Thursday, June 11, 2015

Chef (2014)

Review by Ftrohx


Dulu waktu zaman SMP dan SMA gw di awal thn 2000an, gw berpikir bahwa masa depan itu penuh dengan mesin.

Tidak ada pedagang eceran, tidak ada rumah makan kecil, tidak ada wirausaha, semua dipegang oleh korporasi. Makanan dibuat di pabrik kemudian, didistribusikan ke restoran-restoran cepat saji. Itupun para pelayannya diganti oleh robot seperti di film Back To The Future II

Koki atau Chef hanyalah relic kuno, legenda dicerita oleh orang-orang tua kepada anaknya karena semuanya sudah pakai mesin, komputer, robot, artificial intelegence dan sejenisnya. Kecuali negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia, atau negara miskin dan darurat perang seperti di TImur Tengah, mungkin di sana masih ada koki atau Chef di tahun 2014an.

Dan ternyata apa yang gw khayalkan tentang masa depan di zaman gw SMA itu adalah SALAH. Saat ini tahun 2015 dunia tetap masih sama.

Dunia ini masih butuh sentuhan tangan manusia untuk membuat makanan yang lezat.



Chef (2014) bercerita tentang Carl Casper yang diperankan Jon Faverau (si gendut yang jadi pengawalnya Iron Man itu) Carl adalah Chef profesional disebuah restoran di pinggiran Miami. Dia terkenal dengan masakan-masakan latinnya, tapi dia juga mencoba berinovasi membuat masakan-masakan lain yang sayangnya tidak disetujui oleh Riva (Dustin Hoffman)

Suatu ketika datang Food Critics Ramsey Michel (Oliver Patt) dia hadir di sana dan untuk menilai seberapa bagus restoran milik Riva. Chef Carl Casper dan anakbuahnya bekerja keras malam itu, mereka membuat makanan terbaik yang sayangnya dengan menu yang sama seperti 5 tahun sebelumnya. Keesokan harinya Ramsey menulis kritik terhadap masakan Carl Casper di internet, kritik yang sangat menyakitkan yang membuatnya jatuh, terutama tentang Kue Lava Coklat-nya.

Keesokan paginya, di dapur Carl bertemu dengan Martin (John Leguizamo) dan temannya, mereka bilang jangan pedulikan twitter, dan pada saat itu Carl tidak tahu apa itu twitter.

Belakangan dia tahu tentang twitter dari anaknya, Percy, dan dari twitter dia melihat begitu banyak orang yang me-reply tulisan Ramsey dan mengejek masakannya.

Mengetahui apa yang terjadi di twitter, Carl menjadi emosional, dia membalas Ramsey dan memintanya kembali datang ke restoran karena dia punya menu baru untuk disajikan.

Sayangnya, malam di saat Ramsey datang, Carl sedang berada di luar setelah ribut dengan Riva si pemilik restoran. Sialnya, saat dia tahu Ramsey sudah berada di meja memesan makanan, semua sudah terlambat.

Terpancing oleh sulutan-sulutan api di twitter, Carl mengamuk di dalam restoran dengan membanting masakan di hadapan Ramsey. Amukan amarah terjadi, semua menjadi tak terkendali meski Riva si pemilik restoran mencoba menenangkannya. Ok, jika gw menjadi Carl, harusnya Riva yang gw tonjok karena mengendalikan menu seenak udelnya.  

Hari berlalu dan kemarahannya di dalam restoran menjadi trending topics di twitter, banyak orang yang membicarakannya, mereka menyebutnya "Lava Guy" manusia Lava seperti Kakek Son di cerita Naruto. Bersama dengan amukan yang terjadi Carl keluar dari restoran Riva. Kemudian, dia menghubungi kenalan-nya yang bekerja di media massa, dia meminta solusi bagaimana menghilangkan videonya dari internet. Tapi si jurnalis bilang "Itu tidak bisa dilakukan," sebaliknya dia menawarkan bagaimana jika Carl ikut reality show Hell Kitchen dia bisa menggantikan Chef Juna yang sedang liburan ke Himalaya (Ok, bagian yang ini saya edit) Dan tentu saja, percakapan dengan si Jurnalis tidak menghasilkan solusi.

Carl pun menelpon Inez, mantan istrinya. Ok, satu hal yang gokil tentang Carl Casper ataupun Carl Lightman adalah mereka masih berhubungan baik dengan mantan istri. Bahkan kerennya, di film-film American Dream ini lo masih bisa bercinta dengan mantan istri lo.  Carl meminta bantuan Inez untuk membuat usaha sendiri, dia berencana membuka Food Truk, kebetulan mantan suami Inez yang lain adalah pengusaha kaya di bidang konstruksi siapa lagi bukan Robert Downey Jr. Setelah janjian melalui telepon, akhirnya mereka bertemu dan si Robert Downey Jr. setuju untuk memberinya sumbangan sebuah truk bekas.

Inilah yang gw suka, ketika lo berada di dalam sebuah kekangan dan lo mencoba memberontak. Lo ingin menunjukkan bahwa lo bisa berhasil tapi mengikuti perintah korporasi ataupun pemilik restoran, lo berjuang menjadi diri lo sendiri, menjadi enterprenuer.

Terinspirasi dari resep Roti isi (daging babi) ala Columbia, Cubanos, dia pun memulai petualangan. Dia menjual roti lapis daging dari satu kota ke kota lain di pesisir barat Amerika, bersama dengan Percy, anaknya yang hobi main gadget dan Sosmed, serta Martin (mantan asisten Chef-nya) yang tergila-gila dengan musik Amerika Latin.

Film ini membuka wawasan gw tentang apa itu Amerika USA, dan apa itu Amerika Latin. Di sini gw melihat masakan Latin di Amerika US itu seperti masakan orang rantau/Padang di pulau Jawa. Mereka beda dengan masakan US tapi lakukan dan banyak peminat, dan terutama orang-orang yang non-English Speaking, atau gw bisa bilang berbahas daerah Columbia.

Sebenarnya Chef Casper cukup beruntung dengan insiden kue Lava, karena dengan itu dia punya ribuan follower di twitter, dan dengan ribuan folllower dia menjadi selebritis yang mudah dikenali orang, karena hal itupula produk apapun yang dia buat dengan mudah terpromosikan. Plus+, Percy anaknya, selama dalam perjalanan menelusuri pantai barat Amerika, selalu dan selalu mengupdate posisi mereka di Sosmed-nya yang secara langsung membuat produk EL JEFE Cubanos mendapat ketenaran. Tak butuh waktu, bahkan kurang dari 2 minggu, Cubanos EL JEFE menjadi begitu sensasional, bahkan jauh lebih menguntungkan daripada restoran Riva tempat Chef Casper bernaung sebelumnya 

Libur sekolah berakhir dan Percy kembali ke rumah, tapi Chef Casper tetap memasak di EL JEFE dia tetap menjalankan bisnis Roti isi daging Cubanos. Ditemani oleh Inez, Chef Casper kembali menjalankan bisnis EL JEFE, lalu di suatu malam muncul sang kritikus makanan Ramsey, dia tidak ingin berkelahi di sana, melainkan berbincang dengan Casper, Ramsey menawarkan dirinya menjadi investor, dia menawarkan pendanaan untuk Casper membangun restoran-nya sendiri. Dia percaya dengan Casper dan masakannya, serta meminta Casper untuk melupakan konflik mereka sebelumnya.

Jujur, skenario ini mengingatkan gw dengan film animasi Ratatoulie. Si kritikus makanan yang sangat angkuh, dikalah oleh seorang Chef yang merupakan seekor tikus kecil, namun jenius dalam memasak. Setelah restoran Gustavo ditutup, Si kritikus makanan justru berpihak pada duet Gustavo untuk kembali membuka bisnis kuliner di tempat yang lain, dan jelas masakan mereka begitu sensaional, El Deliciouso.

Memang ini hanya drama keluarga yang berjalan lurus, tidak ada plot twist, tidak ada robot dengan tembakan laser, dan tidak ada musuh yang signifikan kecuali jalan hidupnya sendiri. Tapi, ada satu yang benar-benar menginspirasi gw, selain semangat Chef Casper untuk bangkit, yaitu cerita tentang Texas OG Barberque. Jujur, gw nggak pernah lihat daging sapi panggang seperti itu sebelumnya, daging panggang yang bisa membuat orang yang nggak suka makan daging hewan mamalia seperti gw, jadi pengen makan daging.
.  .  .

Konklusi: Film ini gw kasih nilai 87 skala 100 point, benar-benar film yang wajib anda tonton.

No comments:

Post a Comment