Tuesday, September 6, 2011

BLEACH ; TIMELINE

BLEACH ; TIMELINE

fanfiction ; Disclaimer by Ftroh



Death and Strawberry part 2

Note ini terinspirasi dari Bleach chapter 441 sampai Chapter 459 yang memang semua peristiwa tersebut terjadi hanya dalam satu hari. Hari yang sangat melelahkan untuk Ichigo.

……………………………………………………….





I’m gonna love you

Till the heaven stop the rain

I’m gonna love you

Till the stars fall from the sky for you and I…



Saturday morning 7.30 AM

Pagi-pagi Ayah ku udah teriak-teriak nyanyi lagu clasik rock berjudul ‘Touch me’ dari ‘The Doors’. Jim Morrison lagi. Memang anak muda dari zaman generasi X yang suka MTV Nggak sinkron sama aku yang suka dengan ‘Song For…” by Rookiez is PunkD.



“Ichigo , semangat pagi ! ini hari sabtu jangan murung mulu kamu di kamar ?” teriak Ayah ku Isshin Kurosaki dengan ToA, Isshin si Dokter klinik yang suka ngayal jadi rockstar.



“Iya, Yah..!” Ucap ku yang agak malas beranjak dari tidur ini hari sabtu dan biasanya akan berakhir seperti hari-hari lain nya liburan, malammingguan di rumah atau mungkin main ke tempatnya Mizuhiro atau Tatsuki atau yang lain nya.

Aku Memandang Mentari pagi di Jendala, bertanya sendiri. Mimpi apa ya semalam? Rasa nya ada bayangan dari masalalu yang memaksa ku untuk terbangun. Tapi entah hanya bayangan aku tidak tau seperti apa wujudnya rasa nya seperti aku melihat seorang anak perempuan.





11.10 AM

Di Apartemen milik Yukio aku sedang berlatih untuk memaksimalkan kemampuan fullbring ku sparing melawan Jackie Tristan dan Fullbring nya Dirty Boots. Aku berhasil memaksimalkan kemampuan fullbring ku yang menyelimuti tubuhku seperti black Reiatsu dari Getsuga Tenshou. Dengan pedang Fullbring itu aku berhasil mengalahkan Jackie Tristan





12.05 PM

Pintu Apartemen Yukio terbelah dua, membuat semuanya terkejut karena seseorang dengan bekas luka di dahi tiba-tiba muncul di tengah latihan ku. Chad, Ginjou, Yukio dan Kutsuzawa. Tidak dapat menghalangi nya membelah Konteiner tempat ku berlatih. Tapi di saat konteiner itu terbelah justru Aku yang balik mengejutkan Ginjou dan yang lainnya bahwa dalam hitungan jam aku telah menguasai Fullbring.





13.05 PM

Orang itu bernama Tsukushima, dia yang menyerang Ishida hingga masuk rumahsakit dan Inoue di Apartemennya. Aku bertarung melawan Tsukushima tetapi kekuataan ku belum bisa ku kendalikan dengan baik hingga aku terdesak jauh oleh pedang fullbring Tsukushima. Ginjou menghalangi dan memukulkan ku. Dia berkata agar aku duduk diam dan melihat saja sementara dia bertarung.

Chad juga datang menghalangi ku yang tak bisa berbuat banyak. Ginjou bertarung melawan Tsukushima hingga menghancurkan beberapa gedung di dekat kami. Ginjou sendiri juga terdesak oleh Tsukushima Aku marah dengan segala kelemahan ku dan memfokuskan Reiatsu ku pada satu serangan ke arah Tsukushima. Aku menyelamatkan Ginjou





14.05 PM

Yukio meng’save ku kedalam game nya dan membawa ku pergi dari pertarungan.

Tiba-tiba aku sudah berada di dalam sebuah mansion yang berbeda. Ginjou berkata ini adalah markas cadangan jika apartemen Yukio telah di temukan oleh Tsukushima.



Mereka bercerita bahwa Tsukushima berhasil mereka desak dan pergi. Untuk sementara kita berada dalam posisi aman. Tapi Ginjou berkata Aku harus sudah menyempurnakan Fullbring ku jika Tsukushima tiba-tiba muncul lagi. Seseorang harus ada yang menemani ku berlatih dan Ginjou langsung berinisiatif untuk melatihku langsung di dalam ruang game console Yukio.





15.10 PM

Chad tiba-tiba juga muncul di dimensi console Yukio, dia membawa Inoue bersamanya dengan alas an untuk membantuku berlatih/ tapi aku merasa ada yang janggal di sini.



Aku bertarung menggunakan pedang Fullbring ku melawan Cross of scrafold / fullbring milik Ginjou. Normalnya setiap kali aku bertarung melawan seseorang yang kuat. Setiap kali pedang ku menghantam pedang lawan. Aku dapat merasakan apa yang di rasakan oleh lawan ku, aku memang tidak dapat membaca pikiran mereka tapi aku mampu memahami alasan kenapa mereka bertarung dengan ku.



Rasa nya aneh… Aku tidak merasakan perasaan apapun di saat menghantam pedang fullbringnya. Pertama ku kira karena aku belum terbiasa dengan teknik fullbring ini. Tapi nggak peduli berapa kalipun aku menebaskan pedang aku tetap tak merasakan apa-apa?Berbeda di saat aku bertarung melawan Gin Ichimaru. Dalam hati Gin dia memang tidak pernah berniat untuk bertarung melawan ku.



Sedangkan orang ini. Ginjou dia menatap lurus ke mata ku tapi aku tidak merasakan apapun aku tidak tau arah pertarungan ini akan kemana. Seolah Ginjou menggunakan jubah tak terlihat dalam jiwa nya sehingga aku tak tau apa yang sedang terjadi. Tsukushima lain lagi Dia adalah opposite nya. Dia tidak pernah menatap langsung ke mata ku tapi aku dapat merasakan hawa membunuh berada di sekeliling ku tadi.

Ini pedang fullbring… Mungkin ini alasan nya kenapa saat ini aku tidak bisa merasakan apa-apa kerena aku bertarung bukan dengan Zanpakutou. Atau karena aku tidak / pernah atau karena aku belum benar-benar percaya pada Ginjou.





16.01 PM

Ginjou menebas mata ku, membuat ku mengalami kebutaan total. Inoue tiba-tiba menjerit dan menghilang.

Ginjou menjelaskan kembali tujuan nya adalah membangkitkan kekuataan shinigami ku. Dia berkata Aku tidak percaya kepada nya tapi aku terpaksa mengikuti permainan nya untuk mendapatkan kekuataan ku kembali, dan di saat aku berada di ruang ini di dalam permainannya secara instant semua nya telah berakhir.



Ginjou menghajar ku habis-habisan, aku menggunakan semua yang ku bisa untuk menyerang balik dia tapi semua terasa percuma. Aku tidak bisa merasakan keberadaannya dan selalu serangan kilat dia lancarkan hingga tubuhku tergelatak di lantai di mana Ginjou menghujamkan Cross of Scarfold di dada ku. Aku sekarat tidak mampu menggunakan panca indera ku. Semua system syaraf ku seolah mati bersama hilangnya harapan. Sampai aku melihat suatu cahaya suatu bentuk tubuh yang bergerak. Aku melihat Ginjou dalam bentuk spritualnya. Aku bisa melihat posisi di mana dia berdiri. Aku berteriak marah dan tanpa ampun aku mengeluarkan segenap kekuataan ku meledakan tubuhnya.



Ginjou masih berdiri aku tau dia mengalami luka parah setelah terkena tebasan ku. Dia berkata “Aku bangga pada mu, semua nya telah sempurna !”



Ginjou menjelaskan bahwa satu-satu nya cara menggunakan fullbring adalah menarik jiwa / kekuataan yang berada di dalam tools kamu dengan mempertaruhkan nyawa kamu. Dengan begitu kekuataan yang fullbring kamu yang selama ini tertekan di dalam tools dapat terlepaskan.

Dia melangkah kaki dan berkata lagi “Maafkan aku telah berperan sebagai penjahat. Selamat datang di executioner !”





23.01 PM

Di dalam dimensi console Yukio waktu telah berlalu beberapa minggu. Aku sudah pulih dari cedra parah dan mata ku sudah bisa melihat lagi berkat kemampuan penyembuhan Inoue. Begitu juga Ginjou yang kembali semangat seperti pegulat WWF Dwayne ‘Rock’ Johnson.

Dia memerintahkan ku untuk melakukan push-up 600kali. Melatih ku dengan berbagai kegiataan fisik layak nya atlet SEA games.

Aku sangat kelelahan dengan segala latihan yang enggak penting itu.



Ginjou pun menjelaskan kenapa dia menebas mata ku membuatku buta agar aku dapat melihat sesuatu yang tak terlihat oleh panca indera ku. Ginjou telah menduga bahwa aku dapat melihat wujud spiritualnya. Dia menjelaskan karena aku dapat melihat wujud spiritual nya berarti kekuataan shinigami ku telah kembali juga aku memiliki kekuataan tersendiri dari fullbring karena Setitik remnant yang tersimpan di dalam badge ku berhasil ku kendalikan dan menyatu dengan energy spiritual yang ada pada tubuh ku.



Sekali lagi dia berkata bahwa aku akan mendapat bentuk baru yang berbeda dari Shinigami ataupun Hollow. Ginjou melemparkan badge ku dan menyatakan Fullbring ku telah sempurna. Aku mengextract remnant yang ada di badge. Energy itu menyelimuti seluruh tubuhku menjadi jubah jirah dan badge itu berubah menjadi pedang.



Latihan telah selesai dan kami pun keluar dari Dimensi console Yukio. Dia berkata sebagai nya aku pulang ke rumah karena keluarga ku pasti sangat mengkhawatirkan ku. Aku bertanya sudah berapa hari aku berada di dalam console game. Yukio bilang hanya beberapa jam. Sambil menunjuk jam dinding pukul 11malam.

Saat perjalanan pulang aku menatap langit yang gelap dengan awan merah sepertinya akan turun hujan malam ini. Aku mengambil handphone di saku ku menyalahkan mp3 secara random lagu Iris by Go go dolls muncul.



And I'd give up forever to touch you

Cuz I know that you feel me somehow

You're the closest to heaven that I'll ever be

And I don't want to go home right now





Soundtrack film lama berjudul City of Angels Cerita tentang Cinta antara Seorang dokter bedah jantung dengan Shinigami di Kota Los Angeles. Pada akhirnya kisah dua dunia berbeda ini tidak pernah bisa bersatu.

Satu hal besar yang aku tangkap dari film ini adalah sekalipun orang yang kita cinta itu pergi sekalipun dia telah tiada tapi Cinta nya itu masih ada di sini. Dia masih tetap ada di sini. Di dalam Hati.





Sunday morning 01.05 AM

Aku baru sampai di rumah pukul satu malam ternyata Yuzu dan Karin belum tidur. Yuzu berkata dengan sangat gembira bahwa ada seorang tamu dari masa lalu yang berkunjung ke sini. Dia adalah sepupu ku… Aku sendiri tidak pernah tau apa ada seorang sepupu di seluruh penjuru dunia yang datang bertamu pukul satu malam

Tamu yang tak pernah ku duga itu duduk di sofa ruang tengah. Dia adalah si keparat Tsukushima.



Dia bukan sepupu ku tapi kedua adik ku percaya bahwa dia adalah bagian dari keluarga ku. “Apa yang kau lakukan kepada Yuzu dan Karin?” teriak ku

Percakapan belum selesai bell pintu pun berbunyi Tsukushima berkata “Mungkin itu Keigo dan yang lain ?”



Gila… Semua ini benar-benar tidak logis. Mereka semua sahabat-sahabatku berada di sini. Dan Tsukushima dengan santai berkata besok kan hari minggu tidak apa-apa kan? Lagipula aku sudah lama tidak bertemu? Bagaimana jika ku telepon Chad dan Inoue juga untuk datang kesini?

Kesabaran ku habis aku menghantam kan kepala tinju ku ke wajah Tsukushima. Membuatnya terjungkal ke belakang memecahkan jendela. Tatsuki berteriak apa yang aku lakukan? “Kenapa kamu memukul keluarga mu sendiri sampai seperti ini ?”



Semua menatap ku dengan pandangan mata yang aneh, pandangan bahwa aku adalah orang yang bersalah. Semua memaksa ku untuk meminta maaf kepada sang psyco Tsukushima.



Aku tidak bisa berbuat banyak di hadapan mereka terlalu berbahaya jika menggunakan fullbring dan bertarung melawan Tsukushima di hadapan mereka terlebih mereka melihat Aku sebagai penjahat dan Tsukushima adalah orang baik. Aku hanya bisa berlari dan berlari menuju ujung dari Karakura Town. Berlari sambil memikirkan apa semua ini peristiwa ini di sebabkan oleh kekuataan fullbring milik Tsukushima. Tetapi apa sebenarnya fullbring Tsukushima ‘Book of the End’ itu.





02.05 AM

Di tengah jalan aku bertemu Ginjou. Dia bercerita bahwa teman-teman nya Yukio dan yang lain sudah berada dalam pengaruh kekuataan ‘Book of the End’ Fullbring milik Tsukushima



Ginjou memiliki hipotesis tentang kekuataan ‘Book of the End’ Tsukushima. Bahwa kekuataan fullbring nya itu bukan tentang mengubah memori seseorang tetapi mengubah masa lalu seseorang dari memasukan ‘presence’ keberadaan atau eksistensi dirinya ke target/ korban dengan cara menebaskan ‘Book of the End’ ke tubuh target. Hipotesis ini sesuai dengan motif asli dari ‘Book of the End’ yaitu penanda buku.



Belum selesai menjelaskan analisis nya Tiba-tiba muncul Yukio dengan console nya. Yukio menjelaskan sebelumnya telah menanamkan micro device untuk melacak keberadaan Ginjou.



“Ayolah mari kita pulang. Tak usah khawatir tentang apapun. Aku, Tsukushima dan yang lain tidak ada yang marah pada mu. Kami akan mengembalikan keadaan normal kamu dalam waktu dekat ini !” Ucap Yukio.

Tidak ada pilihan lain kali ini. Aku dan Ginjou mengikuti permainan Yukio. Bocah ini membawa kami ke sebuah Villa di pinggiran Hutan Karakura Town.





02.35 PM

Pintu Villa itu terbuka, dan di sana tepat berdiri Tsukushima dia berkata “Masuk lah aku tak bersenjata dan tidak ada perangkap di tempat ini !”

Aku melihat Ginjou yang selalu mengingatkan ku untuk tetap waspada.

Seketika aku memasuki ruangan trompet karton ulang tahun pun berbunyi. Semua teman ku dan kedua adik kecil ku ada di sini. Serempak mereka berkata “Welcome Home !”



Semua nya membuat ku paranoid, Tsukushima membuatku Paranoid dan aku tidak bisa bertarung melawan nya di hadapan teman-teman dan dua adik ku yang menganggap Tsukushima adalah bagian dari kehidupan mereka sebelumnya. Kembali aku hanya bisa berlari mencoba untuk keluar dari ruangan ini. Aku menelurusi tangga ke lantai 2 membuka sebuah pintu dan di sana berdiri aliansi fullbring / teman-teman Ginjou yang sudah dalam pengaruh kekuataan Tsukushima. Mereka ingin membuatku menjadi normal seperti mereka. Menjadi orang normal yang ada dalam pengaruh kekuataan Tsukushima.

Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan. Ginjou berkata “Bertarung lah Ichigo keluar semua kemampuan mu. Aku telah menghancurkan tangga jadi mereka tidak akan bisa naik ke lantai ini !”





03.05PM

Aku bertarung di atas atap Villa. Muncul Chad dan juga Inoue yang membantu Tsukushima untuk menjatuhkan ku. Mereka ingin membuat ku menjadi normal seperti semula, Normal dalam pandangan benak mereka, normal dalam arti aku harus berada dalam pengaruh kekuataan fullbring ‘Book of the End’ Tsukushima.Ginjou berkata jangan sampai aku terkena tebasan nya dari belakang karena semua akan berakhri jika aku tertebas oleh Tsukushima dari belakang. Semua eksistensi semua masa lalu ku. Semua yang salah dan semua yang benar akan berakhir seperti nama fullbring nya ‘Book of the End’ semua nya akan tamat.



Tsukushima memiliki kemampuan bergerak kilat yang tak bisa ku antisipasi. Dia selalu muncul di belakang punggung ku. Di saat-saat paling berbahaya yang bisa jadi akhir dari kehidupan normal ku. Ginjou datang di sana di sisi kosong itu dia menghalangi tebasan Tsukushima dengan mengorbankan tubuhnya.



Ginjou terjatuh. Aku mencoba menyadarkan nya. Dia masih terlihat normal. Mungkin karena dia di tebas dari depan dada nya sehingga menghasilkan efek yang berbeda dibanding jika di tebas dari belakang. Aku ingat dengan Ishida seolah dia tidak kehilangan ingatan. Apa mungkin karena dia terkena tebasan di depan yang berarti tebasan pemotong fisik. Sementara untuk tebasan dari belakang dia memotong phisikis/memori.



Ginjou pun bangun dan berkata persis sama dengan yang aku pikirkan dia mengatakan masih memandang Tsukushima sebagai musuh. Mungkin tebasan itu memiliki efek tersendiri untuk orang-orang yang berbeda atau mungkin Tsukushima sengaja belum mengaktifkan nya.



Sebuah derap kaki terdengar di belakang ku. Reiatsu ini sangat ku kenal. Dia adalah Ishida, Dia telah pulih dari Cedera parah akibat tebasan Tsukushima. Dugaan ku pasti Inoue yang telah menyembuhkan luka nya dengan Soten Kishun. Ishida berkata “Kemari Kurosaki, Aku berpihak pada mu !”

“Seolah aku percaya perkataan kamu ?” jawab ku.



Ishida berteriak “Kamu nggak ngerti orang yang menebasku adalah dia yang sedang berdiri di belakang mu !!!”

Ishida melepaskan panah Quincy nya ke arah Ginjou.Dengan mudah Ginjou menangkisnya dan aku masih belum sadar? Kejadian itu begitu cepat. Hingga Ginjou menebas tubuhku.

Aku terjatuh berlutut di hadapan nya.



Sementara pria bertubuh besar itu hanya tertawa Gila, tawa seperti setan dari Neraka. Tawa sang pengkhianat yang menang atas orang seperti ku.



“Kenapa ? Kenapa ? Ginjou…”



“Kamu tertipu oleh kekuataan Tsukushima. Kamu memang setengah benar dalam hal ini aku memang terkena efek dari tebasan ‘Book of the End’. Tapi jangan salah. Aku tidak menjadi musuh mu karena Tsukushima menebasku.Dia telah menebasku dua kali dan kali ini aku kembali menjadi normal. Kembali dengan ingatan dan pikiran ku yang sebenarnya !”

Ginjou mengambil badge dan menyatuhkan nya dengan pedang Cross of Scarfold nya. Badge itu berubah menjadi kepala tengkorak. Ginjou berkata lagi “Sekarang saatnya aku mengambil kekuataan Fullbring mu !”

Dia menghujam kan pedang itu ke dada ku. Seluruh tubuhku mati rasa tak dapat bergerak dan tak dapat berteriak. Aku seperti seonggok daging yang tak berguna. Dia mengambil semua kekuataan fullbring ku. Kekuataan yang baru saja aku dapat. Tapi otak ku masih bisa untuk berpikir mencari sebuah alasan. Mencari sebuah jawaban kenapa ini semua bisa terjadi apa yang sebenarnya terjadi. Satu hal yang ku ingat ada sebuah kata dari Ayah ku. “Apa yang mudah kita dapat biasa nya mudah juga untuk Hilang !”



Semua peristiwa ini datang dengan begitu cepat hingga aku lupa dengan waktu bahwa baru tadi pagi aku baru memiliki kekuatan fullbring. Dengan mudah nya aku mendapatkan kekuataan fullbring dari latihan dengan Ginjou dan dengan mudah pula Ginjou mengambil semua kekuataan itu.

Hujan turun dengan mudah nya dan untuk kedua kali nya aku menangis. Menangis seperti bocah bodoh yang kehilangan ibu nya di pasar. Dengan bodoh nya aku berkata “Ginjou kembali kan kekuataan ku !” kata-kata ku sadari semakin mengindikasi kan keputusasaan ku.



Tidak aku tidak boleh seperti ini. Masih ada yang harus aku lakukan masih ada yang bisa aku lakukan. Aku tau sekarang. Aku menemukan jawaban kenapa selama ini aku tidak bisa mendeteksi arah pikiran Ginjou walaupun berkali-kali Aku menebaskan pedang fullbring saat sparing dengan Ginjou di dimensi Console Yukio. Jawaban nya karena Ginjou waktu itu masih berada dalam kondisi terpengaruh oleh ‘Book of the End’ milik Tsukushima. ‘Book of the End’ bukan hanya mempengaruhi ingatan Ginjou, Fullbring itu menjadi semacam perisai tersendiri yang menutupi jiwa keji Ginjou yang sebenarnya sehingga aku tak mampu untuk mendeteksi Aura jahatnya berapa kali pun aku menebaskan pedang fullbring ku ke Cross of Scarfold.



Jika saja ada satu kesempatan lagi, jika saja ada Zangetsu kali ini aku akan mengalahkan nya. Aku telah mengetahui fakta nya. Aku telah mengetahui bahwa jiwa Ginjou tak terlindungi lagi oleh kekuataan ‘Book of the End’

Aku tidak bisa menerima keadaan ini tapi aku tidak boleh menyalahkan keadaan pasti akan ada harapan. Beberapa waktu yang lalu Tensa Zangetsu tidak mau mengajari ku final Getsuga Tensho Mugetsu karena Zangets sendiri tidak bisa menerima jika dia kehilangan eksistensi ku pada dunia nya. Atau mungkin lebih dari itu Zangets punya alasan tersendiri yaitu dia tidak ingin aku kehilangan kekuataan Shinigami karena jika aku kehilangan kekuataan Shinigami aku tidak bisa melihat Rukia lagi. Mungkin Zangetsu merupakan permintaan Hati ku sendiri. Zangetsu tercipta oleh alam bawah sadarku sendiri dan permintaan Zangetsu yang tidak ingin kehilangan ku adalah refleksi dari permintaan Hati ku yang tidak bisa menerima jika aku tidak bisa melihat Rukia. Dari sini aku belajar banyak bahwa Cinta itu seperti Pedang yang menghujam jantung, kamu tidak akan merasakan sakit jika kamu dapat menerima nya.



Dan benar saja. Sebuah pedang menghujam jantung ku. Ini bukan mimpi ini nyata aku merasakan nya lagi seperti De javu. Bersama juga dengan hujan yang turun tanpa henti Pedang berwarna putih menembus dari belakang punggung ku ke depan dada ku. Aku menoleh kebelakang dari mana pedang ini berasal. Siapa empu nya pedang? Aku melihat Urahara-San dan Ayahku berada di sana berdiri diantara gerimis dengan pandangan yang tidak aku mengerti. Bukan pandangan sinis ataupun kejam bukan pandangan mata yang menisyaratkan kesenangan atau kemenangan. Ini pandangan lain. “Jadi seperti ini? Ayah juga… Kenapa Yah ?”



“Idiot, bukan aku yang menusukan pedang itu. coba lihat siapa yang sedang menggegam nya ?” Ucap Ayah ku Isshin Kurosaki.



Perlahan hujan itu menghilang, perlahan mata ku terbuka dan dapat melihat suatu bentuk spiritual. Perlahan harapan mimpi dan kenangan itu kembali. Seperti kata Chad kemarin “Ingatlah Ichigo ingatlah di saat-saat kau memiliki kebanggaan sebagai seorang shinigami !” Aku ingat saat itu dia selalu ada. Dan saat ini dia kembali ada di hadapan ku. Si gadis bodoh yang mengaku dari alam berbeda. Sang bidadari kecil yang pernah menghentikan hujan di Hati ku. Oh, Aku mengerti sekarang kenapa Sabtu pagi tadi Isshin bernyanyi lagu Jim Morrison ‘Till Heaven Stop the Rain…’ karena dia tau, Dia telah berencana secara diam – diam bersama Shinigami licik ini akan muncul di hadapan ku malam ini. Bukan, sekarang sudah minggu pagi. Di sini Aku melihat mentari baru bersama Rukia.

No comments:

Post a Comment