Tuesday, September 6, 2011

Chapter 7a Business of Misery

Chapter 7a Business of Misery

by Ftroh





Jam 7.30 malam Virli berada di sebuah Restoran Steak di bilangan jalan Jendral Sudirman. Restoran ini cukup besar Virli menemukan sudut yang tepat di lantai 2 sebuah meja berwarna hitam marmer dengan pinggirannya di lapisi logam berwarna keemasaan mewah memang tapi banyak yang salah kaprah dengan table set ini mereka mengira ini dari IKEA sedangkan Virli tau susunan rangka meja dan kursi ini khas Amerika Selatan jarinya menyentuh pinggir meja. Ini dari Semco* rivalnya IKEA. Bentuk keseluruhan ruangan ini seperti Loggia* dengan pemandangan ke halaman berrumput teki di depan dan jalan satu arah dengan cahaya dari faint light*. Malam yang indah di sebuah sudut kota Jakarta. Tata pencahayaan dalam ruangan nya juga pas orang-orang awam biasa menyebutnya ‘suasana romantis’ Tapi Virli lebih suka menyebutnya tata cahayanya dengan indirect style*. Virli tidak memakai kata Romantis, karena Romantis* dalam kamus nya adalah filosofi kuno anakmuda dari abad ke-18 yang melakukan pemberontakan secara damai terhadap ideologi Gereja Katholik Roma.



Check in foursquare* nya yang terintegrasi dengan twitter ‘Tenderloin steak diatas hot plate’. Seperti sebelumnya selalu sendirian makan di restoran mewah dengan uang sendiri, datang dan pergi sendiri ini adalah ke-20 kali nya dalam sebulan Virli mengunjungi restoran-restoran mewah di penjuru Jakarta, wisata kuliner dari satu restoran ke yang lain sekaligus pelampiasan emosi dan frustasi. Dia sudah mendapat beberapa badge dari foursquare superstar, super mayor, photogenic, socialite dan super user. Biasanya seseorang yang suka mengupload photo di facebook nya disebut narsis lalu apa istilah untuk orang yang suka update di lingkungan termewah dan termahal dalam hati Virli tau kata yang tepat untuk dirinya sendiri Hedonist*.



Virli memotong steak dan melahapnya perlahan. Matanya melihat bayangan wajahnya sendiri di gelas kaca. Nikmat Tuhan apa yang kamu ingkari, kamu dapat pergi kemanapun di seluruh penjuru Jakarta dapat makan di tempat termahal, cukup uang untuk tidur di Hotel Four Season setiap minggunya Apa yang kurang Virli? Apa yang kamu butuhkan?. Tanya dirinya sendiri dalam Hati sementara matanya sedikit berkaca tapi Virli benci terlihat lemah. Hidup itu mudah seperti kata sahabatnya ‘yang sulit adalah memenuhi gaya hidup’. Azs dan teman-teman yang lainnya juga melihat keanehan ini pada Virli, beberapa menyarankan agar dia mencari pencerahan secara spiritual saja daripada menghaburkan uang untuk hal-hal yang berlebihan dan tidak berguna.



Seorang pria tampan sejak tadi menatap ke arahnya di ujungsana seolah dengan mata itu sang pria seperti berkata Ayo kita bersenang-senang sayang? pergi jauh dari tempat ini menikmati keindahan malam bersama ku?hanya berdua dalam sebuah keintiman. Virli sadar mungkin pria itu sudah lama mengikutinya mungkin dia mengawasinya dari twitter dan Virli tersenyum dia tau resikonya. Sang pria mendekati Virli tersenyum ramah dia menyapa “Hai , Anda sendiri? boleh saya duduk ?”



“Oh, maaf ! saya sudah ada janji dengan seseorang !”



“Janjian di sini ? tapi kursinya kosong !” Sang Pria tampan langsung menempati kursi dengan agresif Virli menunjukan mata yang agak terkejut tapi sang Pria melihat mata itu seperti terpesona “Orang yang anda tunggu sudah sangat telat mungkin banyak membuang waktu anda, dalam hal ini jika dia pria? saya rasa sangat mengecewakan !”



Perkataannya seolah mampu membaca apa yang dipikirkan Virli. Dia menggunakan kata ‘anda’ dan ‘saya’ ini bukan seperti cerpen romance dia mengucapkan ini untuk bermain jarak dalam perkenalan istilahnya autopilot sekaligus terdengar Gentle, bermain dengan kalimat cepat dengan intonasi yang baik nyaris sempurna. Virli berpikir memberinya nilai A untuk komunikasi verbal. Dan cara dia duduk, posisi tubuhnya mimic muka nya terlihat seperti seorang jantan yang menyelamatkan betina nya dari bahaya pejantan lain. Tipikal seorang penaluk wanita ‘womanizer’ dia pasti mengerti teori bahwa wanita memproseskan komunikasi verbal 40% melalui kata dan 60% lewat body language.



“Kok kamu tau ?”



“Tentu trik nya mudah, saya mendengar saat pelayan menawarkan anda meja? Pelayan bertanya untuk berapa orang? Anda meja untuk dua orang saja ! lalu pelayan mengantarkan anda ke sini dan bertanya ingin memesan apa ? menunggu pesanan juga sudah memakan waktu lama kemudian anda memilih menghabiskan steak nya sendiri, jadi kesimpulan saya pria itu pas sudah sangat terlambat !”



“Wow , kok tau kalau aku menunggu seorang pria ?”



“Tidak wajar untuk seorang wanita secantik anda berada di restoran mewah ini sendirian bahkan tidak wajar pula jika janjian dengan seorang sahabat wanita di sini. Jadi sedikit hipotesis saya, anda sedang ada berada di sini karena terpaksa untuk meeting dengan klien atau anda sedang ada janji untuk sebuah kencan !”



Virli tertawa ringan. “Terlalu formal dengan kata ‘anda’ panggil aja aku Virli !”



“Aku Radit !” sang pria mengulurkan tangannya. “follower setia kamu, tau kan ?!”



“Radit the Gym Rat8, Oh my God !” Virli menjabat tangannya. “Nggak nyangka ketemu di sini !” dalam hati Virli berkata bodoh, tentu semua orang tau dia tikus Gym karena badannya yang besar seperti kuda di suntik steroid.



Virli tau bahwa Gaya bicara Radit yang dibuat-buat seperti James Bond merupakan bagian dari triknya. Mengenali siapa yang akan di mangsa merupakan salahsatu bagian terpenting bagi Radit sang playboy professional dia bisa mengerti seorang wanita hanya dari gerak tubuh atau body language (tentu kemampuan dasar untuk menentukan baseline). Radit juga mempersiapkan diri dengan membaca profile Virli sebelumnya di internet jadi Pria tampan ini tau bahwa Virli suka membaca novel thriller dan mengambil kesimpulan bahwa akan sangat menarik jika dia pamer beberapa trik ala detektif untuk mendapatkan simpati dari Virli. Tapi mempersiapkan scenario seperti ini saja tidak cukup. Radit sudah trial and error untuk trik James Bond ini pada belasan wanita karena itu dia terlihat tidak canggung samasekali dia percaya diri bahwa triknya pasti berhasil.



Sayangnya Radit membuat kesalahan besar dia merasa terlalu tinggi seolah tau banyak hal tentang wanita-wanita Megapolitan terutama yang cantik dan kaya, Radit sendiri memiliki kesimpulan dari pengalaman-pengalamannya bahwa cewe cantik biasanya bodoh begitu juga dengan Virli pikirnya. Satu hal yang tidak diketahui Radit adalah bahwa Virli memiliki pekerjaan parttime sebagai seorang interrogator professional, private interrogator tapi tanpa lisensi walaupun begitu gadis cantik ini sering di minta tenaga dan keahliannya untuk membantu kepolisian dalam mengungkap sebuah kasus.



Saat ini Virli yang sedang menganalisis perilaku Radit.



Percakapan terus berlanjut di mulai dengan obrolan ringan seputar lingkungan kerja hobby, social networking, foursquare dan novel-novel yang biasa dia baca. Pertanyaan-pertanyaan ringan biasanya tidak di jawab dengan berbohong. Setelah mengetahui kondisi dan perilaku Radit yang tidak berbohong Virli menetapkan Baseline nya. Sebagai seorang interrogator dia wajib memiliki kemampuan untuk mengungkap kebohongan dari sang terduga kejahatan. Ada tiga cara standar yang biasa dilakukan untuk mengungkap kebohongan. Pertama setelah menentukan Baseline Behavior Virli melihat nonverbal atau bahasa tubuh, Radit terlihat sangat professional dalam berbohong terutama bermain dengan bahasa tubuh senyum diwajahnya gerak bahunya dagunya gerak tangannya semua sempurna untuk menggoda seorang gadis. Dia tidak menunjukan tanda-tanda berbohong secara fisik seperti mengaruk hidung ataupun mata yang terlihat berbohong. Kedua nada bicaranya yang terkadang serius tegas juga diselingi oleh canda dan tawa. Artikulasi dan Intonasinya dalam berbicara benar-benar natural. Ketiga adalah isi pembicaraan.



“Kamu sendiri bekerja di bidang apa ?” Virli melemparkan pertanyaan spekulasi.



“Aku analist di bidang keuangan dan investasi. Mencari sumber dana setelah itu aku memutarnya kembali dalam berbagai investasi. Kamu taulah hampir tidak pernah libur bahkan sabtu dan minggu terkadang aku meeting dengan klien di Wine Club atau Golf Course !”



“Aku punya teman yang bekerja sebagai analist pasar keuangan dia bilang dia bermain di mata uang asing? Dollar yen poundsterling ? kamu juga ?”



“Ya, pasar modal pasar saham keuangan jual beli tapi aku bukan broker aku dibagian analisisnya kamu tau cadle stick analisis time series statistic yang memusingkan membuatku harus minum banyak gula !” Radit tertawa menebar pesona. “Aku juga bermain di index IHSG Hangseng SP50* !” tambahnya.



Tepat seperti yang Virli duga. Radit tidak menguasai materi pembicaraan bahkan dia tidak mengoreksi pertanyaan Virli. Seharusnya Jika Radit memang seorang analist keuangan atau seorang yang pernah belajar manajemen keuangan dia pasti akan langsung meralat dan menjelaskan ke Virli bahwa pasar keuangan di bagi dua; pertama pasar uang yaitu tempat transaksi/jualbeli mata uang asing. Dan kedua pasar modal tempat transaksi/jual beli surat berharga seperti saham dan obligasi serta index. Virli juga berpikir pasti jika dia bertanya tentang apa itu index pada Radit jawabannya akan semakin mengacau tak jelas.



Kebodohan ini pasti terungkap bukan hanya oleh Virli. Banyak wanita-wanita lain yang cerdas dan kaya yang juga tau akan hal ini tetapi mereka tidak merasa di bodohi karena Fisik Radit yang menawan. Virli mereview catatannya ada beberapa akuntan wanita, staff keuangan dan bahkan Bankir terkemuka yang pernah jatuh kedalam pelukan Radit tanpa peduli dengan kebohongannya. ‘Teori Pria Tampan’ Virli menyebutnya untuk keadaan ini. Misalkan seorang gadis di hadang oleh perampok dalam dua situasi yang berbeda pertama sang gadis diselamatkan oleh cowo bertampang pas-pasan, kedua sang gadis diselamatkan oleh pria tampan. Kesimpulan sang gadis untuk situasi pertama dia berkata sang pria berwajah pas-pasan bersekongkol dengan para perampok, sedangkan untuk situasi kedua sang gadis berkata sang pria tampan pahlawan ku. Padahal belum tentu pria tampan itu bermaksud baik pada sang gadis tapi mata dan pikiran sang gadis sudah tak peduli dengan hal lain selain sang pria tampan hingga mengabaikan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sama seperti pria yang berada di hadapannya semua kata-kata manis nya nggak jauh beda dari para playboy kampung yang sering Virli temui di internet, jika saja Radit tidak berwajah tampan sudah pasti semua kata yang diucapkannya disebut rayuan gombal atau sampah. Tapi karena Radit berwajah tampan semua wanita yang digodanya menyebutnya dia pria yang ramah perhatian royal dan seterusnya segala pujian dari para wanita.



“Kudengar kamu punya hubungan dengan Melina D itu ?”



“Bu Melina dia hanya partner Bisnis ku, dia seorang senior yang sangat aku hormati Bankir yang sukses. Mengajari ku banyak hal tentang masalah keuangan hingga cara bertata krama dengan klien, ya dia wanita yang sangat hebat !”



“Benar nih ? aku dengar kamu punya hubungan khusus !”



Radit tertawa tetapi dengan mata yang berbeda. Mata nya Radit seolah bicara jika kamu ingin tau rahasia ku sebaiknya pertama-tama kita check in dulu ke sebuah hotel exercise dan party-party bersama ku sebelum tidur. Kamu tau aku adalah ahlinya dalam bidang ini.



“Kamu ingin tau lebih lanjut ?” sebuah jeda. “Ya aku memang pernah memiliki hubungan khusus dengannya tapi satu hal sehebat apapun Bu Melina secantik apapun dia. Tidak ada apa-apanya di banding kecantikan dan kecerdasaan kamu !” ucap Radit dengan berbisik.



Virli hanya diam gugup tapi dalam hati, dia sangat muak dengan permainan ini. Seandainya saja dia berada di luar Restoran seandainya saja tempat ini begitu sepi ingin rasanya dia menghajar Radit habis-habisan dengan tendangan Taekwondo nya. Di saat-saat paling memuakan di restoran itu tiba-tiba setitik cahaya pun muncul. Febry terlihat melangkah kearah meja nya. Syukurlah ucap Virli dalam hati semuanya sudah berakhir dan secara refleks dia tersenyum serta melambaikan tangan. Si polisi bodoh ini sejak siang mengajak Virli untuk makan malam tapi baru muncul sekarang seperti jagoan di sebuah klimaks film Action.



Virli beranjak dari tempat duduknya dia berdiri di sisi meja “Kenal kan ini Febry, Klien yang tadi aku ceritakan itu !”



Radit juga ikut bangun dari duduknya. “Radit !” Ucapnya sambil mengulurkan tangan kanan ke Febry. Hingga bunyi glock pun terdengar.



Tanpa di sadari sebuah borgol telah terkunci di tangan kanan Radit. Sangat terkejut dia juga melihat sekelilingnya beberapa orang Pria dan wanita juga ikut berdiri dari meja nya menatap ke Radit tetapi bukan tatapan Tanya tentang apa yang sedang terjadi. Mereka menatap karena mereka tau bahwa Virli adalah seseorang yang memang berbeda dari wanita normal pada umumnya.



“Saya Febry dari Kepolisian. Anda di tahan karena terkait dengan aliran dana ‘Pencucian’ uang yang di lakukan Ibu Melina D. semua barang mewah yang anda miliki kami sita sebagai barang bukti, segala penyangkalan anda bisa sampai di pengadilan nanti, sekarang anda mesti ikut dengan kami !”



Radit hanya terpaku tidak bisa berkata-kata dan dalam hati dia bertanya apa yang dilakukan wanita cantik ini ? sambil menatap ke Virli.



“Sebelumnya kan aku sudah bilang aku berada di sini untuk bertemu dengan klien. Tanpa mengatakan siapa klienku tentunya karena klien ku kali ini adalah para tim investigasi kasus Melina D dari Kepolisian. Hampir lupa aku belum mengatakan bahwa pekerjaan part time ku adalah private interrogator. Seperti kata ku tadi lagu favorit ku Misery Business dari Paramore !” Ucapnya sambil tersenyum menang. “Ini hanya Bisnis jadi jangan di masukan ke dalam Hati ya !”



Virli memasang Headset ke telingan kanannya dan sebuah lagu mengalun keras I'm in the business of misery, let's take it from the top…



Dia mengingat 2 minggu sebelumnya di saat briefing bersama dengan Tim Investigasi kasus Melina D. di sebuah ruangan di Gedung Polda Metro. Virli memberi kursus kilat untuk para anggota polisi tersebut tentang mengungkap kebohongan dari pelaku kejahatan.



“Teori singkatnya !” Ucap Virli Tegas. “Dalam Kinesics kamu mesti melihat beberapa hal pertama gerak tubuhnya body language dari sang pembohong lihat tangannya lengan dan kakinya. Biasanya tangannya akan menyentuh wajah, telinga ataupun belakang leher. Ini adalah tanda-tanda dia sedang berada dalam keadaan gugup. Kedua lihat micro ekspresinya lihat pada wajahnya jika seseorang berbohong maka akan ada tanda walaupun hanya sekejap pada wajahnya yang menunjukan tanda dia sedang berada dalam tekanan/ distress akibat kebohongannya. Ketiga lihat apakah dia berkeringat, biasanya jika seseorang berbohong dia akan berkeringat lebih. Keempat perhatikan tenggorokannya apakah dia seperti menelan sesuatu atau menahan air di tenggorokannya karena biasa jika seseorang berbohong dia akan menahan atau melepaskan tensi cairan berlebih pada tenggorokannya. Kelima sadari arah gerak mata dari sang pembohong, khusus untuk yang ini dan microexpression membutuhkan buku tersendiri untuk membahasnya bisa jadi ratusan halaman. Terakhir yang paling penting dalam kinesics adalah kamu mesti mengerti Base line Behavior dari yang kamu wawancara karena Base line ini menentukan perbedaan di mana dia sedang jujur atau dia sedang berbohong. Bisa jadi tanda-tanda fisik yang kamu lihat saat wawancara memang keadaan fisiknya di saat dia tidak berbohong. Ini hanya dari sisi Kinesics sementara Interogasi lebih dari sekedar Kinesics kamu harus menguasai materi yang di bicarakan oleh tersangka dalam hal ini kamu harus memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai hal !”



“Karena itu kami membutuhkan bantuan anda Nona Virli kami butuh seorang private interrogator !” Salut sang Komandan Polisi. Sementara Para polisi yang lain berbisik di telinga Febry. “Buset dah? Darimana lo bisa kenal cewe seperti dia ?” Virli mendengarnya dan hanya tersenyum.



Dua orang Polisi berbadan besar yang sudah menunggu di meja sekarang membawa Radit. Sang Pria tampan itu berteriak-teriak tidak bersalah. Radit berteriak memaki akan menuntut balik. Sementara Virli menikmati kemenangan kecilnya bersama dengan Lagu dari Paramore. And if you could then you know you would 'Cause God, it just feels so It just feels so good…



Di depan Parkiran Febry bertanya ke Virli. “Hasil rekamannya gimana senpai ?”



“Bukti rekamannya sudah aku kirim ke email kamu, tadi aku tidak sempat bikin catatan tapi aku yakin komandan kamu pasti bisa langsung tau ke dudulan Radit dari rekaman itu. Dia bukan seorang analist keuangan. Dan jika ingin pembuktian lebih, kamu bisa mengirim anggota polisi yang pernah kuliah jurusan ekonomi untuk membantai dia di ruang interogasi !”



“Hai senpai, hontou ni Arigatou!*” Febry tertawa bangga.





.............

nb :

- yang dikasih tanda (*) sebenarnya untuk catatan kaki

- maklum kalau banyak salah ketik coz belum di edit

No comments:

Post a Comment