Tuesday, April 8, 2014

Hujan dan Rencana Pembunuhan

By Ftrohx


Nama saya Reza, nama lengkap saya -anda tidak perlu tahu.

Saya yakin cepat atau lambat masalah ini akan tercium. Saya sadar bahwa tak ada kejahatan yang sempurna, selalu ada celah bagi para penyelidik itu mengungkapknya. Sekalipun tidak, sejarah cepat atau lambat akan berbicara.

Situasi saya sangat pelik sekarang,


Bayangkan anda berada di posisi ini, seorang suami yang dikhianati. Kepala rumah tangga yang bekerja keras setiap hari. Anda membeli rumah dan mobil untuk wanita yang anda cintai. Anda menabung untuk masa depan anak-anak anda. Coba bayangkan, anda telah berusaha sekuat tenaga melakukan yang terbaik anda bisa untuk keluarga kecil anda. Lalu suatu ketika anda tahu, ada yang salah dari mata wanita jalang itu.

Anda tahu ada yang coba dia tutupi, anda tahu gelagatnya. Ada orang lain yang coba dia sembunyikan di balik matanya. Ada laki-laki lain di sana, yang dia sebutkan tanpa harus bicara.

Sialnya seorang laki-laki selalu sendirian dalam masalah asmara, bahkan sekalipun dia sudah berkeluarga. Anda tahu sahabat-sahabat dari istri anda mencoba menutupi hal itu atau mereka pura-pura tidak tahu. Mereka berpura-pura semuanya baik-baik saja. Anda sendirian dan tidak bisa berbuat banyak.

Apakah perceraian adalah hal yang terbaik?

Tidak, anda berpikir puluhan kali untuk hal itu, karena anda memilih. Sejak awal anda memilih dirinya dan anda sudah tahu memprediksi segala kemungkinan terburuk.

Tidak, tidak, tidak.

Anda harus menyewa detektif swasta untuk mengawasinya atau anda memonitor dia dengan cara anda sendiri. Anda menelusuri sosial media-nya.

Ada satu nama, satu nama yang anda kenal dan dia juga kenal. Anda sudah menduga kalau pria itu adalah selingkuhan istri anda, tapi anda tidak punya bukti. Anda hanya punya beberapa percakapan mesra-nya di social media. Itu tidak bisa dijadikan bukti. Tapi begitu anda memaparkannya ke muka si istri. Dia marah, dia menyangkal, dia menyalahkan anda, dia berteriak bahwa anda cemburu buta, bahwa anda adalah orang bodoh, lalu dia pergi begitu saja. Permasalahan lain adalah anda tahu siapa pria itu. Pria yang menjadi selingkuhannya lebih pecundang daripada diri anda sendiri.

Saya menemukan namanya, dia adalah Radit, teman SMA dari istri anda. Sungguh, percintaan mereka adalah cinta penuh nafsu dan kecurangan.

Saya tahu itu.

Dengan segala kehancuran di hati, saya pikir baiknya saya bercerai dari si jahanam itu. Namun ketika kata itu terucap, tiba-tiba dia menangis, merengek di lutut saya, dan berkata bahwa dia masih sangat cinta dengan saya.

Lalu dia bilang, Radit ingin bertemu membahas permasalah kami, dan menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi antara saya, istri, dan dia. Sungguh omong-kosong, tapi bodohnya saya, si wanita jalang itu berhasil membuat saya bertemu Radit. Bodohnya lagi, saya menuruti dia, manggut-manggut dengan semua perkataannya.

Setelah pergi dari restoran itu, saya bertanya-tanya sendiri. Apakah cappucino yang saya minum tadi di beri LSD, hingga saya begitu patuh padanya? Atau mungkin ilmu hitam yang dimiliki si jalang itu hingga saya begitu tenang, tak melempat botol kaca ke kepalanya. Saya dibuat takluk, dibuat percaya pada dua makhluk laknat itu.

Malam setelahnya, saya tidak pulang ke rumah -saya memilih menghilang di sudut belakang Bintaro. Dan di sini, semua kebencian, dendam, marah, dan segala keterpurukan saya bercampur aduk. Hujan turun dan inspirasi itu datang.

Saya harus menghabisi si wanita jalang pembohong itu. Dia harus mati, harus dimutilasi, harus dipendam dalam-dalam di tanah, harus dilenyapkan dihapus dari segala catatan yang ada. Dia harus dipotong-potong dulu sebelum dicabut nyawa.

Oh tidak, tidak, tidak.

Itu terlalu mudah.

Tidak itu tidak kreatif, itu terlalu klise, tidak. Masih banyak kenangan indah bersamanya. Tidak harus begini.

Ah, itu dia, saya punya ide yang lebih kreatif. Briliant, hujan, hujan!

Saya buat dia tidak mati, dia tetap hidup, tapi dialah yang menanggung semua hukuman atas kematian pacarnya. Iya, itu dia kreatif, sangat kreatif.

Hujan adalah ide brilliant, hujan bisa menghapus apa saja.

Pembunuhan di kala hujan -adalah pembunuhan yang nyaris sempurna. Saya sangat yakin, jejak-jejak saya tak akan dapat ditemukan. Semua yang tertinggal dalam hukum Locard akan hanyut bersama air yang mengalir. Semua bersih tak ada jejak dan tak ada petunjuk yang mengarah pada saya.

Iya, itulah dia keistimewaan dari hujan.

Dan anda tahu tempat terbaik di kala hujan. Dari ribuan kenangan, semua mengarah pada satu jawaban yang begitu nyata, hujan dan atap sekolah.

Di sanalah begitu banyak kenangan, antara saya, si wanita jalang itu, dan kekasihnya.

Tanpa mereka ketahui, saya sudah mengirim orang untuk menguntit mereka dan selalu mereka kembali ke gedung SMA di mana kami sekolah. Iya, Radit akan berada di sana. Si bangsat itu selalu bertemu si jalang di atap sekolah. Ketika kesempatan itu muncul, saya takkan beri dia ampun. Dia akan mati di sana, di bawah hujan di tempat yang tak terpikir oleh orang lain.

Sembari menunggu waktu, saya menaruh alat penyadap di telepon si jalang, dan tepat saja, tak sampai dua hari panggilan itu datang. Sore itu hujan begitu lebat dan si bangsat sudah menunggu dirinya di sekolah lama.
.  .  .

No comments:

Post a Comment