Tuesday, March 11, 2014

Alegori Reichenbach Fall ( I )

Alegori Reichenbach Fall ( I )
By Ftrohx


Banyak detektif di Abad 18, 19, dan 20 yang begitu luar biasa, banyak detektif yang memecahkan kasus pembunuhan super-rumit. Tapi Kenapa justru Sherlock Holmes lah yang paling terkenal?

Karena Holmes lebih dari sekedar detektif tentunya. Holmes adalah karakter super-hero, prototype dari semua karakter super-hero Hollywood yang ada sekarang.

Dan yang membuat cerita Sherlock Holmes menjadi luar biasa adalah karena Holmes memiliki musuh yang 'Overwhelming' yaitu Prof. James Moriarty si penguasa dunia hitam London.

Saya juga melakukan penelitian terhadap detektif-detektif lain. Semisal Hercule Poirot dan Superintendent Battle karya Agatha Christie, kebanyakan para detektif ini bekerja hanya untuk sendiri, untuk masalah-masalah personal (pembunuhan karena harta warisan atau pembunuhan karena kecemburan, dst.) Begitu pula dengan Amelia Butterworth karya Anna K. Green, juga Rourotabille karya Gaston Leroux. Kasus-kasusnya benar-benar luar biasa, spektakuler seperti labirin yang dibuat oleh jawara Arsitektur. Tapi mereka juga fokus pada masalah personal bukan kriminal secara luas.

Saya nggak ingin mendiskreditkan yang lain, saya melihat mereka (para detektif itu) sangat genius dengan lawan-lawan yang briliant kayak setan. Tapi permasalahan mereka hanya personal dan tidak memberi ruang pada sesuatu yang besar, sesuatu yang bisa menjadi patokan, sesuatu yang bisa menjadi standar modern dalam dunia fiksi.

Ok, langsung aja saya bicara tentang Final Problem (1894) atau yang sering kita kenal dengan kasus Reichenbach Fall.

Kasus ini adalah klimaks dari kehidupan Sherlock Holmes, dengan kasus ini Sir Arthur C. Doyle berencana untuk mengakhiri cerita dari Sherlock Holmes dengan membuatnya mati. Bukan mati yang biasa, tapi mati dengan cara yang spektakuler.  Mati bersama dengan penjahat super yang menguasai kota London yaitu Moriarty.

Holmes mendeskripsikan Moriarty sebagai professor di bidang matematik yang mendapatkan banyak penghargaan. Namun kegeniusannya itu justru dia gunakan untuk membuat organisasi kejahatan. Kasus pembunuhan, perampokan, pemalsuan, kasus korupsi dan lain-lainnya yang diselidiki Holmes mengarah pada nama Moriarty. Selama berbulan-bulan Holmes melakukan penyelidikan, hingga akhirnya dia mendapatkan bukti-bukti penting untuk mengadili Moriarty dan para anak buahnya. Sayangnya di cerita versi asli ini tidak dideskripsikan apa bukti-bukti yang ditemukan Holmes untuk menangkap Prof. Moriarty itu.

Arthur C. Doyle langsung melompati begitu saja bagian itu. Karena cerita Final Problem (1894) ini dari narasi Watson, si asisten ini pun tidak tahu apa yang ditemukan Holmes sehingga dia bisa membuat polisi dan pengadilan mempunyai bukti untuk melumpuhkan organisasi Moriarty. Tapi meskipun organisasi Moriarty bisa dilumpuhkan namun para pembunuh bayarannya masih berkeliaran di London. Dan sang Professor sangat marah hingga memerintahkan seluruh penjahat di seluruh penjuru London memburu Sherlock Holmes.

Final Problem (1894) sebenarnya punya banyak lubang di sini, banyak yang tidak terjelaskan.

Dari sudut pandang saya kemungkinan sih karena konsepnya terlalu besar Arthur C. Doyle tidak dapat menuliskan cerita itu. Jadi dia biarkan saja lubangnya terbuka. Namun di sini sisi brilliantnya, lubang-lubang itu menjadi spekulasi, menjadi spoiler, menjadi hipotesis-hipotesis baru, dan lubang itu memancing kreatifitas pada para penulis generasi selanjutnya.

Sedikit lagi tentang Final Problem (1894) setengah bagian dari cerita ini adalah narasi Holmes tentang siapa Professor Moriarty, setengah bagian lagi adalah cerita perjalanan Holmes dan Watson menghindari para pembunuh bayaran yang ditugaskan oleh Moriarty untuk menghabisi mereka. Holmes membuat perjalanan keluar dari London, lalu ke Brussel (Belgia) kemudian mereka pergi jauh ke Swiss. Meski sudah jauh dari London tapi tetap para pembunuh bayaran mengikuti mereka, lalu Holmes mendapat telegram dari Scotland Yard bahwa meski organisasinya telah dilumpuhkan namun Moriarty berhasil lolos dia pergi ke luar Inggris. Dari situ Holmes sudah mendeduksi bahwa Moriarty pasti telah ada di belakang mereka dalam perjalanan ke Swiss. Holmes memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat terpencil di pegunungan Alpen. Coba lo bayangin tahun 1894 di pegunungan Alpen, di jaman sekarang aja yang penduduk sudah padat naik ke daerah pegunungan masih menyeramkan apalagi di jaman itu??

Holmes dan Watson sampai di sebuah Villa terpencil di gunung Alpen, berjalan dari Villa itu terdapat sebuah air terjun tersembunyi yang sangat besar bernama Reichenbach Fall

Nah di sinilah legendanya, konon di Swiss di pegunungan Alpen tidak ditemukan ada air terjun seperti yang di gambarkan itu. Saya sendiri membuka wikipedia tapi tidak menemukan photo  air terjun raksasa itu. Yang ada hanya sebuah gambar lukisan dan bukan photo dari Reichenbach. Ada photo tapi bukan Reichenbach yang di lukisan itu.

Beberapa ahli bilang bahwa Reichenbach itu tidak pernah ada, itu hanya setting fiksi dari Arthur C. Doyle untuk membuat cerita yang dramatis.

Yang lain bilang bahwa Reichenbach Fall memang benaran ada di balik pegunungan Alpen dengan track yang sangat sulit dicapai, iya mungkin seperti legenda puncak Mahameru di pulau Jawa.

Inilah puncaknya, sore hari tanggal 4 Mei. Holmes dan Watson memutuskan untuk melakukan perjalanan/pendakian dari Villa ke air terjun Raksasa. Lalu di tengah perjalanan seorang pemuda mengejar Watson, dia bilang bahwa seorang tamu wanita di Villa sangat membutuhkan seorang dokter. Dan itu menjadi panggilan untuk Watson, dia meninggalkan Holmes (sendirian) yang melanjutkan perjalanan ke air terjun Raksasa. Saat turun ke Villa, Watson berpapasan dengan seorang misterius berpakaian hitam, dia punya firasat buruk terhadap orang itu namun karena ada yang lebih penting jadi dia tidak menghiraukannya. Sesampainya di Villa, Watson tidak menemukan adanya tamu wanita yang sakit itu. Penjaga Villa pun bilang bahwa tidak ada pemuda yang diutusnya ke air terjun untuk memberi pesan.

Dari sini semua hanyalah asumsi Watson, dari sinilah banyak lubang, banyak misteri yang sengaja atau tidak sengaja telah diwariskan oleh sang penulis Arthur C. Doyle.

Dari narasi Watson dia menduga bahwa pemuda yang mengirim pesan itu adalah anak buah dari Professor Moriarty. Saya nggak tahu ini bego nya Watson atau pintar nya Watson sehingga dia bisa berasumsi seperti itu? Padahal faktanya tidak ada sampai sekarang? Semua hanya misteri?

Lalu Watson mengejar pemuda itu ke puncak Reichenbach Fall, tapi dia tidak menemukan siapa pun kecuali tongkat Holmes dan sebuah pesan yang ditinggalkan Holmes. Dari sini sebuah cerita, sebuah legenda bisa berkembang menjadi sangat jauh?!

Karena satu-satunya orang yang terakhir melihat Holmes adalah Watson, tapi Watson juga tidak melihat apa yang terjadi pada Holmes selain asumsinya sendiri dan note yang ditinggalkan Sherlock Holmes.

Dengan dramatis sang detektif berbicara melalui note itu bahwa dia bertarung dengan Professor Moriarty, dia beradu kepintaran dan mental dengan Moriarty. Yang sayangnya tidak dijelaskan seperti apa pertarungan mentalnya itu? Tidak dijelaskan apa yang terjadi, tidak ada keterangan lain Apa yang bisa dilakukan Moriarty? Tidak ada penjelasan.

Satu-satunya petunjuk bahwa Holmes bertemu orang lain di tempat itu adalah jejak kaki kedua di jalan setapak menuju air terjun raksasa, dan jejak kaki itu menghilang bersama dengan jejak kaki Holmes di mulut jurang Reichenbach Fall. Cerita berakhir dengan asumsi Watson bahwa Holmes tidak punya pilihan lain selain jatuh ke jurang bersama Moriarty untuk mengakhiri permainannya.

.  .  .

2 comments:

  1. Enter your comment...Hehehe, justru ane mikirnya Sherlock versi BBC dibuat Gatiss dan Moffat sebagai cerita asli Sherlock Holmes. Coba inget, di Study in Pink, yang nembak tersangka adalah Watson, dan ini cuma Watson dan Holmes aja yang tau, sebab kalau sampai polisi tau bisa kena kasus tuh si Watson. Lalu episode Great Game diceritakan Watson nulis blog tentang petualangannya sama Holmes dan ngasih judul tulisannya The Study in Pink. Dengan fakta yang sebenarnya bahwa Watson lah yang nembak si supir taxi dan berpeluang kena kasus hukum, apa mungkin Watson menuliskan kisah yang sebenarnya dalam blognya? Nggak mungkin, karna Inspektur Lestrade dan polisi lainnya juga baca kisah itu. Maka yang paling mungkin adalah, kisah asli Study in Pink disamarkan settingnya menjadi tahun 1980-an, membumbui tersangka dan korbannya dengan masalah cinta dan Moronisme yang lagi jadi bahan perbincangan orang zaman itu. Lalu diterbitkan dalam bentuk novel dan judulnya diganti Study in Scarlet seperti yang kita-kita tahunya karya Doyle, tapi sebenarnya adalah memoar asli Watson dengan sedikit modifikasi dan perubahan latar zaman viktoria.

    Dan kisah Holmes selama ini diceritakan sama Watson, jadi apapun yang terjadi dalama ceritanya tentu terserah Watson sendiri. Mungkin mati bunuh diri karena frustasi dikira detektif palsu merupakan aib bagi Watson, maka ia bikin cerita Final Problem untuk mengakhiri hidup SH secara lebih elegan, tentu saja saat menulis Final Problem itu Watson nggak tahu kalo SH masih hidup. Oh ya, ane masih bingung sama kasus Empty Hearse yang tulangnya Jack The Ripper yang katanya ulah Anderson, bisa dijelaisn nggak?

    ReplyDelete
  2. Wow, saya gak nyangka ketemu fans Sherlock dari BBC One,
    thanks you tanggapan.

    btw baca tulisan anda saya jadi ingat film Sherlock yg baru itu Abominable Bride, hahaha... menggabungkan antara masalalu dan masa depan.

    ReplyDelete