Cerpen by Ftrohx
"Ini dari Harry," sodor Tuan Putri ke tanganku. "Foto itu asli yang berarti Tuan Arkam berbohong pada kamu,"
"Iya, aku sudah tahu," ucapku sambil melihat lembaran-lembaran itu. Di sana terdapat foto 4 R yang memberlihatkan seorang laki-laki berwajah garang bersama dengan seorang wanita cantik berkulit putih. "Sebenarnya aku sudah menduganya dari awal, sebagai seorang pemimpin lembaga independen harusnya dia menjauh dari lobi-lobi politik dan sorotan media, sayangnya kilau cahaya membuatnya terkecoh. Dia membuat kesalahan dengan melanggar aturan yang ditegakkannya sendiri,"
Mengingat minggu kemarin di acara Car-Free Day, salah seorang bawahan Tuan Arkam memintaku untuk bertemu dengannya walau hanya 5 menit. Dia memintaku untuk menyelidiki apa yang terjadi? Siapa yang menjebak dia dan apa yang diinginkan lawan-lawan liciknya. Aku berkata tidak bisa membantunya banyak, tapi akan kuusahakan mencari informasi sebisa yang kubisa.
Kubu lawannya adalah Komisaris Jenderal Polisi Grey Smith yang sangat abu-abu,aku sampai sekarang tidak tahu apakah dia baik atau jahat. Ini tidak seperti di komik ataupun novel, dimana kamu bisa mengenali penjahat hanya dari melihat seperti apa wajahnya. Tapi sebaliknya, masalah analisa posture dan micro-gesture seperti itu tidak terlalu berlaku di dunia nyata, Berkali-kali kumelihat rekaman video sang Jenderal saat sidang di hadapan komisi Yudisial dan aku tidak melihat ada-ada tanda seolah dia penjahat, meski beberapa media memaksanya menjadi penjahat tapi kenyataan dari wajahnya menunjukan bahwa dia adalah orang baik-baik.
"Bagaimana dengan si cewek itu?" tunjuk Tuan Putri.
"Tadi aku sudah dapat kabar dari Fadli dan anak-anak di Makasar, mereka telah mendatangi alamatnya, dia cewek Chinnese, orang sana bilang namanya Aling dan bukan Siska."
"Lalu bagaimana dengan KK-nya?"
"Itu KK aspal, dia memalsukannya sebelum mereka membuat passport,"
"Dan mereka membuat passport palsu dengan data yang juga dipalsukan,"
"Iya palsu kuadrat-kuadrat,"
Dia menggeleng. lalu berkata. "Luar biasa," dia pun kembali mengambil salah satu foto, wajah Siska yang sedang selfie di kursi Jet pribadi. Dia bergumam sendiri kemudian memasang foto itu di depan wajahku. "Menurut kamu siapa sebenarnya cewek ini? Dia cantik, dia socialita, tapi dia melakukan hal bodoh?"
Aku tersenyum. "Kamu pasti berpikir sama sepertiku,"
Tuan Putri mengertukan dahi. "Apa aku nggak ngert?"
"Kalau dia adalah agen rahasia?"
"Hahaha..." dia meledakan tawa. "kamu terlalu banyak baca novel,"
"Ini serius, dia masuk kriteria itu. Kamu pernahkan baca salah satu artikelku, bahwa ada perbedaan antara agen rahasia di cerita fiksi dan dunia nyata,"
"Ah, aku agak lupa, yang mana ya?" ujarnya.
Aku meletakkan semuanya di meja. "Yang aku bilang bahwa agen rahasia tidak harus jago beladiri,"
"Oh, aku ingat bahwa agen rahasia, harus lebih mementingkan fungsi efisiensi dalam menjalankan misi,"
"Iya yang itu. Di cerita fiksi, agen rahasia selalu stereotype James Bond atau Jason Bourne, Le Femme Nikita atau Ethan Hawke Mission Impossible. Selalu agen rahasia jago berantem bisa mengalahkan belasan orang dengan tangan kosong sendirian, jago menembak, ahli meloloskan diri, hebat dalam kebut-kebutan mobil, ahli dalam memecahkan berbagai masalah dan sangat-sangat mempesona. Tapi di dunia nyata di mana dituntut efisiensi dan efektifitas, plus masalah batasan waktu dan sumber daya manusia. Aksi-aksi laga yang memukau mata rasanya tidak terlalu diperlukan dalam menyelesaikan misi,”
“Aku ngerti, karena yang dilakukan oleh agen rahasia di dunia nyata adalah mencari informasi dan memanipulasi pikiran lawan.”
Sebenarnya analisaku sangat panjang, kebanyakan orang-orang Indonesia di doktrin oleh film spionase Hollywood atau pahlawan super seperti Sherlock Holmes, sehingga mereka lupa seperti apa mata-mata atau agen rahasia yang sesungguhnya. Agen rahasia bisa menjadi apapun mulai dari teroris seperti di Secret Agent-nya Joseph Conrad hingga seorang istri yang mencukur bulu ketiak suaminya di kisah Samson dan Dahlia.
“Iya, termasuk mendoktrin target seperti istri dari Perdana Menteri Adam Lang di Ghostwriter,”
“Dan dia justru menjadi penarik benang di belakang yang paling sukses.”
“Atau metode klasik di atas klasik yang sudah dilakukan berbagai macam kerajaan dari zaman purbakala. Yaitu menusuk sang Raja dari balik selimut, hanya saja untuk zaman modern sekarang si gudik tidak perlu pisau untuk menghabisi sang Raja, melainkan kamera handphone yang merekam skandal mereka.”
“Ini juga terjadi pada para pemimpin lembaga independen itu,” ujarnya dengan bola mata yang berputar ke kiri atas.
“Benar,” ucapku sambil mengangguk. “Bukan hanya Tuan Arkam, pendahulunya juga Tuan Malik yang sekaligus salah satu pendiri lembaga tersebut, dengan sangat-sangat tragis dijebak bersama Caddie Golf dalam skandal yang terlalu artificial,”
“Kamu tidak bisa bilang artificial, mereka punya bukti loh yang berhasil membawa Tuan Malik dari persidangan hingga masuk ke penjara sekarang,”
“Sayang,” aku menepuk pahanya. “Kamu tidak melihatnya dari sisi yang berbeda. Semuanya skenario pabrikan, aku bisa bilang pabrikan karena banyak skenario-nya yang bolong-bolong seperti sinetron di RCTI. Pertemuan Tuan Malik dengan si Tuan Perantara, hingga masalah pembunuhan itu, banyak lubang-lubang yang belum diisi. Lalu kamu tahu, setelah persidangan si nona Caddie Golf itu menghilang begitu saja. Mengaku tinggal di alamat ini bersama dengan keluarga ini dan kuliah di tempat ini. Kenyataan semua itu juga aspal, kita tidak menemukan siapa dia sebenarnya. Sama seperti yang sedang kita bahas sekarang, Nona Siska alias Aling alias Jihan, siapa dia sebenarnya?”
“Sayangnya, kita tidak memiliki bukti nyata,”
“Tidak, kita punya buktinya secara circumstantial jika merunut kronologinya,”
“Huh, kamu bukan anak hukum sih sayang,” keluhnya. “Ini Indonesia di sini tidak ada yang namanya pembuktian secara circumstantial, nggak ada artinya itu,”
“Nah, karena itulah aku butuh kamu, kamu ahli hukumnya, kamu bisa mengolahnya bukan,”
Wajah Tuan Putri terlihat merengut, kemudian dia berpindah tempat duduk. “Ok, kembali lagi ke foto ini,” dia menunjuk si perempuan sexy yang memakai nama samara Siska. “Hipotesis kamu dia adalah agen rahasia, dia memang cantik tapi aku tidak melihat dia sebagai karakter yang cukup hebat sebagai agen rahasia?”
“Kamu ingat novel-nya Joseph Conrad, seorang agen rahasia bisa jadi siapapun. Dia tidak harus hebat, karena yang dia butuhkan adalah sebuah keberanian.”
“Keberanian?” dia mengernyitkan dahi.
“Untuk melakukan hal yang orang lain tidak berani lakukan,”
“Menjadi pelacur dan tidur dengan petinggi lembaga penting negara,”
“Ya itu maksudku, tidak semua orang berani melakukan hal itu, mengorbankan diri dan kehormantan untuk menjalankan misi. Bukan hanya wanita, laki-laki juga banyak yang rela melakukan hal seperti itu,”
Aku tahu otaknya pasti berputar ke masalah Akpol ke tes fisik dan kesehatan, di mana setiap jengkal tubuhnya diperiksa. Itu memang sangat buruk dan itu hanya kepolisian, apalagi Badan Intelijen yang punya pekerjaan lebih ajaib, hal-hal yang nggak kepikiran bagi orang awam pasti mereka lakukan dalam tes masuknya.
“Kamu bicara tentang gigolo?”
“Iya, mereka bisa merekrut orang-orang ajaib demi kesuksesan misi bukan, apalagi jika misi adalah membuat skandal untuk menjatuhkan lawan."
“Orang-orang gila,” teriaknya dengan wajah yang sangat kesal.
“Begitulah politik dan kekuasaan,” ujarku dan bangkit dari meja. “Sebenarnya aku juga sangat khawatir dengan kamu, kamu seorang hakim dan kamu mulai menjadi terkenal karena persidangan kemarin.”
“Nggak lah, aku nggak akan terbujuk permainan aneh macam itu,”
“Iya aku tahu,” tentu saja karena aku mengawasi keselamatanya lebih daripada Tim NSA dengan satelit-nya. “Tapi ada metode lain yang bisa mereka lakukan. Manipulasi transaksi keuangan, mereka menelpon seorang hacker, lalu si hacker akan membuat transaksi mencurigakan, baik itu dalam jumlah yang besar atau kepada orang yang tidak kita kenal, Kemudian mereka menemukan transaksi itu jauh lebih cepat daripada penyidik di PPATK. Seperti kata Smiley 30ribu dollar itu jumlah yang kecil bagi Karla. Si Tuan X1 kemudian membawa masalahnya ke Bareskrim, dan tak sampai satu minggu BAP-nya keluar, lalu kamu di sidang dengan bukti-bukti dan saksi-saksi yang menjebak dan memberatkan masalah kamu,”
"Ya memang begitu prosedurnya,"
"Bukan itu maksudku, aku khawatir mereka juga melakukan trik itu kepada kamu,"
Dengan mata yang agak memicing, Sang Putri pun mengembangkan senyum. “Kamu lupa ya, aku kan punya adik ipar di PPATK, BIN, dan Bareskrim Polri. Mereka punya posisi penting dan kita akan selalu membantu di saat ada masalah yang pelik,”
"Tentu saja," ucapku sambil menepuk jidat.
. . .
Ilustrasi dari bedbathandbeyond.com
No comments:
Post a Comment