Thursday, September 10, 2015

Masalah Ketidakpedulian

by Ftrohx


"Rada susah meyakinkan Pemerintah (Indonesia) bahwa pembukuan Indonesia gawat darurat. Lah itu buku baru di toko buku banyak, lah itu si penulis A hidup makmur, dst. Sekarat dimana?" - Tsugaeda


Saya setuju dengan apa yang dibilang sobat saya di atas itu, bahwa sebenarnya dunia literasi Indonesia sedang berada dalam titik yang sangat kritis.

Meski begitu banyak buku yang dicetak tapi siapa yang peduli.

Iya inilah masalah orang Indonesia, 'ketidakpedulian' terhadap apa yang ada disekelilingnya. Karena 'tidakpeduli' maka "orang Indonesia" tidak suka membaca.

Buat apa membaca, apa serunya membaca, emangnya membaca itu keren. "Huh, siapa lo?" Emangnya penting gw baca tulisan lo, gw lebih suka lihat foto atau buka Lazada daripada membaca tulisan lo. Atau daripada duit 50ribu buat baca buku yang nggak penting, mending gw buat nonton bioskop, jauh lebih seru.

Emangnya orang Indonesia punya penulis? Emangnya ada novel detektif di Indonesia? Toh, gw nggak tahu dan apa peduli gw, siapa gw harus peduli dengan hal seperti itu.

Yang penting gw nonton film bagus, gw melihat bintangnya, gw melihat wajah mereka yang rupawan, gw nggak peduli siapa yang ada di belakang layarnya. Siapa yang menulis cerita ataupun yang menyutradarainya. Siapa gw harus memperdulikan hal itu.

Gw nggak peduli lo mau nangis darah atau apapun dibelakang layar sana yang ingin gw lihat ya hasilnya.

Iya, begitulah orang Indonesia.

BOHONG, kalau orang Indonesia adalah orang-orang yang baik. Orang yang ramah dan bla bla bla... Meski, iya memang ada sih orang-orang Indonesia yang baik tapi sedikit, perbandingannya 1 banding seribu.

Huh, kenapa gw bicara ngalor-ngidul begini, ya karena gw melihat banyak hal. Banyak buku-buku yang keren diterbitkan setiap tahun namun mereka hilang begitu saja dilupakan. Lalu muncul anak-anakmuda baru yang membuat karya tanpa melakukan riset dulu, lalu mereka menyatakan diri mereka yang pertama ada di Indonesia, terutama di genre crime thriller.

"Hei, gw yang pertama loh, nggak ada orang Indonesia yang buat, bla bla bla..." Tapi kenyataan, huh, di bawah standar. Iya, kelemahan terbesar orang Indonesia adalah riset, lagipula siapa yang peduli dengan riset kalau lo bisa nyontek atau copy-paste.

Lebih parah lagi, anak-anakmuda zaman sekarang sudah MALAS menggoogling, padahal tinggal buka GOOGLE terus ketik kata kunci, tapi karena mereka malas untuk membaca, mereka jadi malas melakukan riset dengan search engine itu.

Generasi kebawah ini, mereka lebih memilih bertanya pada temannya, dan teman mereka memberi jawaban singkat. Masalahnya jelas yang ditanya juga malas googling, jadi iya begitu. Apa yang mereka bahas begitu dangkal, dan mereka pun membahasnya di twitter atau Sosmed yang cepat hilang diantara tumpukan data sampah. 

Sementara itu generasi atas, generasi yang sudah mapan dan punya ini itu, mereka sama saja. Kebanyakan mereka nggak peduli dengan masalah anakmuda. Anak siapa? Bukan anak-anak gw kok? Itu urusan mereka sendiri.

Dan anda tahu, membaca buku atau artikel adalah pekerjaan yang melelahkan bagi banyak orang di Indonesia. "Lo mau bayar gw berapa untuk baca buku lo, untuk baca artikel lo?" Begitu kata mereka.

.  .  .

No comments:

Post a Comment