Wow, sudah lama banget gw nggak update tulisan di blog ini.
Ok, langsung saja, gw coba mereviewnya dengan cara yang berbeda. Di sini gw akan bahas film ini dari per-karakter mulai Dari Batman sampai dengan Lex Luthor. (Peringatan: tulisan di bawah ini mengandung banyak spoiler)
Superman
Syukurnya, gw menonton film ini tanpa ekspektasi tinggi. Jadi, iya gw memahami Superman. Dia berada dalam sebuah krisis tersendiri. Dia dipuja sekaligus dibenci banyak orang. Dia manusia (atau lebih tepatnya alien) dengan kekuatan tak tertandingi, tidak di dunia manapun. Kita tahu Avengers berkumpul sekalipun bukan tandingan bagi Superman, bahkan kita tahu Tim X-Men sebenarnya hanyalah pecahan dari kekuatan Superman. Kita tahu Cyclops dan mata lasernya terinspirasi dari mata laser Superman. Begitupula dengan otak super, badan super, kaki super dan seterusnya. Sedangkan Superman, dia punya semua kekuatan grande itu dalam satu tubuh. Menurut gw, nggak ada superhero seantero Hollywood yang bisa mengalahkan Superman kecuali Doctor Manhattan dari Watchman atau Neo dari The Matrix, Wahaha... gw berharap bisa melihat mereka bertarung.
Lanjut ke topik utama.
Seperti yang ditulis di tag line dalam trailernya. "Isn't really suprising me, that the most powerful men on the world should be a figure of controversy." Superman layaknya Dewa yang turun ke bumi, dia dengan mudah dan selalu mudah menyelamatkan siapapun yang membutuhkan pertolongannya. Media pun membesar-besarkan namanya. Dia menjadi sosok yang kontroversial dan diperdebatkan banyak orang. Ada yang pro, namun lebih banyak yang kontra. Dan hingga satu titik ada satu orang Mastermind yang berhasil menjebaknya dan menjadi dirinya sebuah kontra, sosok Tirani yang bertindak semena-mena. Ok, gw nggak ingin lebih banyak ber-spoiler tapi si Mastermind ini, dia berhasil menjebak Superman. Dia bahkan menurut gw membuat plot yang jauh lebih pintar daripada Ozymandias menjebak Doctor Manhattan.
Tentang hubungan.
Kelihatannya Lois Lane dan Clark Kent semakin intim. Asli gw suka, chemistry dari kedua pemainnya, Henry Cavill dan Rachel McAdams. Mereka makin kesini makin baik memerankannya. Sekarang mereka tinggal satu apartemen. Dan jelas Lois selalu berada dalam bahaya karena berada di dekat Clark Kent. Karena kita semua tahu Superman nggak pakai topeng dan dengan mudah para penjahat bisa menemukan identitas asli serta lingkungan sosialnya. Mungkin itu kebodohan sekaligus keangkuhannya, Sang Superman.
Apalagi ya, sebenarnya nggak banyak yang bisa gw cerita tentang Superman di film ini. Mungkin itu kelemahannya karena mereka kurang mengeksplor MOTIF dari sisi Superman untuk bertarung dengan Batman.
Batman
Jujur, gw bukan penggemarnya Ben Affleck. Dari film-film sebelumnya, menurut gw si Affleck ini ada pemain Hollywood pas-pasan. Jika diibaratkan dia itu Chico Jerico-nya seseorang yang tak diantisipasi menjadi bintang. Gara-gara si Affleck ini gw menonton Batman vs Superman tanpa ekspektasi tinggi. "Ah, paling cuma film mediocre." Ternyata gw salah mereka memberi lebih atau bisa gw bilang "Well Crafted" untuk Batman-nya. Semua terlihat baru. Kisah yang baru, backstory yang baru, kastil baru, Batmobile dan pesawat yang baru. Ini seperti Batman Begin hanya saja versi Affleck dan Synder.
Adegan dimulai dengan dingin, suram, dan agak gelap. Mungkin karena AC di dalam teater. Tapi rasa itu benar-benar tepat. Sajian yang dingin dengan back sound yang bikin merinding.
Sebuah tragedi tentang seorang bocah yang melihat kedua orangtuanya mati terbunuh. Lalu kemudian memori membawanya ke acara pemakaman. Emosi bercampur aduk, kemarahan, kesedihan, dendam, dan ketakukan. Beuh, bocah itu berlari menerobos hutan. Tadinya gw pikir dia akan langsung jatuh ke dalam sumur gelap penuh kalelawar. Ternyata tidak, perjalanannya masih panjang dan si bocah terus berlari dan berlari. Dia menebos semak-semak lalu ke hutan melewati pohon-pohon besar lalu naik ke bukit lalu menuruninya. Terus berjalan jauh hingga dia sampai ke sebuah jalur kereta lama dan terjatuh di sana. Sumur itu begitu dalam dan dia terjatuh dalam kegelapan.
Anehnya, di sini si bocah begitu berani, dia mencoba bangkit dan bersamaan dengan itu di goa yang gelap kalelawar besar menghantam wajahnya. Begitu banyak kelelawar namun si bocah tidak takut. Ratusan kelelawar mengelilingi tubuhnya mereka berputar cepat layaknya angin puyuh dan si bocah yang tidak takut itu perlahan terangkat dari tanah. Dia terus naik ke atas layaknya seorang Santa yang terberkahi oleh Tuhan. Dia terus naik hingga keluar dari sumur tua itu. Begitu ajaib, entah itu hanya mimpi dari Bruce Wayne ataukah itu kisah nyata dari masalalunya. Tapi, asli mereka berhasil menaklukan gw dengan kisah yang satu itu.
Satu catatan lagi, tadinya gw berekspektasi bahwa Batman versi ini rada-rada mirip Ironman, coz melihat dari versi trailernya dimana Batman yang mengenakan jubah besi saat bertarung dengan Superman. Namun gw salah, Batman jelas lebih dari itu. Batman adalah Batman seorang ksatria yang bertarung lebih daripada sekedar mengenakan gadget canggih. Nilai plus adalah spiritual. Snyder memberi peran ini kepada Batman sebuah peran yang tidak dimiliki oleh Superman atau Wonderwomen di film ini. Dia merobek batasan antara manusia, teknologi, dan spiritualisme. Ini sangat langka, kebanyakan ketika kita membicarakan teknologi kita harus memusnahkan unsur spiritual. Tapi Synder menggabungkannya menjadi satu pada Batman.
Gw merasakannya sejak awal, tapi gw baru ngeh tentang ide ini saat Bruce Wayne bermimpi tentang masalalunya. Si Wayne kecil berjalan ke kuburan kedua orangtuanya. Suasana horor tentu saja, layaknya mimpi buruk. Dia melihat nama kedua orangtuanya dia atas batu nisan yang tebal dan hitam. Kemudian ada retakan di sana. Ada darah merah yang mengalir dan "Bukkk" monster kalelawar raksasa menerkam wajah Wayne kecil. Bruce Wayne pun terbangun, dia berada di rumah mewah minimalis di tepi danau. Bersama dengan seorang cewek entah siapa. Hahaha... Gw suka rumah danaunya.
Kisah berlanjut dan Bruce Wayne berada di masa depan di dunia Post-Apocalyps.
Tidak ada rumput hijau atau pohon. Yang ada hanya debu dan padang pasir serta merah panas dari gunung api yang meletus di tengah reruntuhan kota metropolitan. Dunia mimpi buruk. Bruce Wayne dengan kostum Batman versi pemberontak di Timur-Tengah bertemu dengan seseorang di tengah gurun. Mereka telah sepakat untuk mengambil barang dari dalam kontainer, yang bisa saya duga adalah batu Kripton untuk mengalahkan Superman.Namun ketika kotak itu dibuka, tidak ada apa-apa di sana. Sebaliknya, para pria yang bertundung melepaskan mantelnya, dan mereka adalah para tentara berbaju hitam dengan lambang "S" dibahunya. Pertempuran terjadi namun Batman kalah jumlah dan akhirnya ditangkap.
Gambar berganti dan mereka sudah berada di ruang bawah tanah. Lalu Sang Superman muncul dengan tanpa basa-basi dia langsung memotong anak buah dari si Batman. Lalu membuka penutup kepala dan Bruce Wayne. "Bukkk" pukulan sangat keras menghantam wajahnya dan Wayne terbangun dari mimpi. Dia masih berada di ruang kerjanya di Batcave. Itu semua cuma mimpi.
Dunia masih tetap dunia yang sama. Tidak ada dimensi lain seperti di Batman vs Superman: Injustice Gods Among Us, dan dia tidak pergi ke masa depan seperti Back To The Future. Wayne kembali ke layar komputernya, namun kejutan lain muncul. Aaaaaaaaa... BAGIAN yang ini sangat spoiler. Muncul bayangan seseorang dia bicara ke Wayne. "Apa aku datang terlalu cepat?" dia bicara dengan terburu-buru seolah waktunya cuma sedetik dan tidak ada kesempatan lain lagi untuk bicara. "Lois Lane dia adalah kuncinya, selamatkan Lois Lane." Lalu BAAMMM!! Orang itu menghilang dan Wayne kembali terbangun lagi dari mimpinya.
Ok, dari sini kita tahu sebuah fakta, bahwa Dawn of Justice itu cuma ronde pertama dari pertarungan Batman vs Superman. Superman di sini tidak benar-benar jadi penjahat. Dan makhluk bayangan dari masa depan itu, dia memang datang terlalu cepat. Faktanya Lois Lane memang dalam bahaya, namun tidak benar-benar dalam bahaya. Akan ada episode lain dimana Lois Lane akan benar-benar mati dan Superman berubah menjadi seorang penjahat. Intinya film ini adalah sebuah pembuka untuk sebuah skenario yang lebih besar. Konklusi, Jika Avangers memiliki Captain America sebagai tokoh kunci, maka Justice League punya Batman di sana.
WonderWomen
Ini bagian panas yang sangat-sangat ingin gw bahas. Aaaaaaaaa... Gal Gadot. Ok, saat gw nulis ini tadi pagi gw habis nonton film Avengers Confidential: Black Widow & Punisher. Sebuah film tentang Avengers tapi buatan orang Jepang. #Damn, Black Widow-nya sangat merah dan sexy di sini. Beginilah seharusnya Black Widow: asli sexy, tinggi, langsing, bohay, dan panas.
Nggak kayak versi Scarlet Johansson, gw ngelihat Scarlet itu kayak Nikita Willy versi Hollywood.
Gw bicara begini karena banyak orang yang suka mengadu/membanding-bandingkan antara WonderWomen dengan Black Widow diluar sana. Jika dibanding-bandingkan, iya jelas Gal Gadot berhasil menggiling Nikita Willy aka Scarlet Johanson itu. Gw bicara begini karena gw adalah fans-nya kali ya, hahaha...
Di sini WonderWomen jadi karakter yang "Talk Less Do More." Sedikit bicara namun banyak aksi.
Dia dibuat misterius, tidak ada latar belakang, minim interaksi dengan karakter lain, namun bertarung brutal tanpa basa-basi. Iya, Gal Gadot layaknya karakter anime yang berubah jadi wujud nyata. Dia bertarung melawan monster raksasa tanpa berkeringat dan tanpa merusak tatanan rambut hitam smooth-nya. Dan juga koleksi gaun sexy yang ditampilkan sepanjang film. Beuh, fans service banget.
WonderWomen adalah Demi-Gods atau di sini mereka menyebutnya Meta-Human. Dia berumur panjang konon sudah ribuan tahun dan dia berpakaian tempur layaknya Xena The Warrior Princess. Jauh lebih baik daripada WonderWomen versi kartun yang kita lihat berbaju merah biru dengan rok bintang-bintang seperti bendera Amerika. Memang seperti ini layaknya, mereka harus move on dari warna nge-Jreng itu atau Superman dengan celana dalam di luar. Hahaha...
Bicara kekuatan, WonderWomen punya kemampuan Infiltrasi setara Black Widow, kekuatan fisik setara Colosus yang membuatnya anti-peluru, dan agilitas bertarung setara dengan Captain America. Plus senjata ala Dewa yang setara dengan palu kramat milik Thor. Intinya, dia adalah Meta-Human dengan kekuatan yang paling mendekati Superman di dunia DC Comics.
Oh iya, hampir lupa. Satu lagi yang gw suka dari WonderWomen ini adalah soundtrack-nya. Tiapkali dia muncul, baik itu flashback ataupun hadir secara langsung soundtrack khasnya itu benar-benar menancap ke otak gw. Layaknya orkestra dari lagu peperangan jaman dahulu yang kembali diangkat dengan instrumen baru. Atau layaknya lagu jreng-jrengnya Star Wars itulah yang langsung terukir dibenak elo.
Lex Luthor
Kita sudah punya para jagoan di atas. Kini kita bicara tentang Sang Antagonis yaitu Lex Luthor.
Huh, banyak yang mengkritik dan gak setuju kalau Jesse Eisenberg menjadi Luthor. Mereka bilang, itu cowok terlalu cemen untuk jadi Luthor. Tapi menurut gw Snyder mengambil pilihan yang tepat. Seperti yang kita tahu, di sini Lex Luthor adalah versi jahat dari Mark Zuckerberg yang ingin menguasai dunia. Huh, damn. Tapi di sini kerennya.
Menurut gw Lex Luthor yang ini adalah Lex Luthor yang paling kreatif dibanding dengan Lex yang lain. Kalau kata iklan di televisi "Dia muda dan berbahaya!" Atau kata wikipedia "Eccentric prodigy who has gathered highly extensive information about emerging meta-humans." Atau definisi versi gw dia adalah gabungan dari keeksentrikan L. Lawliet dengan kekejaman dari Light Yagami. Laki-laki dengan seribu skenario 'jika'. Dia tahu setiap tindakan memiliki konsekuensi dan dia selalu membuat antisipasi demi antisipasi dari apa yang akan dia lakukan.
Lex begitu cerdas dan begitu banyak memiliki pengetahuan. Dia orang sangat penasaran dengan hal-hal baru.Itupula yang membuat dia meneliti Metahumans. Orang-orang dengan kekuatan super yang tersebar di seluruh dunia. Sayangnya, ada lubang di plot Luthor dan para metahumans ini. Seolah diakhir cerita Luthor gak mengantisipasi kemunculan mereka dan hanya fokus pada Superman. Mungkin seperti perdebatan gw dan teman gw, yang menurut dia bahwa film ini adalah sebuah omnibus yang dipaksakan menjadi satu plot film utuh. Yang tentu saja menyisakan banyak lubang dimana-mana.
Gw sendiri berpikir bahwa terlalu banyak yang ingin diceritakan oleh Synder namun karena durasi film yang pas-pasan hanya dua jam lebih. Dengan sangat terpaksa dia memotong banyak hal dari plot utuhnya. Atau entahlah gw salah mungkin memang seperti ini adanya film tersebut.
Bicara tentang kelemahan, Lex Luthor kurang dalam segi kharismatik. Ini juga yang gw perdebatkan dengan teman-teman gw, siapa sih yang harusnya jadi Lex Luthor. Apakah si botak Vin Diesel? Tentu saja gak mungkin, wkwkwk... Atau Ryan Gosling? What siapa, lebih gak mungkin lagi. Tapi seperti yang gw bilang di atas Jesse Eisenberg tetap pemeran Lex Luthor terbaik yang pernah gw lihat dari seluruh serial/film Superman sebelumnya. Bicara masalah monster berkharisma aka Lady Killer, di film ini sudah ada Clark Kent dan Bruce Wayne. Jika dimasukkan satu lagi karakter seperti itu, tentu saja film ini akan jadi garing menurut gw. Hahaha...
Konklusi
Untuk Cinematografi gw kasih 82 point, sedangkan adegan aksi standarlah 78 point, dan segi pengembangan cerita termasuk plot 78 point. Hebat tapi tidak sehebat yang gw harapkan. Mungkin gw sudah berharap lebih sejak awal nonton trailernya. Tapi ya sudahlah dinikmati aja.
. . .
menarik nih tentang jogress antara sisi teknologi n spritual si Batman. Affleck mampu memerankan Batman dg citarasa baru terlepas dari batmanya nolan.
ReplyDeleteapalagi si Aflred, gilek.. buttler pling keren n badass sejagad. cocoknya jadi ilmuwan pribadinya wayne. Berharap dibkin standing alone movienya, penarasan dg kisah kematian Robin.
http://kasamago.com/batman-vs-superman-dawn-of-justice-pertaruhan-terbesar-dc-comics/
Iya itu, mereka katanya sudah mulai produksi stand alone-nya Batman versi Ben Affleck.
ReplyDeletebtw tentang Alfred gw melihat dia lebih kayak mentor n partner daripada seorang butler untuk keluarga Wayne, hmm,