Keigo Higashino, siapa yang tidak kenal dia. Penulis Jepang dengan karyanya Dexotion Suspext X yang fenomenal dan bahkan masuk nominasi ajang bergengsi Edgar Award. Banyak karya tulisan baik itu kumpulan cerpan atau novel. Dan beberapa sudah dibuatkan versi film. Ok, langsung saja, di bawah ini adalah tiga film terbaik dari adaptasi novel Keigo Higashino yang saya tonton.
Into White Night
Atau kita mengenalnya dengan nama Byakuyako. Film ini adalah adaptasi dari novel dengan judul yang sama yang terbit di tahun 98. Dari semua karya-karya Keigo Higashino, bisa dibilang Into White Night adalah yang paling kejam, paling sadis, dan paling tragis dari semuanya.
FIlm ini dimulai dengan cerita seorang bocah laki-laki yang berlari diantara ilang-ilang. Dia berteriak ketakutan seolah ada monster berlumuran darah yang mengejarnya di belakang.
Cerita berlanjut ke sebuah kasus pembunuhan misterius. Korbannya adalah laki-laki yang bekerja sebagai pedagang kelontong. Tidak ada saksi mata ataupun jejak orang dewasa di tempat itu, kecuali jejak kaki korban. Banyak polisi yang turun dalam penyelidikan ini, namun semakin mereka mendekati fakta, semakin banyak teror yang menyerang mereka. Satu persatu polisi yang menyelidiki kasus tersebut meninggal secara tidak wajar. Karena banyak polisi yang ketakutan, kasus itupun ditutup dan diberi label kasus yang tidak terpecahkan.
Beberapa tahu berlalu, si bocah lelaki dan perempuan yang selamat itu telah beranjak dewasa. Di sini cerita berjalan ke gadis bernama Yukiho, dia dibully di sekolahnya. Namun tak lama, para wanita yang membully-nya bernasib buruk. Kebanyakan dari mereka meninggal karena kecelakaan atau diperkosa oleh orang yang tidak kenal.
Lalu melompat lagi ke masa sekarang. Dan Yukiho sudah menjadi wanita dewasa. Dia menikah dengan seorang duda kaya pemilik sebuah perusahaan retail. Belakangan saham milik lelaki kaya itu beralih kepemilikan pada Yukiho. Kejadian tragis juga terjadi pada putri si duda kaya tersebut. Di sini polisi dari masa lalu datang kembali. Dia menyelidiki ulang kasus Byakuyako. Kasus hantu pembunuh yang menghabisi seorang lelaki di bangunan kosong. Si Detektif menemukan fakta mengejutkan bahwa si pembunuh adalah seorang anak kecil waktu itu. Dia membunuh Ayahnya sendiri, karena memperkosa seorang gadis bernama Yukiho. Saat itu mereka masih kelas 3 SD.
Saya nggak ingin banyak spoiler di sini, yang pasti bagian-bagian akhir dari film ini bercerita tentang masa lalu yang menyayat hati. Bahkan saya sebagai seorang penulis tidak tega untuk membuat nasib itu pada karakter-karakter saya. Hahaha.. Di bagian penutup si bocah laki-laki yang mencintai Yukiho itu bunuh diri dengan melompat dari jembatan. Dan di saat-saat sekaratnya Yukiho ada di sana, menatapnya tanpa belas kasihan sama sekali. Mengutip kata-katanya Jeni. "Sedari awal si lelaki menggali kuburannya sendiri!"
Devotion Suspect X
Kalau yang ini teman-teman semua sudah pada tahu, favorit saya dari semua karya Keigo Higashino yaitu Devotion Suspect X. Kasus yang menjadi signature dari Yukawa Manabu, dosen Fisika yang menjadi penyelidik independen,
Dikisahkan seorang lelaki terbunuh di rumah mantan istrinya, namun si tetangga yang bernama Ishigami datang ke sana. Ishigami si guru matematik SMA. Lebih dari itu sebenarnya dia adalah salah satu orang paling jenius yang ada di Tokyo. Sayang, sebuah tragedi terjadi dalam hidupnya yang membuat dia tidak menyelesaikan kuliah di Universitas Teito. Meski begitu Ishigami tetap menjadi ahli matematika yang handal. Dia punya impian untuk menciptakan teori baru di dunia matematik.
Kalau di versi Korea-nya si Ishigami memiliki impian untuk memecahkan Fermat Teorema tanpa menggunakan super-komputer. Tapi kembali dia upayanya mengejar impian dia jatuh dalam keterpurukan, sampai kemudian seorang wanita menyelamatkannya. Ishigami membantu si wanita untuk menciptakan alibi dan melenyapkan mayat si lelaki.
Sedari awal kita sudah tahu siapa pelakunya yaitu si wanita dan Ishigami yang membantu menciptakan alibi. Namun yang membuat kita gregetan menonton film ini adalah bagaimana kita para penyelidik memecahkan kasusnya. Ishigami sudah mengantisipasi tiap tindakan yang akan dilakukan oleh para penyelidik. Dia sudah menebaknya dengan sangat-sangat detail. Itu kenapa Ishigami bisa melakukan counter terhadap semuany, dia layaknya pembuat jam mekanis, setiap rangkaian tindakannya sudah diperhitungkan dengan sangat-sangat presisi. Dengan satu fungsi utama, agar si wanita lolos dari hukum.
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Keigo Higashino di film ini bukanlah hal baru, di dunia fiksi detektif plot yang dia buat disebut inverted detective story. Dari awal kita sudah tahu siapa pelakunya, tapi bagaimana kita menangkap si pelaku.
Dari studi saya terhadap film ini.
Sebenarnya yang membuat film ini GRANDE bukanlah triknya. Tapi cerita para tokoh dan DRAMA-nya. Keigo Higashino membuat tragedi sekaligus roman kriminal yang sangat-sangat kuat, Saya nggak ingin spoiler di sini. Yang pasti semua emosi bercampur-aduk dan sangat-sangat berbekas pada penonton seperti saya.
Salvation of Saint
Kamu suka kopi, jika kamu ingin belajar bikin kopi rasa arsenik, film ini wajib kamu tonton. Sama seperti dua judul yang ada di atas. Film ini juga adaptasi dari novel best seller karya Keigo Higashino. Kopi maut bukan hal baru dalam dunia fiksi detektif. Saya memiliki daftarnya juga di blog ini. Tapi apa yang membuat cerita ini berbeda dari cerita kopi maut yang lain. Itulah yang harus kamu tonton sendiri.
Saya baca bukunya juga nonton filmnya. Ada beberapa perbedaan memang. Ada hal-hal yang ada dibuku namun tidak ada di versi film. Jika ditanya saya lebih suka yang mana. Meski beda, tapi saya suka dua-duanya.
Sedikit sinopsis, Salvation of Saint bercerita tentang laki-laki mapan pemilik sebuah perusahaan IT yang meninggal di rumahnya sendiri setelah dia minum segelas kopi. Dia berada di rumahnya sendiri, dan orang paling dicurigai meracuninya adalah istrinya sendiri, Ayane Mishiba. Tapi si Ayane ini memiliki alibi yang sangat solid. Dia berada jauh di tempat lain saat si suami minum kopi dan meninggal. Kemudian penyelidikan panjangpun dimulai. Mereka coba mengungkap, trik apa yang dipakai Ayane untuk membunuh suaminya.
Sama seperti karya-karya Keigo Higashino sebelumnya. Trik pembunuhannya sih sebenarnya sangat sederhana, namun kedalaman cerita para tokoh-tokohnya itu yang sangat luar biasa.
Oh iya tentang motif Ayane Mishiba di versi film, sangat saya sesalkan tidak sekuat motif di versi novel.Di sini motif pembunuhannya seperti sebuah pembenaran yang sangat salah. Namun meski begitu saya sangat menikmati akting dari artis senior Jepang Yuki Amami dan Masaru Fukuyama, mereka bermain dengan sangat apik di sini.
Catatan: Berbeda dengan dua film sebelumnya yang stand alone. Salvation of Saint ini dimasukan oleh produser-nya ke dalam serial TV Detektif Galileo, tepatnya di episode final dari Detektif Galileo season 2.
Ok, sekian dulu resensi dari saya.
Konklusinya adalah jika kamu baru mendengar nama Keigo Higashino, saran saya kamu tonton tiga film di atas ini, dan saya yakin kamu akan menjadi fans-nya.
Nb: itu yang Into White Night pakai poster yang versi Korea, tapi sama ajalah mau versi Jepang atau Korea-nya sama-sama sadis, hihihi..
ReplyDeletewah jaminan seru bgt.
ReplyDeleteJika anime pnya hayao miyazaki dan shinkai, maka genre detektif Jepang ada ditangan Keigo..
@ Gogo, hahaha.. Hayao Miyazaki, sudah lama saya nggak nonton film dia.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHalo saya baca review dari kamu, jadi pingin lanjut lagi baca karyanya keigo. Kira2 tau gak into the white night dan salvation ada novel versi bahasa indonesianya atau gak ada?
ReplyDeleteTerima kasih sebelumnya
Untuk yang Salvation of Saint & Into the White Night, setahu saya sih belum. Yang baru terbit versi Indo baru Devotion Suspect X.
DeleteAnd mungkin nanti akan coba saya tanya2 ke teman2 yang lain. Siapa tahu ada kabar baru.
Deletesalvation of saint sekarang udah ada di toko-toko buku, tinggal tunggu yang byakuyako aja nih
Delete