Tuesday, June 10, 2014
Proses kreatif dibalik Death Note?
Proses kreatif dibalik Death Note?
By Ftrohx
"Pertama-tama, saya percaya sebagian besar penulis belajar dari penulis lain. Mereka membaca, dan mereka memuntahkannya kembali dalam bentuk tulisan lain. Apa dan bagaimana mereka mencurinya dari bacaan, mungkin itulah yang berbeda dari satu penulis dengan penulis lain." - Eka Kurniawan.
Ada satu adegan yang sangat menarik di Bakuman, kalau gak salah di season 2 cerita sebelum duet Mashiro Moritaka dan Akito Shujin menciptakan komik Shady Detective Trap.
Suatu ketika Akito Shujin dikagetkan oleh suara bell pintu rumahnya, lalu ketika dia membuka pintu ada enam kardus besar yang bertumpuk tepat di depan pintunya, pas dia buka isi kardus itu ternyata adalah novel-novel detektif dan film-film detektif lawas yang dikirim oleh Hatori editor mereka. Hatori mengirimkan semua novel detektif itu sebagai bahan bagi Akito menulis cerita yang baru. Menurut saya secara tidak langsung adegan ini menggambarkan proses kreatif dibalik kesuksesan Tsugumi Ohba sebelumnya, dalam hal ini saat dia menciptakan Death Note. Fakta bahwa gambar kepala dari karakter utama Shady Detektif Trap persis habis dengan L. Lawliet di Death Note, cuma kostumnya saja yang beda.
Lalu cerita bergulir, Tim Ashirogi Muto kembali bekerja sama, mereka bekerja keras menciptakan cerita detektif yang mendekati sempurna, mereka banyak membaca, mereka banyak menulis, mereka jarang tidur, dan bahkan mereka minta bantuan dari Miyoshi untuk nulis resensi dan ide-ide kecil dari film-film detektif lawas yang mereka tonton.
Untuk menciptakan NAME, untuk menciptakan sepuluh bab awal saja dari Shady Detective Trap, mereka melakukan riset baca yang sehebat itu. Maksud saya, enam kardus besar mereka lahap hanya untuk bisa sepuluh bab, kalau orang Indonesia apa ada yang seperti itu?
Saya jadi ingat tulisannya Brahmanto Anindito di blognya "Untuk menciptakan karya yang hebat ada dua cara; buat cerita fantasy yang menarik imajinasi pembaca seperti Harry Potter-nya J K Rowling atau buat buku dengan RISET yang kuat seperti Dan Brown." Dan mereka duet Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata melakukan riset dan eksperimen yang sangat dalam untuk menciptakan Death Note.
Selama bertahun-tahun saya melihat Death Note sebagai master piece yang original. Namun kenyataannya tentu saja "tidak ada yang baru di bawah matahari!" Seperti kata TS Eliot (saya tidak kenal siapa dia) “Mediocre Writers Borrow; Great Writers Steal” Semua penulis hebat selalu mengambil ide (atau bentuk sopan-nya 'terinspirasi') dari penulis lain.
Ok langsung saja, dibawah ini adalah riset saya untuk membokar apa sih yang ada dibalik otaknya Tsugumi Ohba saat menciptakan Death Note?
Yang mana yang diciptakan lebih dahulu Light Yagami si psikopat atau Detektif L. Lawliet ?
Ini pertanyaan yang sangat menarik, kalau dilihat dari kemunculan karakternya tentu saja Light Yagami lah yang pertama, tapi saya melihat Light Yagami adalah karakter yang mentah pada Bab-bab awal. Justru L meski muncul di Bab kedua, dia benar-benar terlihat sudah jadi karakter yang matang.
Kenapa saya bilang Light Yagami karakter yang mentah? Karena tidak ada hal yang baru yang bisa disajikan oleh Light Yagami (kecuali buku shinigami yang bisa bunuh banyak orang.) Kenapa tidak ada yang baru dari Light Yagami, karena seperti yang kita semua tahu, terutama bagi teman-teman yang sudah baca Crime & Punishment karya Doestoyevsky tahun 1866. Iya, begitulah kerjanya Sensei Ohba, terlihat jelas bahwa karakter Light Yagami mengambil ide dari Raskolnikov. Yang sayangnya, Raito tetap tidak bisa mengalahkan Raski (Seperti kata Nisio Issin di Los Angeles BB Murder, bahwa versi copy tidak bisa mengalahkan yang asli.) Raski meski tidak punya kekuatan supranatural tapi dia sudah jadi karakter SPEKTAKULER dengan kedalaman jiwanya. Bahkan Doestoyevsky sampai-sampai mendapat julukan "Sang Kaisar" gara-gara menciptakan Raski. Sebenarnya bukan hanya masalah Light Yagami, tapi secara struktural kita juga bisa melihat banyak kesamaan antara Crime & Punishment (1866) dengan Death Note (2001-2006) Pembahasan tentang ini nanti pada note yang lain.
Membaca Bakuman sebagai rahasia dibalik dapur Death Note ada satu lagi yang menarik perhatian saya, yaitu saat Akito Shujin dan Mashiro mendapat ide untuk menciptakan Reversi. Seperti yang kita ketahui Shujin selalu punya ide-ide untuk projek komik yang Non-mainstream (projek yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu) dengan ide-ide yang berat dan rumit. Ini seperti Doestoyevsky, Edgar Allan Poe, Wilkie Collins, dan nama-nama legendaris lainnya. Mereka menciptakan novel-novel yang luar biasa hingga selalu bikin dahi pembacanya mengernyit. Tapi yang dipikirkan Shujin dan Mashiro adalah bagaimana membawakan ide-ide yang berat itu supaya bisa dinikmati remaja SMA. Nah di sini kreatifnya Ohba-sensei, dia menggunakan medium fantasy untuk mempermudah penyampaian idenya, dalam hal ini memasukan unsur supranatural yaitu Shinigami. Dia menciptakan karakter mainstream (shounen jump) di dalam cerita yang non-mainstream (philosophical thriller). Bingungkan, penjelasan panjang lengkapnya baca di Bakuman chapter 151.
Ok, lanjut lagi tentang Death Note, seperti yang saya bilang di atas L menurut saya jauh lebih matang. L itu beda dari semua detektif yang pernah saya kenal sebelumnya atau dalam hal ini dia terlihat original, meski dibalik itu pasti ada sumber idenya.
Pertanyaannya bagaimana L. bisa tercipta? Apa yang menginspirasi Ohba dan Obata menciptakan L ?
Kenapa L ? Kenapa tidak huruf lain? Kenapa tidak A, B, C, D, F, atau G ? Kenapa harus L ? Karena L. adalah huruf yang paling signifikan.
L adalah huruf yang paling dekat dengan M atau huruf sebelum M. Tahu M yang saya maksud adalah kode untuk pimpinan Badan Intelijen Inggris. Sebagai seseorang yang berada dibalik bayangan mengatur para agen rahasia dari MI6. L seolah menyatakan bahwa dirinya berada setara (bahkan di atas) orang paling rahasia dibalik rahasia, seperti yang kita baca di bab 02 Death Note dan bab 03 LA BB Murder. Juga fakta bahwa banyak ahli matematik tingkat dunia yang terkenal dengan huruf L seperti Leibniz (ahli matematik yang menginspirasi Edgar Allan Poe), La Place (yang terkenal dengan teori Demon-nya), dan Lindenmayer pencipta L-System untuk teknologi Artificial Inteligence modern. Menurut saya L adalah huruf yang jauh lebih signifikan daripada huruf A (Alpha) ataupun X (Xenon). L adalah alegori dari genius yang bekerja dibalik bayangan, dan inilah berhasilnya Ohba dan Obata. Nggak ada penulis detektif lain, baik itu dari barat maupun timur yang kepikiran menciptakan L. Ide yang brilliant sebagai warisan untuk budaya fiksi populer.
Sayangnya, eksekusi karakter L begitu jelek. Menurut saya, L minimal bisa setara dengan Geogre Smiley pimpinan Intelijen di novel John La Carre. Seperti kata senior saya "Ide bagus kalau eksekusinya jelek hasilnya mediocre," L memang sangat bagus tapi ketika memasuki Bab 11 dimana dia muncul di depan para polisi Jepang itu, sosok L di sini sudah hancur. Saya berharap semoga bocah kurus dengan kaos putih lengan panjang dan berwajah zombie itu bukan L yang sebenarnya. L versi manga dan anime tidak terlalu berhasil menurut saya, tapi ketika L diperankan oleh Kenichi Matsuyama, nah ini baru L yang saya cari, ini baru karakter L yang menginspirasi.
Kembali lagi ke tema utama kita "Apa yang ada dibalik Death Note?" saya memang tidak bisa menyebutkan semuanya, tapi ada beberapa gimmick di Death Note yang terlihat jelas darimana sumber idenya.
Pertama huruf L besar dengan font Old English MT di layar komputer setiap kali L muncul atau berkomunikasi dengan para polisi. L adalah huruf yang signifikan, pertanyaannya gimana membuat L itu sebagai simbol dan Old English MT adalah font yang tepat, ini juga berkaitan dengan sejarah panjang fiksi detektif di Inggris dan Amerika. Font itu tepat dan klasik. Ide tentang L sebagai simbol itu, ya tentu saja kita semua tahu, darimana lagi kalau Dark Knight-nya Frank Miller "Sebagai seorang manusia kita dapat hancur, tetapi sebagai simbol kita bisa melakukan apapun." Kedua gimmick L yang populer yaitu duduk jongkok di atas bangku, dengan alasan pose ini membuat dia berkonsentrasi, gimmick konyol ini sudah ada sejak seratus tahun yang lalu dari Sherlock Holmes di kasus Red-Headed League.
. . .
Ilustrasi:
- Death Note movie, sumber beyondbirthday.blogspot.com
- AshirogiMuto, sumber mangareader.net
Labels:
komik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Postingan keren dan saya setuju dengan :
ReplyDelete"L itu beda dari semua detektif yang pernah saya kenal sebelumnya atau dalam hal ini dia terlihat original, meski dibalik itu pasti ada sumber idenya"
"L versi manga dan anime tidak terlalu berhasil menurut saya, tapi ketika L diperankan oleh Kenichi Matsuyama, nah ini baru L yang saya cari, ini baru karakter L yang menginspirasi"
^-^
Yoi, ternyata ada yg setuju juga dengan saya,
ReplyDeleteIya, L. versi Kenichi Matsyuyama memang the best menurut saya,
dan rasanya memang nggak perlu di ulang menjadi live action lagi,
itulah knpa dlu ketika booming movie live deathnote, ane begitu terkagum-kagum sma L yg diperankan Kenichi. ada sekitar 3 bulan ane bergaya ala L, sblm akhirnya sadar pentingnya jadi Diri Sendiri..
ReplyDelete@ Gogo, Wahaha... Pengagum L. juga toh,
ReplyDeletebtw coba mampir ke note saya berjudul Azra dan Lufin?
and kasih komentar ya?