Sunday, January 4, 2015

Tinker Tailor Soldier and Spy (2011)


Best of Mister Gary Oldman
Review by Ftrohx


Film detektif itu selalu memaparkan deduksi, selalu sang detektif melakukan penjelasan panjang dengan banyak paragraf eksposisi. Baik itu Sherlock Holmes, Philip Marlow, Dr. Carl Lightman, Robert Langdon, dan sebagainya.

Mereka suka menjelaskan banyak hal, mereka suka memamerkan ilmu-ilmu yang mereka miliki.

Tapi, bagaimana jika ada film detektif tanpa deduksi, atau minim deduksi. FIlm yang lebih banyak show akan ekspresi para karakternya, dan membebaskan deduksi kepada para penonton. Biar saja para penonton yang melakukan analisa, biar para penonton yang mencari tahu sendiri pemecahan kasusnya. Inilah Tinker Tailor Soldier Spy.

Sebelum bicara panjang lebar, pertama-tama saya ingin bilang bahwa film ini berbeda dari apa yang saya khayalkan. Saya memulainya dengan membaca sinopsis di wikipedia.

Di benak saya, ada beberapa pilihan (prediksi) mengenai film ini.

Pertama dibuat full action namun klasik seperti Mission Impossible yang pertama ataupun Casino Royale. Kedua ala detektif gelap dan dingin seperti film Angels & Demons (Dan Brown) atau Perfect Number (Keigo Higashino). Atau versi film edgy ala Inception-nya Christopher Nolan.

Ternyata semua prediksi saya meleset, semua jauh dari yang saya perkirakan. Film ini klasik, sangat klasik.

Sebelum membaca lebih jauh lagi, saya ingin bilang bahwa film ini tidak direkomendasikan untuk ditonton dikala suntuk, karena film ini cukup berat. Dia mengajak anda bukan hanya sebagai penonton tapi juga pengamat yang menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi, dan menurut saya film ini tidak bisa dinikmati dengan santai sebagai hiburan selepas pulang kantor.

Untuk menonton ini anda harus menyempatkan waktu khusus (mungkin dihari libur), sediakan kopi di meja, dan harus senyaman mungkin agar anda bisa menikmati detail sebagai penonton sekaligus detektif. Jika semua syarat untuk konsentrasi terpenuhi, barulah anda bisa nonton film ini.
.  .  .


Prolog

Sebuah kasus dimulai seperti cerita detektif-detektif klasik.

Seorang lelaki tua datang ke sebuah rumah, dia mengetuk pintu, dan yang membukakan adalah kakek tua. Kakek tua ini sangat tua, seolah umurnya tinggal besok pagi. Si kakek tua berkata. "Ada yang mengikuti kamu,"

"Tidak ada," jawab si lelaki tua.

"Sebaiknya masuk," mereka pun masuk ke ruangan yang penuh dengan kertas berserakan. "Jangan percaya siapapun Jim, terutama  yang bukan mainstream,"

Ini opening yang klasik. Saya suka opening karena saya nggak tahu akan kemana jalan cerita selanjutnya.

Lalu Jim si agen rahasia pergi ke Budapest. Dia menjalankan misi untuk bertemu dengan seorang Jenderal yang konon memiliki informasi mengenai siapa Mole (musuh dalam selimut) diantara para petinggi MI6.

Di Budapest dia bertemu dengan seorang penghubung, yang juga merupakan seorang lelaki tua. Ini film benar-benar ajaib karena menghadirkan banyak orang tua berusia diatas 40 tahun sebagai aktornya. Memang kehidupan Riil-nya begitu, semua pejabat tinggi biasanya adalah orang tua, dengan usia di atas 40 tahun.

Film ini memang sangat tidak menghibur secara komersil, atau lebih tepatnya cukup idealis, baik itu konten dan materi actor yang disajikan. Tapi film ini mendapat banyak penghargaan diberbagai festival film. Tentu saja selain nama besar John LeCarre sebagai sang penulis, kita juga punya aktor Gary Oldman dan Benedict Cumberbatch yang bisa bikin cewek dari berbagai generasi menjerit.

Ok kembali ke Budapest.

Terjadi sebuah insiden di kafe, ternyata pertemuan si agen Jim dengan penghubung itu adalah jebakan. Mereka sengaja menarik Jim ke Budapest untuk ditangkap dengan tuduhan perencanaan pembunuhan terhadap Sang Jenderal. Pemutarbalikan fakta, dan dalam baku tembak tersebut bukan hanya Jim yang terkena peluru, seorang wanita yang tidak bersalah juga ikut tewas di sana.

Belakangan diketahui bahwa peristiwa berdarah di Budapest itu didalangi oleh Karla yaitu pimpinan tinggi KGB (Badan intelijen Rusia)

Kemudian beberapa bulan berlalu sejak peristiwa itu.

Si kakek tua yang muncul di prolog sekarang mengundurkan diri dari MI6, dia juga mengajukan nama George Smiley untuk keluar bersamanya dari MI6. Film berjalan dengan lambat seolah potongan frame yang klasik, musiknya pun juga sangat mendukung. Mereka turun menapaki tangga dan orang-orang melihat mereka dengan pandangan aneh, seperti memandang peti jenasah yang sedang diusung orang-orang ke pemakaman.

Si kakek tua dan George Smiley pun berpisah dipintu keluar Gedung MI6. Berpisah tanpa kata-kata.

Kemudian gambar menyajikan dinginnya kota London, dan George Smiley menapaki jalan-jalan sepi di sana, mulai dari trotoar sampai dengan jalan setapak di taman. Kamera menyoroti George Smiley masuk ke sebuah toko, dia memeriksakan mata, kemudian mengganti kacamata baru. Mungkin minus-nya sudah bertambah parah. George pulang ke rumahnya, dia meletakkan surat-surat lalu duduk di kamarnya dia memandang sebuah lukisan kubik di hadapannya, sambil merenungi sesuatu hal

Dari opening ini, saya memprediksi bahwa film akan berjalan dingin dan dingin, tidak ada adegan action ataupun sebuah kejutan kecuali hanya untuk pemecahan kasus di akhir cerita.





Kita masuk ke babak selanjutnya.

Sebuah telepon masuk ke Menteri Dalam Negeri Lancon. Dari agen lapangan MI6 bernama Rikki Tarr, dia mengaku berada di Paris Prancis. Rikki kemudian memaparkan sebuah informasi rahasia, informasi bahwa ada Mole diantara para petinggi MI6

Di sini sang Menteri membutuhkan seorang investigator, penyelidik handal untuk menemukan Mole diantara para petinggi tersebut. Satu orang yang diharapkan bisa membongkar siapa Mole ini, adalah mantan petinggi MI6 lain yaitu George Smiley. Seperti yang saya bahas di atas, ini adalah cerita detektif. Meski ini adalah film dengan tema intelijen tapi orinsipnya sama, menemukan sang penjahat diantara banyak herring merah. Membahas tentang spionase dan dunia detektif bisa jadi satu artikel tersendiri.

Langsung saja, ada empat kandidat yang diduga sebagai Mole; Tinker (Percy Alleline) yang merupakan pengganti Sang Ketua, Tailor (Bill Haydon) wakil ketua satu, Soldier (Roy Bland) wakil ketua dua, dan Poorman (Toby Esterhase) wakil ketua tiga. Sedangkan George Smiley sendiri sebagai penyelidik juga diberi kode oleh Sang Ketua dengan nama Beggerman.

Jika ini penyelidikan detektif biasa, harusnya sih simple.

Tapi cerita ini menjadi GRANDE karena yang diselidiki adalah para petinggi MI6 (Badan Intelijen Inggris). Bisa dibilang di era-nya belum ada cerita seperti ini sebelumnya. Mungkin ada kasus Sherlock Holmes yaitu His Last Bow, tapi dia hanya masuk ke tahap pencarian dokumen yang hilang dan bukannya Mole.
.  .  .


Penyelidikan dimulai, ada sembilan babak (versi saya) dari awal penyelidikan sampai dengan sang mole tertangkap.

Pertama, Mengumpulkan Crew

Ini yang harus dilakukan ketika anda menyelidiki kasus yang besar, kasus yang melibatkan para petinggi. Anda tidak bisa menyelidikinya sendirian, kecuali jika anda adalah Sherlock Holmes atau James Bond.

Sederhananya mengumpulkan orang-orang terbaik anda, orang-orang yang bisa anda percaya. Smiley, meminta Peter Guilliam (Benedict Cumberbatch) sebagai tangan kanannya, sekaligus sumber informasinya dari dalam The Circus. Selain itu dia mempekerjakan seorang pesiunan MI6 dan seorang asisten lagi untuk menjaga markasnya.

Tentang markas, Smiley menggunakan unsur klasik, hotel sebagai markas operasi. Seperti kembali ke zaman Edgar Allan Poe dengan Hotel D. dari cerita Man of The Crowd.

Hotel Islay, sebuah hotel yang sebenarnya bukan hotel. Melainkan sebuah tempat yang bisa berpindah-pindah, sebuah kode. Mereka bisa membuat kantor dimana saja, di gudang pelabuhan, di warehouse, di kamar hotel, flat apartemen, dan lain sebagainya.

Metode yang sama yang digunakan Tsugumi Ohba untuk L. Lawliet di bagian-bagian awal Death Note. Saya suka ide-nya.


Kedua, Penyelidikan Awal

Jika saya adalah Smiley, begitu mendapatkan kasus dari Lacon, jujur saya tidak tahu harus mulai darimana penyelidikannya. Mungkin jika saya adalah anggota militer yang radikal, saya pastinya akan langsung menginterogasi Tinker Tailor and Soldier satu per satu tanpa ampun. Sialnya, mereka adalah para petinggi dari Badan Intelijen Inggris, dan anda tidak bisa langsung tangkap mereka satu per satu, apalagi sampai menginterogasinya.

Di sini anda butuh pendekatan yang berbeda.

Kuncinya anda harus mencari sumber pertama darimana hipotesa itu berasal. Hipotesa "bahwa ada mole diantara petinggi MI6?"

Tentu saja kita dapati satu nama, almarhum Sang Ketua. Dia yang memulainya dan Smiley harus melanjutkan pekerjaan Sang Ketua. Bersama Peter Guilliam mereka ke apartemen almarhum dan mengambil data-data. Memang kebanyakan adalah informasi yang tidak berguna karena Sang Ketua pun tidak punya petunjuk siapa Mole diantara para anakbuahnya. Namun darisana George Smiley ingat satu hal penting di memorinya, rapat terakhir yang dia jalani bersama para petinggi tersebut.

Mereka bicara tentang Operation Witchcraft, yaitu operasi intelijen dimana Percy Alleline menggunakan penghubung orang Rusia untuk mendapat informasi penting terutama perkembangan militer dari Pemerintahan RUsia.

Smiley bertanya "Apakah ini asli? Darimana sumbernya? Terlalu banyak yang janggal?"

Tapi Alleline kukuh dengan projeknya, Witchcraft adalah data asli yang tidak dapat diganggu-gugat, karena dia punya sumber rahasia yang terhubung langsung pada pengambil kebijakan penting Rusia.

Kembali ke apartemen Sang Ketua, Smiley melihat beberapa bidak catur yang ditempelkan nama-nama petinggi MI6, kemudian dia melihat bidak Raja Putih di sana terdapat nama Karla.


Ketiga, Penyelidikan Lebih Lanjut

Kali ini Smiley butuh informasi-informasi lebih dalam.

Dia menugaskan Peter Guilliam untuk mengambil data-data mengenai para staff yang pesiun dari MI6 serta diagram reorganisasi Circus dibawah pimpinan Alleline, serta beberapa laporan keuangan dan pendanaan reptile. Data-data inilah yang dibutuhkan seorang detektif. Dengan data dia mencari informasi yang tepat. Suatu informasi yang mencurigakan, sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Brilliantnya, film ini tidak menjabarkan bagaimana Smiley melakukan deduksi, melainkan emosi apa yang terjadi pada Smiley saat melakukan deduksi.

Mereka tidak menjabarkan metode, karena metode hanyalah untuk para penonton detektif atau mungkin penonton Amerika dan Inggris sudah terlalu banyak nonton deduksi ala CSI (yang kurang manusiawi) jadi mereka membuat TTSS ini dengan bermain emosi. 

Kembali ke Hotel Islay, Peter Guilliam membawa data-data mentah ke Smiley.

Ada beberapa orang yang berhenti dari staf kepegawaian MI6. Beberapa nama Smiley kenal sebagai orang-orang penting di Circus. Tapi satu nama yang membuatnya tertarik adalah Connie Sach. Tak beberapa lama, Smiley ke tempat Connie Sach, dia menanyakan kenapa Connie mengundurkan diri dari Circus. Sebaliknya Connie bilang bahwa dia tidak mengundurukan diri, mereka yang justru mengeluarkan Connie.

Alasannya karena satu nama, Connie mencurigai atase kebudayaan Rusia di London, dia bernama Polyarkov.


Keempat, Kecurigaan demi kecurigaan bermunculan.

Dari laporan keuangan yang diberikan oleh Peter Guilliam, Smiley menemukan transfer rekening yang aneh ke akun bernama Ellis yang merupakan kode nama bagi almarhum Jim Prideaux saat bekerja sebagai agen rahasia.

Anehnya dana itu dikirim 2 bulan setelah insiden meninggalnya Prideaux di Hungaria.

Pertanyaan apakah Jim Prideaux benar-benar meninggal atau hanya cerita buatan untuk menyelamatkannya dari musuh. Seperti yang kita semua tahu, cara bagi agen lapangan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya hanyalah kematian atau membuat skenario (pura-pura) mati seperti James Bond atau Ethan Hunt.

Dan kenyataan Jim tidak benar-benar mati, melainkan dia sudah pulang ke Inggris dengan identitas baru. Sebagai seorang guru honorer di sebuah sekolah dasar.

Cerita pun berlanjut ke rumah Smiley.

Secara mengejutkan Rikki Tarr berada di sana, dan Rikki punya banyak cerita tentang misinya di Turki. Bicara tentang Rikki Tarr yang diperankan oleh Tom Hardy, bisa dibilang di satu-satu sosok agen rahasia ala Hollywood di film ini. Baik Smiley, Guilliam, ataupun Jim Prideaux ketiganya lebih mirip polisi intel daripada agen rahasia yang charming. Sedangkan Rikki Tarr dialah satu-satunya hiburan untuk para cewek (yang nggak kenal dengan Benedict Cumberbatch.) Dia memiliki tubuh yang atletis, hidung mancung, dan rahang besar serta rambut pirang yang gondrong. Sosok agen rahasia yang Menly dan menawan hati perempuan.

Rikki bercerita tentang misinya di Istanbul Turki. Dia mengawasi pengusaha Rusia yang diduga agen KGB, namun dalam perjalanan misinya justru dia bercinta (nge-sex) dengan istri dari orang yang diintai tersebut, layaknya James Bond. Tapi bedanya dengan Bond, Rikki Tarr tidak bisa membela dirinya sendiri dari serbuan para penjahat yang mengincar kepalanya, karena itu dia butuh bantuan dari George Smiley untuk melindunginya di London.

 
Kelima, Penyelidikan Mendalam

Bisa dibilang babak ini adalah favorit saya.

Sutradara-nya berhasil menangkap emosi dan ketegangan yang dialami oleh Peter Guilliam. Iya, saat ini Guilliam adalah satu-satunya orang yang bisa diandalkan oleh George Smiley. Dia harus kembali Circus dan mengambil data-data petugas jaga di bulan November.

Kali ini keadaan jauh lebih buruk daripada sebelumnya. Aturan keamanan kepegawaian semakin diketatkan, bahkan untuk seorang pejabat menengah seperti Guilliam. Di sini dimainkan trik sederhana untuk mengambil dokumen, syukurnya cerita ini bermain pada tahun 70-an awal dimana belum ada kamera CCTV. Guilliam melewati pos keamanan secara biasa, menaruh tas dan menulis catatan, lalu pergi ke ruang arsip. Dia mengambil dokumennya, lalu dikejutkan oleh Alwyn si penjaga pos keamanan. Alwyn bilang ada telepon untuknya, telepon itu sebenarnya adalah trik untuk memindahkan dokumen yang dia ambil ke dalam tasnya.

Tapi kejutan lain datang, dari belakang punggungnya muncul Toby Esterhese.

Dia meminta Guilliam untuk ikut ke ruang rapat.

Di sana di ruang rapat, hadir keempat petinggi MI6. Toby, Alleline, Roy, dan Bill Haydon. Sang Ketua menanyakan kabar Rikki Tarr, yang merupakan bawah dari Peter Guilliam. Dengan santai Guilliam, bilang bahwa dia dan Rikki hampir tiap sore minum teh bersama. Namun Alleline memandang dengan serius. Guilliam sadar bahwa ini adalah sesi interogasi.

Empat orang pemimpin Mi6 ini menggiling Guilliam untuk bicara tentang Rikki Tarr.

Bahwa Tarr adalah pengkhianat, dialah yang menghabis agen MI6 di Istanbul, dan dia kembali ke sini ke London untuk mengobrak-abrik Circus dengan informasi palsunya. Jika Guilliam mengetahui Rikki dan menyembunyikannya maka dia akan dihukum penjara seumur hidup atau hukum mati, ancam Alleline.

Keluar dari gedung Circus, wajah Peter Guilliam terlihat sangat-sangat gusar, meski berhasil mengambil dokumen kepegawaian bulan November, saya bisa merasakan betapa stress-nya Peter Guilliam.

Jika saja dia membuat satu saja kesalahan kecil tadi, dia bisa ditembak mati di sana.


Keenam, Informasi Kunci

Drama masih berlanjut sampai di markas Smiley.

Peter Guilliam menemukan Rikki Tarr sedang bersantai di sofa, sementara dia harus mempertaruhkan nyawa untuk mengambil dokumen penting di sarang singa. RIkki meminta maaf pada atasannya karena lama tak memberi kabar, namun Guilliam sudah penuh dengan amarah setelah berbagai masalah yang sudah dibuat oleh anakbuahnya itu.

Dia pun menghajar Rikki sampai dipisahkan oleh anakbuah Smiley yang lain.

Guilliam berteriak bahwa Rikki adalah agen ganda untuk Rusia, bahwa semua issue tentang petinggi Circus adalah Mole hanyalah omong kosong yang dibuat Karla untuk menghancurkan integritas MI6. Tapi fakta menunjukan sebaliknya, dari catatan yang diambil oleh Guilliam terdapat sobekan, tanggal 20 November menghilang dari catatan.

"Seseorang Mole diantara para petinggi Circus mencoba menutupi jejaknya," ucap George Smiley.

Dari sini mereka mendapatkan informasi kunci. Smiley kembali menelusuri nama-nama staff MI6 yang diberhentikan, satu nama penting yaitu Jerry, dia adalah petugas jaga di malam terbunuhnya Jim Prideaux di Hungaria. Sore itu mereka menemui Jerry di kafe-nya, dan si staff bercerita tentang peristiwa Budapest dari sudut pandangnya. Terjadi kepanikan saat itu, bahkan Sang Ketua tidak bisa berbuat apa-apa ketika mengetahui Jim Prideuax tewas di sana.

Jerry lalu menelpon nomor-nomor darurat, satu nomor yang paling dia ingat adalah rumah George Smiley. Sayangnya, sang ahli ini sedang tidak berada di rumah, dia sedang dalam perjalanan dinas ke Jerman.

Kemudian di pagi buta itu Bill Haydon datang, dia melakukan protokol penyelamatan, dia menelpon para pejabat tinggi Hungaria, dan meminta Esterhase untuk menarik semua agen Inggris dari Hungaria. Pagi itupula Bill Haydon meminta Jerry untuk pergi bersamanya membereskan catatan-catatan Jim Prideaux dari rumahnya. Membersihkan semua seolah tidak terjadi apa-apa.

Mendengar semua cerita itu, Peter Guilliam bertanya-tanya. "Bagaimana mungkin Bill Haydon tahu tentang peristiwa itu? Bagaimana mungkin, karena radio pun belum menyala pukul 1 pagi itu?"

Tapi George Smiley bilang itu mungkin saja, karena Bill Haydon berada di rumahnya saat Jerry menelpon rumahnya, karena Haydon berselingkuh dengan istrinya Smiley.


Ketujuh, Mewawancari Hantu

Satu lagi kunci yang akan membongkar kasus ini adalah Jim Prideaux

Smiley menemukan alamat serta identitas baru Jim sebagai guru honorer di sebuah sekolah dasar di pinggiran London. Mereka pun ke sana dan mewawancari JIm.

Si agen lapangan bercerita apa yang terjadi dari sudut pandangnya. Setelah tertembak mereka mengangkut tubuhnya ke dalam truk, membawanya ke rumah sakit mengeluarkan pelurunya, lalu membawanya terbang jauh ke timur. Jim bercerita bahwa dia diinterogasi oleh orang-orang Rusia. Interogasi yang berat dengan penyiksaan fisik dan mental.

Lalu muncul pria tua misterius dengan postur seperti seorang pendeta. Si pria misterius inilah yang berhasil mengekstrak semua informasi penting dari otak Jim Prideaux. Kemudian muncul seorang tahanan wanita yang tidak dia kenal, tahanan itu langsung ditembak di depan mukanya. Jim bilang bahwa orang-orang ini tahu semua tentang apa yang dia cari di Hungaria, yang mereka lakukan sebenarnya hanyalah untuk mengetahui sejauh mana penyelidikan Sang Ketua tentang mole diantara para petinggi Circus.

Terakhir sebelum dia dibebaskan orang Rusia itu meminta Jim untuk menceritakan semua yang dialaminya di tempat itu kepada Alleline. Smiley pun bertanya, apakah mereka juga mengetahui tentang dirinya.

"Iya, ada satu orang si pendeta itu, dia memiliki pematik api bertuliskan,"

"To George from Ann, All my love." ucap George Smiley. Dia adalah Karla, lanjutnya.

Inilah petunjuk paling penting dalam pemecahan kasus. Seperti yang kita semua tahu, seorang psikopat, seorang sociopath, seorang pelaku pembunuhan berantai, mereka selalu punya petunjuk, mereka selalu meninggalkan jejak untuk ditemukan. Dan apa yang dilakukan Karla di Budapest adalah teka-teki yang ditinggalkan untuk George Smiley. Keterangan selanjutnya setelah Jim kembali ke London, Toby Esterhase mengunjunginya, dia memberikan uang seribu poundsterling dan sebuah mobil. Esterhase bilang bahwa Jim sebaiknya melupakan semua yang terjadi di Budapest, lupakan juga tentang Tinker Tailor dan Soldier.

Dari sini Smiley tahu siapa yang harus diwawancari selanjutnya.


Kedelapan, Interogasi

Selain scene Peter Guilliam yang mengambil dokumen di Circus, Interogasi Toby Esterhase adalah bagian favorit saya.

Siang begitu pintu lift terbuka, Toby Esterhase langsung diciduk oleh Peter Guilliam, ini seperti ajang balas dendam Guilliam setelah sebelumnya Toby membuat dia diinterogasi oleh Alleline. Toby dibawa masuk ke mobil dan George Smiley menyusul masuk mengambil kursi di belakang. Ketegangan di wajah Toby sudah mulai terlihat sejak dia memberi salam dan mesin mobil dinyalahkan.

Mereka membawa Toby Esterhase ke sebuah bandara yang sepi.

Toby semakin ketakutan, bukan hanya wajah, tapi kaki dan tangannya juga ikut gemetaran. Dia melangkah dengan berat seperti orang yang segera dieksekusi mati. Sementara Gary Oldman si George Smiley hanya tersenyum ringan. Saya agak sulit mendeskripsikannya, tapi George Smiley terlihat sebagai orang yang sangat berbahaya yang bisa melakukan apapun. Sering saya dengar bahwa interogasi adalah masalah mental. Para profesional biasanya tidak perlu menggunakan kekuataan fisik pada orang yang diinterogasi. Mereka cukup menatap mangsa dan dia akan berbicara semua yang dia tahu. Itulah yang dilakukan George Smiley, dia tidak perlu menggunakan penyiksaan ataupun kekerasan fisik, karena dia bisa menyerang langsung ke dalam pikiran.

Dia tahu apa yang harus dia lakukan, Smiley bisa menciptakan teror, dia bisa membangkit ketakutan terdalam Estherhase. Trauma yang dialami Toby sewaktu kecil terlihat muncul bersama ekspresi wajahnya. 

Bibir yang ketakutan dan matanya yang menangis, walaupun cuma akting tapi seolah semua begitu nyata. Toby bicara tentang lokasi rumah tempat pertemuan para petinggi The Circus dengan Polyarkov si penghubung Rusia.

Tim Smiley pun pergi ke alamat rumah pertemuan tersebut.


Kesembilan, Detective Trap

Inilah puncaknya, penyelesaian kasus panjang yang dikerjakan Smiley.

Solusi klasik untuk menyelesaikan sebuah kasus dalam kisah detektif yaitu PENJEBAKAN atau memakai istilah kerennya Shady Detective Trap.

Sejak awal yang para penjahat ini cari dari Jim Prideaux adalah satu nama yaitu Rikki Tarr, dan Smiley memilikinya sebagai kartu As untuk Karla.

Rikki 'konon' kabarnya memiliki informasi rahasia atau mother of all secret yaitu siapa Mole diantara para petinggi The Circus. Si pirang ini pun pergi ke Paris, dia mendatangi salah satu agen MI6 dan pos mereka di sana. Dia mengirim telegram ke Circus ke Alleline, mengatakan bahwa dia "punya informasi penting untuk menyelamatkan Circus,"

Dengan hanya sebuah kalimat, Rikki Tarr berhasil membuat keempat petinggi MI6 panik.

Tengah malam Tinker, Tailor, and Soldier mengadakan rapat darurat di kantor The Circus. Alleline pun mengirim telegram balasan bahwa dia butuh konfirmasi sebelum memenuhi permintaannya, bahwa kalimat yang dia sampaikan belum begitu valid.

Rikki Tarr tertawa lepas, dia tahu ini adalah kesengajaan Alleline untuk membuat penundaan, tapi ini juga menunjukan kebodohan mereka karena Rikki sebenarnya tidak punya informasi tersebut.

Kepanikan diantara para petinggi Circus otomatis juga akan membuat panik Mole yang selama ini bersembunyi, si Mole ini pasti akan langsung berkomunikasi dengan Karla di Rusia. Dan tepat seperti yang diperkirakan oleh Smiley, sang Mole pun langsung pergi ke rumah Witchcraft bersama dengan Polyarkov, dan di sana Smiley sudah menunggu.

Tirai pun terbuka, dan sang Mole tidak lain adalah Tailor.

Yang saya tulis di atas adalah SALAH.

Sebenarnya, adegannya tidak sesederhana itu.

Semuanya begitu mengejutkan, saya butuh 3 kali nonton untuk sampai ke kesimpulan di atas.

Sutradara-nya berhasil membuat pertunjukan ala magician professional, beberapa adegan yang tidak perlu di CUT, langsung ke adegan-adegan penting, namun adegan-adegan yang penting ini seperti potongan puzzle yang harus anda rangkai sendiri.

Apa yang dikerjakan oleh Rikki Tarr memang terlihat jelas, tapi yang dikerjakan oleh Smiley dan Tim-nya hanya berupa potongan-potongan gambar. Smiley mengangkat telepon dan Mendel yang mengawasi The Circus berbicara, sementara itu Peter Guilliam berada dalam posisi menunduk di parkiran yang gelap dan sepi, dia menunggu tanda untuk melakukan penyergapan.

Peter melihat jam dengan sangat gelisah, tidak ada tanda-tanda ataupun signal dari George Smiley.

Waktu habis, Peter memutuskan untuk masuk ke rumah itu dan naik ke atas.

Di sana dia mendengar dua orang berbicara bahasa Rusia. Dia semakin khawatir dengan keselamatan atasannya, “Apakah Smiley meninggal atau tidak?” Dan secara mengejutkan dia melihat Polyarkov berdiri di muka Smiley. Sang ahli spionase menodongkan pistol ke sosok di hadapannya. Polyarkov melangkah keluar dan di depan Smiley terlihat Bill Haydon. Dialah Mole yang selama ini bekerja untuk Karla.


Ending yang dingin

Suatu siang yang hujan di asrama militer, tempat yang sama dimana Jim dirawat setelah pulang dari Hungaria.

Di pintu gerbang George Smiley berpapasan dengan Percy Alleline, berbeda dari saat menginterogasi Peter Guilliam, kali ini Alleline terlihat seperti kakek tua yang kelelahan.

George memasuki rumah tahanan tersebut. Bill Haydon sang Mole terlihat seperti orang sakit yang tidak mandi dan tidak tidur selama seminggu. Dan Bill memaparkan apa saja yang terjadi, kenapa dia memilih bekerja untuk Karla, dia juga memberikan pesan-pesan terakhir pada George Smiley, memang faktanya dia akan dieksekusi mati beberapa detk lagi.

Lalu tentang Ann dan perselingkuhannya, Bill bilang bahwa tidak ada yang personal, Karla tahu Smiley adalah yang terbaik, tapi Smiley juga punya kelemahan yaitu masalah cinta. Dengan mengambil Ann membuat titik buta pada penglihatan Smiley, dan itu benar terjadi sampai titik tertentu.

Smiley pun meninggalkan Bill Haydon, tidak beberapa lama. Jim Prideaux pergi ke asrama tersebut, dia membawa senapan. Bill sedang berdiri di depan pagar rumah tahanannya, dan “Bukkk” satu peluru menembus langsung kepala Bill Haydon.

Kemudian kamera menyorot Jim Prideauv ada air mata yang mengalir di pipinya.

Di level seperti para petinggi MI6 sebuah tindak kejahatan tidak akan melalui pengadilan formal ataupun militer, mereka punya cara mereka sendiri. Saya jadi ingat kisah Shinshengumi, ketika mereka menemukan kegagalan ataupun pengkhianatan, maka mereka sendiri yang akan memberi hukuman, mereka yang akan langsung menghukum mati tersangka.


Epilog

Gambar kembali flashback ke acara pesta natal di The Circus. Saya suka musik latarnya, mereka memperdengarkan lagu klasik berbahasa Prancis. Saya tidak tahu judulnya, tapi lagu itu keren habis, Grande! Bersama dengan lagu itu kamera menyoroti wajah Bill Haydon yang tampak aneh dan kesepian, lalu menyorot wajah Jim Prideaux, kemudian eksekusi matipun terjadi. Mayat Bill Haydon tergeletak di tanah bertaburan daun maple yang kering.

Kamera lalu berpindah ke perjalanan pulang George Smiley ke rumahnya, di sana dia disambut oleh Ann istri yang telah lama meninggalkannya. Lagu latar pun semakin mendekati klimaks.

Pintu dibuka, dan George Smiley terlihat mengenakan jas hitam yang keren, dia berjalan dengan gagah menyalami penjaga pintu. Dia naik ke atas tangga, lalu melewati para staf, serta Peter Guilliam berdiri dihadapannya, si anakmuda ini mengenakan jas warna karamel, dia tersenyum kemudian melewati George Smiley.

Kamera menyoroti ruang rapat dan Smiley mengambil posisi duduk di tempat Sang Ketua. Dia tersenyum dan terdengar tepuk tangan para penonton, Bravo, Bravo, George Smiley.


Konklusi

Film ini saya kasih nilai 84 skala 100

.  .  .

No comments:

Post a Comment