Wednesday, April 10, 2019

My Interview with Vasca Vannisa

By Fitrah Tanzil


Setelah beberapa bulan hiatus, akhirnya ada juga konten baru di blog ini, hikhik. Kali ini saya menginterview Vasca Vanissa, seorang penulis mantan model n DJ. Aaaaa. Ia sudah menulis 8 novel dengan 6 buku yang sudah terbit di sebuah penerbit indies. Oke, saya nggak ingin berbasi-basi. Jadi teman-teman bisa langsung saja simak interview saya di bawah ini.

Selamat membaca!!


FT: Halo Kak Vasca, apa kabar?

VV: Kabar baik Dek, hanya sedikit bete karena penjualan buku dan segala sesuatu tentang kerjaan berjalan lambat. 


FT: Oke, saya agak bingung sebenarnya? Saya nggak tahu harus mulai dari mana? Haha.

VV: Mari kita mulai dengan membaca doa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa, mulai… Hahahah


FT: Oh iya, perkenalan dulu kali ya? Cerita tentang siapa Vasca Vannisa?

VV: Bukan siapa-siapa Dek, cuma seorang wanita yang terdampar di dunia tulis menulis karena masa lalu yang salah. Hahaha… Kidding. Oke, Kakak akan perkenalkan diri, Kakak anak pertama dari empat bersaudara, cewek semua. Kakak asal Pekanbaru Riau, Papa asli China, Mama yang orang Melayu. Mulai publish novel pertama tahun 2010. Sampai sekarang udah nulis delapan novel semuanya genre misteri, Fiksi kriminal dan Psikologi horor, tapi baru enam judul yang publish. Kakak dulunya hobi hangout ke klub malam, karena dulu tinggal di daerah Kemang. Di sana juga Kakak belajar DJ di kursus yang dibuka DJ Riri, Spinach Academy dan sejak itu mulai jadi DJ, banyaknya tampil seputaran Kemang. Kalau foto-foto hunting di mulai dari seorang teman yang ngenalin aku ke fotografer dan seminggu setelah itu dia bawa temen-temennya buat moto juga, dan keterusan. Tapi diantara itu sejujurnya belom ada yang mencapai memuaskan, karena Kakak berhenti di pertengahan jalan di saat karir mulai naik. Saat ini Kakak niat focus di dunia tulis menulis dulu,mau belajar bikin Skenario Film.


FT: Uhm, sekolah n besar di mana?

VV Sekolah dan tumbuh di Riau, tamat sekolah setahun langsung kabur ke Jakarta, bilangnya cuma ke rumah temen, udah nyampe Jakarta baru ngabari ortu. Gak sopan banget ya, jangan dicontoh! Hahahaha


FT: And sekarang tinggal di ...

VV: Sekarang tinggal di Padang, ikut Suami yang kerja di sini.


FT: Masuk ke pertanyaan semi utama. Dari foto model beralih ke penulis, ini gimana ceritanya?

VV: Kakak malah aktif ikutan foto setelah nulis novel. Kalau cerita kenapa kerjaan kakak beragam, karena ingin tahu segalanya. Dulu kakak pernah juga kerja kantoran loh, sebagai pialang saham di perusahaan Indeks dan Forex di Menara Sudirman Jakarta, juga sebagai pegawai dadakan tim sukses salah satu Partai Politik, jadi SPG juga pernah hahaha.


FT: Novel atau buku-buku apa aja yang menginspirasi Kak Vasca?

VV: Yang menginspirasi Kakak novel-novel thriller karangan Sidney Sheldon, Mario Puzo dan Harlan Coben, juga Komik detective Jepang, kayak Conan dan Kindaichi. Kalau dari Indonesia,novel-novel horror stensilan jaman dulu, S Mara Gd dan Ruwi Meita juga.


FT: Jujur, saya ndak tahu banyak tentang tulisannya Kak Vasca, kecuali Pyschopath Diary. Itu hits banget di tahun 2016an. Bisa cerita tentang novel itu?

VV: Itu novel tentang wanita yang semasa kecil di rusak oleh seorang pemerkosa pedofil. Dia juga mendapat perlakuan buruk di dalam keluarga. Di jual oleh Kekasihnya sendiri, pokoknya semua nasib apes yang terapes ada di dia. Tapi ketika terpuruk seorang Psikiater merubah cara pandangnya, dia mulai berhenti baperan dan memandang segala sesuatu dengan logika seorang Psikopat yang nggak punya perasaan. Dia mulai membunuh demi pembalasan dan kesenangan saja, dan cerita pembunuhan-pembunuhannya dia kirim ke seorang novelis. Karena menuliskan cerita dia anggap sebagai terapi, agar penampakan orang-orang yang dibunuhnya tak lagi mengganggunya, tetapi terperangkap dalam pikiran orang-orang yang membaca buku tersebut. Di situ nanti ada tebak-tebakan pelaku, siapakah dia di antara empat orang wanita, seorang Pengusaha hotel, seorang penulis teenlit, seorang DJ atau seorang aktris. Tebakan pembaca salah semua loh, hihihi.


FT: Selain itu saya dengar yang ada novel Paranoid dan Deja Vu, mereka bercerita tentang apa?

VV: Paranoid tentang sepasang remaja yang melakukan perjalanan jauh dengan mobil, tapi di Pom bensin si cowok yang pergi ke toilet nggak pernah kembali. Si cewek ini memburu mobil yang di duga menculik cowoknya dan ngadapi banyak banget rintangan dan tempat-tempat menyeramkan. Ini novel yang paling banyak bikin orang nangis. Karena akhirnya surprise banget.

Kalau Dejavu bercerita tentang cewek yang punya ingatan berbeda dengan fakta yang saat ini dia jalani. Dia kenal orang-orang yang seharusnya nggak dia kenal dan malah nggak kenal dengan orang-orang yang berada di dekatnya saat ini. Ini tentang multiple universe. Lebih ke fantasi.


FT: Oh iya, satu lagi ada saya lihat di IG Pulau Terlarang ya? Ceritanya seperti apa?


VV: Pulau Terlarang hampir sama dengan Paranoid. Mencari orang yang hilang. Empat orang yang saling berpasangan berlibur ke sebuah pulau terpencil. Seorang cewek menghilang, sementara yang satunya lagi kayak dapat gangguan-gangguan gaib. Novel yang ini juga mengejutkan bagi orang yang belum pernah baca novel Paranoid. Cerita dibikin sedikit mirip karena rencananya di kasih judul Paranoid 2.


FT: Uhm, saya pengen tanya tentang proses kreatif kepenulisan, tapi sayangnya sudah ditanya sama interview di blog sebelah. Hmm, jadi saya harus nyiapin pertanyaan yang lain. Hahaha.

VV: Kalau Kakak lagi nulis, kakak lebih banyak minum kopi, banyak baca buku, standar sih kayak penulis lain. Tapi kadang kakak juga sering jalan sendirian malam hari. Waktu masih di Jakarta pernah bolak-balik Kemang-Blok M buat bikin pikiran yang ruwet kembali tenang, tapi waktu itu bukan dalam rangka nyari inspirasi, lagi bete aja. Intinya jalan kaki jarak jauh selalu bikin pikiran kakak jernih, untuk ngindari gangguan karena aku cewek, aku pakai sandal jepit dan jaket dengan tudung kepala, jalan dibikin kayak cowok.


FT: Dari yang saya baca Kak Vasca suka travel, suka berpindah dari satu kota ke kota lain, bisa diceritakan?

VV: Kakak biasanya berpindah kota buat ganti suasana setelah putus cinta. Hahaha. Selebihnya karena pengen jalan-jalan aja.


FT: Dan perjalanan-perjalanan itu menjadi jiwa dalam tulisan anda? Apa saja itu yang paling berkesan?

VV: Ya, pasti. Perjalanan-perjalanan itu akan masuk dalam cerita. Yang paling berkesan di Bali. Karena itu tempat yang paling nyaman bagi Kakak. Pengalaman kakak disana ditumpahkan di novel yang lagi proses layout, tentang pembunuhan di Bali. Doakan publish tahun ini.


FT: Oh iya, balik lagi ke Psycopath Diary. Dua tahun yang lalu, waktu ke toko buku sebenarnya saya pengen beli, cuma sayang saya lagi nggak ada duit, hahaha. Tapi yang jadi pertanyaan saya, yang bikin greget adalah novel itu dicetak sampai .... copy, itu gimana ceritanya?

VV: Lupakan masa lalu yang miris itu, kirim aja alamat Fitrah lewat WA, nanti aku kirim bukunya. Tukeran sama buku yang Fitrah tulis itu “Naga, Koi dan Air Terjun” hahaha


FT:  Oke, ini sesi wawancara yang nggak ada di interview lain, khusus di saya. Namanya fans questions, yaitu pertanyaan-pertanyaan fans di luar dunia kepenulisan. Apa kamu siap!


VV: Siap sejak lahir


FT: Fans question satu, siapa model atau foto model favorit Kak Vasca?

VV: Giselle bundchen, alasan pertama karena dia model yang keras kepala dan punya hati baik. Alasan kedua karena tiap temen ngantuk selalu bilang “gue udah ngantuk berat nih, udah kabur mandangin orang, elo udah keliatan kayak Giselle bundchen”, sialan, hahaha.


FT:  Kak Vasca pernah jadi DJ, hmm, ini menarik nih. Siapa DJ atau musikus EDM favorit Kak Vasca?

VV: EDM luar so pasti Tiesto, tapi sebenernya aku sukanya genre David Guetta dan Afrojack. Kalau dalam negeri ceweknya DJ Devina (sepupu mantan pacar) hahaha… Kalau cowoknya Angger Dimas. Kalau aku sendiri suka empat genre, breakbeat, dutch, EDM/Electro dan Progressive.


FT: Fans question terakhir, dulu waktu di Jakarta suka nongkrong di mana saja?

VV: Sering nongkrong di kafe Ohlala Kemang Food Fest, di situ biasa melamun dari buka ampe tutup jam 3 pagi kalau lagi galau. Di kafe Splash, Little Baghdad, Warung Pasta (semua di kemang). Fitnes di Plaza Indonesia. Nonton di Grand Indonesia. Di nasi goreng Bang Robi jalan Sabang. Di Blok M. Ambassador. Kalau dugemnya selain klub-klun kemang, ya di Stadium, Crown, X2 sama Miles. Kalau pendinginannya nongkrong di pinggir jalan Senayan dekat mobil-mobil yang jual pletokan dan Shisha, kalau udah agak pagi, makan bubur di menteng. Hahaha. Komplit semua diceritain.


FT: Sisa dua pertanyaan lagi. Apa saran n masukan Kak Vasca untuk penulis-penulis muda yang pengen berkecimpung di genre fiksi kriminal atau thriller?

VV: Banyak-banyaklah bergaul. Karena cerita thriller itu akan mudah ngalir jika dibumbui pengalaman pribadi. Penulis cerita thriller harus bias menyeimbangkan semua emosi. Marah, sedih, takut dan bahagia jika bisa dalam takaran yang tidak berlebihan agar tidak melunturkan ketegangan yang ditonjolkan oleh cerita thriller itu sendiri.


FT: Apa ada projek buku baru yang sedang dikerjakan?


VV: Novel Inisial B.M tentang pembunuhan dalam komunitas pelukis-pelukis bule di Bali dan novel inisial B.M.S tentang Ilmu hitam, persekutuan dengan mahluk yang dinamakan Syetan. Hihihi…


FT: Wow, selesai. Thank you untuk wawancaranya Kak Vasca.

VV: Sama-sama Fitrah, sukses untuk kamu, salam kreatif

7 comments: