Friday, September 4, 2015

Sherlock Holmes and Bruce Wayne

By Ftrohx


Begitu banyak karakter detektif yang ada di dunia ini, mulai dari Auguste Dupin, Hercule Poirot, Dr. Fell, Amelia Butterworth, Rouletabille, Superintendent Battle, Lord Peter Wimsey, Phillip Marlowe, Arsene Lufin, dan seterusnya. Tapi kenapa yang masih tetap bertahan, masih sering disebut orang adalah Bruce Wayne dan Sherlock Holmes?

Apa sih istimewa-nya Sherlock? Jika kita baca novel dan antologinya karya Arthur Conan Doyle, nggak ada yang istimewa. Jujur, Sherlock Holmes itu kalah sebenarnya jika anda bandingkan dengan Amelia Butterworth di New York, Rouletabille di Prancis, dan Hercule Poirot di Inggris Raya. Tapi kenapa Sherlock Holmes terus bertahan sementara 3 nama besar itu menghilang ditelan zaman?



Gw berpikir ulang lagi, apa kerumitan sebuah kasus bisa membuat sebuah karya detektif begitu terkenal, begitu hebat hingga terus diingat orang selama ratusan tahun.

Untuk beberapa kasus gw bisa jawab iya, seperti And Then They Where None dari Agatha Christie, jelas karya itu akan terus dikenang orang hingga beratus-ratus tahun. Jikalau pun ada orang yang mengambil gagasan itu seperti komik Jepang Doubt dan Judge!, serta Devil karya Knight Shamalan jelas semua orang tahu sumber idenya, itu dari Agatha Christie.

Tapi dengan karya-karyanya yang lain, seperti Hercule Poirot kenapa itu tidak terlalu dikenang?

Gw berpikir lagi, masalah di Hercule Poirot adalah masalah nama, nama itu jelas bermasalah. Hercule siapa? Hercules Putra Zeus? Atau Poirot apa? Bukannya dia ahli pengobatan alternatif itu? Nama yang aneh?

Begitupula dengan Rouletabille, meski karya benar-benar bangsat keren, tapi nggak ada orang yang luar negeri (Amerika dan Inggris) yang mengingat namanya? Siapa namanya detektif yang di kasus Yellow Room itu? Roro Tabil? Ruro Tabile? Atau siapa? Saya sendiri sering salah mengeja namanya.

Sama halnya dengan Amelia Butterworth, Amelia yang mana? Amelia yang temannya Lincoln Rhyme atau Amelia yang di Biru Indigo? Amelia detektif yang mana? Jelas nama dia pasaran. Nggak peduli meski kasus yang Amelia tangani jauh-jauh lebih keren daripada Sherlock Holmes tetap Amelia Butterworth adalah karakter yang terlupakan oleh banyak orang.

Kedua masalah karakter, jelas Sherlock Holmes itu sangat nyebelin. Sangat mengganggu bagi para pembacanya, apalagi para kritikus mereka jelas marah-marah. "Mana ada orang yang ceramah sepanjang itu? Dan yang lebih nggak masuk akal lagi ada orang bergelar dokter yang mau mendengarkannya? John Watson maksud saya"

Lalu bagaimana dengan yang lain, Hercule Poirot juga berceramah seperti Holmes, tapi jelas dia bukan Holmes, kemudian Arthur Hasting? Siapa Arthur Hasting? Kenapa dia begitu meniru John Watson. Jelas peniru yang failed.

Tapi bagaimana dengan pendahulunya. Auguste Dupin, dia hebat, dia jenius, dia jago matematik sekaligus jago dalam hal sastra. Iya, Dupin memang hebat, sayangnya kisahnya hanya berakhir di 3 cerita pendek dari Edgar Allan Poe. Andai saja Poe, menulis 4 novel tentang Dupin plus 50 cerita pendek, mungkin ketenaran Sherlock Holmes tidak akan pernah seperti sekarang.

Lalu bagaimana dengan Bruce Wayne aka Batman the World Greatest Detective, jelas dia adalah tiruan lain dari Sherlock Holmes?

Iya, dia memang tiruan, tapi dia membawa ide yang lain juga yang nggak plek ke tiplek meniru Holmes. Sebuah ide yang besar yaitu sebuah topeng.

Ketika begitu banyak kasus yang mesti lo pecahkan, ketika begitu banyak musuh, lo nggak bisa membiarkan identitas lo terbuka, karena jelas itu terlalu berbahaya. Bukan hanya untuk diri lo sendiri tapi juga orang-orang yang berada di sekitar lo. 

Kedua para musuh-musuh yang jadi fondasi kuat bagi keberlangsungan hidup Batman, musuh-musuh yang membuat Batman menjadi se-Agung sekarang.

Batman memiliki banyak musuh yang unik, musuh-musuh yang tematik, yang meski (pada awalnya) tidak hebat, tapi sekarang begitu memorable; sebut saja Joker, Bane, RIddler, Penguin, Two Face, ScareCrow, Ras alGhul, dan seterusnya.

Beda dengan Sherlock Holmes, siapa musuh Holmes yang lo ingat kecuali Prof. James Moriarty dan Colonel Sebastian Moran, selain itu Hound of Baskerville, dan Von Bork dari Jerman. Nama-nama selain itu gw lupa, mungkin kurang populer. Tapi coba kita bandingkan dengan Hercule Poirot, atau Rouletabille, siapa musuh mereka yang kita ingat? Jujur gw lupa, kita bisa ingat kasusnya tapi lupa siapa musuhnya? 

Selanjutnya kenapa Bruce Wayne dan Sherlock Holmes bisa bertahan di Hollywood di saat detektif-detektif yang lain menghilang dan tenggelam dimakan zaman?

Menurut gw penyebab utamanya adalah karena mereka berdua adalah karakter action. Batman, jelas dia lebih banyak adegan action dibanding dengan deduksi, semua peralatan itu, rompi anti peluru, jubah Batman, besi pelindung di lengan, shuriken, dan bumerang, Batman diciptakan memang untuk bertarung melawan penjahat.

Begitupula dengan Holmes, jika anda mengecek di wikipedia, ada daftar panjang keahlian beladiri yang dikuasainya. Mulai dari beladiri tangan kosong, tinju, gulat, baritsu, keahlian permainan tongkat, pisau, fiercing, pistol, dan seterusnya. Holmes bisa dibilang ada prototype dari semua agen rahasia modern seperti Ethan Hunt, James Bond, Bourne, dan sebagainya, secara tidak langsung mereka para agen rahasia (Hollywood) tersebut meniru dari Holmes yang kuat secara fisik dan cerdas secara mental.  

Bagaimana dengan Poirot dan teman-temannya yang lain. Poirot memang hebat, sangat hebat malah. Sayangnya secara fisik dia tidak dideskripsikan seperti Holmes yang luar biasa hebat. Memang Poirot juga memiliki aksi-aksinya sendiri seperti di kasus Big Four dimana dia menjadi agen rahasia, sayangnya Agatha Christie terlalu memaksakan diri untuk hal itu. Poirot memang nggak cocok jadi agen rahasia belakangan setelah kasus Big Four, Agatha membuat kisah Poirot kembali ke jalan yang benar menjadi detektif biasa.

Sementara di Amerika sendiri ada Detektif Philip Marlowe dari The Big Sleep karya Raymond Chadler, tapi kenapa Marlowe nggak bertahan seperti Sherlock dan Bruce Wayne? Ini juga rasanya patut untuk dipertanyakan, secara tampilan gaya Marlowe mirip dengan Daniel Craig, seorang lelaki tangguh yang suka main dengan cewek sexy (geleng-geleng kepala) nggak jauh beda dari Bond. Jadi menurut gw Marlowe tergilas oleh James Bond di Hollywood karena itu dia terlupakan oleh banyak orang.

Ok, apa kesimpulan yang bisa kita dapat dari kasus-kasus di atas.

Pertama, nama adalah hal yang sangat penting, sebuah karakter yang sama dengan cerita yang sama kuatnya tapi dengan nama yang berbeda menghasilkan output yang berbeda. Nama adalah hal yang sangat-sangat penting dalam dunia fiksi. Ketika lo punya nama yang tepat lo bisa menjadi legenda.

Kedua, karakter yang kuat mesti punya lawan yang kuat, lebih dari itu lawan kuat juga mesti punya nama yang kuat. The Joker, Riddler, Bane, Moriarty, Count Dracula dan seterusnya mereka penjahat dengan nama yang sangat kuat.

Ketiga, detektif memang harus memecahkan kasus, tapi dia nggak harus selalu ceramah, dan jelas orang-orang lebih suka melihat detektif beraksi (bertarung, kejar-kejaran, dan tembak-tembakan) daripada menjabarkan deduksi panjang lebar tentang sebuah kasus.

keempat, seperti yang selalu gw bilang, si detektif harus punya karakter, suatu pembeda sebuah ciri khas yang membedakannya dengan detektif-detektif. Dan ciri khas itu harus unik, ketika kita melihatnya kita akan langsung ingat dia, seperti cangklok pada Sherlock Holmes atau Shuriken berbentuk kalelawar yang mengingatkan gw pada Batman. 

Terakhir, gw jadi ingat perkataan Om Eka Kurniawan di salah satu artikel-nya. "Omong kosong jika kamu pikir menulis dan buku diciptakan untuk keabadian. Setiap hari orang menulis, setiap hari lahir buku baru, dan sebagian besar, 99,999999% akan hilang dari peradaban. Dilupakan. Percayalah. Survival the fittest, kata Darwin. Buku dan pemikiran tak ada bedanya dengan binatang. Ada yang punah, dan sedikit yang bertahan menghadapi ganasnya zaman."

Sherlock Holmes, James Bond, Bruce Wayne, Ethan Hunt, dan teman-temannya di Hollywood gw rasa masih akan bertahan sampai beberapa dekade ke depan. Tapi bagaimana dengan yang lainnya yang dari adaptasi novel New York Bestseller belakangan ini? Hm, rasanya mereka nggak akan bertahan seperti Holmes dan Batman.

.  .  .

4 comments:

  1. Mengomentari soal nama, satu faktor yang terpikirkan soal mengapa penamaan Holmes terkesan lebih 'menjual' mungkin karena Holmes adalah nama yang pengucapannya hanya satu suku kata (monosyllable). Dengan begitu orang akan lebih mudah menyebutkan dan mengingatnya.

    Coba bandingkan juga dengan Bruce Wayne. Sama-sama monosyllable baik nama depan maupun nama belakangnya. Hehe

    ReplyDelete
  2. Asli Fan, gw nggak kepikiran itu,

    Iya ya Holmes dibaca cuma satu suku kata, seperti Ohm dalam bahasa India

    Iya, begitupula dengan Wayne, sekali pengucapan.

    Gw bertanya-tanya sendiri apa para penulisnya, berpikir sampai sejauh itu ya? Ataukah cuma kebetulan? Hmm,

    ReplyDelete
  3. Sebenarnya saya juga keinspirasi sama omongan creatornya serial tv Monk (Andy Breckman) di commentary versi DVD-nya.

    Jadi dia ditanya kenapa karakter utamanya dikasih nama "Monk". Terus katanya dia pengen nama karakternya monosyllable, biar mudah diucapin dan diingat.

    Nah, pas inget itu saya juga jadi mikir lagi. Iya juga ya.

    Sherlock 'Holmes'
    James 'Bond'
    Jason 'Bourne'
    Ellery 'Queen'
    Inspector 'Morse'
    Patrick 'Jane' (The Mentalist, recommended bgt >_<d)
    Gregory 'House' (yang ini medical mystery, hehe)

    Mungkin memang ada pengaruhnya, meski kayanya ga bgtu banyak..

    ReplyDelete
  4. Assikkk... gw baru tahu kalau ilmunya kaya begitu,

    Mungkin gw juga akan bikin karakter detektif dengan nama yang simple ! Aaaaaaaaaaaa...

    Tapi belum ketemu kecuali duet Azra dan Lufin

    ReplyDelete