Tuesday, May 27, 2014

Saya dan Novel Digital Fortress


Saya dan Novel Digital Fortress
By Ftrohx


Sudah cukup lama saya tidak membuka novel 'Digital Fortress' dan kebetulan karena beberapa projek saya meraba-raba lagi novel ini.

Untuk saya Digital Fortress adalah novel terjemahan sekaligus novel action thriller pertama yang saya baca.

Jujur, saya nggak suka baca novel waktu sekolah (bahkan sampai kuliah,) saya hanya baca sedikit novel dan itu juga novel yang direkomendasikan sama teman atau novel teman yang kebetulan ada di kosan, dan Digital Fortress ini adalah keduanya.



Saya langsung jatuh cinta dari sinopsisnya. Ini tentang komputer, ini tentang kriptografi, dan kebetulan saat itu tahun 2007 saya lagi tergila-gila dengan dunia hacking-hackingan (bukan hacking beneran.) Tapi menghatamkan novel ini tidak serta merta membuat saya bermimpi menjadi penulis novel, saya hanya jadi makin penasaran saja dengan dunia IT. Dan waktu itu saya menganggap Digital Fortress sebagai kitab suci untuk para hacker (padahal lubang vurnabilitasnya banyak banget di sana.)

Iya, sering dengan waktu saya mengetahui bahwa Digital Fortress punya banyak kelemahan, mungkin untuk tahun 1998 (tahun novel itu terbit) memang sangat luar biasa. Tapi untuk sekarang banyak hal yang sudah tidak relevan lagi dari novel itu.

Banyak hal keren lain di dunia IT belum di sentuh Dan Brown dalam novelnya, bahkan novel-novel terbarunya yang sekarang. Saya tahu itu, dan saya yakin banyak orang Indonesia yang juga sudah tahu kelemahan-kelemahan dari novel Dan Brown tersebut. Memang sudah banyak juga yang mengkritik di Goodreads tapi saya tidak ingin menjatuh tulisan seperti mereka. 

Langsung, ini beberapa kelemahan DF dari sudut pandang saya.

Pertama, beda dengan novel Dan Brown lain yang saya langsung ingat jelas siapa karakter-karakternya. Untuk Digital Fortress entah kenapa saya selalu lupa siapa nama karakter utamanya atau siapa nama-nama musuhnya? Padahal saya tahu (nyaris keseluruhan) ceritanya. Hipotesa saya dan beberapa teman, mungkin karena ini adalah projek pertama Dan Brown jadi dia belum begitu ahli mengolah karakter yang memorable, novel ini memang sangat bagus tapi karakternya mudah terlupakan itulah yang menjadi nilai minusnya. Atau mungkin Dan Brown sengaja tidak terfokus pada karakter melainkan lebih bermain ke pada procedural driven plot (seperti CSI, Grey Anatomy, dan sebagainya.)

Kedua, ini kesalahan umum yang dilakukan banyak penulis hebat lainnya yaitu ALL OUT di bab-bab awal. Sepertiga awal dari novel ini bagus menurut saya, benar-benar meyakinkan. Tap ketika masuk ke bagian tengah, klimaks dan ending, meski cerita mengalir dengan lancar namun dia seolah kehilangan kekuataan. Karakter-karakternya tidak sehebat yang dia umbar di awal-awal novel. Iya, saya bicara kembali ke permasalahan karakter lagi.

Ketiga, eksekusi memang menjadi masalah, klimaksnya tidak sehebat yang semua orang harapkan di awal cerita. Waktu pertama kali baca di tahun 2007an saya memang belum begitu mengerti tentang cerita fiksi. Tapi sekarang, saya melihat klimaksnya memang jauh dari harapan, harusnya mereka punya skenario yang lebih bagus dari itu. Namun setidaknya Digital Fortress punya eksekusi yang jauh lebih baik daripada 'Are you afraid to the dark' - nya Sidney Sheldon yang terlalu Deus ex machina.

Keempat, saya suka teori-teori canggihnya tentang dunia IT, sayangnya Dan Brown melakukan kesalahan-kesalahan dasar seperti masalah perbedaan antara Bit dengan Byte, masih cryptography public key, dan beberapa teori matematik diskrit lainnya. Tapi saya salut usaha beliau untuk melakukan riset terlihat sungguh-sungguh, mungkin jika di poles sedikit lagi, semua akan jauh lebih. Atau setidaknya ada orang-orang Indonesia yang membuat sebuah novel dengan menambal lubang-lubang (vurnelabilitas) dari Digital Fortress karyanya akan menjadi luar biasa.

4 comments:

  1. Baca digital fortress dua tahun lalu.. saat tgh keranjingan novel2 dan brown pasca namatin Deception point & Lost symbol.
    Keren menurut saya, apalagi dibkin di mid 90an.. DF membuat ane kembali bergairah menekuni dunia IT lg.

    ReplyDelete
  2. Hmm, Dan Brown memang bukan ahli IT,

    Dia lebih ke pakarnya bikin plot saklek sih, fastfurious plot, ngejar sebuah kasus super-rumit cuma dalam waktu satu hari, ckckck...

    ReplyDelete
  3. pernah baca wawancara ny si danbrow, sumbernya lpa. pas bkin DF Dan Brown mndapat bahan informasi dari kenalanny, mantan agen NSA

    ReplyDelete
  4. Iya, itu kalau gak sih di back-covernya dah, saat dia cerita punya teman yg kerja di NSA. hmm,

    ReplyDelete