Thursday, May 8, 2014
Ide yang tertanam begitu kuat
Ide yang tertanam begitu kuat
By Ftrohx
"Once an idea has taken hold of the brain, it's almost impossible to eradicate." - Cobb, Inception.
Masukan sebuah ide, sebuah gagasan ke dalam otak seorang anak kecil. Maka ide itu akan terus menempel di dalam otaknya selama-lamanya dan hampir mustahil untuk menghapus gagasan itu dari dirinya.
Sebuah ide kecil, sebuah gagasan pernah masuk ke dalam otak saya.
Ini tentang tindak kekerasan, ini tentang samurai, ini tentang anime Rurouni Kenshin.
Entah kenapa anime ini datang ke Jakarta di saat-saat yang sangat TEPAT, pasca insiden 98 dan tahun-tahun awal Reformasi.
Semua yang kami lihat di anime itu persis sama dengan pergolakan politik yang terjadi di Indonesia. Sebuah rezim runtuh dan digantikan oleh rezim yang lain. Kami mengenal yang namanya Era Tokugawa, lalu belajar yang nama restorasi Meiji.
Tapi nggak semua anak SMP dan SMA peduli dengan politik.
Gagasan terkuat dari Rurouni Kenshin adalah tentang pedang, tentang jalan para Samurai.
Di jaman saya, perjalanan menuju ke sekolah adalah sebuah petualangan tersendiri, apapun bisa terjadi, dipalak ataupun berantem dengan anak sekolah lain. Mempertahankan diri dan tetap bertahan hidup adalah segalanya. Di jaman saya, kamu akan biasa melihat seorang siswa SMP atau SMA pergi ke sekolah dengan menenteng sebuah Katana (versi KW). Saya melihat mereka seolah Cool dan saya yakin mereka juga merasakan kebanggaan tersendiri akan hal itu ! Hahaha...
Gagasan ini jika dipikir dengan akal sehat sangat konyol, tapi itulah fenomena yang terjadi pada angkatan saya. Semoga saja tidak terjadi lagi pada generasi di bawah saya.
Namun yang saya tidak mengerti sama sekali adalah gagasan tentang Samurai, tentang membawa Katana ke Sekolahan itu begitu KUAT melekat di otak saya. Sampai sekarang pun saya masih suka berkhayal berada di sekolahan di mana saya melihat para siswa-nya membawa Katana. Bahkan saya sering bermimpi bertemu cewek cantik dan sexy di sekolah yang bertarung dengan katana, entah mungkin bagian yang ini adalah masalah 'fetish' alam bawah sadar saya.
Semua memang gara-gara Rurouni Kenshin, saya jadi suka berkhayal dan saya mulai berkhayal dengan serius juga karena Kenshin. Gara-gara Kenshin, saya menulis projek atau lebih tepatnya tulisan abstrak pertama saya yaitu Gen X Katana. Tentang sepuluh orang anak SMA yang terobsesi dengan ilmu beladiri terutama Kendo.
Tulisan pertama saya ini lebih bermain ke karakter dan detail fisiknya. Saya nggak pernah menulis plotnya akan ke mana, semua mengalir hanya seputaran karakter yang saya khayalkan. Karakter A bertarung dengan karakter B dan seterusnya, seperti Street Fighter atau Mortal Kombat, iya semacam itu. Cerita ini lebih cocok untuk komik, sayangnya saya nggak bisa gambar komik. Ada sih seorang teman di SMA saya yang mencoba menggambar komik, tapi semua berakhir sampai halaman ke sepuluh.
Iya, masalah utamanya di situ. Saya nggak bisa menuangkan pertarungan visual yang ada di otak saya ke dalam bentuk tulisan. Mungkin suatu saat bisa jika ada cukup modal (maksud saya langsung dibuat versi film.)
Kembali lagi ke ide dan gagasan. Selain Rurouni Kenshin, satu komik yang sangat mempengaruhi hidup saya sampai sekarang adalah Death Note.
Sama seperti Kenshin, Death Note datang pada saya di saat yang sangat-sangat tepat. Di saat saya kuliah di jurusan Manajemen Keuangan, di saat saya belajar riset operasional, statistik dan probabilitas, di saat saya belajar tentang membuat hipotesis. Death Note tepat datang kepada saya. Dan ide-ide dari buku itu melekat begitu kuat dalam otak saya sampai sekarang. Gagasan-gagasan Tsugumi Ohba, metode deduksi L. Lawliet yang tidak jauh beda dengan buku statistik dan probabilitas yang saya baca. Ini cocok banget dengan kehidupan yang saya jalani saat itu.
Sebelumnya saya nggak pernah baca novel atau komik detektif, tapi gara-gara Death Note perlahan saya mencoba membaca novel-novel detektif. Dari Death Note saya belajar bagaimana membuat sebuah plot, bagaimana menciptakan sebuah twist, dan bagaimana membuat sebuah cerita dari awal sampai akhir. Karena sebelumnya saya memang tidak pernah konsisten, saya hanya menciptakan sebuah karakter tapi tidak pernah membuat cerita awal, tengah, dan akhir. Gara-gara Death Note saya baru berkomitmen untuk membuat cerita dari awal sampai akhir.
Sebagai seorang penulis, ide adalah balas dendam, iya balas dendam atas ide yang datang sebelumnya kepada saya.
Saya ingin membalas dendam dengan menciptakan sebuah ide yang sangat keren dan menjualnya ke masyarakat, ide yang tertanam begitu dalam sampai-sampai mereka tidak bisa melepaskannya.
. . .
Ilustrasi: Kenshi Himura, sumber orendsrange.com
Labels:
essay
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment