Sinopsis novel Sepuluh Tiga Satu
by Ftrohx
Tora, Inka, Fachrie, Satria, dan Harry, anak-anak muda yang berbeda profesi ini disatukan oleh sebuah kegemaran yaitu menggilai segala hal yang berbau Jejepangan (anime-manga, film, musik, hingga makanan) sangat detail dan fanatik hingga orang-orang menyebut mereka sebagai OTAKU.
Pagi, 1 November. Lima sahabat ini terbangun di gang buntu di daerah Orchard. Mereka tersadar telah kehilangan semua barang berharga. Ketakutan dan panik berada di negeri orang tanpa passport, tanpa handphone, tanpa dompet maupun uang. (Bab 1) Disituasi yang pelik ini, Tora (sang leader) adalah satu-satunya orang yang tetap berpikir dingin. Dibenaknya dia punya solusi untuk keluar dari Singapore tanpa terlibat masalah dengan pihak imigrasi ataupun Polisi. Permasalahan menjadi lebih rumit lagi karena seorang teman (dari rombongan road trip) mereka hilang, yaitu Liana. Ditambah lagi dia curiga, bahwa pelaku atau sang culprit yang merencanakan ini semua adalah salah satu seorang diantara mereka berlima.
Sebelum menjelaskan (serangkaian) rencananya untuk keluar dari Singapore. Tora meminta keempat sahabatnya bercerita kejadian-kejadian aneh apa yang mereka alami 1 - 2 minggu sebelumnya. (Bab 2 - Bab 6) Dimulai dari Inka yang bercerita bahwa dia menemukan handphone di Busway yang ternyata milik seorang pria Gay, lalu Fachrie yang curiga dengan sepupu-nya yang tiba-tiba memiliki handphone baru, Satria yang tiba-tiba mendapatkan 5 buah tiket pulang-pergi Singapore hingga Harry yang bilang bahwa ada hacker amatir yang mencoba melihat isi laptopnya.
Sambil berjalan keluar gang. Secara kebetulan pula Fachrie berhasil mendapatkan STP (Singapore Tourism Pass) yang dapat digunakan oleh dua orang untuk berpergian dengan MRT. (Bab 8) Lalu, dengan STP yang sudah ditangan itu; Tora menjelaskan serangkaian rencananya.
Dia membagi tim menjadi dua; Tim 1 (Tora, Satria, & Fachrie) mencari Liana ke Suntec City di daerah Downtown Core, sedangkan Tim 2 (Inka & Harry) ke NTU untuk mencari bantuan dari kenalan mereka yang tinggal di Singapore. Karena jarak yang cukup jauh dari Orchard ke NTU maka hanya Tim 2 saja yang bisa menggunakan STP, sedangkan Tim 1 berjalan kaki menuju Suntec.
Jam 11 siang, Inka dan Harry di tengah perjalanan melewati Queens Town, tiba-tiba saja Harry bercerita tentang Fachrie, kemana saja pemuda itu menghilang selama 3 tahun terakhir. (Bab 10) Selain itu Inka juga sangat mencemaskan Liana, dia khawatir temannya itu menjadi korban penculikan. Di tempat berbeda Satria berada di tengah-tengah kedua sahabatnya sedang beradu argumen 'bahwa sang culprit adalah salah satu diantara mereka?'
Masih dalam perjalanan. Inka mengingat kembali masa-masa di SMA bersama dengan Tora, (Bab 12) juga tentang pesan misterius yang muncul di akun facebook-nya setahun yang lalu, saat dia pergi ke acara Japan-Fest di kampusnya Satria. (Bab 13) ‘Terkadang beberapa misteri tidak harus dipecahkan’ pikirnya. Di tempat yang berbeda, Liana sedang duduk sendirian di sebuah bangku taman. Jam 1 Siang, Tora dan yang lainnya menelusuri Stanford Road menuju restoran di Downtown core. (Bab 14) dalam perjalanan ini Fachrie semakin menekan Tora (bahwa seolah dialah sang culprit) dengan hipotesis-hipotesisnya.
Di tempat lain, Inka dan Harry telah sampai di NTU. Walaupun tidak bertemu dengan Hendrawan (kenalannya Harry) namun mereka bertemu dengan Mahasiswa Indonesia yang juga sedang study di sana. (Bab 16) Seorang gadis bernama Anggie menawarkan bantuan dan mengajak mereka ke Apartemennya. sesampainya di Apartemen tiba-tiba Inka dan Harry diserang oleh Anggie dan teman-temannya. Ternyata mahasiswi itu adalah culprit yang telah membuat mereka pingsan semalam, mereka juga yang telah mengangkut dan membuang Inka (serta yang lain) ke sebuah gang buntu di Orchard.
Setelah berputar-putar di Suntec City dan tidak menemukan tanda-tanda adanya Liana, (Bab 18) Tora memutuskan untuk pergi ke Raffles Place. Dia ingat bahwa rencana Liana di hari kedua adalah memotret view bangunan di sana. Sementara itu Fachrie mengajukan hipotesis bahwa sang culprit adalah orang yang punya koneksi di Singapore.
Di tempat lain, Inka diinterogasi oleh Anggie, dia berteriak-teriak tentang photo-photo yang mereka ambil saat tiba di Singapore kemarin. Dari situ Inka menyadari bahwa photo di dalam kamera itu adalah kunci dari semua permasalahan ini. Tidak lama kemudian Inka menyerang balik (Bab 19) melumpuhkan Anggie dan kawan-kawannya.
Lewat jam 3 sore, sesampainya di Center Square - Raffles Place. Tepat seperti yang Tora perkirakan, Liana memang menunggu mereka di sana. (Bab 20) Tapi, secara tiba-tiba muncul beberapa orang polisi yang menghadang dan memborgol Fachrie. Lalu, tanpa diduga Inka telah berada di belakang mereka. Dan dengan tegas gadis cantik itu menyatakan bahwa Fachrie lah sang culprit yang merencanakan semuanya. Jam 5 sore, setelah Fachrie ditangkap, Tora berjalan dipinggiran Singapore River (tepat di depan Esplanade) Dia menjelaskan detailnya. Tentang rencana Fachrie dan Harry sejak awal, bagaimana mereka menyiapkan plot dari Jakarta hingga insiden di restoran kemarin malam. Termasuk motif sang culprit untuk membalas dendam pada Tora. Namun, hipotesis itu menjadi boomerang bagi-nya. Dengan mengejutkan, Inka menyatakan teori itu salah. Karena 2 minggu sebelumnya dia telah jadian dengan Fachrie. Secara tiba-tiba pula teman-temannya sudah berkumpul di belakang Inka. Tora (sang culprit sebenarnya) pun ditangkap oleh para Polisi.
. . .
No comments:
Post a Comment