Thursday, March 27, 2014
Orang Bebas dan Teori Konspirasi
Orang Bebas dan Teori Konspirasi
By Ftrohx
"Pertanyaan yang paling penting adalah apakah sistem tersebut mempengaruhi kita sekarang? Mungkin. Apakah mempengaruhi masa depan kita? Belum tentu. Karena ini pilihan. Kenapa pilihan? Karena kita diciptakan sebagai makhluk bebas. Manusia yang bebas berpikir dan bebas memilih masa depan tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Siapa pun! Kecuali itu adalah keputusan kita sendiri." - Byotenega, Teori Konspirasi, Serius? Sep. 2013
Iya, saya setuju dengan pendapat Byotenega.
Teori konspirasi atau apalah itu yang katanya mengatur seluruh umat manusia, pada dasarnya hanya sebuah sistem, sebuah aturan. Namun manusia itu memiliki kemampuan untuk memilih, dan memiliki kemampuan untuk melanggar peraturan tentunya.
Ok, bicara tentang teori konspirasi, kita akan berhadapan dengan organisasi rahasia, secret society, simbol-simbol, misteri - puzzle, dan kode-kode terenkrispsi yang hanya bisa dipecahkan oleh orang yang genius di bidang matematik.
Bahasa-bahasa tingkat tinggi, dan sebagainya.
Bicara tentang konspirasi, sebuah buku fiksi yang pertama mengungkapkannya dengan gamblang adalah 1984 karya George Orwell yang diterbitkan tahun 1949 (Bingung kan loe? Judulnya 1984 tapi diterbitkan tahun 1949)
Bahwa di masa depan, karena terbit tahun 1940an setting masa depannya adalah 1980an, dunia sudah pecah menjadi tiga bagian, tiga Negara besar.
Dan terdapat sebuah Negara besar yang paling berkuasa di antara ketiganya.
Dan dari negara paling besar tersebut, terdapat sebuah sistem pemerintah, sistem penguasa yang di sebuah Inner Party yang hanya terdiri dari 2% dari keseluruhan populasi Negara tersebut namun 2% itu menguasai hampir 98% Kekayaan negara tersebut. Mereka seperti Dewa, namun di atas Inner Party terdapat lagi puncaknya yang merupakan bagian eksklusif dari Inner Party yaitu Big Brother.
Big Brother adalah puncak pimpinan-nya, mereka adalah para anggota dewan. Mereka adalah para pengawas, mereka memiliki mata dan teling di mana-mana, mereka penguasa dan pengatur segalanya, dan bla bla bla... Iya, Big Brother adalah karakter antagonis, pada akhir cerita novel tersebut sistem itu pun hancur oleh pemberontakan.
Satu lagi yang sering dibahas orang tentang Teori Konspirasi adalah simbol-simbol.
Gambar-gambar unik, lambang-lambang akan ritual khusus, lambang-lambang akan filosofi, lambang tentang sejarah, lambang tentang kekuataan, lambang tentang keabadian, lambang tentang kejayaan, lambang tentang kehidupan manusia, dan sebagainya.
Lalu semua lambang-lambang itu dihubungkan dengan masalah, gambar bulan, gambar sabit, gambar salib, gambar bintang, bahkan huruf-huruf alphabet romawi pun diberi arti-arti tersendiri. Mereka bahkan membuatnya rumit dan jauh lebih dalam daripada teori tentang kartu tarot.
Mereka pun bilang bahwa lambang-lambang itu ada di mana saja, dan lambang-lambang itu menunjukan kekuataan dan dominasi mereka para inner party atau para Big Brother, dan sebagainya nama lain.
Tapi menurut saya, simbol hanyalah simbol, lambang hanyalah lambang, sebuah penanda, sebuah bahasa yang disederhanakan . Tidak lebih dari itu. Lambang tidak memiliki kekuataan apapun, lambang tidak bisa membunuh orang, karena orang lah yang membunuh orang dan bukan lambang.
Iya satu yang gw benci ketika mereka membahas lambang segitiga atau lambang mata di komik favorit gw Naruto. Mereka bilang, lambang itu adalah simbol organisasi itu? Lalu jika ada komikus Indonesia yang membuat komik juga terinspirasi dengan Naruto? Apa di sebut organisasi itu juga padahal dia kenal satu pun dengan mereka??
Gw percaya bahwa manusia memiliki pilihan, gw percaya bahwa sama seperti kata Byotenega bahwa Tuhan tidak tidur, ketika ada kekuataan Tirani seperti itu pasti ada kekuataan lain yang melawannya.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Manusia memang punya hasrat untuk memiliki semuanya yang ada di dunia ini, obsesi itu adalah hal yang wajar namun manusia adalah makhluk yang sangat rapuh.
Manusia memang bisa menciptakan hukum, tapi ada hukum yang mutlak untuk semua manusia yaitu semua yang bernyawa pasti mati.
Semua ada akhirnya.
. . .
Labels:
essay
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment