel satu tubuh Pain saja susahnya minta ampun apalagi menyegel semuanya sekaligus.

Pelajaran yang gw dapat dari sini adalah semakin kuat musuhnya, semakin buruk situasinya, semakin tertekan karakter jagoannya, maka semakin KEREN ceritanya.

Bukan hanya Pain, Madara Uchiha juga sama bangsatnya.

Sama seperti Pain Akatsuki, Madara juga punya mata Rinnegan, dan dari semua jutsu yang ada dalam serial Naruto, jutsu yang paling gw benci adalah Rinnegan, dengan jutsu ini elo nyaris bisa melakukan apapun. Lo menjadi sosok Omnipoten, menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, dan sebaliknya elo juga bisa melenyapkan apapun yang telah ada.

Dengan Rinnegan Pain Akatsuki bisa menyerap Super-Rasengan nya Jiraya (adegan paling ngeselin dalam sejarah serial ini), dan Madara Uchiha mengulang adegan itu saat bertarung melawan Naruto. Dia menggunakan Rinnegan dan jurus Sage Six Path untuk menyerap jurus Futon-Rasengan.

Sialnya, itu belum masuk ke mimpi buruk, karena Madara bisa men-summon Meteor.

Tentu Madara bukanlah yang pertama men-summon Meteor dalam fiksi Jepang. Sephiroth, dia sudah menggunakan jurus itu di film Final Fantasy VII Advent Child (2005), sedangkan Madara baru mengeluarkan jurus itu tahun kemarin. Tapi tetap Madara adalah mimpi buruk, 5 Kage bersatu namun tetap tidak ada apa-apanya dibanding Madara dengan jurus Ultimate Susano-nya, dia bisa membelah gunung hanya dengan sekali kibasan pedang. Bahkan Son Goku pun bisa cengok lihat jurus semacam itu. Dan yang lebih GILA lagi, dia bisa menghidupkan dirinya sendiri yang sudah mati? Jika Bisma yang Agung di Mahabarata bisa memilih kapan kematiannya sendiri, Madara dia bisa memilih (sesuka hati) kapan dia bangkit dari kematian. Bangsat, ada penjahat kayak begitu.

Kishi-sensei benar-benar ingin membuat para pembaca putusasa dan kehilangan harapan pada para jagoannya.


5. Analisa jurus dan deduksi

Dalam sebuah catatan Kishi-sensei bilang bahwa dia tidak suka karakter yang terlalu pintar, namun tetap saja dalam perjalanan ceritanya dibutuhkan karakter yang pintar.

Seseorang yang pandai melakukan analisa, dialah Shikamaru Nara.

Shikamaru hanya ninja biasa, dia tidak punya kesaktian cakra seperti Naruto, dia tidak punya Sharingan dan jurus-jurus hebat seperti Sasuke, ataupun teknik Taijutsu seperti Lee dan Neji. Dia tidak punya hal itu. Satu-satunya senjata yang diandalkan Shikamaru selain jurus pengikat bayangan adalah otaknya, dengan otaknya dia melakukan analisa, dia mencari kelemahan dari jurus-jurus lawannya.

Ujian Chunin saat Shikmaru bertarung dengan Temari, menurut saya menjadi titik balik bagi jalan cerita Naruto.

Seandainya Kishi-sensei tidak membuat hal itu, tidak membuat Shikamaru menjadi karakter analist jutsu mungkin serial Naruto akan jauh lebih sederhana, dan lebih banyak ke arah pertarungan ala Dragon Ball. 

Dan dengan Shikamaru, Kishi-sensei mengukuhkan dirinya bukan hanya bisa menciptakan jurus keren, tapi pemecahannya.

Dia ingin memperlihatkan semua jurus hebat itu punya kelemahan, hanya saja tidak semua orang bisa melihat kelemahan itu, dan dengan Shikamaru dia menunjukan celah-celah dari jurus yang paling berbahaya.

Saya suka analisa dan saya belajar banyak dari Kishi-sensei. Bukan hanya Shikamaru, Jiraya juga mempraktekan hal itu.

DIa menganalisa dengan cepat ditengah pertempurannya melawan Pain Akatsuki. Pertempuran yang memorable karena bukan hanya jurus tapi juga otak. Pain punya jurus-jurus yang tidak terduga, tapi Jiraya dengan segala keterbatasannya masih mampu menganalisa dan melakukan serangan balik. Meski akhirnya dia mengorbankan nyawa namun warisan pengetahuannya menjadi senjata bagi Naruto untuk mengalahkan Pain.

Sama halnya dengan Jiraya, Kakashi Hateke juga karakter genius dalam menganalisa jurus, dia mencari kelemahan dari Kamui-nya Tobi Akatsuki.

Bukan hanya tentang jurus, Shikamaru juga melakukan deduksi ala Sherlock Holmes tentang strategi apa yang disiapkan lawan. Dari hanya sedikit informasi, Shikamaru sampai pada kesimpulan bahwa Tobi Akatsuki mengumpulkan semua Bijuu ke dalam GedoMazo.

Inilah luar biasanya serial Naruto, bertarung secara fisik sambil melakukan analisa terhadap jurus lawan, mencari kelemahan dari tiap serangan, dan tidak boleh ada satupun serangan yang salah. Tiap pertarungan ibarat bermain catur sambil main Russian Rollet dengan revolver.


6. Cinta, Benci, dan Tragedi

Latar belakang Naruto dan Sasuke itu memang cukup dramatis, mereka berdua sama-sama kehilangan kedua orang tuanya.

Mereka berdua layak sama-sama mendapatkan empati. Namun menelisik ke belakang, hampir semua karakter penting, para pendekar hebat itu memiliki masa lalu yang begitu mirip. Terutama masalalu-nya Obito.

Gw melihat Obito seperti Naruto versi hitamnya atau Naruto versi keturunan Uchiha.

Bukan hanya dari segi penampilannya, tapi juga karakternya dan cerita hidupnya. Jujur, mungkin satu-satunya anggota keluarga yang gw suka hanyalah Obito Uchiha ! Hahaha... Dia adalah keturunan Uchiha yang tidak mirip dengan Clan Uchiha.

Sejak zaman-nya Hashirama, Uchiha itu selalu COOL tapi aneh kenapa Obito begitu berbeda.

Gw pernah membuat teori bahwa Obito sebenarnya tidak murni Uchiha melainkan berdarah campuran, memang tidak ada keterangan siapa orang tuanya, tapi menurut gw ada kemungkinan Obito memiliki darah Senju yang membuatnya menjadi rada konyol.

Bicara tentang kesamaan lain antara Naruto dan Obito adalah kisah cinta. Naruto begitu menyukai Sakura, namun Sakura cinta mati sama Sasuke Uchiha. Sedangkan Obito cinta mati sama Rin, namun Rin lebih menyukai Kakashi Hateke.

Haduh, kisah cinta bertepuk sebelah tangan.

Tapi cerita cinta selalu membawa kisah yang panjang, dia tidak pernah berakhir dalam satu episode (kecuali di FTV) Sebuah kejadian di masa lalu, tragedi yang sengaja disimpan oleh Kishi-sensei, tragedi yang menjadi titik balik kenapa Obito menjadi monster.

Kita semua sudah tahu kisah masa lalunya, namun tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah Obito bertemu Madara. Perang dunia ninja terjadi terus menerus hingga merenggut banyak nyawa. Dalam situasi yang kacau balau itu Rin ditangkap oleh ninja dari hidden mist, mereka menyegel monster Bijuu di dalam tubuh Rin, dan sengaja mengirim Rin untuk kembali ke Konoha, namun ditengah jalan Kakashi datang menyelamatkan, sayangnya jumlah musuh jauh lebih banyak.

Sebenarnya ini adalah jebakan bukan untuk Rin atau Kakashi, bukanpula untuk Konoha, melainkan untuk Obito sendiri. Zetsu memberi kabar ke Obito bahwa Rin dan Kakashi diserang sementara Yellow Flash sedang dalam misi yang lain.

Obito adalah satu-satunya harapan, namun sesampainya di lokasi, semua sudah terlambat. Dengan sangat mengejutkan Obito melihat Kakashi menusuk tubuh Rin dengan Chidori. Tragedi, tewas ditangan orang yang kamu cintai.

Obito sangat marah, dia mengamuk, dia menggila, dan ingin menghancurkan segalanya. Kemarahannya dan rasa sakit di hati membangkitkan Mangekyou Sharingan-nya. Obito membantai semua orang yang ada di pantai itu, dia membantainya tanpa ampun dengan jurus sangat kuat yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Obito pun menjadi reinkarnasi dari Madara, Obito menjadi Tobi Akatsuki.

Belakangan tirai pun diungkap, rahasia dibalik apa itu kekuatan Sharingan.

Menurut Hokage Kedua, justru Clan Uchiha adalah Clan yang menjunjung cinta diatas segalanya.

Mereka memiliki rasa cinta yang sangat kuat, jauh lebih kuat daripada manusia manapun. Namun sebaliknya, ketika rasa cinta yang begitu kuat itu hilang atau seseorang yang sangat mereka cintai tewas didepan mata, maka keputusasaan dan kegelapanlah yang menguasai mereka.

Rasa cinta yang sangat kuat, menciptakan rasa benci juga yang sangat kuat. Kebencian yang sangat kuat itupun menjadi energi yang memproduksi cakra khusus di sistem syaraf Clan Uchiha. Simpton atas bangkitnya cakra khusus itu adalah mata merah dengan stigmata yang disebut Sharingan.

Ok, cerita yang luar biasa.

Tapi jangan salah, ini juga bukan yang pertama dalam sejarah fiksi Jepang. Jauh sebelum Kishi-sensei, Nobuhiro Watsuki sudah punya ide ini duluan dengan karakter Enichi Yukishiro.

Sistem syaraf Enichi berkembang karena energi dari kebencian pada Kenshi Himura, dia menjadi monster dengan urat syaraf yang abnormal karena selama ini dia memupuk dendam yang sangat kuat akan kematian kakaknya. Dan iya, Clan Hyuga juga memiliki urat syaraf yang mirip dengan Enichi.


7. From Zero to Hero

Dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang, Itulah kisah Naruto.

Beda dengan fiksi-fiksi mediocre, Naruto itu sejak awal dia sudah menetapkan tujuan "Kemana arah hidupnya" Meski idiot-nya minta ampun dan tidak berbakat, tapi dia menetapkan target "Suatu saat gw akan jadi Hokage,"

Ini adalah pelajaran penting, bahwa "Elo mesti menentapkan tujuan karakter lo sejak awal?" Apa cita-citanya? Apa mimpinya? Kemana dia akan berjalan? Bagaimana cara dia menggapainya? Apa saja penghalangnya dan bagaimana dia mengatasi rintangan-rintangan tersebut?

Cita-cita Naruto itu menarik, sederhana namun keren. Dia nggak muluk-muluk menjadi Raja Bajak Laut seperti Luffy, dia juga tidak melakukan perjalanan aneh seperti Gon di HXH, atau melakukan pencarian makna spritual seperti Kenshi Himura (yang terlalu filosofis dan sampai sekarang gw nggak ngerti) Apalagi Son Goku yang dari kecil sampai sekarang gw nggak tahu cita-cita apa??

Banyak orang menetapkan cita-cita namun dalam perjalanannya impian itupun berubah-ubah. Namun Naruto beda, dia karakter yang penuh dengan konsistensi. Dia punya prinsipnya sendiri, jalan ninja-nya sendiri. Ini yang membuat gw sangat suka dengan serial ini. Menggapai mimpi dengan pantang menyerah.

Banyak yang tidak percaya dengan Naruto, banyak yang menganggap remeh dirinya, banyak orang yang membenci dia tanpa alasan. Dia magnet bagi segala yang berbau konyol dan pecundang. Tapi sedikit demi sedikit dia mengubahnya "Turning sadness into kindness, uniqeness into streght,"

Gw ingat satu hal yang paling memorable dari kisah Naruto. Saat dia berhasil mengalahkan Pain Akatsuki dan kembali ke desanya. Gw nangis saat membaca scene itu, semua orang sudah berkumpul, ratusan orang Konoha. Mereka menyambut Naruto sebagai pahlawan. Mereka menghargai Naruto jauh daripada apa yang dia sendiri bayangkan.

Hal lain yang nggak bisa gw lupakan dari Naruto adalah keberaniannya, saat ujian Chunin, saat masuk ruangan dan dia berteriak. "Gw akan jadi PEMENANGNYA!!"Nggak ada karakter lain yang melakukan hal senekad itu, dia tidak tahu siapa yang dia hadapi tapi dia sangat optimis sangat percaya bahwa dia bisa. Bahkan Sasuke pun tidak bisa melakukan hal itu.

Kishi-sensei memang luar biasa dalam membangun karakter. Dia berhasil membangun mereka semua, dari yang bukan siapa-siapa menjadi tokoh yang keren. Bukan hanya Naruto, Tapi juga Kakashi Hateke, Sakura Haruno, dan Sasuke Uchiha.

Tentang Kakashi, dulu waktu pertama kali nonton Naruto sampai ke ujian Chunin. Seperti halnya Dragon Ball ada orang-orang baru yang menggantikan Jin Kura-kura sebagai gurunya Son Goku. Gw berpikir pasti Kakashi akan digantikan, ternyata gw salah. Kakashi tetap berada dipuncaknya bahkan sampai dua chapter terakhir 699 dan 700.

Selain Tim 7, satu karakter yang gw suka perkembangannya dari zero to hero adalah Obito Uchiha. Kishi-sensei benar-benar membangun dengan kuat karakter ini. Saat dia flash back ke masa lalu, saat Obito ujian Chunin, susah-susahnya begitu mirip dengan Naruto. Sampai tragedi Rin yang membuatnya menjadi Tobi Akatsuki dan rencana menghancurkan Konoha dengan Kyubi. Obito benar-benar dari yang bukan siapa-siapa menjadi ninja Level-S yang berhasil mengalahkan gurunya sendiri Yellow Flash Hokage.

Dan kemarin membaca chapter 700, akhirnya si bodoh itu jadi Hokage juga, gw nggak pernah merasakan bahagia dan bangga seperti ini setelah melihat Mashiro Moritaka di Bakuman mencapai mimpinya dan melamar Azuki! Hahaha...

Apalagi ya? Gw kehabisan kata-kata untuk saat ini. Selain thanks to Masashi Kishimoto-sensei yang membuat karya panjang selama 15 tahun, gw ingin mengucapkan selamat untuk Uzumaki Naruto yang telah jadi Hokage ketujuh Konoha Gakure.

.  .  .

Ilustrasi, sumber naruto wikia.com

Wednesday, November 12, 2014

Rurouni Kenshin The Legend Ends


Dentetsu no Saigo-hen Rurouni Kenshin
Review by Ftrohx



Bravo Takeru Sato!!

Gw nggak pernah menyangka Kenshin The Movie bakal se-KEREN ini.

Setelah kekecewaan gw dengan dua film sebelumnya, Kenshin the movie (2012) dan Kenshin: Kyoto Inferno kemarin. Rasa gw nggak ingin berekspektasi lagi.

Namun mereka menghancurkannya.

Semua dendam gw, akhirnya terbayar tuntas dengan Legend Ends.

Bicara tentang Kenshin, cerita adaptasi komik ini membawa sejarah tersendiri dalam hidup gw.

Orang-orang penting dalam hidup gw kebanyakan merupakan fans berat dari Kenshin. Mereka selalu membicarakan Kenshin, membicarakan ceritanya, hingga jurus-jurusnya.

Hiten Mitsurugi - Amekakeru Hirameki, Futaino Kiwame, Tusukan Taring Gatotsu, Kaiten Kenbo, dan sebagainya. Jurus-jurus selama ini kami hanya bisa khayalkan di SMA, semua berubah menjadi jurus-jurus nyata dalam film ini.

.  .  .


Ok, langsung aja ke pembahasan.

Secara garis besar, menurut gw film ini dibagi menjadi 4 bagian: Pertama pertemuan kembali dengan gurunya yaitu Sojiro Hiko, kedua pertarungan dengan Aoshi Shinomori, ketiga kembali ke Tokyo dan penangkapan Kenshin, dan terakhir pertarungan final dengan Makoto Shishio.





Bagian pertama

Film dibuka dengan sebuah mimpi buruk.

Seorang anak kecil yang berada di tengah-tengah mayat, dia tidak tampak ketakutan atau menangis, yang ada hanya ekspresi kemarahan saat menggali makam bagi mereka yang tak bernyawa.

Lalu datang seorang Samurai laki-laki, dia tampak garang dan sakti. DIa pun merekrut anak kecil sebagai muridnya. 

Dan Kenshin terbangun di sebuah gubuk, dia diselamatkan seorang saat terjatuh dari kapal perang Shishio, orang yang menyelamatkannya adalah Sojiro Hiko, sang Guru dari disiplin Hiten Mitsurugi.




Mengingat apa yang terjadi saat bertarung melawam Seta Sojiro dan pedangnya patah. Kenshin, ingin berlatih kembali dengan guru-nya. DIa menginginkan kekuatan dari jurus rahasia aliran Mitsurugi. Sebuah jurus pamungkas untuk mengalahkan Makoto Shishio.

Pada part ini, gw membuat kesalahan, gw menganggap remeh Takeru Sato.

"Ah, paling film akan berakhir membosankan, terlalu banyak dialog, terlalu banyak drama, setting filmnya juga mengingat gw dengan film Shinobi: Heart Under The Blade. Paling-paling mereka akan menggunakan animasi yang ala-ala The Matrix." Ternyata gw salah total.

Mereka benar-benar menggunakan real fighting, seperti halnya The Raid, mereka full body contact yang membuat visual sampai bau emosi-nya benar-benar riil. Itu baru awal latihan antara Kenshin dengan Sang Guru. Gw sempat resah, kalau ini cuma gimmick di awal saja, ternyata semakin berjalan TENSI pertarungannya semakin tinggi.

Puncaknya adalah Amekakeru Ryu no Hirameki diturunkan oleh Sojiro Hiko dengan syarat dia harus memberikan semuanya termasuk nyawa-nya untuk jurus itu. Brilliant, sang sutradara memotong adegan itu, skip langsung ke babak selanjutnya tanpa memperlihatkan jurus Ryu no Hirameki.




Bagian kedua

Dijemput oleh Misao, Kenshin kembali ke Kyoto ke markas para Oniwabanshu.

Kenshin mendapati kabar bahwa dirinya dicari-cari oleh pemerintah atas tuduhan-tuduhan pembunuhan yang pernah dia lakukan di era Tokugawa.

Dibalik itu, Shishio lah yang membuat plot, dia meminta Tuan Ito (petinggi Pemerintahan) untuk menyerahkan Kenshin agar dihukum mati atau kota Tokyo akan dia serang.

Dalam situasi ini Kenshin tidak boleh terlihat dipublik dan para ninja Kyoto memberi dia rute perjalanan aman ke Tokyo. Namun, ditengah jalan Aoshi Shinomori menghadangnya. DIa tahu Kenshin akan lewat jalan itu, jadi dia mem-block rutenya. Di sana juga hadir kakek Oniwabashu, meski sekarat dia sangat ingin menghancurkan Aoshi.

Di tengah pertemuan dramatis.

Kenshin pun bertarung dengan Aoshi.

Dari dulu saya membayangkan bagaimana jika Aoshi Shinomori dibuat versi live action. Pastinya sangat sulit untuk mencari aktor yang cocok.

Di film Kenshin yang pertama, banyak orang yang bertanya "Kenapa Aoshi tidak muncul? Kenapa antagonisnya hanya Jin'E?" atau pertanyaan seperti "di sequelnya akan sehebat apa Aoshi nantinya?Apakah melebihi Udo Jin'E?" Ternyata memang benar.

Aoshi tidak setampan di versi anime, namun di sini Aoshi jauh lebih garang. Sang aktor Iseya Yosuke menurut gw ibarat garangnya Chef Juna di fusion dengan skill beladirinya Kang Yayan Ruhian (Mad Dog).

Bukan hanya aktornya, tapi orang-orang dibaliknya juga sangat brilliant, mereka berhasil mengambil gambar pertarungan dari angle-angle yang tepat, koreografinya juga mereka benar-benar memperlihatkan dua aliran pedang yang berbeda.




Ini belum pernah gw lihat sebelumnya, tidak di Croching Tiger Hidden Dragon, tidak pula di Storm Rider ataupun The Duel-nya Andy Lau vs Eking Chen, Hero ataupun film-filmnya Jet Li yang lain. Tidak, meski di setiap film silat Hongkong ada dua pendekar yang mengaku dari aliran berbeda, tapi dalam adu jurus (apalagi dengan koreo yang sangat cepat) gerakan mereka pasti terlihat mirip,  cara mereka memegang pedang dan menyabetkannya juga sama, kecuali jika mereka menggunakan senjata yang berbeda, baru akan terlihat seolah berbeda alirannya. 

Namun di duel ini, Bangsatnya sang aktor; Iseya Yosuke benar-benar menggunakan aliran yang berbeda, dia memakai Kaiten Kenbu seperti yang ada di komik dan anime-nya bertarung melawan yang Kenshin yang menggunakan Hiten Mtsurugi. Luar biasa, saya salut dengan martial art director-nya, pastinya dia pakar dalam seni beladiri Kenjutsu.

Iseya Yosuke dengan tubuhnya yang lebih besar dari Takeru Sato benar-benar cocok dengan jurus Kaiten Kenbu, cara dia memegang gagang dengan secara terbalik, serta sabet ganda berputarnya, gw bisa merasakan energi itu. 

Begitu juga dengan Kenshin yang menghindari sabetan-sabetan brutal dari lawannya, dia berlari miring di atas dinding batu, melompat, menghindar dan berputar secara akrobati. Ckckck... di dunia nyata hanya seorang murid aliran Hiten Mitsurugi asli saja yang bisa bertarung dengan cara seperti itu.

Puncaknya, Kenshin menjatuhkan Aoshi dengan Kuzu Ryu Sen (jurus sembilan kepala naga) yaitu sembilan sabetan yang dilakukan secara simultan dalam waktu kurang dari satu detik. TAKERU SATOH benar-benar melakukannya, dia bisa melakukan itu. Damn, gw dan teman-teman langsung pada bengong melihat akhir dari duelnya. 

Melihat hal ini, rasanya perfilman Indonesia mesti banyak-banyak belajar, sebenarnya gw nggak mau mengakui ini. Tapi, mereka bertarung lebih hebat daripada Iko Uwais versus Assassins di Raid 2 Berandal.




Bagian ketiga, kembali ke Tokyo

Di sini ketegangannya sudah mereda, temponya juga berjalan lebih lambat.

Bagian ini lebih banyak drama dan dialog, Kenshin kembali ke Dojo Kamiya Kashin tapi tidak menemukan siapapun kecuali Megumi. Kaoru masih berada dirumah sakit di temani Sanusuke dan Yahiko.

Megumi memberikan Kenshin baju aslinya yang berwarna merah. "Entah sudah berapa hari dia nggak ganti baju?" Hahaha...

Tiba-tiba polisi muncul dan mengepung dojo Kamiya Kashin. Tidak ada perlawanan berarti dan Kenshin pun memutuskan menyerahkan diri.




Dia di bawa ke kantor kepolisian Tokyo, di sana dia bertemu kembali dengan Tuan Ito. Keputusannya adalah Kenshin harus di eksekusi mati atau Tokyo akan dibakar oleh Makoto Shishio.

Di sini banyak flash back tentang masa lalu Kenshin, apa yang saja yang terjadi, kejahatan apa saja yang telah dia lakukan, dan siapa saja orang-orang yang dibunuh olehnya. Di sini Kenshin seperti seorang rampok yang ditangkap, dia dihujat dan diarak melalui kampung-kampung menuju tempat eksekusinya di pantai.

Di sini gw melihat Kenshin seperti Pitung si jagoan betawi yang ditangkap pasukan Belanda.

Pitung memang pendekar legendaris, tapi Pitung juga dikenal sebagai penjahat oleh Pemerintah saat itu. Beberapa catatan sejarah luar negeri yang bersumber dari zaman Hindia-Belanda, menuliskan Pitung bukan sebagai pahlawan melainkan perampok yang sadis dan tak punya belas kasihan pada para korbannya. 

Begitu pula dengan Batosai. Kenshin sendiri sejarahnya terinspirasi dari seorang pembunuh di Era Transisi Jepang yaitu Kawakami Gensai, dari apa yang gw baca di wikipedia. Gensai pada akhir petualangannya pun dihukum mati oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1872.

Beberapa teman protes tentang plot ini, namun saya malah lebih suka cerita Kenshin versi ini. Memang berbeda dari yang versi komik, namun cerita ini berhasil membuat Kenshin menjadi legenda yang nyata. Saya pengen banget seandainya Indonesia bisa seperti ini pada para ksatria legendannya, minimal Si Pitung atau Wiro Sableng di re-make ala Rurouni Kenshin, pasti KEREN banget dah! Hahaha...

Tapi cerita belum berakhir sampai eksekusi, leher Kenshin justru tidak ditebas katana, melainkan tali yang mengingat di belakang punggungnya. Sang eksekutor pun menunjukan wajahnya yaitu Saito Hajime.

Pertempuran melawan Shishio pun dimulai.




Bagian keempat, pertempuran di teluk Tokyo

Semua polisi/prajurit yang ada di sana sudah siap dengan plot rahasia dari Tuan Ito yaitu melakukan serangan kejutan pada Kapal Perang Shishio.

Pertarungan berdarah terjadi di pantai antara pasukan pemerintah melawan pasukan Shishio, darah muncrat dimana-mana.

Saito membantai tanpa ampun para pasukan Shishio dengan teknik Gatotsu, begitu juga dengan pasukan Shishio terutama anggota Juppon Gatana Usui, si tombak buta. Sayangnya, adegan pertarungan Usui versus Saitou tidak lebih dari 5 detik selesai.

Lalu gambar berganti, Kenshin dan para polisi sudah menyiapkan perahu kecil untuk naik ke kapal Shishio.

Bagian ini agak susah gw deskripsikan, karena begitu naik ke atas buritan kapal, Kenshin langsung melakukan penyerangan dengan teknik Hiten Mitsurugi, Semuanya berlangsung cepat, satu orang kena satu tebasan dan langsung jatuh, jumlah musuh banyak namun Kenshin berhasil membersihkan mereka dengan cepat. Atau mengutip deskripsinya Richard Eisenbeis. "Dalam waktu kurang dari 30 detik putaran film, Kenshin membantai nyaris dua lusin orang di atas deck, yang berarti semua dilakukan dalam satu 'take' yang luar biasa kompleks tanpa meninggalkan satu kesalahan shot  pun."

Sementara para pasukan polisi mem-back up dan menjaga perimeter.




Sanosuke menyusul Kenshin, seperti yang kita semua tahu Sano di sini beda dengan Sano versi komik. Sano versi movie jauh lebih konyol, bahkan lebih bodoh menurut gw.

Beberapa kali teman-teman gw memaki-maki kebelo'onan Sano.

Si Gozali bilang. "Sano otak-nya cuma setengah doank!" Hahaha... Sano di sini tidak punya jurus kepala ekstrem 'Futai no Kiwame'.

Awalnya gw pikir ini sesuatu yang salah, namun setelah pertarungan dengan Anji Juppon Gatana, ternyata sang sutradara punya alasan tersendiri kenapa dia mesti membuat Sano tanpa Futai no Kiwame.

Masuk ke bagian bawah, Sano dihadang oleh Anji, tidak ada kepala ekstrem, tidak ada jurus maut satu pukulan. Di sini pertarungan lebih mirip kayak WWF Smack Down, The Rock Dwayne Johnson versus Shena. Dan pertarungan Sano di sini pun jauh lebih cepat dibanding pertarungan Sano dengan tukang pukul bayarannya Kanryu di Kenshin movie pertama. Memang lebih banyak darah di sini, entah mungkin mereka terinspirasi dari The Raid, tapi cara Sano mengeksekusi Anji benar-benar standar; bantingan punggung ke belakang.




Di tempat lain, Kenshin berduel dengan Seta Sojiro si Tenken alias si pedang langit.

Pertarungan ini juga berlangsung dengan gerakan yang sangat cepat, mereka saling kejar mengejar, mereka berlari di lorong-lorong kapal saling menebas dan saling menghadang.

Seperti yang anda tahu, Seta Sojiro adalah penjahat favorit saya dalam serial Kenshin. Sayangnya, berbeda dengan di versi anime yang sampai dua episode untuk pertarungan balas dendam atas patahnya sakabato, duel di atas kapal ini berlangsung sangat pendek. Beberapa teman saya ikut mengkritik, justru jauh lebih bagus duel Kenshin dan Seta di Kyoto Inferno daripada di atas kapal ini.

Sampai film-nya selesaipun saya masih tidak percaya duel antara Sojiro dan Kenshin se-pendek itu. Saya berharap lebih, mungkin adegan itu sengaja dipotong atau sengaja di simpan, saya berharap ada extended version dari Legend Ends. Sebenarnya pertarungannya bagus, koreo-nya bagus, hanya saja durasinya yang terlalu cepat. Dan Kenshin pun mengalahkan Sojiro tanpa menggunakan jurus rahasia Amekakeru Ryu no Hirameki.

Adegan berlanjut, Kenshin turun ke level bawah ke tengah geladak kapal.

Di sana dia langsung disambut Hoji dengan hujan peluru dari senapan mesin-nya.

Shishio muncul bersama wanitanya, dia menyuruh Hoji menghentikan tembakan. Pertarungan dimulai tanpa keraguan, keduanya memasang kuda-kuda layak Samurai legendaris yang siap berduel (oh salah, mereka memang sudah jadi legenda).

Pertarungan dengan Aoshi di bagian kedua memang brutal, tapi Shishio jauh lebih brutal lagi.

Shishio menggunakan segalanya untuk bertarung, sebetan pedang, kepalan tinju, tendangan, bahkan gigitan pun dia gunakan dalam pertarungan.

Jujur gw membuat kesalahan besar dengan menganggap remeh Takeru Sato dan Tetsuya Fujiwara. Dengan apa yang telah terjadi di komik dan anime-nya, rasanya nggak mungkin dua aktor muda ini akan menyamai atau mendekati karakter dalam cerita aslinya. Apalagi basic mereka bukan atlet beladiri, rasanya jauh dari harapan.

Dan ternyata mereka menghancurkan gagasan yang ada di otak gw itu.

Satoh berhasil menjadi Kenshin, dan Fujiwara apa boleh dikata dia melampaui aktor-aktor Hollywood. Jika dibandingkan dengan Joker, dia hanya seorang psikopat yang genius, tapi Makoto Shishio dia adalah karakter yang lebih grande daripada Joker dan salutnya Tetsuya Fujiwara berhasil memerankan tokoh itu. Gila, dia sukses menjadi salah satu penjahat terbesar dalam dunia shounen jump.




Gw nggak nyangka emosi mereka bisa masuk sampai sedalam itu. Dari adegan pertarungan ini, bukan hanya aktor, semua orang yang berada dibalik layar, produser, sutradara, dan terutama koreografer-nya. Mereka benar-benar mengerahkan segala yang mereka bisa untuk film ini.

Tebasan Ryusosen Kenshin berhasil dihentikan Shishio, lalu dia melempar Kenshin ke belakang dengan tendangan melempar ala teknik Jiujitsu hingga tubuhnya menubruk peti kayu.

Dari sini muncul Saito, di atas railing. Shishio pun naik ke atas dan duel tusukan pun terjadi. Dengan mudah Shishio menjatuhkan Saito ke tengah geladak.

Lalu Sano muncul dari belakang dengan kepalan tinjunya, dia menghajar wajah Shishio berkali-kali namun sang monster tetap tidak bergeming. Baginya Sano hanyalah lalat pengganggu yang menghalangi duelnya dengan Kenshin. Si idiot itu dilempar ke atas kotak kontainer, lalu Shishio menghajarnya dengan dramatis hingga kontainer itu ambruk bersamaan. Tiga orang sudah jatuh, lalu tiba-tiba muncul Aoshi Shinomori dengan teknik pedang ganda-nya dia menyilangkan sabetan ke muka Shishio, namun dengan cepat sang monster bisa melakukan serangan balik.

Empat orang jatuh dan empat bangun bersamaan. Dari jumlah lawannya, rasanya tidak mungkin Tetsuya Fujiwara bisa menang apalagi mengimbangi mereka? Atau jika dipaksa pasti koreo-nya akan jelek? Ternyata gw salah.

Koreografi mereka lebih dari yang gw khayalkan sebelumnya.

Mengamati kesuksesaan ini, menurut gw kuncinya justru bukan pada Himura, melainkan Sanosuke yang membuatnya menjadi Spektakuler.

Di sini akhirnya gw ngerti, kenapa sang sutradara membuat Sano tanpa Futai no Kiwame. Karena kepalan ekstrem itu adalah satu jurus maut yang hanya satu gerakan, jika itu diaplikasikan ke adegan ini maka koreografi-nya akan kaku atau sulit untuk dibuat rumit. Seperti yang kita tahu, kunci untuk koreografi yang bagus adalah banyak serangan dan banyak serangan, seperti yang dilakukan Rama saat bertarung dengan Mad Dog di The Raid, itulah yang harus dilakukan Sano; pukulan brutal membabi-buta.

Sementara dua yang lain yaitu Saito dan Aoshi, menambah emosi dengan teknik-teknik tebasannya.




Mereka jatuh dan bangkit lagi, jatuh dan bangkit lagi. Hingga Makoto Shishio mengeluarkan jurus Secret Sword: Crimson Lotus Arm, yaitu jurus pedang api infinite dengan digabungkan bersama bubuk mesin. Menciptakan ledakan mengejutkan bersamaan dengan tebasan api. Jurus itu langsung melumpuhkan Aoshi dan Saito.  Sedangkan untuk Sano, Shishio menghajarnya dengan tendangan berputar ala Taekwondo, membuat Sano terpental jauh dan muntah darah.

Satu-satunya tersisa, satu-satunya yang masih kuat berdiri adalah Kenshi Himura.

Pertarungan mendekati puncak dan Kenshin mengeluarkan jurus sembilan kepala naga; Kuzu Ryu Sen hingga Shishio mutah darah dan sekarat.

Di saat itu Yumi (ceweknya Shishio) turun dan memohon agar sang monster tidak dibunuh, namun ditengah pembicaraan itu. Pedang Infinite langsung menusuk tubuh Yumi hingga menembus dada Kenshin, adegan klasik yang versi sama seperti di anime-nya.

Pada akhirnya semua mesti diselesaikan dengan jurus pamungkas, jurus yang disimpan Kenshin dan sang sutradara yaitu Amekakeru Ryu no Hirameki. Kamera menyorot wajah dari dua ksatria, lalu berpindah ke gagang pedang, lalu fokus pada langkah kaki Kenshi Himura, dan BOOM!! Puncak dari drama spektakuler, satu tebasan mematikan dan kami seolah kehilangan nafas. Tebasan yang sangat kuat seolah ledakan matahari.

Makoto Shishio terpental sampai jatuh di anak tangga. Dia muntah darah lebih banyak daripada sebelumnya, dia tertawa bahagia seperti orang gila.

Semua berakhir, Shishio terbakar oleh hawa panas tubuhnya sendiri.


Konklusi

IMDB ngasih poin 78 skala 100 untuk film ini, tapi gw sendiri untuk Rurouni Kenshin: Legend Ends film ini layak untuk dapat 91 skala 100 point.

Hampir satu dekade gw nggak pernah merasakan, perasaan seperti ini saat nonton sebuah film action, bahkan tidak untuk The Raid 2 Berandal.

Kenshin kali ini adalah film action terbaik yang pernah gw tonton.

.  .  .

Monday, November 3, 2014

Sembilan Babak


Lanjutan Review Social Network
By Ftrohx


Eka kurniawan bilang, Putra Perdana juga bilang (hal yang sama) bahwa "Cerita yang bagus, cerpen yang bagus, novel yang bagus, yang brilliant; adalah di mana kalimat pertamanya, paragraf pertamanya atau percakapan pertamanya, telah mencangkup semua isi cerita tersebut."

Dan inilah yang ada di film Social Network 2011. Semuanya, seluruh essensi ceritanya, telah terangkum di babak pertama, dipercakapan pertama antara Mark Zuckerberg dengan Erica Albright.

Jujur, film ini agak sulit untuk saya deskripsikan, jauh lebih sulit daripada Inception-nya Christopher Nolan atau Fight Club-nya Chuck Palahniuk. Social Network LEBIH GOKIL lagi, terutama dalam masalah plot, butuh dua minggu bagi saya untuk mencerna film ini dan mengubahnya menjadi review di blog. 

Ok, saya buat sederhana.

Seandainya film ini dibuat linier, dari masalalu lurus ke masa depan, dari awal pembuatan facebook sampai dengan mereka mendapat 1 juta member pertama. Secara garis besar, film ini terdiri dari 9 babak.


Babak pertama, pembukaan.

Ini bagian yang penting seperti yang saya bilang percakapan antara Mark dan Erica ini menjadi kunci dari seluruh pertualangan Mark dalam menciptakan facebook.



Mereka bicara tentang Republik Rakyat China, mereka bicara tentang SAT 1200, IQ orang Asia, mereka bicara tentang Final Club yang jadi impian semua orang, mereka bicara tentang Phoenix Club dimana para petinggi Amerika adalah alumni-nya, mereka bicara pesaingnya The Porcelian Club, sampai mereka bicara tentang Row Crew (para atlet Harvard) hingga Brooklyn University.

Daya pikir Mark terlalu cepat, dia bicara melompat-lompat (knight move thinking,) Erica tidak bisa menerimanya apalagi dia membahas tentang kuliah di BU juga tentang temannya yang menjaga pintu restoran. Erica marah, men-SKAK MAT Mark dengan kata-kata, bahwa Mark bisa jadi genius komputer, Mark bisa sangat kaya dan sukses, tapi dalam dirinya dia akan merasa sendirian karena tidak memiliki wanita (orang yang dia cintai dan mencintai dirinya)  kerena dia adalah introvert nerd, dan yang paling penting kata Erica "You're asshole!"

Mendengar kata-kata Erica, melihat ke dalam diri saya sendiri, seorang wanita juga pernah bicara seperti itu ke gw. Semua orang sama, mereka hanya menginginkan hasil, tak peduli gimana caranya, gimana proses. Tentu saja siapa orang di dunia ini yang mau melihat sebuah proses, kecuali LOE BISA MEMBUAT proses itu berjalan dengan non-linier.


Kedua, Balas Dendam.

"Apa yang elo lakukan ketika, elo dicampakkan oleh seorang cewek cantik?" Tentu saja yang harus lo lakukan adalah mencari cewek cantik lain, atau setidaknya elo bandingkan dia dengan cewek cantik lain. Itulah ide dari Facemash.com

Terlebih secara kebetulan teman satu kamarnya di asrama bicara tentang 'animal farm' Seleksi alam, siapa yang lebih tinggi, siapa yang berkuasa, dan seterusnya. "Jadi kenapa kita tidak buat situs yang membandingkan cewek-cewek cantik di Harvard."


Ketiga, After Party.

Bersenang-senangnya sudah, tinggal menerima konsekuensinya.

Mark dipanggil oleh para petinggi kampus, karena sangat jelas facemash.com melanggar banyak hukum di Harvard.

Mulai dari pelanggaran sistem keamanan jaringan kampus, masalah copyright, pelanggaran privasi individu para mahasiswa (yang fotonya disalahgunakan tanpa seizin pemiliknya), dan melanggar kebijakan kampus tentang distribusi konten ilegal.

Mark dihukum secara akedemik dengan satu satu semester, tapi Mark juga minta agar dirinya mendapat 'recognition' penghargaan atas keahliannya membobol seluruh sistem keamanan kampus.


Keempat, The Wilkenvoss.

Di benci oleh banyak mahasiswi Harvard, secara tiba-tiba Mark didatangi oleh Wilkenvoss bersaudara.

Bisa saya bilang, hanya dengan sekali lihat saja, mereka sudah jadi ANTI-TESIS dari Mark. The Wilkenvoss, mereka berwajah tampan, bertubuh besar, mereka terlihat pintar, kaya dari penampilan dengan pakaian keren, dan yang paling menyesakkan Mark adalah mereka Row Crew, anggota klub para bintang olahraga di Harvard. Erica bilang dia lebih suka anak-anak Row Crew daripada Computer Nerd di Final Clubs. Mereka jantan, mereka garang, mereka memiliki adrenaline dan mereka menarik wanita secara insting.

Masalah yang menyesakkan lagi adalah The Wilkenvoss adalah anggota The Porcerlian atau bisa saya bilang Klan Uchiha-nya Harvard.

The Wilkenvoss mengajak Mark ke Porcelian, dia bertemu dengan Divya Narendra seorang programer handal yang sedang membuat projek website Harvard Connection, website khusus yang menghubungkan seluruh mahasiswa Harvard dalam satu jaringan. Ide-nya menjadi klub eksekutif di mana para mahasiswa mengupload foto, biodata-nya, dan sebagainya sendiri. Mark bertanya 'Apa bedanya dengan friendster atau Myspace?'. Wilkenvoss berkata "Harvard.edu" tentu saja eksklusifitas, cewek-cewek sebuah klub yang tinggi, prestigious, mereka ingin punya cowok anak kuliah Harvard.


Kelima, The Facebook

Sebuah pesta dengan tema Caribian Night di Club Phoenix. Kamera menyorot Eduardo Saverin, lalu Mark muncul di sana.

Mark mengajukan ide ke Eduardo, sebuah ide sederhana. Ide yang dia dapat Facemash.

DI sini sebenarnya saya punya pertanyaan. "Apakah ide itu BENAR datang dari Facemash ataukah ide itu muncul gara-gara pertemuan dengan WIlkenvoss bersaudara?"

Dia bilang kenapa banyak orang yang mengunjungi Facemash? Ini bukan karena Facemash membanding-bandingkan foto cewek-cewek cantik tapi ini karena mereka mengunjungi Facemash, karena kebanakan dari mereka kenal siapa yang ada di foto tersebut.

Setiap orang mengingikan situs yang menghubungkan mereka dengan orang-orang yang mereka kenal. Ini bukan tentang situs dating, ini keseluruhan hubungan social, pengalaman menjadi seorang mahasiswa. Bagaimana jika semua pengalaman dan perasaan dibuat menjadi online, bukan dalam bentuk blog tapi sesuatu yang berbeda, sesuatu yang eksklusif ; THE FACEBOOK.

Mark lalu meminta Eduardo sebagai CFO-nya dengan share saham 30% atas kepemilikan TheFacebook, sementara dia sendiri memiliki 60% saham.


Keenam, Expansion

Syarat pertama dari The Facebook adalah "Elo mesti punya email dengan ekstensi Harvard.Edu." Tentu kata-kata itu langsung membuat shock Wilkenvoss bersaudara, dalam waktu 36 jam TheFacebook online, dia sudah menjaring ratusan mahasiswa Harvard, seperti bandar narkoba yang memberi ratusan narkoba ke para pencandu secara gratis.

TheFacebook menjunjung eksklusifitas, dan itu bukan alasan untuk melakukan ekspansi. Bukan untuk mengejar sesuatu yang komersil, bahkan dia melarang Eduardo untuk memasang iklan di sana.

Semua terjadi gara-gara si cewek sialan Erica Albright, secara kebetulan mereka bertemu kembali di restoran setelah kencan ganda bersama Eduardo dan cewek Asia-nya. Mark ingin meminta maaf pada Erica, tapi 'elo tahu sendiri lah cewek gimana?' dia sudah lebih banyak nyerocos daripada yang seharusnya, dan yang kata-kata terakhir yang paling aneh dari Erica "Goodluck with your video games!" bangsat dia nggak tahu tentang TheFacebook padahal begitu heboh diantara mahasiswa Harvard.

Gara-gara kata-kata terakhir itu, Mark berteriak ke Eduardo. "Kita harus melakukan ekspansi ke kampus-kampus lain."


Ketujuh, Bad Boy Bangsat Justin TImberlake

Jika ditanya siapa artis Hollywood yang paling gw BENCI sekaligus sangat IRI dengan kehidupnya. Satu nama dia adalah Justin Timberlake.

Mungkin Raffi Ahmad bisa meniru Shia LeBouf, mungkin Iko Uwais bisa bermain bersama Keanu Revees atau Joe Taslim bisa jadi penjahat keren yang nggak kalah dari Paul Walker dan Vin Diesel. Mungkin Will Smith memang Bad Boy begitupula dengan Usher, tapi mereka punya batasan.




Namun tidak untuk Justin Timberlake, dia mantannya Britney Spear, dan dia punya daftar panjang setelah itu mengecani artis sexy Hollywood mulai dari Cameron DIaz hingga Jessica Biel.

Dia terlalu Bad Boy dengan image seolah dia bisa tidur (nge-sex) dengan semua cewek yang dilihatnya. Dan genius-nya Produser 'Social Network' bisa melihat itu sebagai potensi pasar. Dengan sangat-sangat brilliant dia menempatkan Timberlake sebagai Sean Parker, karakter antagonis Hollywood yang paling gw benci sepanjang zaman.

Adegan dibuka dengan seorang cowok telanjang berada di atas kasur, dan dia dibangunkan oleh seorang cewek yang hanya mengenakan celena dalam dan sweater. Anda bisa membayangkan apa yang terjadi sebelumnya, inilah kehidupan Sean Parker, pesta-pesta liar, nge-seks dengan cewek yang tidak dikenal, kenalannya justru keesokan paginya di atas kasur.

Luar biasa, apalagi mukanya itu adalah Justin Timberlake, pas banget. Itu kemunculan pertamanya, sedangkan kemunculan kedua, nggak kalah ngesalin.

Di sebuah restoran di New York, dia telat selama 25 menit. Lalu dia muncul bergaya seperti Sexiest Male on Earth versi majalah People yang menghadiri jamuan makan malam selepas penghargaan piala Oscar. Dia bicara banyak hal tentang kesuksesannya di Napster, dia juga bicara tentang gagasan-gagasan mengenai TheFacebook. "Tidak perlu ada iklan, itu seperti sebuah pesta dibatasi hingga jam sepuluh malam," DIa juga bicara ikan Kot, dia bicara tentang memancing. Dengan kecakapannya dia berhasil mengambil hati Mark dan menyinkirkan Eduardo Saverin. "Hilangkan 'The' cukup 'Facebook' saja." Merupakan kontribusi terbesar Sean Parker bagi perusahaan.

Satu kunci di sini, sang sutradara berhasil membuat saya bukan hanya bersimpati tapi sangat berempati pada Eduardo Saverin. Iya, saya berada di sana, saya bisa merasakan bagaimana rasanya disingkirkan, bagaimana rasanya jadi pecundang. Tapi film ini belum berakhir tentunya, lagipula siapa yang tahu akhir cerita?


Babak kedelapan, Toward Climax

Bagaimana ketika sebuah bisnis menjadi begitu besar, sangat besar, dan kamu tertinggal di belakang.

Ini bukan tentang Mark Zuckerberg, dia terlalu sukses untuk itu, dia terlalu berhasil, dan tidak ada simpati untuknya.

DI sini kita bicara tentang Eduardo Saverin.

Dia bukan anak IT, dia bukan programmer, dia seorang anak jurusan Ekonomi, yang kebetulan ditunjuk Mark sebagai CFO. Masalahnya Eduardo tertinggal jauh dibelakang atau kata kasar sudah tidak berguna lagi untuk Mark. Dia tertinggal dibelakang karena Facebook mengalami lompatan quantum dari hanya website lokal/kampus menjadi website yang memiliki ratusan ribu member di seluruh penjuru Amerika dan Eropa.

Saat itu hujan jam 3 pagi, Eduardo sampai di kontrakan Mark di LA. Keparatnya, Sean Parker berada di depan pintu, ledakan emosi dan keributan terjadi.

Selain info baru bahwa Facebook telah memiliki 300ribu member, dan aplikasi wall telah dibuat serta kucuran dana dari investor. Sementara Eduardo dan usahanya mencari investor di New York tidak berhasil. Iya, gw tahu rasanya tertinggal, di saat rekan kerja gw bisa menulis 2ribu kata per hari gw hanya sanggup menulis 2ribu kata per-minggu. Kecuali jika gw bisa melakukan lompatan quantum untuk mengejar ketertinggalan itu.

Kembali Eduardo, dan masalah-masalah sementara Sean Parker penuh dengan energi, Mark berteriak. "Sebaiknya elo pergi!"

Kebencian, iri hati, dan kemarahan semuanya bercampur aduk. Keesokan harinya, Eduardo membekukan rekening bank-nya yang terkait dengan Facebook. Lalu tak lama, telepon datang, sebuah undangan sekaligus penjebakan untuk Eduardo.  


Babak kesembilan, Anti-Tesis

Sang CFO menandatangani surat-surat pentingnya mengenai pembagian saham.  Yang padahal sebaliknya, surat-surat itu adalah jebakan maut untuk menghabisi nyawa-nya sendiri di Facebook. 

Pertanyaan apakah Eduardo bisa membalasnya, setelah begitu banyak kemenangan diraih oleh Sean Parker si junkies billionare yang bisa ngewe sama jutaan cewek. Rasanya mustahil.

Mungkin jika orang lain yang mengalaminya, dia sudah menyerah dengan hal ini, mungkin dia sudah terjun dari jembatan atau bunuh diri dengan menabrakan tubuhnya ke kereta api.

Tapi tidak untuk Eduardo, ada sesuatu yang lain pada dirinya.

Dia memang bukan orang yang punya kepercayaan diri tinggi, dia juga bukan seorang yang ambisius, tapi ada sesuatu dalam dirinya sesuatu yang kuat yang bisa membuat dirinya sejak dulu sampai sekarang bisa berdiri sejajar dengan Mark.

Akhir november dia mendapatkan email dari Mark untuk datang ke kantor barunya. Kantor yang jauh lebih besar dan lebih keren daripada sebelumnya. Dia datang ke sana bukan untuk business meeting melainkan untuk dibantai oleh Mark dan Sean Parker. Di sana dia mengetahu fakta bahwa sahamnya, telah diturunkan dari 30% menjadi 0.03%. Di luar itu gw melihat ada sesuatu yang tumbuh di dalam diri Eduardo, dalam diri Andrew Garfield sesuatu yang kuat bahkan berhasil memudarkan aura dari Justin Timberlake.

"SORRY, MY PRADA AT THE CLEANER'S!! Along with my hoodie and my fucking flip-flop, your pretentious douche bagI" Jujur, gw dan beberapa teman gw yang nonton bareng pun terkejut dengan TWIST ini.



Ada suatu energi yang kuat yang mendominasi ruangan, bukan dari Mark ataupun Sean Parker melainkan Eduardo Saverin. "You better have lawyer up asshole, coz I'm not coming back for 30% I'm coming back for Everything." dan YA sebuah pukulan nyaris melayang ke Sean Parker, membuat si playboy sejuta cewek ini jadi kicep chicken. #Damn bukan cuma orang-orang yang ada di dalam film itu aja yang bengong, GW JUGA bengong, seolah melihat Ichigo Kurosaki tiba-tiba bisa mengeluarkan Kamehameha.

Bravo Eduardo!!

Gw suka nonton film detektif karena akhir ceritanya penuh dengan kejutan, gw suka nonton action thriller karena jagoan yang nyaris kalah tiba-tiba menang. Begitu juga dengan drama ini, sehari setelah pertemuan dengan Eduardo keadaan berbalik bagi Sean Parker, di saat pesta perayaan kesuksesan Facebook dia ditangkap dirumahnya sendiri saat berpesta narkoba dengan anak-anak di bawah umur. Seperti kebanyakan cerita box office, pada akhirnya penjahat kalah oleh karma-nya sendiri.


Epilog

"You're not an asshole Mark, you just trying so hard to be!" ucap pengacara wanita sebelum meninggalkan ruangan. 

Mark pun menghabiskan waktu merenung sendiri. DIa membuka Facebook di laptop-nya dan mengetik nama Erica Albright, semua berawal dari dia, seorang cewek cantik, sebuah cerita cinta, lalu bercampur kebencian, dendam berserta ambisi.

Keterangan lain setelahnya, WIlkenvoss bersaudara mendapatkan uang tuntutannya 65 juta dollar, mereka pun masuk dalam tim olimpiade dayung di Hongkong berada di posisi 6. Sedangkan Eduardo Saverin memenangkan tuntutannya dengan angka yang tidak disebutkan, nama Eduardo pun di restorasi di atas masterhead sebagai salah satu pendiri Facebook.

Ending line, Mark adalah billionare termuda dalam sejarah dunia..

.  .  .