Tuesday, September 6, 2011

End of The Games

End of The Games

Disclaimer by Ftroh.



“Everything that has a beginning has an end.” - Agent Smith





Ini bukan tentang film the Matrix tapi masih berhubungan dengan itu. Ini tentang industry internet dotcom booming seperti kata para ekonom di majalah Forbes. Para kapitalis pemilik modal dengan cepat dalam hitungan menit bahkan detik meraup keuntungan dari cyberspace. High Risk High Return quote pertama di bab pertama dari sebuah teks book corporate finance yang pernah gw baca. Cepat mendapat keuntungan cepat pula jika mendapat kerugian tentunya dalam bermain di industry ini.



Disini gw bicara tentang mereka yang pernah jaya kemudian hilang sekali berarti lalu mati kata Chairil Anwar. Di mulai dari Email.



Zaman dahulu sebelum berkembang era social networking. Email merupakan barang mahal dan prestige tentunya jika lo punya. Beberapa alasannya di awal tahun 2000an sampai tahun 2004 email yahoo memiliki versi berbayar begitu juga dengan Hotmail & Junomail(yang sekarang sudah bangkrut) Waktu itu belum ada gmail (yang menjadi saingan Yahoo). Jika lo punya email yahoo di zaman itu sama bangganya seperti sekarang lo punya aplikasi tambahan twitterific pada i-phone lo? tentunya karena hanya sedikit yang punya saat itu sedikit orang yang menyentuh computer saat itu dan juga warnet belum menjamur di Jakarta. Inti nya lo merasa ‘Exclusive’



Selain email sebelum tahun 2004 teknologi yang sangat terkenal adalah IRC (Internet Relay Chat) sampai-sampai JeffreyDeaver bikin novel bestseller dengan mengambil ide dari sini. Seingat gw IRC ntuh banyak jenisnya sama kaya social net. sekarang tapi diantara semuanya yang paling terkenal dan akrab sama anakmuda Jakarta adalah MiRC. Lo bisa masuk ke hampir semua IRC tanpa konfirmasi email bahkan dengan mengetik email aspal juga lolos verifikasi. Kelemahannya jelas tingkat keamanannya. MiRC sempat bertahan beberapa tahun lebih tapi usernya kebanyakan anak-anak underground, hacker gadungan, sampai jablay alias prostitusi.



Konsep IRC berakhir dengan mengecewakan, Perusahaan IT besar seperti Yahoo melihat peluang ini mereka membuat versi IRC nya sendiri dengan nama berbeda yaitu Instant messenger alias Yahoo Messenger (yang kemudian di susul oleh MSN messenger, Google Messenger & Skype) Pada awalnya Instant Messenger (YM) menawarkan standar keamanan yang lebih baik daripada IRC yang tanpa verifikasi bisa masuk (namun belakangan YM juga bernasib buruk). Pertama kali gw kenal YM dari teman SMA gw Nanda. YM ntuh ajaib dia lahir disaat yang tepat. Gw takjub saat pertamakali melihat tampilannya huruf-huruf bisa dibuat berwarna juga ada emoticon yang menambah kesan pada tulisan. Tahun 2004 sampai 2006 memang tahun yang cocok untuk YM banyak inspirasi yang muncul dengan permainan warna. Tahunnya Orange Range Grafiti Alexandria Peterpan sampai dengan awal munculnya Bleach. Kemudian kisah sukses YM pun berakhir kerena beberapa hal (selain persaingan ketat dengan Google) YM nggak populer lagi karena terlalu banyak Bugs/program/otomatisasi yang bermain juga untuk ajang prostitusi, selain itu juga bermunculannya anak-anak Alay di YM bikin nggak asik dan buat orang-orang seperti gw beralih.



Zaman baru lainnya di mulai yaitu Social Networking. Tahun 2004 keatas mulai menjamur social networking. Dua besar yang gw ingat saat itu Friendster dan Blospot.



Dengan Friendster lo bisa memiliki tampilan website personal untuk lo sendiri, begitu mudah penggunaannya hanya isi biodata & alamat email lo kemudian lo bisa menggunakan Friendster tanpa lo harus membuka inbox di email lo untuk konfirmasi ulang. Selain Friendster ada juga Myspace yang populer tapi sayang nggak seberhasil Friendster di Jakarta. Myspace lebih banyak di gunakan oleh anak band untuk mempromosikan lagu ataupun Albumnya. Sementara Friendster berkembang dengan cepat diberbagai kalangan anakmuda menengah kebawah. Semua orang yang pergi ke warnet waktu itu pasti hanya untuk Friendster, entah untuk mengupload photo-photo baru (zaman narsis dimulai darisini) atau sekedar komen-komen dibawah profile teman. Keterbatasan Friendster tentunya tidak bisa chatting. Jadi anakmuda Jakarta jika membuka FS pasti juga sedang membuka YM ataupun Mirc. FS juga tidak memisahkan halaman muka profile dengan halaman untuk komen2an (jeleknya disini) Dan seperti yang gw bilang terlalu banyak orang yang mengakses FS sehingga bermunculan berbagai macam anak Alay. Menyebabkan orang-orang yang menginginkan Ekslusifitas pindah. Satu tempat yang mereka tuju 2tahun kemudian Facebook.



Sebelum ke Facebook sebenarnya diantara tahun2004-2006 social networking sedang booming-boomingnya. Banyak yang mencoba peruntungan dengan meniru Friendster & Myspace diantaranya yang pernah gw kunjungi adalah Bebo, tagged, digg, xanga, blogspot, multiply, wordpress, Orkut(socialnetworking yg diakusisi google namun bernasib malang alias bangkrut) dan sebagainya. Sedikit yang bertahan dan Berjaya sampai sekarang tentunya blogspot memang menyediakan sarana yang bagus bagi anakmuda yang suka menulis diary seperti Raditya Dika, sayangnya tidak untuk gw waktu itu. Yang unik lainnya adalah VampireFreak sebelum novel Stephany Meyer (menjadi Bestseller) VF adalah Friendster untuk anakmuda yang Rock&Roll gw nemu situs ini dari rekomendasi di majalah Rollingstone. Sayang juga nggak terlalu sukses lebih ke komunitas sama sepeti Blogspot.



Sampai disuatu hari di tahun 2007 gw baca majalah Wired di AmCor PU/UIN di majalah itu ada rekomendasi situs website baru bernama twitter. Mereka menyebutnya microblogging pendirinya juga salah seorang mantan pendiri blogspot. Mereka memiliki ide bagaimana jika seseorang narsis dengan kegiataan kesehariannya dan mengupdate nya dalam bentuk teks 140karakter. Berbeda dengan blogspot dimana lo bisa nulis sebanyak-banyaknya twitter didesain untuk anakmuda yang ingin menulis tapi bukan penulis. Pada awalnya twitter bagi gw adalah sebagai pengganti note jika gw lupa bawa pulpen dan kertas kalau ke warnet (untuk mencatat situs atau link artikel yg menarik) ditahun 2007 isi timeline twitter gw hanya link ke berbagai artikel lain. Bagaimana dengan Facebook jauh berbeda tentunya tampilan dari yang lo lihat saat ini. Facebook zaman itu benar-benar ekslusive gw & Ube (teman SMA/Campus ) melakukan semacam pencarian terhadap situs-situs social networking baru tahun itu seperti yang gw sebut di atas Bebo, tagged, digg, xanga, dan sebagainya termasuk facebook (versi awal) kami telusuri semua. Facebook berbeda dari situs social networking yang lain. Dia keren karena hanya sedikit anak Jakarta yang pakai di zaman itu fitur nya juga beda, dulu ada fitur yang ngatur hubungan relationship antar user/friendlist tapi sekarang disederhanakan (seperti relationship yang lo liat sekarang) dulu agak ribet untuk add friend pakai konfirmasi chapcha dan sekalipun sudah di add friend belum tentu kita bisa melihat friend kita, di zaman itu belum ada notification (pemberitahuan) jadi kita melihat notification di halaman home.



Ribet dah pokoknya maka nya waktu itu gw belum tertarik main FB begitu juga dengan twitter yang hanya untuk note online. Zaman itu belum ada trendy topic twitter sampai tahun 2008 di mana Ashton Kucher (cowonya Demi Moore) dikabarkan memiliki satu juta follower (sebelum JustinBieber tentunya). Nah dari situ gw mulai ngerti tentang following & follower twitter. Setelah itu muncul trendy topic. Dan yang mengejutkan pada awal 2009 ternyata facebook mengadaptasi konsep timeline twitter yang dibuat versinya sendiri yaitu update status (seperti yang lo kenal sekarang). Berbagai kemudahan & fitur2 menarik ini membawa migrasi besar para user yang sebelumnya dari FS ke FB. Mereka yang tidak sukses di FS mencoba untuk lebih eksis di FB.



Everything that has a beginning has an end. Facebook semakin mudah di akses berbagai macam fitur yang rumit kemudian di sederhanakan sementara fitur yang populer semakin di kembangkan seperti games, album photo, chatting, wall facebook, link/url untuk video youtube, dsb. Efek dari segala kemudahan itu sama seperti yang di alami berbagai macam website atau program populer internet sebelumnya. Kehilangan ‘Ekslusifitas’nya FB kehilangan ‘Prestige’nya yang dulu semakin banyak anak Alay bermunculan. Semakin banyak Bugs/program yang menyebar seperti sampah kali Ciliwung. Semakin banyak spammer/toko online & malware yang berkeliaran, begitu juga chat di FB juga sudah tidak semenarik dulu (bahkan ada temen2 gw yang kembali ke YM). Saking muaknya sama FB beberapa teman gw sudah ada yang pensiun dini sejak setahun lalu dari segela jenis website social networking.



Bagaimana dengan twitter, sama seperti FB. Twitter lebih menarik dari FB karena tidak ada fitur chat (gw suka ini) jadi nggak ada yang ganggu lo jika lo sedang online (ngertikan maksud gw) Tapi Twitter saat ini juga di isi oleh generasi penelus yang Alay. Satu hal yang nggak gw suka yang berkeliaran di twitter adalah team follow back (jika di follow katanya mereka akan mengirim banyak orang untuk memfollow balik) nggak benar itu menurut gw. Mereka memfollow bukan karena kenal langsung orangnya ataupun timeline twitternya menarik, dan hasilnya seperti fb juga kebanyakan Cuma timeline yang nggak penting.

No comments:

Post a Comment