Friday, June 5, 2015

Menciptakan Mitologi

by Ftrohx


Dari dulu saya suka film yang nge-twist, film yang memberi gagasan dan sudut pandang berbeda atas sebuah peristiwa, film yang lantang berteriak "Bahwa apa yang kita dengar dan kita lihat bukanlah apa yang sebenarnya terjadi." Dan kali ini film itu adalah Hercules versi Dwayne 'The Rock' Johnson.

Di sini Hercules bukanlah Hercules yang kita kenal di film-film sebelumnya. Dia bukan manusia setengah dewa, dia hanya manusia biasa. Seorang ksatria biasa yang hidup dari pertarungan demi pertarungan. Legenda tentang Hercules si manusia setengah dewa diciptakan untuk menakuti lawan-lawannya, untuk mengintimidasi dan menjatuhkan mental lawan sebelum bertarung. Menciptakan mitologi mereka sendiri demi memenangkan peperangan.



Jika dipikirkan lagi, semua yang terjadi memang masuk akal. Saya meriset sedikit Hercules di wikipedia, cerita tentang 12 tugasnya.

Tugas-tugasnya memang sangat sulit tapi tidak mustahil untuk dikerjakan oleh manusia. Bertarung melawan Babi Hutan Raksasa, Menangkap Menjangan Emas, Mengalahkan banteng dengan tangan kosong, Membunuh Singa, memenggal Ular Berkelapa Sembilan, dan lain sebagainya bukanlah hal yang sulit untuk dikerjakan oleh manusia.

Tak perlu Dewa ataupun orang sakti, semua tugas itu masih bisa dilakukan oleh seorang mortal, kecuali untuk yang terakhir yaitu menangkap Cerberus si Anjing Neraka karena ini sangat-sangat tidak masuk akal; seorang manusia harus pergi ke neraka dan mengalahkan anjing peliharaan Dewa, itu sangat tidak mungkin. Tapi disinilah twist-nya, ternyata Cerberus yang selama ini menghantui Hercules adalah tiga ekor Serigala yang dilatih oleh Raja Athena, tiga serigala itu ada di sana saat pembantai istri dan anak-anak Hercules. Itu menyebabkan trauma mendalam sampai mempengaruhi alam bawah sadarnya. Di akhir cerita Hercules menghabisi 3 serigala dan membalas dendam kematian keluarganya kepada Raja Athena, sekaligus melengkapi 12 tugas yang diramalkan oleh Oracle Delphi.

Iya, inilah yang terjadi di bumi kita. Sebuah mitos kadang dibuat dengan berlebih-lebihan.

Saya pernah membaca buku berjudul Atlantis Antedeluvium World karya Ignatius Donnelly. Dibuku itu Donnelly memiliki teori bahwa Para Dewa Yunani bukanlah Dewa yang sebenarnya. Mereka sebenarnya adalah manusia, mereka adalah para Raja terdahulu di kerajaan kuno Atlantis, para Tokoh Bangsawan yang dipuja, namun seiring dengan berjalannya waktu asal-usul mereka terlupakan, yang ada hanya nama mereka dan kisah mereka yang dibuat berlebihan, jadilah mereka Dewa yang disembah di pelataran Kota Yunani.

Beralih ke tempat lain ke film yang lain, kita menemukan Dracula Untold kisah tentang Pangeran Vlad si Penyula. Dia menciptakan teror seantero Benua Eropa, dia membantai warga dan menyula mereka seperti daging sate di tanah lapang.

Di Film ini Dracula punya alasan kenapa dia melakukan hal tersebut, dia menciptakan mitologinya sendiri, dia berkata bahwa "Manusia tidak takut akan pedang, yang mereka takuti sebenarnya adalah monster," Karena itu Sang Pangeran menjadi monster, dia sudah menjadi monster jauh sebelum dia berubah menjadi Vampire.

Dengan menjadi monster pembunuh yang kejam dia menjebarkan teror, dia menciptakan legendanya sendiri, dan orang-orang takut padanya. Dengan ketakutan (dari lawan-lawannya) dia bisa dengan mudah memenangkan peperangan, tanpa menambah lebih banyak lagi korban.

Selain Hercules dan Dracula, kita juga mendapati Voldemort melakukan hal yang sama menciptakan mitologinya sendiri. "You know who?" 

Voldemort benar-benar luar biasa, benar-benar menakutkan dan meneror semua penyihir yang ada di Inggris Raya. Sampai-sampai orang-orang tidak berani menyebut nama kecuali dengan kalimat "You know who" Tapi semakin ke akhir semakin terlihat bahwa Voldemort hanya penyihir biasa, dia tidak seperti apa yang digembar-gemborkan di awal-awal novel Harry Potter. Voldemort memang kuat tapi dia tidak cukup kuat untuk mengalahkan Dumbeldor sendirian di masa mudanya. Dan diakhir cerita di kisah Deathly Hallow, Voldemort jatuh sendirian dikalahkan oleh Harry Potter. Tidak ada yang dramatis, tidak seperti Obito atau Madara Uchiha yang menjadi legenda karena kekuatannya yang sangat luar biasa di luar imajinasi manusia. Voldemort harus kalah dengan kehinaan dan sekarat di sudut station kereta api. 

Dan saya menganalisa ulang apa sih yang membuat Voldemort begitu ditakuti, bukan hanya dirinya, namun juga pasukannya yang loyal dan menyebar teror atas nama Voldemort. Pasukannya yang memulai cerita ketakutan, bahwa tidak boleh menyebut nama Voldemort, dan mengganti nama Voldemort dengan "you know who", dan kampanye "you know who" itu berhasil menyihir banyak orang untuk takut pada Voldemort

Bicara tentang menciptakan mitologi, tidak lupa juga saya harus bahas Sherlock Holmes. Saat ini Detektif Holmes sudah jadi detektif setengah dewa. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia fiksi pasti pernah menyebut nama 'Sherlock' dalam tulisannya. Bahkan banyak orang yang menyangka bahwa Sherlock Holmes adalah tokoh nyata dalam sejarah, dan bukan cerita fiksi karya Arthur Conan Doyle. Tapi yang jadi pertanyaan adalah "Apa Sherlock Holmes sehebat itu? Apa dia adalah agen rahasia super yang bisa memecahkan kasus super-rumit?"

Kenyataannya tidak, tidak semua kasus Holmes adalah kasus yang grande, beberapa hanyalah kasus kriminal biasa, pencurian, penipuan, dan perampokan. Juga beberapa kasus pembunuhan dalam ruang terkunci yang standar, bahkan jauh lebih bagus Affair Next Door dari Anna K. Green menurut saya.

Yang membuat Holmes menjadi besar justru bukan kasus yang dia tangani, tapi deskripsi dan penuturan kisah dirinya yang disampaikan oleh Watson.

Saya membaca kembali Solitary Cyclist, Case of Identity, Twisted Lips, Engineer Thumbs, dan lain sebagainya, mereka hanya kasus kriminal biasa yang sering kita dengar di media-media, tapi kasus-kasus tersebut disajikan oleh Watson sebagai sesuatu yang luarbiasa. Dia bermain dengan kata-kata dan deskripsi dramatis sehingga Sherlock menjadi legenda.

Mungkin jika Arthur Conan Doyle melihat Sherlock versi modern seperti yang diperankan oleh Robert Downey Jr. atau si Benedict Cumberbatch, saya yakin Sir Arthur pasti akan sangat-sangat shock.

Contoh lain tentang penciptaan mitologi adalah kisah dua pesulap di The Prestige.

Mereka membuat mitologi, membuat rumor bualan raksasa dalam dunia sulap tapi dengan trik yang sangat-sangat sederhana. Bagaimana caranya membuat seseorang pindah dari pintu yang satu ke pintu yang lain dalam sekejap.

Robert Angier bilang bahwa dia belajar ilmu teleportasi dari seorang pertapa di gunung Himalaya. Dia bicara dengan sangat-sangat meyakinkan, dan keajaiban dari kata-kata dan keyakinan itu terjadi dihadapan muka para penonton. Selanjutnya trik stunt double-nya terbongkar, kali ini dia menciptakan mitologi baru, dia menggunakan kata-kata ajaib.

"Apakah yang adalah pria yang mati di dalam kotak ataukah saya yang berdiri bangga di atas panggung" dan kata-kata itu berhasil menciptakan mitologi yang lebih besar meski dengan mengorbankan nyawa dari stunt double-nya.

Bicara tentang mitologi, saya sering bertanya-tanya apakah Si Pitung itu aslinya seperti yang ada di film Alm. Dicky Zulkarnaen, pendekar hebat yang taat agama dan bertarung secara ksatria dengan silat tangan kosong maupun golok. Ataukah Si Pitung seperti yang dideskripsikan dalam buku-buku sejarah Belanda sebagai seorang perampok biasa yang menggunakan pistol?

Dan saya kembali ke perkataan dari Amphiarus di film Hercules "Are you a Legend, or are you The Truth behind The Legend?"

.  .  .

No comments:

Post a Comment