Tuesday, June 24, 2014

Review Film 21 Jump Street


Review Film 21 Jump Street
By Ftrohx


Banyak teman-teman yang menyarankan. "Coba nonton 21 Jump Street dah? Film bagus ntuh, lucu, tentang polisi yang menyamar jadi anak SMA." 

Mereka bilang ini film komedi ringan, tapi nggak menurut gw, film ini terlalu banyak dramanya daripada komedi.

Namun yang spektakuler dari film ini, dua aktor utamanya Jonah Hill dan Channing Tatum sukses memainkan perannya. Mereka benar-benar menunjukan REGRET dari masa-masa sekolah dan membawanya masuk ke dalam film ini.



Ok, langsung saja, cerita dimulai dengan si bocah gendut culun (Jonah Hill) yang jatuh cinta dengan cewek tercantik di SMA-nya. Si bocah gendut ini mengajak si cewek cantik untuk berangkat bersama ke prom night. Tapi dengan tegas si cewek yang langsung menolaknya. Si gendut culun itu benar-benar menyesal kenapa dia harus mengucapkannya.

Lalu di sudut lorong, si pria tampan berotot (Channing Tatum) menertawainya. "Dasar pecundang!" begitu ucapnya.  Tapi si tampan ini juga tidak bernasib baik, dia tidak lulus ujian sekolah dan dia tidak diperbolehkan ikut prom night.

Pada akhirnya dua bocah ini cuma bisa nangis di teras sekolah.

Kemudian tujuh tahun berlalu, secara kebetulan mereka berdua bertemu di akademi polisi. Yang dulunya sering ribut dan mencela, kini di Akademi kepolisian, mereka saling membantu satu sama lain, mereka jadi sahabat selama pelatihan. Mereka berdua bermimpi menjadi polisi jagoan yang menghajar penjahat seperti di film-film Hollywood, penuh ledakan, penuh aksi, dari tembak-tembakan hingga kebut-kebutan. Namun kenyataannya, setelah lulus, mereka hanya jadi polisi penjaga taman yang berpatroli dengan sepeda. Pekerjaan mereka hanya menolong para lansia atau mengomeli anak bandel yang memberi makan ikan di kolam.

Lalu karena sebuah insiden, di mana mereka memaksakan diri dan gagal untuk menangkap beberapa preman (sekaligus bandar narkoba) bermotor di taman. Atasan mereka memberi memindah tugaskan mereka ke Jump Street, sebuah kantor polisi rahasia dengan konsep kuno, di mana para polisi ditugaskan untuk menyamar ke dalam sebuah sekolah untuk menyelidiki peredaran narkoba di kalangan remaja.

Iya, secara skenario, ceritanya simple sih. Tapi ada sesuatu yang lain di sini, sesuatu yang tidak diucapkan dengan kata-kata.

Ketika dua aktor utama ini menyamar menjadi siswa SMA, ada sesuatu yang lain di wajah mereka.

Penyesalan, sedih, marah, dendam, regret, keinginan untuk mengubah masa lalu, dan sebagainya. Itu semua terpancar dari gesture dan postur mereka, dari ekspresi wajah mereka, dari sikap mereka yang kadang arogan. Seperti kata Slamet Raharjo (aktor senior Indonesia) bahwa film yang bagus itu. "Not only tell something, but SHOWing something," dan SHOW-nya itu lebih baik daripada kata-kata.

Saat nonton film ini, pikiran gw bukan hanya tertuju pada gambar dan ceritanya, tapi juga ke diri gw sendiri. "Apa yang bisa gw lakukan? Masa lalu tidak bisa diperbaiki, lalu apa yang akan terjadi nanti?" Gw terbawa ke banyak hal, mulai dari ingatan akan kehidupan gw di SMP dan SMA, sampai dengan mimpi-mimpi gw di masa depan.

.  .  .

Ilustrasi poster movie, wikipedia.org

No comments:

Post a Comment