Monday, May 16, 2016

Cantik itu Luka -Eka Kurniawan

Review by Ftrohx


Banyak yang bilang (di Goodreads) bahwa novel Cantik itu Luka bercerita tentang Dewi Ayu atau Ayu Dewi (temannya Raffi Ahmad) atau Sandra Dewi atau Dewi Sandra. Iya, whatever lah siapa itu.

Menurut gw bukan itu.


Novel ini bukan tentang Ayu Dewi atau Dewi Ayu atau siapalah dia namanya. Novel ini tentang CEWEK CANTIK. Dan para laki-laki jelas secara naluriah mengincar cewek cantik. Masalahnya terkadang ada kasus dimana seorang cewek begitu cantik sampai-sampai kecantikannya itu membahayakan. Kecantikannya membuat orang-orang terluka dan lebih dari itu kecantikan melukai hatinya sendiri. Inilah premis utama novel ini bahwa "Cantik menimbulkan banyak Luka"

Asli saat membaca novel ini gw langsung ingat dengan satu novel kriminal Jepang yang gw baca yaitu Grotesque dari Natsuo Kirino. Gw ingat dengan karakter utama di sana yaitu Yuriko, gadis blasteran Jepang-Switzerland yang sangat cantik. Saking cantiknya sampai-sampai orang-orang menyebutnya "Cantik seperti Monster" cantik yang tak tertandingi, bahkan para wanita yang melihatnya pun bisa jatuh hati.

Sayangnya, dibalik paras dan tubuhnya yang super-cantik dia terlahir dengan kebinalan seorang pelacur alami. Hingga kemudian diakhir cerita, kecantikan melukai hatinya sendiri atau lebih tepat membuatnya kehilangan nyawa dengan sangat tragis.

Ok, bagian ini spoiler.

Banyak yang bilang bahwa novel ini bercerita tentang Dewi Ayu. Tapi menurut gw Dewi Ayu cuma sedikit perannya di novel ini. Hanya di bab-bab awal dan di dua bab akhir. Selebihnya novel ini bicara tentang ketiga menantunya Dewi Ayu dan kisah tragis ketiga cucunya.

Atau jika gw buat part, ada 5 part dari novel ini:

Pertama kisah Dewi Ayu dan seluruh kisah masalalunya. Kedua tentang Sang Sandocho -Komandan Tentara si menantu pertama. Ketiga tentang Kamerad Kliwon -Ketua Partai (komunis) menantu kedua. Keempat tentang Maman Gendeng -Boss Preman menantu ketiga. Dan kelima tentang romansa anak SMA: Rengganis, Krisan, dan Nur Aini yang berakhir tragis yang merupakan cucu-cucu dari Dewi Ayu.

Bicara tentang ketiga menantunya, ini akan jadi cerita yang sangat panjang. Jadi baiknya gw langsung skip aja.

Yang paling gw suka adalah bagian kelima, menurut gw ini adalah puncaknya. Kisah tentang Rengganis, Krisan, dan Nur Aini. Disinilah cerita sebenarnya dari Cantik itu Luka berada. Gw membayangkan jika dibuat film yang bermain sebagai mereka ntuh: Adipati Dolkien, Kimberly Ryder, dan Estelle Linden. Aaaaaaaaa...

Andai saja Eka Kurniawan bukan penggemar Gabriel Garcia Marquez, atau andai saja gw adalah Eka Kurniawan mungkin semuanya bisa di-CUT dan gw akan fokus pada bagian kelimanya aja. Karena disinilah CANTIK ITU LUKA. Kecantikan yang berakhir dengan saling menyakiti dan menghancurkan satu sama lain. Ok, gw gak ingin bicara lebih lanjut tentang Krisan dan kedua cewek cantik yang ada dilingkarannya. Memang ini kisah romansa melankolis anak SMA. Tapi yang bikin gw greget jelas CRIME THRILLER-nya.

Sering gw bilang, kebanyakan penulis TOP dunia (apapun genrenya.) Biasanya memiliki basic yang kuat dalam menulis cerita kriminal. Contoh J K Rowling, gw sudah duga kalau dia sangat kuat dalam nulis cerita detektif jauh sebelum dia menulis Cormoran Strike. Gw melihat itu saat film Harry Potter and Chamber of Secret. "Ah, sudah gw duga nih," pasti basic kepenulisannya adalah cerita detektif. Coz kuat banget unsur detektif fiksinya di cerita itu, meski Harry Potter adalah fiksi Fantasi.

Dan begitupula yang terjadi di sini di Cantik itu Luka. Selain roman fantasi, Eka Kurniawan punya basic yang cukup kuat juga dalam menulis cerita kriminal. Terbukti dari kumpulan cerpennya yang gw baca "Perempuan yang menemukan cintanya melalui mimpi" ada beberapa cerita kriminal di sana. Dan dari catatannya di blognya di artikel PiLIH INI ATAU ITU. Eka bilang "Gw lebih pilih Arthur Conan Doyle daripada Agatha Christie, coz Holmes memiliki selera humor yang lebih baik daripada Poirot." Hahaha...

Catatan lain, tentang unsur-unsur mistis dan klenik.

Ok, gw setuju dengan beberapa reviewer di goodreads bahwa jika unsur-unsur itu dihilangkan novel ini akan jauh lebih bagus. Banyak yang mengkritik, unsur-unsur mistisnya berlebihan, tentu cerita hantu dicampur dengan cerita sejarah bla bla bla... Agak aneh memang. Tapi untuk gw cerita mistisnya di sini rada komikal atau gw bisa menyebut seperti serial anime.

Ah, di sini spoiler abis.

Terutama bagian akhir Dewi Ayu n Kinkin versus Roh Jahat. Ngetwist-nya itu kayak komik-komik yang gw baca seperti Bleach dan Death Note. Kinkin si Occult Detective, Dewi Ayu si Shinigami, dan Mak Gedik si Hollow. Legenda tentang Hantu yang berubah menjadi kupu-kupu setelah melakukan tugasnya, jelas sebagai penggemar anime modern itu, Bleach banget. Apa jangan-jangan pada suatu masa Om Eka pernah bertemu dengan Tite Kubo? Mungkin... Hahaha...
.  .  .

2 comments:

  1. Apa pendapat Gabriel Garcia Marquez untuk membuat filem telenovela dari “Kesunyian Seratus Tahun” ?
    Dapatkan jawabannya di dalam wawancara dengan Gabriel (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2017/09/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal ini tulisan lama,tapi ternyata ada yg komen, hehehe. Kaget saya.

      Delete