Monday, October 19, 2015

Apa itu artis International?

By Ftrohx


Apa itu artis International? Apa definisinya? Apa ukurannya? Apa standarnya sampai seorang artis layak disebut Go International? Kemudian apa Go International itu penting? Semua begitu rancu terutama jika bicara dari sudut pandang orang Indonesia?

Gw bicara tentang hal ini karena di bulan ini ada yang heboh, pertama Frankfurt Book Festival dimana Indonesia menjadi tamu kehormatan dan banyak penulis Indonesia yang hadir di sana.

Kedua tentang Agnes Monica yang kembali ke Jakarta.

Agnes Monica terkenal dimedia dengan kehebohannya pernyataannya bahwa dia ingin jadi artis Indonesia pertama yang Go International.

Padahal kita tahu, sebelumnya jelas sudah ada penyanyi Indonesia yang menembus ranah International yaitu Anggun C Sasmi yang menembus pasar musik Prancis, kemudian ada Sandi Sandoro di Jerman, dan musisi lainnya lagi yang menembus pasar di negara lain melalui jalur indies.

Tapi untuk Agnes, definisi Go International adalah menembus pasar Amerika, menembus sesuatu yang major dan prestige di sana. Kenapa Agnes berpikir seperti itu, karena jelas dia adalah generasi 90an/2000an yang tumbuh bersama dengan MTV Indonesia. Untuk anak-anakmuda yang tumbuh di generasinya Go International adalah menembus pasar Amerika.

Ok, kenyataannya ada kok, beberapa artis Indonesia lain yang sudah Go International sesuai dengan definisi itu -menebus pasar Amerika, seperti Joe Taslim, Iko Uwais, Ray Sahetapi dan teman-temannya yang lain. Tapi kenapa image/brand Go International itu justru lebih melekat pada Agnes?

Pertama karena image yang dibangun oleh media, dan kedua jelas karena masalah pro dan kontra-nya.

Kenapa bisa terjadi Pro dan Kontra, ini tentu saja karena sikap Agnes sendiri. Berbeda dengan artis-artis lain yang saya sebut namanya di atas. Mereka menembus pasar luar negeri namun mereka tidak dibesar-besar oleh media seperti apa yang terjadi dengan Agnes.

Kedua, mereka meski sudah menembus pasar luar negeri mereka tetap terlihat ramah dan membumi, tetap terlihat sebagai orang Indonesia. Sedangkan Agnes dia dibangun oleh generasi MTV yang terobsesi dengan mereka yang jelas dalam berbahasa iya dia MTV banget. Sementara teman-teman alumni The Raid justru terlihat sebagai orang biasa.

Ketiga keangkuhan di depan kamera dan paparazi. Berbeda dengan artis-artis lain yang lebih ramah pada media, Agnes justru terlihat menjaga jarak atau lebih tepatnya membuat tembok pada media dan serbuan wartawan. Paradoks dengan ego-nya sendiri yang ingin disorot media sebanyak-banyaknya.

Ini dikritik oleh banyak teman-teman media terutama MalesBangetDotCom yang terang-terangan mengkritik dia dengan cukup sarkas.

Ok, keangkuhan di depan para wartawan bukan hanya dilakukan oleh Agnes, Dian Sastro pun juga melakukannya.

Di banyak kesempatan dia bukan hanya menghindari sorotan kamera dan pertanyaan para wartawan, tetapi dia juga menganggap mereka semua tidak ada. Atau apa istilah, dia seolah berada di dimensi yang lain yang berbeda dengan orang-orang biasa, padahal kenyataannya dia tetap masih menginjak bumi.

Bukan hanya para wartawan yang mengkritik, para artis lain pun juga banyak yang mengkritik. Dia memiliki kelompoknya sendiri, dunianya sendiri, meski kenyataanya dia masih berada di ranah yang sama.

Tapi untuk kasusnya Dian Sastro, ego-nya masih dapat diterima banyak orang dibanding dengan Agnes Mo. Mungkin karena Dian nggak menyatakan secara langsung ke media-media tentang impiannya untuk Go International atau mungkin Dian juga menyadari batasan dirinya atau iya mungkin dia lebih realistis dengan karier dan keluarganya.
.  .  .

1 comment:

  1. terimakasih infonya sangat membantu, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2okUUAT

    ReplyDelete