Saturday, March 15, 2014

Detective Is A Rockstar ( II )

Detective Is A Rockstar ( II )
By Ftrohx


Akhirnya setelah empat tahun yang lalu gw menulis judul ini, kembali gw baru melanjutkan tema ini "Detective is a Rockstar"

Jauh sebelum JK Rowling menerbitkan Cuckoo's Calling dan menghadirkan Detective Comoran Strike, Gw sudah punya ide ini duluan.

Bahwa Detective ibarat seorang Rockstar, dia punya idealisme sendiri dan hidup dengan idealisme yang dia pilih.

Sama seperti detective sungguhan, penulis cerita detektif atau crime thriller juga hidup dalam idealisme nya sendiri.

Tak peduli pasar atau lebih tepatnya penerbit meminta apa, penulis cerita detektif tetap menulis tentang detektif, karena dia tahu, karena dia yakin suatu saat karya-nya pasti akan dilihat banyak orang.

Bicara tentang gw sendiri, gw sudah mulai menulis cerita detektif atau crime thriller sejak tahun 2011-an.

Sempat mandek pada projek pertama, lalu gw beralih ke projek lain yaitu novel 1031 bersama Ariza.

Alhamdulillah kami berhasil merampungkannya, meski ditolak oleh sebuah penerbit major. Tapi syukurnya kami membuku-kannya lewat self publisher.

Mengingat kemarin 2013 adalah tahun di mana novel pertama gw ditolak, Gw tahu masih banyak kelemahan pada novel itu.

Tahun 2013 juga adalah tahun gw jatuh pada banyak hal, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada masa-masa bahagia dan ada masa-masa sedih pada akhir tahun tersebut.

Tahun 2013 adalah tahun dimana gw terlalu banyak memikirkan cewek. Dan tidak berhasil tentu saja. Tahun dimana gw benar-benar tidak fokus. Gw terlalu banyak keinginan sehingga tidak ada satupun yang gw dapat.

Gw ingin menulis ini, ingin menulis itu. Gw coba-coba romance padahal dunia gw bukan di situ.

Lalu tahun pun berganti, Januari gw mencoba melepaskan semuanya.

Gw bertemu dengan nama-nama penulis baru, gw belajar hal-hal baru.

Lalu pada Febuari kemarin, gw menemukan satu nama penulis yang secara kebetulan muncul saat gw mengetik sebuah kata kunci di Google. Cerpen yang pertama gw temukan dari dia berjudul "Lukisan Jenderal Raib"

Gw baca itu Wah, keren nih mengingatkan gw akan Es Ito penulis novel thriller Negara Kelima.

Lalu gw search lagi, ternyata bukan satu cerpen bertema crime thriller yang dia tulis.

Ternyata banyak ! Hahahaha...

Kemana aja gw selama ini tidak mendeteksi penulis bernama Fandi Sido. (Mungkin karena 2013 kebanyakan mikirin cewek jadinya nggak mendeteksi penulis cerita detektif yang sama seperti gw.)

Yang bikin gw kesal sama diri gw sendiri adalah... selama ini gw meriset penulis-penulis crime thriller atau cerita detektif dari beberapa komunitas penulis. Pertama gw membuka kemudian.com di sana gw hanya menemukan beberapa nama, dan itupula cerita detektif-nya rada kekanak-kanakan atau teenlit detective. Tidak ada detektif serius yang gw temukan di sana. Begitupula dengan situs Net Detective Indonesia, situs komunitas detektif amatir dan pembaca cerita detektif terbesar di Indonesia. Gw nggak menemukan ada yang spektakuler di sana, hanya anak-anak muda dengan hobi baca komik detektif conan itu aja.

Tapi di Kompasiana, gw menemukan Fandi Sido, anakmuda ini bukan cuma nulis cerpen bertema detektif tapi juga menulis serial detektifnya sendiri di kompasiana. Luarbiasa, untuk ukuran anakmuda Indonesia tulisannya bagus-bagus semua. Dia menulis serial detektif Adam Yafrizal, biasa tiap kasus terdiri dari 6 sampai 8 cerpen. Di antaranya favorit gw adalah kasus Kematian Ganda, Kasus Sandi Moze, Kasus Kursi berkaki tiga, dan Kasus Koloni.

Melihat banyak cerpen yang dia upload di kompasiana, menjadi pukulan tersendiri ke hati gw.

"Kemana aja elo selama ini Troh? Mikirin cewek mulu sih elo?"

Iya, harusnya selama tahun 2012 sampai 2013 kemarin gw bertindak seperti Fandi Sido, menulis ya menulis saja, nggak usah dengarin omongan orang, nggak usah dipikirin mau bagaimana.

Menulis aja nggak usah dipikirkan apa orang suka atau tidak suka, menulis aja nggak usah dipikirkan ada yang komen atau tidak, menulis aja nggak usah peduli apa ada yang baca atau tidak.

Karena tulisan elo idealis, karena tulisan elo hanya sedikit yang main di genre itu (terutama di Indonesia).

Karena meski sedikit ataupun banyak yang baca tulisan elo, mereka akan jadi fans yang sangat loyal.

3 comments:

  1. terima kasih, Mas Ftroh, sudah menulis ini. Terlebih karena sebut-sebut nama saya (yang sebetulnya tidak perlu). Saya senang "ketemu" sesama pekerja seni yang minat ceritanya sama.

    Paling tidak, kita bisa berdiskusi banyak soal konteks, dan konten.

    ReplyDelete
  2. @ Fandi Sido , sama-sama Mas Bro...

    ReplyDelete
  3. Saya juga sangat berterima kasih , karena anda menginspirasi saya untuk menulis serius lagi ! hihihihi...

    ReplyDelete