Sunday, March 25, 2018

Tiga Kereta Tiga Cerita

Review by Ftrohx


Sebenarnya saya pengen review film Commuter Line (Liam Neeson) dan Murder On The Orient Express (Keneth Branagh), tapi ngereview dua itu aja rasanya nggak cukup, jadi saya tambah satu lagi film thriller dengan setting di atas kereta yaitu Source Code.


Source Code (Jake Gyllenhaal)

Entah kenapa, menurut saya film ini adalah salah satu film terburuknya Jake Gyllenhaal. Skenarionya sungguh pas-pasan dan tanpa kesan yang berarti.


Singkat cerita, si Jake terbangun di sebuah kereta. Seorang wanita cantik berada di hadapannya. Si wanita bicara banyak hal yang tidak dia mengerti seolah dia adalah orang lain. Lalu saat si Jake pergi ke toilet dan melihat cermin di hadapannya, terlihat di sana adalah wajah orang lain yang tidak ia kenal. Si Jake bicara kembali dengan si wanita dan tiba-tiba, Boom!! Terjadi ledakan di kereta yang menghancurkan semuanya.

Jake terbangun di tempat lain, sebuah ruangan dengan dinding besi dan monitor-monitor, seperti di dalam station ruang angkasa. Lalu seorang wanita dengan seragam bicara di monitor. Ia berkata bahwa si Jake mesti kembali lagi ke kereta itu dan menemukan orang yang memegang pemicu bom, sebelum ledakan terjadi. Si Jake kembali ke sana dan kejadian terus berulang dan berulang, hingga kemudian Jake menemukan siapa pelaku pemboman sesungguhnya.

Review; Source Code memang bagus, ide bahwa kita bisa kembali ke masa lalu, berulang-ulang kali, hingga kemudian menemukan solusi atas apa yang sesungguhnya terjadi. Tapi di dunia nyata, kita tidak bisa melakukan hal itu. Kita hanya bisa sekali melewati sebuah momen. Dan kita harus menang apapun caranya di momen itu. Menemukan pelaku yang tidak terduga, dalam waktu yang sangat-sangat terbatas.

Sayangnya, si tokoh bukanlah detektif. Si Jake hanya orang biasa dengan kecerdasaan ala manusia biasa. Oke, mungkin si penulis ingin membuat sesuatu yang nyata, sesuatu yang related dengan orang banyak dan mudah untuk dicerna. Tapi terlalu banyak pengulangan. Terlalu banyak kebosanan. Si Jake bangun, bertemu dengan si wanita itu lagi. Wanita yang polos dan tidak tahu apa-apa. Si wanita bahkan tidak mempesona sama sekali, apalagi memberikan rasa empati. Secara keseluruhan, idenya sih mirip dengan film Deja Vu Denzel Washington, hanya saja Deja Vu punya eksekusi yang lebih baik. Plus, tidak banyak ada pengulangan dan jelas dibuat di tahun yang tepat. Source Code, sebenarnya juga bisa bagus, asal dia tayang di tahun 90an di mana dunia perfilman belum sekompleks sekarang, huhuhu.

Secara keseluruhan (terutama disebabkan jalan ceritanya), film ini saya kasih poin 55 skala 100.


Murder on the Orient Express (Kenneth Branagh)

Film ini adalah adaptasi dari –salah satu–novel terbaiknya Agatha Christie.  Bagi yang baca novelnya pasti sudah bisa menebak seperti apa jalan cerita filmnya. Awalnya saya berekspektasi tinggi untuk film ini. Sebab mereka menggunakan cast yang luar biasa. Ada Kenneth Branagh sebagai Detektif Hercule Poirot, lalu Johnny Depp sebagai Raccheti, kemudian Daisy Ridley sebagai Mary Debenham, dan nama-nama aktor top Hollywood dalam cerita penuh intrik ini.


Sinopsis; Hercule Poirot baru saja menyelesaikan satu kasus di Timur Tengah dan dia ingin langsung kembali ke Inggris. Dari Istanbul dia naik kereta eksklusif Orient Express menuju London. Di kereta dia bertemu dengan orang-orang misterius atau dari sudut pandang saya, orang-orang dengan aura bintang. Perjalanan kereta di hari pertama berlangsung biasa (dalam artian mewah).

Lalu datang si Cassetti alias Rachette ini di hadapan Poirot yang sedang makan siang sambil ditemani novel Tale of Two Cities (huhuhu, berat!). Rachette meminta Poirot untuk menjadi pengawal selama dalam perjalanan, sebab seseorang mengancam akan membunuhnya. Tapi melihat sikap Rachette yang kasar -sang detektif langsung menolaknya.

Singkat cerita, malamnya Rachette dibunuh orang. Dan paginya si detektif diminta oleh Mr. Bouc direktur dari Orient Express untuk menyelidiki kasus tersebut

Review; Saya jatuh cinta dengan Orient Express sejak trailer pertamanya muncul di awal tahun 2017. Trailer benar-benar mewah, keren, dan dengan musik yang menghentak. Saya membayangkan akan penuh dengan kejutan. Hal-hal yang tidak disajikan di versi buku karya Agatha Christie. Huh, namun saya salah. Tidak ada hal yang baru dari Orient Express versi 2017 ini, kecuali visualisasi dan dramatisasinya saja.  Saya nggak ingin spoiler, tapi bagi teman-teman yang sudah baca novelnya; pasti bisa menebak seperti apa jalan cerita, proses penyelidikan, pencarian solusi, hingga ke pengungkapan kasusnya. Secara keseluruhan, film ini saya kasih poin 67 skala 100. Cukup menghibur, tapi tidak cukup memberi kenangan yang dalam.


The Commuter (Liam Neeson)

Ini film kereta terakhir yang saya tonton. Huh, awalnya saya nggak berekspektasi tinggi akan film ini. Ah palingan, seperti film-film Liam Neeson yang lain atau minimal kayak Flight Plan, film Neeson sebelumnya di mana dia menjadi polisi yang harus menemukan bom di dalam pesawat.Namun ternyata saya salah. Ini lebih bagus dari itu.


Sinopsis, di sini Om Liam Neeson berperan sebagai Micheal. Lelaki yang cukup tua -mantan polisi- yang bekerja sebagai sales asuransi. Selama sepuluh tahun dia selalu melewati pagi yang sama. Diantar oleh istri ke station, lalu naik commuter line, menuju kota, masuk kantor bertemu klien, boss, rekanan dan seterusnya. Lalu pulang pada sore harinya.

Singkat cerita, anak si Om Neeson semakin besar dan dia butuh uang lebih untuk itu. Namun di hari itu, dia begitu sial. Pertama, salah satu kliennya ditemukan meninggal, lalu kemudian si boss memberinya surat asuransi kesehatan sekaligus pemecatan atas dirinya. Si boss bilang, penjualannya kali ini tidak memenuhi target dan oleh karena itu, mereka tidak bisa mempertahankannya. Si Micheal pun memutuskan pulang dengan sebelum dia bertemu teman lama yaitu Inspektur Alex. Mereka berbincang hingga sore dan Micheal pulang dengan commuter seperti biasa.

Di sini, muncul seorang wanita misterius bernama Joana. Si wanita mengajak Micheal bermain dalam sebuah social experiment. Michael harus menemukan seorang penumpang yang tidak seharusnya naik di commuter line tersebut, jika ia berhasil, maka ia akan diberi reward yaitu uang sebesar 25ribu dollar. Jika tidak berhasil, akan ada konsekuensi -yang belakangan diketahui bahwa mereka (orang-orang dibalik Joana telah menculik istri Michael). Dari sini petualangan mendebarkan Om Liam Neeson dimulai, di mana dia harus bisa menemukan seseorang yang seharusnya tidak berada di kereta, sebelum mereka sampai di station terakhir.

Review, secara plot sesungguhnya film ini memiliki situasi yang nyaris sama yang dialami Jake Gyllenhaal di film Source Code. Hanya saja, jika Jake harus mengulang dan mengulang terus situasi hingga menemukan siapa yang seharusnya tidak berada di kereta, Om Liam Neeson dia melakukan dalam sekali jalan.

Sangat mendebarkan dengan waktu yang terbatas dia harus mengerahkan segala kemampuannya.

Pertama yang dia lakukan adalah memberi pesan keluar dari kereta, yang dia tuliskan dalam sebuah koran yang dibawa oleh temannya. Meski begitu, sayangnya si tempat meninggal dunia. Tapi dia berhasil melakukannya. Kedua dia memeriksa tiap tiket yang sudah dicek oleh kondektur untuk menemukan di mana tujuan si penumpang. Ini disajikan dengan visual yang brilliant. Dan sisanya saya nggak ingin spoiler. Om Neeson harus bertarung melawan para pembunuh yang juga berada di dalam kereta.

Tambahan; yang saya suka dari film ini selain situasi thrillernya, adrenaline, pertarungan, dan analisisnya si Om Neeson yaitu kebiasaan mereka membaca buku di kereta. Gila, buku-buku berat semua yang dibaca oleh para karakter-karakter keren ini; John Steinback, lalu Scarlet Letter, Lord of the Ring, hingga novel Count of Monte Christo ada di sini, huhuhu, grande.

Konklusi, dari plot, penyajian cerita, cinematography, dan seterusnya. Film ini saya kasih nilai 78 skala 100. Film yang highly recommended bagi kamu yang suka cerita-cerita thriller.
.  .  .

Ilustrasi, sumber youtube .com

2 comments:

  1. SC lumayan menghibur tp emg g berkesan.
    MotOE gagal memenuhi ekspektasi ane utk mencoba menikmati film detektif selain SH dan CE. Satu2nya yg berkesan adalah para bintangnya.
    The comm, asal ad om liam ane anggap semua filmnya keren

    Bro, request ulas tale of the two cities nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tale of the two cities, oke, nanti saya search.

      Btw thank you sudah mampir.

      Delete