Thursday, August 20, 2015

Mission Impossible Rouge Nation

Review by Ftrohx


Bagaimana caranya mengembangkan ide / tema yang sudah sangat-sangat terbatas? 

Iya, ini adalah masalah.

Tema spionase menurut gw adalah tema yang sangat-sangat terbatas, apalagi ketika tema tersebut tanpa embel-embel lagi seperti romansa, horor, atau Sci Fi. Spionase murni rasanya sudah begitu banyak orang yang pakai; ada James Bond, Bourne Series, Thinker Tailor Soldier, dan seterusnya. Semuanya terbatas, pertanyaannya apa yang bisa lo lakukan di sesuatu yang terbatas itu?



Tapi McQuarrier berhasil melakukannya, dia mengkombinasikan trik-trik lama, plot-plot yang sudah kita kenal sebelumnya, potongan-potongan puzzle dan membuat frame yang baru. Dan inilah yang terjadi di Mission Imposible Rogue Nation, semuanya formula lama. 

Gw melihat film ini justru adalah potongan-potongan puzzle dari 4 Mission Imposible yang sebelumnya, +plus Quantum Solace dan George Smiley. Mereka membongkar ulang ide-idenya dan menyusun kembali menjadi satu film baru.


Ok. langsung ke pembahasan (spoiler) dua bagian awal dari film ini, saat Ethan Hunt berada di London dan bertemu dengan sang antagonis utama Mr. Solomon Lane.

Ini jelas plot ala detektif/spion klasik, gw suka baunya, suasana-nya, anginnya, dan dinginnya malam di kota London, asli klasik banget. And bagian ini juga mengingatkan gw dengan Mission Imposible yang pertama, suasananya mirip seperti ini saat Ethan Hunt dikhianati oleh kepala timnya sendiri Jim Phelps.

Ethan Hunt mencari data rahasia, data terenkripsi dari sebuah bank data yang nyaris tak dapat ditembus di sebuah bangunan yang dijaga dengan sangat ketat.

Kemudian misinya adalah mengambil data tersebut, namun masalah lain terjadi setelah data tersebut berada digenggamannya, dia harus menukar data tersebut demi nyawa seorang temannya, situasinya nyaris sama. Hanya saja, sistem keamanannya beda, teknologinya berbeda, lingkungannya berbeda, kotanya berbeda, dan data terenkripsi yang berada di dalam disk tersebut berbeda.


Kedua, karakter-karakter stereotype, mulai dari si cewek misterius Rebecca Ferguson. Keberadaannya persis seperti karakter dari karya-karya detektif dan spionase klasik, seorang cewek cantik yang diragukan keberpihakannya. Cewek misterius yang memberikan misi kepada si jagoan, seorang cewek yang juga menyelamatkannya, sekaligus yang mengkhianatinya dan nyaris membuatnya tewas.

Selain Rebecca Ferguson, adalah si antagonis utama Mr. Solomon Lane, seorang pria yang katanya sangat jenius, seorang mantan agen rahasia yang begitu mirip dengan Mr. Ambrose musuh utama Ethan di film MI:2. Sama-sama mantan agen yang kemudian membentuk kelompok sendiri, dan kelompok tersebut melakukan serangan terhadap para pejabat penting di Eropa dan Amerika. Sebuah kelompok yang sangat kuat yang bisa mengakhiri seluruh lembaga IMF.


Ketiga scene di Vienna Opera, kenapa harus di Opera House? Ok, ini plot pembunuhan seorang Kanselir tentu saja harus di Opera House harus pada pertemuan khusus yang glamor dan mewah.

Ok, tapi adegan ini entah kenapa mengingatkan gw dengan film James Bond: Quantum Solace saat Bond mengejar Mr Greene sampai ke Vienna atau di mana gituh yang ada gedung opera modern-nya. Terjadi baku tembak di sana, terjadi pertarungan di belakang panggung, kemudian aksi Bond untuk kabur dari kejaran para polisi atau secret service di sana


Keempat drama anti-LeCarre. Beda dengan spionase ala LeCarre yang berirama Jazz yang dalam, tenang, dan lambat.

Mission Imposible 5 ini jauh, jauh lebih. Semua percakapan, semua deduksi, semua analisa di CUT semua. Semuanya bergerak dengan cepat seirama dengan aksi kejar-kejar MotoGP Maroko bersama Tom Cruise dan Rebecca Ferguson.

Dalam spionase; deduksi, analisa, dan pencarian problem-solving adalah hal yang penting. Tapi untuk Tom Cruise semua itu seolah menjadi tidak penting, karena dia tahu untuk orang-orang yang sudah baca novel-novel bertema spionase, segala pencacahan kontra-intelijen, ya pasti itu-itu aja.

Tapi satu yang menarik buat gw adalah saat dia mendeskripsikan kepala badan Intelijen Inggris dan sosok mirip George Smiley dari karya-nya LeCarre. Untuk penggemar Thinker Tailor Soldier and Spy seperti gw, itu sangat mukul banget! Hahaha...


Kelima, tentu saja bukan Mission Imposible tanpa lagu tema Mission Imposible dan pemecahan kasus dengan menyamar sebagai orang lain.

Bicara tentang menyamar, cuma Mission Imposible yang saat ini konsisten dengan itu, film agen rahasia lain sudah meninggalkannya sebut saja James Bond dan Jason Bourne, tapi perlu menggunakan topeng wajah orang lain untuk memecahkan kasus. Mereka akan bilang "Memang kamu siapa? Sherlock Holmes yang harus menyamar untuk menangkap penjahat di His Last Bow?"

Tapi saya suka ini, Mission Imposible kembali ke jalan yang benar setelah film sebelumnya MI4 di Dubai dia gagal menyamar. Dan bahkan menurut saya adegan menyamarnya kali ini jauh lebih berhasil daripada aksi Ethan saat di Vatican dimana dia menangkap Davian.

Bicara tentang adegan action, sudah lama rasa gw nggak nonton film dengan adegan action seperti ini. Terutama aksi kejar-kejaran motor di Maroko itu. Ini jauh-jauh lebih baik daripada Fast and Furious, oh sorry mereka balap mobil. Ini jauh lebih baik daripada MI2 yang juga pakai aksi balap-balapan motor.

Secara keseluruhan film ini keren, untuk adegan action gw kasih nilai 70 sedangkan plot / problem solving gw kasih nilai 80, karena mereka berhasil menyampaikan pesannya "Misi yang tidak mungkin"

Jadi average-nya 75 skala 100
.  .  .


Ilustrasi, sumber thestudioexec.com

No comments:

Post a Comment