Tuesday, May 24, 2016

Virli dan Sophia

By Ftrohx


Virli Carmilla

Adalah gadis cantik yang tercipta dari hasil kecelakaan.

Ibunya adalah seorang pelayan di sebuah klub malam di Bali dan Ayahnya adalah seorang programmer jenius asal Silicon Valley yang sedang berlibur.

Setelah lahir, Ibunya meninggalkan Virli di depan pintu sebuah Villa mewah yang dimiliki sepasang warga Australia yang sedang tinggal di Ubud. Beruntung, sepasang suami-istri itu adalah orang baik. Mereka pun mengadopsi Virli kecil dan membesarkannya seperti anak sendiri. Hingga saat usianya 10 tahun secara kebetulan Virli menemukan fakta yang sebenarnya. Saat itu dia memutuskan untuk keluar dari rumah dan memilih pindah sekolah ke Jakarta.

Dari segi fisik, Virli memiliki wajah mirip Famke Jansen saat bermain di film X-Men yang pertama. Tinggi 175 cm dengan tubuh yang sangat proposional. Satu ciri khas dari penampilan Virli adalah poni lempar sampingnya yang menutupi dahi sebelah kiri.

Dimana pada dahi itu terdapat bekas luka yang menyilang.

Pakaian yang sering dia kenakan adalah blus warna putih dibalut dengan kardigan biru gelap. Layaknya pakaian sekretaris di perusahaan multinasional. Virli juga biasa mengenakan kacamata frame tipis dan membawa Ipad kemana-mana yang membuat dia terkesan cantik sekaligus nerd.

Dalam bidang investigasi, spesialisasi Virli adalah interogasi.

Dia sangat ahli dalam menguak informasi dari para tersangka. Sangat memahami ilmu kinesik dan tahu kapan serta bagaimana seseorang berbohong dari gerak tubuhnya. Selain dunia investigasi, Virli bekerja sebagai Arsitektur untuk sebuah firma Arsitek yang berkantor di Wijaya Satu. Keahlian utamanya di sini adalah desain interior.

Di luar pekerjaan Virli suka kegiatan fisik. Dia kadang menghabiskan waktu untuk berlari 10 km di atas tredmil. Dia juga rajin berlatih Kendo dan kadang dia juga ikut latihan menembak di Senayan.

Dibanding teman-teman yang lain. Virli sebenarnya memiliki otak yang paling berbahaya. Bahkan lebih berbahaya dari Azra (Haduh, spoiler)

Dari segi finansial Virli sangat mapan. Dia memiliki sebuah BMW silver terbaru. Dua buah motor Ducati. Sebuah apartemen di Kemayoran dan flat mewah di daerah Permata Hijau. Dari semua kelebihannya, Virli memiliki satu kekurangan yaitu dia tidak memiliki pacar. Tentu saja dia terlalu hebat untuk punya pacar manusia biasa, hahaha...



Sophia Aulia Sahab

Kekasih dari Azra ini ada cewek keturunan Arab yang super-cantik yang memiliki wajah mirip dengan Susan Coffey. Huh, luar biasa. Hidung mancung, mata bulat besar, kulit putih, dan yang menjadi ciri khasnya rambut berwarna merah darah. Sophia memiliki tinggi 171 cm dengan tubuh yang proposional.

Untuk pakaian kerja dia bisa mengenakan kemeja putih dibalut dengan kardigan abu-abu gelap. Sedangkan untuk sehari-hari dia mengenakan kaos putih bergambar anime random yang biasa dipadu dengan jaket atau sweater warna merah. Bawahan selalu celana jeans biru dan sepatu kets. Tidak pernah ada rok untuk Sophia kecuali acara Lebaran.

Keluarga Sophia adalah pendiri dan pemilik sebuah perusahaan parfum terkenal di Jakarta. Terlahir dari keluarga yang sangat mapan, sejak kecil Sophia selalu mendapatkan apapun yang dia mau. Itulah yang membuat dia tumbuh menjadi cewek galak, arogan, dan selalu ingin menang sendiri.

Di masa SMA, Sophia pernah menjadi juara cover majalah remaja. Kemudian setelah lulus dia memilih kuliah jurusan teknik Kimia di Universitas Keio. Saat kuliah di Jepang dia pernah menjadi model iklan untuk Uniqlo. Kemudian selepas kuliah dia sempat bekerja di perusahaan keluarga sebelum akhirnya dia keluar dan bekerja sendiri di sebuah perusahaan telekomunikasi swasta.

Di bidang penyelidikan, keahlian utama Sophia adalah analisa zat kimia (termasuk menganalisa darah) dan pelacak bukti mikro. Dia juga memahami berbagai jenis racun populer dan zat-zat kimia berbahaya, serta sedikit ilmu kedokteran.

Bicara tentang kepribadian, sebagai gadis yang terlahir super-cantik. Sophia adalah sosok yang paradoks. Dia apatis dan sangat malas dalam melakukan penyelidikan. Bahkan sebisa mungkin dia tidak ingin terlibat dalam penyelidikan kriminal (terutama yang dikerjakan kekasihnya) apalagi sampai jatuh dalam aksi-aksi menantang maut.

Tapi jikalaupun dia terjebak bersama penjahat, jikalaupun dia diculik ataupun dihajar orang. Berbeda dengan gadis-gadis lain, Sophia tidak akan pernah menangis. []
.  .  .

No comments:

Post a Comment