Tuesday, December 20, 2016

Case Study: Zodiac Murder 2007

by Ftrohx


Menurut saya Zodiac (2007) adalah film drama kriminal terbaik di dekade ini. Terbaik karena nyaris, saya tidak menemukan yang sepadan dengan film ini selama sepuluh tahun terakhir. Masuk ke pertanyaan utama setelah menonton ini. Bagaimana lo membuat suatu karya? Sebuah cerita yang semua orang sudah tahu, tapi menjadi sesuatu yang besar. Dan GILAnya, film ini berhasil menyajikan itu.

Zodiac Murder 2007 adalah drama kriminal dengan tema Long Investigation, penyelidikan panjang melampaui waktu satu dekade. Namun kita bisa menikmatinya, seolah kita lupa bahwa cerita ini adalah penyelidikan panjang belasan tahun. Luar biasa, mereka luar biasa menyajikannya. Sedari awal saya bisa menikmati rasanya, ketegangnnya, kegilaan, serta metode investigasi para karakternya. Mungkin kembali lagi kata kuncinya adalah bukan plot, bukan genre, bukan metode investigasi ataupun kejutan. Melainkan PENYAJIANNYA.


Pertama, film ini disajikan dengan aktor-aktor yang luar biasa mahal. Ada Robert Downey Jr, Jake Gylenhall, dan Mark Ruffalo serta aktor dan aktris ternama lainnya. Saya berpikir seandainya, formasi aktor-aktornya bukan ini. Apakah Zodiac (2007) se-GRANDE sekarang. Saya yakin apa yang disajikan oleh Zodiac (2007) tidak seperti cerita aslinya. Melihat mereka, para aktor ini tidak memerankan sesuai dengan karakter asli dari kisah nyata Zodiac. Namun mereka menginterpretasikannya sendiri jadi sesuatu yang beda.

Paul Avery contohnya, jelas Robert Downey Jr. tidak berperan sebagai seorang jurnalis kriminal. Versi dia, lo bisa lihat karakter ini adalah Detektif yang menyamar jadi jurnalis kriminal. Dan RDJ terlalu bangsat untuk jadi seorang juru ketik di sebuah koran lokal, kita semua tahu itu. Begitu juga dengan Jake Gylenhall dan Mark Rufallo. Saya rasa, mereka adalah superhero yang menyamar menjadi manusia biasa. Saya melihat di sini kuncinya bukan pendalaman karakter, tapi bagaimana lo bikin karakter lo jadi BADASS karakter!

Kedua penyajian Cinematography. Sulit saya mendeskripsikan sajian visual mereka dengan kata-kata. Tapi yang saya sadari pasti bahwa visual dari Zodiac (2007) berbeda dengan tampilan drama kriminal lainnya. Saya menonton beberapa drama kriminal lain yang punya ide sama seperti ini, penyelidikan jangka panjang. Dan satu-dua klik gw sudah langsung bosan, menutup file-nya ataupun mengganti channel.

Tapi Zodiac (2007) beda dari mereka. Untuk beberapa saat saya seolah masuk ke dimensi lain. Saya berkunjung ke set film Inception, lalu ke Fight Club, lalu ke Dark Knight, kemudian ke Sherlock Holmes-nya Guy Ritchie. Visual yang disajikan membuat lo seolah ada di sana, lo bisa merasakan angin dingin yang menerpa Graysmith, lo bisa merasakan hujannya, lo bisa merasakan sulitnya bernapas di ruang bawah tanah, dan seterusnya. Selain dialog-dialognya yang hebat, close-shoot di film ini menyempurnakan adegannya. Gw suka saat Detektif Toschi dan dua rekannya mewawancari Arthur Leigh. Mulai dari adegan close-shoot ke wajah tersangka, lalu kemudian ke sepatunya, lalu ke jam tangannya. Seperti halnya para detektif yang ada di layar, penonton juga dibuat melonjak penasaran dengan close-shoot itu.

Ketiga, penyuntingan yang tepat. Maksud saya bukan setelah filmnya selesai dipotong-potong. Tapi jauh sebelumnya, si Penulis naskah tahu bagian mana dalam penyelidikan ini yang harus disajikan dan yang tidak disajikan. Penyelidikannya memang berlangsung panjang, namun si penulis fokus pada bagian yang full rush adrenaline. Bagian dimana si detektif begitu semangat mengejar kasusnya. Bagian dimana si pembunuh begitu dingin menghabisi targetnya. Dan bagian dimana para penyelidik mendapatkan petunjuk baru dan saling menyilang satu sama lain. Luar biasa. Orang-orang dibalik Zodiac (2007) benar-benar jenius, menurut gw dalam mengeksekusi cerita.

Keempat, Detektif yang tepat. Kadang saya nemuin permasalahan ini. Ada detektif yang hebat di tempat yang tidak tepat. Atau detektif yang tidak tepat di tempat yang hebat. Tapi di Zodiac Murder (2007) mereka punya detektif yang tepat di tempat yang tepat. Untuk premis penyelidikan jangka panjang, menurut saya paling tepat penyelidiknya adalah bukan profesional detektif, melainkan detektif amatir. Detektif yang memiliki pekerjaan lain selain sebagai detektif. Dan kita punya itu di film ini yaitu si kartunis Greysmith yang bekerja untu San Fransisco Chronicle. Disela-sela pekerjaannya sebagai kartunis untuk koran yang besar itu, dia melakukan penyelidikan tentang siapa Zodiac si pembunuh berantai.

Berbeda dengan full-time detektif seperti Sherlock Holmes dan Poirot, mereka berpengalaman dari ratusan atau bahkan mungkin ribuan kasus. Yang membuat mereka dengan cepat tahu apa yang mesti mereka ambil, lebih dari itu mereka sudah jenius sedari awal, hingga memecahkan kasus dengan sangat efektif dan efisien bukanlah hal yang mustahil. Memecahkan kasus rumit dalam waktu seminggu adalah hal yang wajar untuk mereka, namun tidak wajar jika seorang full detektif, seperti Cormoran Misalnya memecahkan kasus yang molor lama hampir satu tahun, padahal dia sudah sangat berpengalaman dalam bidang itu. Harusnya dia bisa meng-CUT beberapa bagian dan langsung masuk ke deduksi dan eksekusi si pelaku.

Kelima, drama-drama penyelidikan. Film Zodiac memang bukan film untuk memecahkan kasus, namun drama penyelidikannya menurut saya sangat luar biasa. Saya sangat suka adegan dimana Paul Avery (Robert Downey Jr) berdebat dengan Dave Toschi (Mark Ruffalo) dibagian-bagian awal penyelidikan. Ruffalo menggambarkan Dave sebagai detektif polisi yang baik, dia terbuka terhadap para penyelidik dari wilayah lain untuk bekerjasama. Sedangkan Paul Avery adalah wartawan kriminal yang nyolot, otaknya penuh dengan teori konspirasi, dan dia tanpa segan bicara apapun yang dia mau di media. Jadilah mereka berdua saling bertentangan. Dave Toschi sendiri sangat frustasi dengan penyelidikannya yang tidak maju-maju, sedangkan Paul Avery mau tidak mau harus turun ke Vallejo gara-gara dirinya mendapat surat Hallowen dari Zodiac.

Terakhir, tentu anti-klimaksnya. Sebenarnya seluruh perjalanan film ini dari awal hingga akhir benar-benar grande menurut saya. Kita punya bukaan yang bagus, langsung masuk kasus penembakan yang juga menjadi kunci dari seluruh pembunuhan berantai yang berlangsung nyaris satu dekade itu. Kemudian masuk ke tengah ke bagian drama para penyelidik hebat mulai dari duet wartawan kriminal dan kartunis kutu buku, hingga ke Detektif Toschi yang nyentrik. Tapi anti-klimask saya tonton berulang-ulang, saya suka saat Greysmith menemukan fakta-fakta terakhir, tentang lokasi pelaku tinggal dan tanggal lahirnya yang cuma beda satu malam dengan kejadian pembunuhan. Dia memaparkannya dengan sangat serius di hadapan Detektif Toschi. Lalu kemudian BUKKK.. Antiklimaks, itu semua circumstantial, sedangkan yang kita butuhkan adalah bukti fisik. Antiklimaks di Zodiac sedikit banyak mengingatkan saya dengan antiklimaks di Detektif Colombo. Paparan deduksi sang detektif kepada si pelaku, lalu kemudian BUKKK.. masuk subtitle. Toschi juga menurut saya mirip dengan Detektif Colombo, senior saya bahkan pernah bilang, jika Colombo di remake Mark Rufallo akan sangat cocok untuk peran itu.
.  .  .

1 comment:

  1. Yg jdi greysmith si jake y?

    Hmm.. G sbar bwt nontn film nya.. Bca ulasanny kok jd keingetan Se7en

    ReplyDelete