Thursday, February 12, 2015

Bicara Tentang Asisten Detektif

By Ftrohx


Dahulu ketika menulis cerita, saya selalu mengabaikan karakter ini 'asisten detektif'. Saya lebih fokus pada detektif dan kasus-kasusnya.

Asisten menjadi tidak begitu penting, bahkan untuk beberapa kasus, sang detektif yang saya buat tidak menggunakan asisten sama sekali sehingga menjadi monolog yang monoton.

Belakangan saya mencoba mencari apa sih yang salah dengan karakter saya, dengan asisten detektif saya?

Iya, secara keseluruhan asisten detektif yang saya buat, kurang memiliki karakter, dia seolah menjadi bayangan dari si detektif, bayangan pantulan cermin, dan bukannya bayangan yang menguatkan si detektif melainkan jadi pembias cahaya, ini salah.





Dan kedua, karakter AsDef yang saya bikin tidak memiliki keahlian dan fungsi khusus, padahal asisten detektif HARUSlah memiliki fungsi khusus, terutama untuk membantu sang detektif, atau jika dia tidak membantu dalam pemecahan kasus, setidaknya asisten detektif harus membantu menarasikan cerita dengan benar, sayangnya ini tidak (masih) sulit untuk saya lakukan.

Ketiga, asisten detektif mesti memiliki 'karakter' suatu yang membedakan dirinya dengan karakter-karakter yang lain yang beredar dalam novel tersebut. Ini masih jadi masalah buat saya karena, keahlian berbahasa saya sangatlah kurang, asisten detektif mesti memiliki bahasa serta pikiran yang berbeda dari sang detektif.

Asisten detektif menurut saya harus memiliki kemampuan berpikir yang independen, namun memiliki batasan yang jelas sehingga tidak memotong wilayah (pemikiran) dari sang detektif. Seperti karakter Naomi Misora, dia memiliki metode dan analisanya sendiri, namun dia juga punya batasan di mana, ada beberapa hal kunci yang tidak bisa dia pecahkan sendiri.

Ok, dibawah ini adalah beberapa asisten detektif yang jadi favorit saya, yang bisa jadi contoh yang baik bagi pengembangan novel detektif anda.


Pertama, Ipda Eno dari serial detektif Adam Yafrizal

Eno adalah karakter polisi yang lugu, polos, dan jujur apa adanya. Sebenarnya saya nggak ngerti bagaimana seorang Eno bisa jadi seorang polisi. Tapi saya berharap Fandi punya alasan serta latar belakang cerita yang bagus untuk Eno.

Setiap kali datang ke TKP, Eno bersikap seolah dia adalah orang awam yang baru pertama kali menyentuh TKP.

Beda dengan asisten detektif lain, seperti Erik di Metropolis ataupun Naomi Misora di Death Note, Eno adalah orang yang jarang berspekulasi apalagi membuat hipotesa-hipotesanya sendiri. Namun justru disinilah keunggulannya, dengan karakter Eno ini justru karakter sang detektifnya - Adam Yafrizal, benar-benar terlihat nyata. Ibarat Aomine dan Kuroko di Kiseki no Sedai. Adam adalah cahaya terang yang menarik perhatian di lapangan, sementara Eno adalah bayangan gelap yang memperkuat eksistensi dari cahaya.

Paduan keduanya membuat serial ini jadi favorit saya untuk serial detektif asli Indonesia.


Bripda Erik dari Metropolis - Windry Ramadhina.

Beda dengan Eno yang jujur apa adanya, karakter Bripda Erik adalah polisi yang keras kepala.

Meskipun menjadi asisten bagi Inspektur Bram, namun Erik biasa melakukan penyelidikan sendiri yang bahkan tidak diketahui oleh atasannya.

Dia sangat independen dan kadang analitik, karakter yang mengingatkan saya dengan Naomi Misora di Death Note: LA BB Murder.


Ali Topan,

DIa adalah salah satu karakter legend yang saya suka, si Topan pernah bekerja sebagai asisten detektif bagi Robert Oui si detektif partikelir dalam novel Ali Topan Wartawan Jalanan.

Sebagai karakter asisten detektif, Topan membawa karakter aslinya sendiri, anakmuda yang selengean, urakan, nggak bisa diatur, namun memiliki perasaan yang dalam akan sebuah keadilan.

Topan nggak pinter-pinter banget, masalah analisa diurus sendiri oleh sang detektif dan koleganya, Topan hanya mencari informasi di jalanan kemudian melapor pada bossnya. Tapi di sini fungsi dia benar-benar klop menurut saya.


Untuk detektif luar, yang paling mudah kita kenali adalah John Watson.

Watson adalah contoh narator sekaligus asisten detektif yang sangat bagus. Watson sesungguhnya adalah orang yang membuat NAMA Holmes menjadi terkenal, tanpa Watson mungkin Holmes tidak akan se-JAYA sekarang.

Dari obrolan saya dengan Fandi, Watson itu memang tidak se-jenius Holmes, tapi dia memiliki keunggulan tersendiri, dia adalah orang yang sangat jago dalam narasi, dia bisa membuat PoV1 menjadi petualangan yang seru dan memorable.

Dia bisa menggunakan PoV1 nya untuk hal-hal yang rumit, yang harusnya dinarasikan dengan PoV3.


Kedua, Arthur Hastings.

Ini adalah asisten detektif paling terkenal di seluruh dunia setelah John Watson, Arthur adalah sahabat sekaligus asisten dan narator dari petualangan-petualangan detektif Hercule Poirot karya Agatha Christie.

Arthur adalah seorang tentara berpangkat Letnan di awal petualangan Poirot kasus Affair at Style, dan berpangkat kapten di akhir cerita Poirot yaitu The Curtain.

Kesamaannya dengan Watson mereka berdua adalah narator yang hebat, yang dengan PoV1 bisa membawa kisah Poirot menjadi karya yang legendaris, hanya saja, beda dengan Watson yang seorang dokter yang analitik, Arthur lebih ke seorang tentara yang puitis.


Amelia Sachs

Jujur saya lebih suka asisten detektif cewek daripada cowok, dan ini adalah favorit saya Miss Amelia Sachs, asisten dari detektif Lincoln Rhyme.

Jika Lincoln mengurusi masalah analisa TKP yang lebih banyak berkutat pada logika, maka Amelia melihat TKP dengan rasa emosional dan empati seorang wanita.

Dan secara visual pun Amelia juga karakter yang HOT, di novel dia dideskripsikan sebagai cewek yang memiliki tubuh tinggi dan proporsional, serta ciri khasnya rambutnya yang merah menyala.

Selain fisik keunggulan dari Amelia Sachs adalah keahliannya menggunakan pistol dan menenbak cepat, bahkan dia mampu melumpuhkan beberapa polisi bersenjata sekaligus dengan sekali gerak.


Naomi Misora

Saya suka nama karakter ini, Naomi Misora adalah asisten detektif bagi L. Lawliet, di novel Los Angeles BB Murder.

Naomi Misora  adalah agen FBI (dan mantan anggota FBI di serial Death Note) namun dia bekerja dengan cara non-police procedural.

Memang ada beberapa kelemahan seperti cara kerja yang seperti detektif amatir, namun disitulah bagusnya dia melihat tempat kejadian perkara dari mata orang awam atau yang baru belajar cara-cara penyelidikan.

Tapi ada hal yang cool juga dari Misora yaitu keahlian beladirinya yang unik yaitu Capoera, yang menginspirasi L. juga untuk mempelajari hal tersebut.

.  .  .


Nb: sebenarnya masih banyak contoh asisten detektif hebat lainnya, tapi yang ada dibenak saya saat ini adalah beberapa nama di atas saja, mungkin di artikel yang lain akan saya bahas lebih lanjutnya.

No comments:

Post a Comment